Anda di halaman 1dari 17

MODUL II BLOK 15-16 – ABORTUS

PRASYARAT
1. Anatomi uterus
• Uterus
o Letak: pada cavitas pelvis
o Ukuran:
§ Panjang: 7,5 cm
§ Lebar: 5 cm
§ Tebal: 2 cm
§ Berat: 90 gram
o Terbagi menjadi 2 bagian:
§ Corpus uteri, termasuk didalamnya:
ü Fundus uteri
§ Cervix uteri, termasuk didalamnya:
ü Isthmus: dari ostium anatomicum uteri internum sampai
ostium histologicum uteri internum
ü Portio supravaginalis cervicis (antara isthmus dan vagina)
ü Portio vaginalis cervicis (mengelilingi ostium uteri)
o Ligamentum yang melekat pada corpus uteri:
§ Lig. Teres uteri
§ Lig. Ovarii proprium
o Ligamentum yang melekat pada cervix uteri:
§ Lig. Cardinale
§ Lig. Rectouterina
o Lapisan-lapisan dinding uterus (dalam ke luar)
§ Endometrium
§ Myometrium
§ Perimetrium
o Uterus terletak dalam posisi:
§ Anteversio: Anterosuperior terhadap sumbu vagina
§ Anteflexio: Fleksi ke anterior terhadap sumbu cervix uteri
o Vaskularisasi:
§ A. Uterina, a. Ovarica
o Persyarafan:
§ Simpatis: Plexus Hypogastricus
§ Parasimpatis: n. Sacralis II, III, dan IV
Keduanya menuju ke Plexus Frankenhausen (untuk kontraksi otonom saat
persalinan) yang terletak di pangkal lig. sacrouterinum
2. Histologi uterus
• Dinding corpus uteri terdiri atas 3 lapisan
o Endometrium
§ Endometrium merupakan lapisan mukosa uterus:
ü Epitel selapis silindris à mengandung sel bersilia dan sel
sekretori
ü Lamina propria à mengandung banyak glandula uterine,
jar. ikat kolagen dan retikuler ireguler dengan sel-sel stelat
serta leukosit
§ Endometrium dapat dibagi atas lapisan:
ü Stratum fungsionale à lapisan yang akan dilepaskan saat
menstruasi, mengandung a. spiralis
ü Stratum basale à untuk regenerasi, mengandung a. Basalis
o Myometrium
§ Terdiri atas 3 lapisan otot yang sulit dibedakan batasnya (dari
dalam ke luar):
ü Otot polos longitudinal
ü Otot polos sirkuler
ü Otot polos longitudinal
§ Di tengah lapisan otot ini terdapat stratum vaskulare berisi a.
arcuata
§ Ketebalan lapisan ini dipengaruhi oleh aktivitas hormone estrogen
à pada kehamilan terjadi hyperplasia dan hipertrofi myometrium
§ Ke arah cervix myometrium akan digantikan oleh jar. ikat fibrosa
o Perimetrium
§ Pada bagian fundus dan posterior uterus (daerah yang ditutupi
peritoneum), perimetrium merupakan tunika serosa à jar. ikat
tipis dengan mesotel
§ Pada bagian anterior uterus merupakan tunika adventitia
• Dinding cervix uteri:
o Tunica mukosa
§ Epitel selapis silindris (sekretoris) à pada endocervix
Epitel berlapis gepeng tak berkeratin à pada exocervix (portio
vaginalis cervices
§ Lamina propria à galndula cervicalis, jar. ikat padat kolagen &
elastis
o Tunica muscularis (tipis)

