Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PERAWATAN TALI PUSAT

Dosen Pengampu : LENNY, SKM, M.Kes

Disususn Oleh Kelompok 2


1.Santika pebriani lakita PO7120319025

2.Ni wayan Anggriani PO7120319083

3.Ni Made Dian Lestari PO7120319005

4. Dicky Rinaldhi(PO7120319024)

5. Fitrah (PO7120319035)

6. A. A Thessia dwi agustina (P07120319029)

7.Adrians H. Mahaji (PO7120319038)

8.Reka niuwa(PO7120319056)

9.Ahmad z ismail (PO7120319036)

10. Dinda ayudia dewi (PO7120319041)

11. Yulviana R. Laparani (PO7120319052)

12. Dina Wahyu Inayah (PO7120319084)

13.Rahmat fauzan (PO7120318042)

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya makalah
ini.Terima kasih juga kepada dosen pembimbing yang telah memberikan kepercayaan kepada
kami sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah ini memberikan pengetahuan
tentang

Perawatan Tali Pusat dalam makalah ini dibahas dengan rinci dan dalam makalah ini
jugamemberikan informasi kepada para pembaca, khususnya juga bagi teman-teman perawat
yangsesuai dengan materi yang dibahas.Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula
dengan makalah yang saya buat ini. Oleh karena itu, saran, dan kritik yang membangun tetap
saya nantikan demi kesempurnaan makalah yang telah saya susun ini.
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN………………………………………………………..……

KATA PENGANTAR …………………………………………………………...

DAFTAR ISI………………………………………………………………..……

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang…………………………………………..……………………..

1.2Tujuan………………………………………………………………………..….

1.3Rumusan Masalah………………………………………………………..……...

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian…………………………………………………………………

2.2. Fisiologi Lepasnya Tali Pusat…………………………………………………………………….

2.3.Perawatan Tali Pusat………………………………………………………………

2.4. Cara Perawatan Tali Pusat……………………………………………..

2.5 Cara Perawatan Tali Pusat………………………………………………

BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan…………………………………..………………………………......

3.2.Saran ………………………………………………………………………….....

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………..


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tali pusat adalah jaringan pengikat yang menghubungkan plasenta dan janin. Tali pusat
merupakan saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Disebut sebagai saluran
kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen
ke janin. Sisa tali pusat yang masih menempel di perut bayi (umbilical stump) akan mengering
dan biasanya akan terlepas sendiri dalam waktu 1-3 minggu, meskipun ada yang lepas setelah 4
minggu (Layla, 2007 dalam Erna Suryani, 2011). Kebudayaan di masyarakat yang
mempengaruhi pengetahuan ibu dalam merawat tali pusat menyebabkan ibu masih takut atau
ragu-ragu merawat tali pusat bayi mereka sehingga ibu masih berperilaku salah dalam merawat
tali pusat bayi dengan menaburi tali pusat menggunakan kunyit atau daun-daunan sehingga
memungkinkan berkembangnya spora Clustridium yang dapat menyebabkan infeksi pada
neonatus (Ngastiyah, 2005).

Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikatan tali pusat yang menyebabkan
pemisahan fisik terakhir antara ibu dan bayi, kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril,
bersih, kering, puput dan terhindar dari infeksi tali pusat (Hidayat, 2005). Dampak dari
perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami tetanus neonatorum dan dapat
mengakibatkan kematian. Sehingga dalam hal ini pengetahuan yang baik tentang perawatan tali
pusat sangatlah menentukkan perilaku ibu yang 2 mempunyai bayi baru lahir dalam perawatan
tali pusat (Stoppard, 1999 dalam Erna Suryani, 2011).

