PRASYARAT
1. Anatomi uterus
• Uterus
o Letak: pada cavitas pelvis
o Ukuran:
§ Panjang: 7,5 cm
§ Lebar: 5 cm
§ Tebal: 2 cm
§ Berat: 90 gram
o Terbagi menjadi 2 bagian:
§ Corpus uteri, termasuk didalamnya:
ü Fundus uteri
§ Cervix uteri, termasuk didalamnya:
ü Isthmus: dari ostium anatomicum uteri internum sampai
ostium histologicum uteri internum
ü Portio supravaginalis cervicis (antara isthmus dan vagina)
ü Portio vaginalis cervicis (mengelilingi ostium uteri)
o Ligamentum yang melekat pada corpus uteri:
§ Lig. Teres uteri
§ Lig. Ovarii proprium
o Ligamentum yang melekat pada cervix uteri:
§ Lig. Cardinale
§ Lig. Rectouterina
o Lapisan-lapisan dinding uterus (dalam ke luar)
§ Endometrium
§ Myometrium
§ Perimetrium
o Uterus terletak dalam posisi:
§ Anteversio: Anterosuperior terhadap sumbu vagina
§ Anteflexio: Fleksi ke anterior terhadap sumbu cervix uteri
o Vaskularisasi:
§ A. Uterina, a. Ovarica
o Persyarafan:
§ Simpatis: Plexus Hypogastricus
§ Parasimpatis: n. Sacralis II, III, dan IV
Keduanya menuju ke Plexus Frankenhausen (untuk kontraksi otonom saat
persalinan) yang terletak di pangkal lig. sacrouterinum
2. Histologi uterus
• Dinding corpus uteri terdiri atas 3 lapisan
o Endometrium
§ Endometrium merupakan lapisan mukosa uterus:
ü Epitel selapis silindris à mengandung sel bersilia dan sel
sekretori
ü Lamina propria à mengandung banyak glandula uterine,
jar. ikat kolagen dan retikuler ireguler dengan sel-sel stelat
serta leukosit
§ Endometrium dapat dibagi atas lapisan:
ü Stratum fungsionale à lapisan yang akan dilepaskan saat
menstruasi, mengandung a. spiralis
ü Stratum basale à untuk regenerasi, mengandung a. Basalis
o Myometrium
§ Terdiri atas 3 lapisan otot yang sulit dibedakan batasnya (dari
dalam ke luar):
ü Otot polos longitudinal
ü Otot polos sirkuler
ü Otot polos longitudinal
§ Di tengah lapisan otot ini terdapat stratum vaskulare berisi a.
arcuata
§ Ketebalan lapisan ini dipengaruhi oleh aktivitas hormone estrogen
à pada kehamilan terjadi hyperplasia dan hipertrofi myometrium
§ Ke arah cervix myometrium akan digantikan oleh jar. ikat fibrosa
o Perimetrium
§ Pada bagian fundus dan posterior uterus (daerah yang ditutupi
peritoneum), perimetrium merupakan tunika serosa à jar. ikat
tipis dengan mesotel
§ Pada bagian anterior uterus merupakan tunika adventitia
• Dinding cervix uteri:
o Tunica mukosa
§ Epitel selapis silindris (sekretoris) à pada endocervix
Epitel berlapis gepeng tak berkeratin à pada exocervix (portio
vaginalis cervices
§ Lamina propria à galndula cervicalis, jar. ikat padat kolagen &
elastis
o Tunica muscularis (tipis)
DIAGNOSIS BANDING
DEFINISI
Menurut WHO: keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, yaitu
usia kehamilan < 22 minggu dengan berat badan janin < 500 gram
KLASIFIKASI
• Berdasarkan waktunya:
o Abortus dini: terjadi pada trimester pertama (< 12 mgg.)
o Abortus lanjut: terjadi pada trimester kedua (antara 12-24 mgg.)
• Berdasarkan kejadian:
o Abortus spontan: keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis maupun
mekanis
o Abortus buatan
§ Abortus buatan menurut kaidah ilmu: sesuai indikasi untuk kepentingan
ibu
§ Abortus buatan criminal: pengguguran tanpa alasan medis yang sah,
dilarang oleh hokum
• Berdasarkan manifestasi klinis
o Abortus imminens
Didiagnosis bila seorang wanita hamil < 20 minggu mengeluarkan darah per
vaginam. Ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih dalam kandungan
o Abortus insipiens
Berarti abortus sedang berlangsung. Didiagnosis bila seorang wanita hamil <20
minggu mengalami perdarahan banyak, kadang disertai gumpalan darah dan nyeri
karena kontraksi kuat uterus serta terdapat dilatasi serviks. Hasil konsepsi masih
dalam uterus
o Abortus inkomplit
Didiagnosis bila sebagian hasil konsepsi telah lahir/teraba di vagina tetapi sebagian
masih tertinggal, biasanya jaringan plasenta. Perdarahan biasanya terus
berlangsung, dapat banyak dan membahayakan ibu. Cervix tetap terbuka, dapat
terasa nyeri tapi tak sekuat abortus insipiens
o Abortus komplit
Bila hasil konsepsi lahir lengkap dan tidak perlu kuretase.
o Missed abortion
Bila hasil konsepsi yg telah mati tertahan di dalam Rahim selama 8 minggu atau
lebih.