3. Fisiologi system reproduksi wanita


• Organ reproduksi akan mencapai tahap sempurna setelah hipofisis menyekresikan
hormone gonadotropik yang menyebabkan terjadinya menarche
• Setelah menarche akan dimulai siklus menstruasi yang dapat berlangsung selama
28-35 hari selama usia reproduksi. Saat usia reproduksi berakhir, siklus akan
berhenti yang disebut menopause
• Hormon-hormon yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah FSH & LH yang
disekresikan hipofisis anterior oleh rangsangan GnRH dari hipotalamus, serta
Estrogen & Progesteron yang dihasilkan sel folikel atau corpus luteum. Interaksi
sebagai berikut:
3
1 5
2 4

1) Awal fase folikuler: Hipotalamus menghasilkan GnRH, memicu sekresi


FSH dan LH oleh hipofisis anterior. FSH yang dihasilkan akan memicu
perkembangan folikel di ovarium. Sel folikuler dari folikel muda akan
menghasilkan estrogen kadar rendah
Kadar estrogen yang rendah akan memberikan feedback negative ke
hipotalamus dan sel penghasil FSH di hipofisis, walau demikian
inhibisinya terhadap FSH tidak terlalu kuat, oleh karena itu pada fase ini
akan terjadi peningkatan kadar FSH, LH dan Estrogen
2) Awal proses ovulasi (ADA DI MODUL): Setelah folikel menjadi matur
(folikel de graaf) akibat rangsangan FSH, diproduksi estrogen kadar
tinggi oleh sel folikuler matur yang memiliki feedback positif terhadap
hipotalamus sehingga GnRH meningkat (à FSH dan LH ↑), dan
terhadap sel yang memproduksi LH di hipofisis (à LH ↑↑). Hal ini
menyebabkan peningkatan drastis kadar LH (LH surge). FSH tak
meningkat setinggi LH karena adanya inhibin yang juga dihasilkan sel
folikuler
3) LH surge & ovulasi (ADA DI MODUL): LH surge menyebabkan:
§ Sintesis estrogen oleh sel folikel dihentikan à menyebabkan kadar
estrogen sempat menurun sesaat sesudah ovulasi
§ Inisiasi meiosis oocyte dalam follicle yang berkembang jadi folikel
de graaf
§ Peningkatan produksi prostaglandin local à perubahan vaskuler
à folikel membengkak à induksi pencernaan enzimatik dinding
folikel à dinding folikel rupture à ovulasi
§ Diferensiasi sel folikel menjadi sel luteal
4) Awal fase luteal: corpus luteum terbentuk, mengandung sel theca lutein
dan sel granulosa lutein. Kedua sel ini berperan dalam menghasilkan
progesterone dan estrogen. Progesteron berperan utama dalam
mempertebal lapisan endometrium dan memberikan feedback negative
kepada hipotalamus dan sel penghasil FSH, sehingga selama fase luteal
kadar FSH dan LH rendah serta tak ada folikel baru yang berkembang.
Corpus luteum akan bertahan selama 14 hari
5) Awal fase menstruasi: Setelah corpus luteum berdegenerasi, kadar
progesterone dan estrogen akan menurun. Progesteron yang memberikan
feedback negative sudah hilang sehingga FSH akan kembali meningkat,
memungkinkan folikel baru untuk berkembang. Estrogen yang menurun
juga akan mengkonstriksikan arteri yang menyuplai darah endometrium.
Sehingga endometrium akan meluruh dalam fase menstruasi
SKENARIO
Anamnesis
• Wanita 20 th
• G1P0A0: Hamil pertama, belum pernah melahirkan, belum pernah mengalami abortus
• KU : Perdarahan dari jalan lahir sejak 3 hari yl à Perdarahan abnormal : bisa dari uterus
(endometrium, cervix); dari plasenta; dari tuba uterina ( pars uterina) ; dari vagina; dari
labium minus; dari uretra
• semakin hari semakin sakit dan banyak ( 3 pembalut) à suspek perdarahan pervaginam
(suspek abortus/ kehamilan ektopik yang terganggu/ mola hidatidosa)
• Darah begumpal-gumpal à banyak
• Adanya jaringan keluar dari jalan lahir àjaringan konsepsi, GK abortus (abortus komplit
/ inkomplit)
• Sudah kontrol seminggu yl : hamil 8-9 minggu (dari hasil USG) à perdarahan abnormal
terjadi pada usia kehamilan muda sehingga suspek abortus/ mola. Menyingkirkan adanya
kehamilan ektopik
• USG 1 miggu yl : adanya subchorionic bleeding à FR/GK awal abortus
• Disarankan bed rest namun masih bekerja sebagai instruktur fitnes aerobik dan tetap
aktivitas biasa à suspek etiologi abortus (untuk mencegah subchrorionic bleeding dapat
bertambah besar dan menyebabkan abortus, maka perlu bed rest, mengurai aktivitas,
tidak melakukan pekerjaan berat)
• Hubungan intim dilakukan 1 hr sebelum perdarahan hebat à coitus pada kehamilan
muda : FR risiko abortus (subchrorionic bleeding bertambah besar dengan melakukan
hubungan intim)
• Haid terakhir tidak jelas karena lupa
• RPD : penyakit kronis disangkal (mencari etiologi abortus)
• Riwayata diurut dan minum obat/jamu penggugur disangkal (mencari etiologi abortus)

