Anda di halaman 1dari 6

CRITICAL APPRAISAL

2.1 Tabel Jurnal

No Aspek Keterangan
.
1. Pendahuluan Gejala depresi pada pasien skizofrenia cukup banyak berperan
dalam kepentingan klinis risiko upaya bunuh diri yang lebih
tinggi, kualitas hidup yang lebih rendah, hasil fungsional yang
lebih buruk, jumlah waktu yang dihabiskan di rumah sakit
menjadi lebih lama.
2. Tujuan Tulisan ini bertujuan untuk menilai korelasi klinis dari gejala
Penelitian depresi pada sampel pasien di rumah sakit yang mengalami
episode akut skizofrenia.
3. Metode Penelitian ini melibatkan 72 pasien yaitu 42 pasien wanita dan
Penelitian 30 pasien pria. Penelitian dilakukan di Department of
Psychiatry, Jawaharlal Institute of Postgraduate Medical
Education and Research (JIPMER) dari bulan Januari 2013
hingga Desember 2014. Analisis statistik menggunakan metode
SPSS versi 21.0 dengan uji chi-square atau uji Fisher dengan
koreksi Bonferroni, uji sampel t-test tidak berpasangan atau uji
Mann-Whitney, dan uji korelasi Spearman.
4. Alur
Penelitian
5. Hasil
Penelitian

