PRETEST :
1. Sebutkan histologi selaput janin
2. Fungsi cairan amnion
3. Mikrobiologi penyebab infeksi dan vaginal discharge nya H—c.s.
4. Pengertian polihidroamnion dan oligohidroamnion
PRASYARAT
1. Histologi selaput janin
• Pasien memiliki kebiasaan menahan buang air kecil, sedikit meminum air putih.
• Pasien mengaku lulusan SMP dan bekerja sebagai buruh kasar di sebuah pabrik tekstil
dengan jam kerja yang panjang dan melelahkan.
o HPHT : 6 agustus 2016
o Taksiran lahir : 13 Mei 2017
o Siklus haid : teratur, 28 hari, lamanya 5 hari
o Riwayat PNC : Teratur kontroll ke bidan setiap bulan
o RPD : Hipertensi (-), DM(-), Asma (-)
o RPK : Hipertensi (-), DM(-), Asma (-)
o Riwayat KB : tidak pernah
o Riwayat Oprasi : tidak pernah
o Riwayat kebiasaan : Merokok (+), alcohol (-)
o Riwayat alergi : tidak ada
Pemeriksaan fisik
Status generalis
Status obstetrikus
o Pemeriksaan Luar
▪ TFU : 29 cm
▪ LP : 97 cm
▪ Letak janin : memanjang
▪ His : (+) jarang
▪ BJJ : 120x/menit (12-12-12)
▪ TBBA : 2600 gram
▪ Leopold I : fundus teraba bagian keras, bulat, dan melenting
▪ Leopold II : teraba tahanan terbesar di sebelah kiri
▪ Leopold III : Teraba bagian lunak, kurang bundar, kurang melenting
▪ Leopold IV : konvergen
o Pemeriksaan dalam (Tidak dilakukan)
o Inspekulo
▪ Vulva/vagina : DBN
▪ Fluor :-
▪ Fluksus :+
▪ Portio : OUE : tampak keluar cairan merembes
▪ Nitrazine test : + (merah biru)
DIAGNOSIS BANDING
• G1P0A0 Gravia 34-35 minggu dengan ketuban pecah sebelum waktunya + letka
sungsang + Kala II memanjang + ISK
• G1P0A0 Gravida 34-35 minggu dengan ketuban pecah sebelum waktunya + letak
sungsang + prolapsus tali pusat +ISK
• G1P0A0 Gravida 34-35 mingg dengan Ketuban pecah sebelum waktunya + letak
sungsang + mekonium + ISK
KRITERIA DIAGNOSIS
DEFINISI
Merupakan rupturnya selaput janin (khorioamnion) sebelum onset persalinan (belum terjadi his)
KLASIFIKASI
▪ PPROM (Preterm Premature Rupture of Membrane) KPD pada usia kehalmilan < 37
minggu
▪ PROM (Premature Rupture of Membrane) KPD pada usia kehamilan ≥ 37 minggu dan
pembukaan < 4 cm
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
GEJALA KLINIS
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Hematologi rutin
• Urinalisis rutin
• Kulture dan hitung kuman + tes resistensi dari BP Urine
• USG
PENATALAKSANAAN
4. Pengelolaan Aktif
• Cek skor pelvik (bishop) harus >5
• Jika <5 lakukan pematangan serviks lalu induksi
• Jika gagal Sectio Caesar
Cek skor pelvik
>5 <5
Berhasil Gagal
Section caesar
• Farmakologis :
o Kehamilan 20 – 28 minggu
▪ Misoprostol 100 μg intravaginal diulang 1x lagi 6 jam setelah
pemberian yang pertama
ATAU
▪ Pemasangan batang laminaria selama 12 jam
ATAU
▪ Oksitosin 5 IU dalam dextrose 5% mulai dari 20 tetes – 60 tetes
/ menit dinaikan tiap 15 menit
▪ Histerektomi apabila melahirkan pervagnam gagal atau indikasi
ibu
o Kehamilan >28 minggu
▪ Misoprostol 50 μg intravaginal diulangi 1x lagi 6 jam setelah
pemberian yang pertama
▪ Oksitosin 5 IU dalam dextrose 5%
mulai dari 20 tetes – 60 tetes / menit untuk primi dan multipara
mulai dari 20 tetes – 40 tetes / menit untuk grandemulti
Lakukan sebanyak 2 labu, dengan jeda 2 jam
▪ Sectio Caesar jika pervaginam gagal
PENCEGAHAN
Note: matriks metalloproteinase berperan dalam degradasi matriks ekstracelluler yang terjadi di
periodontitis, arthritis, dan KPSW. Tapi belum terbukti untuk mencegah KPSW
KOMPLIKASI
• Persalinan premature
• Sindrom deformitas janin
• Prolapsus tali pusat
• Hipoksia dan asfiksia
• Infeksi
PROGNOSIS