DIAGNOSIS BANDING

ABORTUS Mola Hidatidosa Kehamilan Ektopik yang


terganggu

- Pedarahan per - Pedarahan per vaginam - Pedarahan per vaginam


vaginam
- Nyeri pada rongga panggul - Nyeri hebat
- Nyeri sedikit / kram
- Ciri khas : Mual dan mutah - Pemeriksaan kehamilan
perut/nyeri seperti
lebih sering ektopik dapat
melahirkan
menggunakan USG atau
- Ukuran uterus tidak normal
- Uterus : dapat HCG-B
sesuai umur kehamilan
kembali seperti awal/
terdapt janin
ABORTUS

DEFINISI

Menurut WHO: keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, yaitu
usia kehamilan < 22 minggu dengan berat badan janin < 500 gram

ETIOLOGI / FAKTOR RESIKO

• Faktor fetal (janin)


o Kelainan genetik (kromosom)
o Kelainan telur (telur kosong/blighted ovum)
o Kerusakan embrio
o Abnormalitas pembentukan placenta (hipoplasi trofoblas)
• Faktor Maternal
o Penyakit infeksi (virus, bakteri, parasit)
o Gangguan hormonal/endokrin (hipotiroidisme, defisiensi insulin)
o Gangguan immunologis (inkompatibilitas system HLA)
o Penyakit vaskuler (Hipertensi vaskuler)
o Trauma (misalnya trauma akibat pembedahan)
o Kelainan uterus (hypoplasia uterus, mioma, servix inkompeten, retroflexion uteri
gravidi incarcerata)
• Faktor eksternal
o Radiasi
o Obat-obatan (antagonis asam folat, antikoagulan, dll.)
o Bahan kimia lainnya (contohnya bahan yang mengandung arsen dan benzene)

KLASIFIKASI

• Berdasarkan waktunya:
o Abortus dini: terjadi pada trimester pertama (< 12 mgg.)
o Abortus lanjut: terjadi pada trimester kedua (antara 12-24 mgg.)
• Berdasarkan kejadian:
o Abortus spontan: keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis maupun
mekanis
o Abortus buatan
§ Abortus buatan menurut kaidah ilmu: sesuai indikasi untuk kepentingan
ibu
§ Abortus buatan criminal: pengguguran tanpa alasan medis yang sah,
dilarang oleh hokum
• Berdasarkan manifestasi klinis
o Abortus imminens
Didiagnosis bila seorang wanita hamil < 20 minggu mengeluarkan darah per
vaginam. Ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih dalam kandungan
o Abortus insipiens
Berarti abortus sedang berlangsung. Didiagnosis bila seorang wanita hamil <20
minggu mengalami perdarahan banyak, kadang disertai gumpalan darah dan nyeri
karena kontraksi kuat uterus serta terdapat dilatasi serviks. Hasil konsepsi masih
dalam uterus
o Abortus inkomplit
Didiagnosis bila sebagian hasil konsepsi telah lahir/teraba di vagina tetapi sebagian
masih tertinggal, biasanya jaringan plasenta. Perdarahan biasanya terus
berlangsung, dapat banyak dan membahayakan ibu. Cervix tetap terbuka, dapat
terasa nyeri tapi tak sekuat abortus insipiens
o Abortus komplit
Bila hasil konsepsi lahir lengkap dan tidak perlu kuretase.
o Missed abortion
Bila hasil konsepsi yg telah mati tertahan di dalam Rahim selama 8 minggu atau
lebih.
EPIDEMIOLOGI