Usia rata-rata dari sampel pada presentasi 32,68 ± 8,24


tahun (kisaran 18 hingga 53 tahun), dan sebagian besar
pasien (𝑛 = 53, 73,6%) berada pada episode pertama
skizofrenia mereka pada saat evaluasi.
Rata-rata skor CDSS pada pasien ini adalah 2,76; namun,
skor ini tidak terdistribusi normal, dan substansial
minoritas (𝑛 = 11 pasien, 15,3%) memiliki skor CDSS 6
atau lebih besar, yang menunjukkan gejala depresi yang
relevan secara klinis.
Pasien dengan gejala depresi yang signifikan memiliki
tingkat yang lebih tinggi pada total upaya bunuh diri, dan
upaya bunuh diri seumur hidup yang keras (𝑝 <0,01 di
keduanya kasus, uji Fisher) dan melakukan upaya yang
lebih untuk bunuh diri seumur hidup (Mann-Whitney U =
599.5, 𝑝 <0,01).
Kedua kelompok memiliki tingkat fungsi yang rendah
untuk gejala psikotik aktif mereka, tetapi kelompok dengan
gejala depresi yang signifikan memiliki fungsi yang lebih
buruk (MannWhitney 𝑈 = 175.0, 𝑝 = 0,012).
Skor CDSS berkorelasi positif dengan subskala PANSS
positif (Spearman's 𝜌 = 0,335, 𝑝 <0,01) dan psikopatologi
umum (Spearman's 𝜌 = 0,272, 𝑝 = 0,021); di sisi lain,
secara signifikan berkorelasi negatif dengan subskala
sindrom PANSS negatif (Spearman's 𝜌 = −0,365, 𝑝 <0,01).
Hal umum PANSS G6 (depresi) berkorelasi sangat positif
dengan skor CDSS, menunjukkan konvergensi yang baik
antara dua ukuran depresi (Spearman's 𝜌 = 0,522, 𝑝 <0,01).
Hasil akhirnya, skor total GAF dan skor total CDSS
berkorelasi terbalik satu sama lain (Spearman's 𝜌 = −0,317,
𝑝 <0,01).
6. Diskusi Pasien dalam sampel umumnya memiliki tingkat
gejala depresi yang rendah, sebanding dengan yang
diperoleh ketika CDSS diterapkan pada sampel populasi
umum. Namun, lebih dari 15% dari mereka memiliki gejala
depresi yang relevan secara klinis. Temuan ini konsisten
dengan literatur yang diterbitkan sebelumnya, yang
menunjukkan bahwa mayoritas pasien dengan skizofrenia
tidak mengalami depresi pada tingkat sindromal.
Pasien dengan tingkat depresi yang signifikan secara
signifikan mempunyai tingkat perilaku bunuh diri yang
lebih tinggi, ini didefinisikan secara kategori atau dalam hal
jumlah upaya bunuh diri. Hubungan antara gejala depresi
dan bunuh diri dalam skizofrenia didokumentasikan dengan
baik dalam literatur dan temuan penelitian ini sesuai
dengan mereka.
Gejala depresi memiliki hubungan spesifik dengan
dimensi psikosis dalam sampel pasien. Bagaimanapun juga
gejala-gejala ini didefinisikan secara terus menerus atau
menggunakan cut-off, mereka secara positif terkait dengan
gejala positif. Hubungan ini telah ditemukan dalam
penelitian sebelumnya pada pasien dengan psikosis aktif.
Telah dikemukakan bahwa gejala berbasis pada suasana
hati tertentu, seperti rasa bersalah, mengarah pada
pengembangan delusi paranoid.
Sebaliknya, depresi berbanding terbalik dengan ukuran
gejala negatif. Hal ini merupakan temuan yang tidak
terduga, karena gejala negatif telah ditemukan berkorelasi
positif dengan depresi pada pasien dengan skizofrenia
kronis yang stabil. Penjelasan yang mungkin untuk ini
adalah gejala negatif dapat mewakili mekanisme
pertahanan penghindaran terhadap distres psikologis dan
trauma yang disebabkan oleh pengalaman gejala psikotik
positif dan gejala depresi dapat timbul ketika pertahanan
seperti itu gagal.
7. Kesimpulan Penelitian ini menggaris bawahi fakta bahwa gejala depresi
adalah masalah klinis yang signifikan pada pasien dengan
episode psikotik akut dan memiliki hubungan spesifik dengan
domain psikopatologi lainnya.
2.2 Penilaian Jurnal
Kelebihan Kekurangan
a Fokus penelitian ini adalah menilai korelasi a. Penelitian ini tidak memiliki subjek yang
klinis dari gejala depresi pada pasien rawat cukup untuk meminimalisir kebetulan.
inap atau rawat jalan yang datang berobat ke b. Penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk
layanan psikiatri dari Department of menggaris bawahi fakta bahwa gejala
Psychiatry, Jawaharlal Institute of depresi adalah masalah klinis yang
Postgraduate Medical Education and signifikan pada pasien dengan episode
Research (JIPMER) yang mengalami psikotik akut dan memiliki hubungan
episode akut skizofrenia. spesifik dengan domain psikopatologi
b Peneliti melakukan anamnesis identitas dan lainnya.
perjalanan penyakit pasien secara rinci, c. Penelitian ini tidak menilai variabel
ditambah oleh catatan medis yang ada. predisposisi yang menarik, seperti trauma
Pasien dengan gejala psikosis dinilai dengan masa kanak-kanak, yang terkait dengan
PANSS dan GAF scale. Pasien dengan gejala gejala depresi pada psikosis.
depresi dinilai menggunakan CDSS. d. Penelitian ini tidak meneliti pengaruh
c Data yang dikumpulkan berdasarkan usia, potensial dari pengobatan, seperti
jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan antipsikotik tipikal atau atipikal, baik
formal, tempat tinggal, usia saat onset, lama dalam depresi yang memburuk atau
sakit, jumlah rawat inap, episode pertama, membaik.
tipe skizofrenia, gejala psikotik tertentu, skor e. Peneliti tidak melakukan penilaian
PANSS, upaya bunuh diri, upaya bunuh diri mendalam terhadap wawasan, yang
dengan kekerasan, jumlah percobaan bunuh merupakan korelasi penting dari depresi
diri, skor GAF, IMT, dan diagnosis pada skizofrenia.
komorbid. f. Penelitian ini tidak menilai kualitas hidup
d Analisis data dilakukan dengan cukup baik, subjektif atau objektif pasien, yang
dimana peneliti menggunakan sistem dipengaruhi oleh depresi.
prosentase dan juga disajikan dalam bentuk g. Karena sifat cross-sectional dari
tabel sehingga meningkatkan kualitas hasil penelitian, tidak dapat menilai hubungan
penelitian. antara gejala depresi dan dimensi gejala
e Dari segi penulisan jurnal, abstrak memuat psikotik lainnya dari waktu ke waktu.
intisari dari keseluruhan topik dengan cukup h. Pada anak jurnal, terdapat beberapa
jelas dan tidak lebih dari 300 kata. Latar referensi yang sudah lama atau lebih dari
belakang berisi pengertian dari kognitif dan 5 tahun kebelakang, ini mengurangi
afektif mentalisasi, penjelasan metode kualitas teori yang digunakan yang
penelitian yang mencakup analisis statistik berdampak pada ketidakakuratan hipotesis
dan hasil dari penelitian yang signifikan. penelitian
f Anak jurnal juga cukup sebagai bahan
rujukan teori dalam penelitian tersebut yaitu
lebih dari 15 referensi. Tatacara penulisan
mengikuti gaya Harvard-APA style dengan
baik.

Anda mungkin juga menyukai