EPIDEMIOLOGI
PATOGENESIS
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
• Anamnesis:
o Abortus imminens
§ Riwayat terlambat haid dengan hasil b-HCG (+) dengan usia kehamilan
dibawah 20 minggu
§ Pendarahan per vaginam yang tak terlalu banyak, berwarna kecoklatan
bercampur lendir
§ Tidak disertai nyeri atau kram
o Abortus insipiens
§ Pendarahan bertambah banyak, berwarna merah segar disertai terbukanya
serviks
§ Perut nyeri ringan atau spasme (seperti kontraksi saat persalinan)
o Abortus inkomplit
§ Pendarahan aktif
§ Nyeri perut hebat seperti kontraksi saat persalinan
§ Pengeluaran sebagian hasil konsepsi
§ Mulut rahim terbuka dengan sebagian sisa konsepsi tertinggal
§ Terkadang pasien datang dalam keadaan shock akibat pendarahan
o Abortus komplit
§ Pendarahan sedikit
§ Nyeri perut atau kram ringan
§ Mulut sudah tertutup
§ Pengeluaran seluruh hasil konsepsi
• Pemeriksaan fisik
o Pemeriksaan tanda vital
o Penilaian tanda-tanda shock
o Pemeriksaan konjungtiva untuk tanda anemia
o Mencari ada atau tidaknya massa abdomen
o Tanda akut abdomen atau defense muskuler
o Pemeriksaan ginekologi
• Pemeriksaan penunjang
o Pemeriksaan darah perifer lengkap
§ Hemoglobin dan hematokrit à mendeteksi anemia hemoragik
§ Trombosit
§ Fibrinogen, waktu perdarahan, waktu pembekuan, waktu prothrombin
o Golongan darah dan faktor Rh
o Pemeriksaan tes kehamilan (b-HCG) à biasanya masih positif 7-10 hari setelah
abortus
o USG
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan umum
• Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum ibu termasuk tanda-
tanda vital.
• Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan sistolik <90
mmHg).
• Bila terdapat tanda-tanda infeksi
o Ampicilin 2 g IV/IM kemudian 1 g setiap 6 jam.
o Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
o Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
• Dukungan emosional dan konseling kontrasepsi pasca keguguran.
2. Penatalaksanaan berdasarkan jenis abortus
• Abortus imminens
o Pertahankan kehamilan à vitamin ibu hamil diteruskan, tablet penambah
darah
o Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan/ hubungan seksual à tirah
baring
o Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu pada pemeriksaan antenatal
selanjutnya ( cek Hb dan USG panggul serial setiap 4 minggu).
o Jika perdarahan terjadi lagi, lakukan penilaian ulang.
o Jika perdarahan tidak berhenti nilai kondisi janin dengan USG, dan nilai
kemungkinan adanya penyebab lain.
• Abortus insipiens
o Observasi tanda vital
o Bila kondisi stabil, rujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih lengkap untuk
pengeluaran hasil konsepsi
o Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau
dengan cunam abortus, disusul dengan kerokan
• Abortus inkomplit
o Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
o Evaluasi tanda-tanda syok
§ Bila syok karena pendarahan, pasang IV line segera dan berikan
infus NaCl fisiologis atau cairan RL disusul darah, rujuk bila sudah
teratasi untuk dilakukan kuretasi
o Pasca tindakan, berikan ergometri IM
• Abortus komplit
o Tidak diperlukan evakuasi lagi.
o Dianjurkan konsumsi makanan mengandung protein dan mineral
o Apabila terdapat anemia sedang, berikan
§ Tablet sulfas ferosus 600 mg/ hari selama 2 minggu, jika anemia
berat berikan transfusi darah.
§ Evaluasi keadaan ibu setelah 2 minggu.
3. Rencana tindak lanjut
• Melakukan konseling untuk memberikan dukungan emosional
• Menganjurkan penggunaan kontrasepsi pasca keguguran karena kesuburan dapat
kembali kira-kira 14 hari setelah keguguran. Untuk mencegah kehamilan, Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) umumnya dapat dipasang secara aman
setelah aborsi spontan atau diinduksi. Kontraindikasi pemasangan AKDR pasca
keguguran antara lain adalah infeksi pelvik, abortus septik, atau komplikasi serius
lain dari abortus.
• Follow up dilakukan setelah 2 minggu.
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
• Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abotus yang rekuren mempunyai
prognosis yang baik sekitar >90 %
• Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan keberhasilan
kehamilan sekitar 40-80 %.
• Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung janin pada
kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi spontan yang tidak
jelas.