• Di USA, angka kejadian nasional sekitar 10-20%


• Angka kejadian abortus di RS Hasan Sadikin Bandung 18-19%
• Insidensi pada kondisi ibu:
o Primigravida à 5%
o Sudah pernah punya anak à 4%
o Memiliki riwayat abortus à 20-24%
o Sudah 3-4 kali abortus à 40-45%

PATOGENESIS
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
• Anamnesis:
o Abortus imminens
§ Riwayat terlambat haid dengan hasil b-HCG (+) dengan usia kehamilan
dibawah 20 minggu
§ Pendarahan per vaginam yang tak terlalu banyak, berwarna kecoklatan
bercampur lendir
§ Tidak disertai nyeri atau kram
o Abortus insipiens
§ Pendarahan bertambah banyak, berwarna merah segar disertai terbukanya
serviks
§ Perut nyeri ringan atau spasme (seperti kontraksi saat persalinan)
o Abortus inkomplit
§ Pendarahan aktif
§ Nyeri perut hebat seperti kontraksi saat persalinan
§ Pengeluaran sebagian hasil konsepsi
§ Mulut rahim terbuka dengan sebagian sisa konsepsi tertinggal
§ Terkadang pasien datang dalam keadaan shock akibat pendarahan
o Abortus komplit
§ Pendarahan sedikit
§ Nyeri perut atau kram ringan
§ Mulut sudah tertutup
§ Pengeluaran seluruh hasil konsepsi
• Pemeriksaan fisik
o Pemeriksaan tanda vital
o Penilaian tanda-tanda shock
o Pemeriksaan konjungtiva untuk tanda anemia
o Mencari ada atau tidaknya massa abdomen
o Tanda akut abdomen atau defense muskuler
o Pemeriksaan ginekologi
• Pemeriksaan penunjang
o Pemeriksaan darah perifer lengkap
§ Hemoglobin dan hematokrit à mendeteksi anemia hemoragik
§ Trombosit
§ Fibrinogen, waktu perdarahan, waktu pembekuan, waktu prothrombin
o Golongan darah dan faktor Rh
o Pemeriksaan tes kehamilan (b-HCG) à biasanya masih positif 7-10 hari setelah
abortus
o USG

Abortus Abortus Abortus Abortus Missed


imminens insipiens inkomplit komplit abortion
Pendarahan Sedikit, Sedang- Sedang- Sedikit Tidak ada
kecoklatan, banyak, warna banyak,
disertai lendir merah segar pendarahan
aktif
Nyeri perut Sedang Sedang-hebat Sedang-hebat Tanpa/sedikit Tidak ada
Uterus Sesuai usia Sesuai usia Sesuai usia Lebih kecil dari Lebih
gestasi kehamilan kehamilan usia gestasi kecil dari
usia
gestasi
Serviks Tertutup Terbuka Terbuka Terbuka/tertutup Tertutup
Hasil Masih Masih terdapat Sisa hasil Lahir lengkap Janin mati
konsepsi terdapat dalam rahim, konsepsi tapi tak
dalam rahim ketuban teraba dapat teraba ada epulsi
utuh, mungkin jaringan
menonjol konsepsi
Hb & Ht DBN Mungkin Bila Hb < 8 DBN DBN
terdapat gr% à shock
penurunan
USG Hasil Janin biasanya detak jantung Tidak terdapat Tidak
konsepsi: sudah mati bayi (-), hasil konsepsi terdengar
utuh dan terdapat jantung
janin hidup sebagian hasil bayi
atau tidak konsepsi
baik dan
janin mati

PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan umum
• Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum ibu termasuk tanda-
tanda vital.
• Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan sistolik <90
mmHg).
• Bila terdapat tanda-tanda infeksi
o Ampicilin 2 g IV/IM kemudian 1 g setiap 6 jam.
o Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
o Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
• Dukungan emosional dan konseling kontrasepsi pasca keguguran.
2. Penatalaksanaan berdasarkan jenis abortus
• Abortus imminens
o Pertahankan kehamilan à vitamin ibu hamil diteruskan, tablet penambah
darah
o Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan/ hubungan seksual à tirah
baring
o Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu pada pemeriksaan antenatal
selanjutnya ( cek Hb dan USG panggul serial setiap 4 minggu).
o Jika perdarahan terjadi lagi, lakukan penilaian ulang.
o Jika perdarahan tidak berhenti nilai kondisi janin dengan USG, dan nilai
kemungkinan adanya penyebab lain.
• Abortus insipiens
o Observasi tanda vital
o Bila kondisi stabil, rujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih lengkap untuk
pengeluaran hasil konsepsi
o Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau
dengan cunam abortus, disusul dengan kerokan
• Abortus inkomplit
o Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
o Evaluasi tanda-tanda syok
§ Bila syok karena pendarahan, pasang IV line segera dan berikan
infus NaCl fisiologis atau cairan RL disusul darah, rujuk bila sudah
teratasi untuk dilakukan kuretasi
o Pasca tindakan, berikan ergometri IM
• Abortus komplit
o Tidak diperlukan evakuasi lagi.
o Dianjurkan konsumsi makanan mengandung protein dan mineral
o Apabila terdapat anemia sedang, berikan
§ Tablet sulfas ferosus 600 mg/ hari selama 2 minggu, jika anemia
berat berikan transfusi darah.
§ Evaluasi keadaan ibu setelah 2 minggu.
3. Rencana tindak lanjut
• Melakukan konseling untuk memberikan dukungan emosional
• Menganjurkan penggunaan kontrasepsi pasca keguguran karena kesuburan dapat
kembali kira-kira 14 hari setelah keguguran. Untuk mencegah kehamilan, Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) umumnya dapat dipasang secara aman
setelah aborsi spontan atau diinduksi. Kontraindikasi pemasangan AKDR pasca
keguguran antara lain adalah infeksi pelvik, abortus septik, atau komplikasi serius
lain dari abortus.
• Follow up dilakukan setelah 2 minggu.
PENCEGAHAN

• Pemeriksaan rutin ANC


• Makan makanan bergizi
• Menjaga kebersihan diri dan daerah kewanitaan untuk mencegah infeksi
• Hindari rokok, rokok mengandung nikotin vasoaktif yang menghambat sirkulasi
utroplasenta
• Apabila anemia sedang berikan tablet sulfas ferosus 600 mg/hari selama 2 mgg
• Bila anemia berat à transfusi darah

KOMPLIKASI

• Perdarahan à Syok hemoragik


• Perforasi uterus
• Infeksi à Septik syok
• Abortus iminens dapat menjadi abortus komplit/inkomplit

PROGNOSIS

Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi abortus spontan sebelumnya

• Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abotus yang rekuren mempunyai
prognosis yang baik sekitar >90 %
• Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan keberhasilan
kehamilan sekitar 40-80 %.
• Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung janin pada
kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi spontan yang tidak
jelas.

Anda mungkin juga menyukai