Umumnya di Negara berkembang, 25% kematian bayi dan 50% kematian neonatal
disebabkan oleh infeksi pada tali pusat, sepsis sampai dengan tetanus (Kandun, 2002).
Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia terdapat kematian bayi sebesar 56 per 10.000
menjadi sekitar 280.000 terjadi setiap 18-20 menit sekali. Penyebab kematian tersebut antara lain
karena asfiksia neonatorum 40-60%, infeksi 24-34%. Infeksi tersebut disebabkan karena
perawatan tali pusat yang kurang hygienis (Manuaba, 2008). Hasil laporan dari petugas
Survailans Depkes RI pada tahun 1992-1996 ditemukan bahwa kasus Tetanus Neonatorum pada
tahun 1993-1996 terjadi peningkatan dengan kisaran 10,8-55%.
Bila dilihat penyebarannya menurut provinsi kasus tertinggi terdapat di Provinsi Jawa
Barat sebesar 246 kasus, menyusul Jawa Tengah dengan 94 kasus, Jawa Timur sebesar 88 kasus,
Ponorogo kematian bayi di tahun 2009 sebanyak 116 anak, tahun 2010 sebanyak 168 anak, dan
tahun 2011 sebanyak 178 anak (Dinkes Ponorogo, 2012). Selain data diatas hampir semua ibu
primipara di Desa Pulung tidak berani merawat sisa tali pusat yang masih menempel di perut
bayinya dengan sendiri. Mereka biasanya memanggil dukun bayi untuk memandikan sekaligus
merawat sisa tali pusat tersebut dengan cara membungkus puntung tali pusat dengan kassa tidak
steril atau dengan sobekan kain. Padahal jika sudah diberi penyuluhan ibu-ibu primipara itu bisa
merawat puntung tali pusat dengan sendiri.

Sebagian di masyarakat infeksi utama adalah tetanus neonatorum yang terjadi karena
perawatan atau tindakan perawatan tali pusat yang kurang 3 hygienis atau kurang bersih.
Perawatan tali pusat yang kurang tepat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah
pengetahuan ibu primipara dalam perawatan tali pusat karena tidak adanya atau kurangnya
pengalaman ibu primipara dalam perawatan tali pusat. Tidak sedikit ibu primipara menggunakan
metode jaman dahulu atas saran keluarga dalam perawatan tali pusat, misalnya pemakaian obat-
obatan tradisional (bubuk atau daun-daunan dan sebagainya) dalam perawatan tali pusat, padahal
hal tersebut dapat menyebabkan masuknya spora kuman tetanus ke dalam tubuh melalui tali
pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi (Jumiarni dkk, 1994).

Rendahnya pengetahuan tentang perawatan tali pusat diduga turut menjadi faktor
penyebab tingginya angka kematian akibat infeksi tali pusat (Iis Sinsin, 2008). Cara perawatan
tali pusat yang benar adalah membersihkan puntung tali pusat dengan sabun dan air bersih.
Puntung atau sisa tali pusat yang masih menempel diperut bayi sebaiknya tidak boleh ditutup
menggunakan apapun misalnya popok, kasa dll karena dapat membuat puntung tali pusat
menjadi lembab dan bisa mempermudah masuknya kuman sehingga menyebabkan infeksi tali
pusat (Wibowo. Tunjung, 2011).

Dampak tidak dilakukannya perawatan tali pusat dengan benar dapat menyebabkan
tetanus neonatorum dan kematian (JNPKKR POGI dan YBPSP, 2007). Untuk peningkatan
pengetahuan ibu primipara dalam perawatan tali pusat pada bayi baru lahir, tenaga kesehatan
perlu memberikan informasi pada ibu masa nifas untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan
agar merawat tali pusat bayi lebih telaten dan baik lagi sehingga angka kejadian infeksi menurun
(Elfi Herlina, 4 2010).

Untuk menghindari kejadian tetanus neonatorium adalah dengan mengetahui perawatan


tali pusat dengan benar. Pada umumnya perawatan tali pusat sama dengan perawatan operasi
yang lain. Tujuan perawatan adalah mencegah dan mengidentifikasi pendarahan atau infeksi
secara dini. Yang perlu dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan ibu tentang perawatan tali
pusat yang tepat yaitu dengan cara membersihkan tali pusat dan kulit disekitar dasar tali pusat
dengan air biasa saat mandi dan setiap hari melakukan pemeriksaan untuk menentukan tanda-
tanda infeksi (Bobak, 2004). Untuk mencegah terjadinya infeksi, tali pusat dirawat dan dijaga
kebersihannya dengan menggunakan air biasa dan sabun setelah itu segera keringkan dengan
menggunakan kain bersih. Puntung tali pusat atau perut bayi tidak boleh dibungkus karena
menyebabkan tali pusat basah atau lembab (Wibowo Tunjung, 2011). Berdasarkan fenomena di
atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengetahuan Ibu Primipara
Tentang Perawatan Tali Pusat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian tali pusat ?


2. Bagaimana fisiologi lepasnya tali pusat ?
3. Bagaimana perawatan tali pusat ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian tali pusat


2. Untuk mengetahui bagaimana fisiologi tali pusat
3. Untuk mengetahui bagaimana perawatan tali pusat
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tali Pusat

Tali pusat dalam istilah medisnya umbilical cord. Merupakan suatu tali yang
menghubungkan janin dengan uri atau plasenta. Sebab semasa dalam Rahim, tali inilah yang
menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin yang berada di dalamnya. Begitu janin
dilahirkan, ia tidak lagi membutuhkan oksigen dari ibunya, karena sudah dapat bernafas sendiri
melalui hidungnya. Oleh karena itu sudah tidak diperlukan lagi, maka saluran ini harus segera
dipotong dan dijepit atau diikat (Vivian, 2010).

2.2. Fisiologi Lepasnya Tali Pusat

Pada saat tali pusat terpotong maka suplai darah dari ibu terhenti. Tali pusat yang masih
menempel pada pusat bayi lama kelamaan akan kering dan terlepas. Pengeringan dan pemisahan
tali pusat sangat dipengaruhi oleh jelly Wharton atau aliran udara yang mengenainya. Jaringan
pada sisa tali pusat dapat dijadikan tempat koloni oleh bakteri terutama jika dibiarkan lembab
dan kotor (Mitayani, 2010).

Pada sisa potongan tali pusat inilah yang menjadi sebab utama terjadinya infeksi pada
bayi baru lahir. Kondisi ini dapat dicegah dengan membiarkan tali pusat kering dan bersih. Tali
pusat dijadikan tempat koloni bakteri yang berasal dari lngkungan sekitar.

Penyakit tetanus ini diderita oleh bayi baru lahir yang disebabkan basil clostridium tetani
yang dapat mengeluarkan toksin yang dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit
dan merupakan “Tetanospasmin” yang bersifat neurotropik yang dapat ,menyebabkan
ketegangan dan spasme otot (Jitowijoyo dan Kristiyanasari, 2010).
2.3.Perawatan Tali Pusat

Perawatan adalah proses perbuatan, cara merawat, pemeliharaan, penyelenggaraan. Hal


ini yang paling terpenting dalam membersihkan tali pusat adalah memastikan tali pusat dan area
disekelilingnya selalu bersih dan kering, selalu mencuci tangan dengan menggunakan air bersih
dan sabun sebelum membersihkan tali pusat. Selama tali pusat belum puput, sebaiknya bayi tidak
dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam air. Cukup diusap saja dengan kain yang direndam
air hangat. (Endang, 2010).

Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi
baru lahir. Penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh
melalui tali pusat, baik dari alat yang tidak streril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun-
daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi (Wiknjosastro,
2006).

Menyatakan bahwa tujuan merawat tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit
tetanus pada bayi baru lahir, sehingga tali pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk
sehingga tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini disebabkan oleh
Clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun), yang masuk melalui luka tali
pusat karena perawatan atau tindakan yang kurang bersih (Saifuddin, 2002).

2.4. Cara Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat merupakan salah satu perawatan neonates terutama pada dua minggu
pertama kehidupan. Ibu harus menjaga tali pusat tetap bersih dan kering sampai akhirnya terlepas
(Shelov, 2004)

 Cara perawatan tali pusat menurut JKPK-KR (2008) adalah :


1. Jangan membungkus putung tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan cairan atau
bahan apapun ke putung tali pusat.
2. Mengoleskan alcohol atau betadin (terutama jika pemotongan tali pusat tidka terjamin
DTT atau steril) masih diperkenankan tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan
basah atau lembab
3. lipat popok dibawah putung tali pusat jika putung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati)
dengan air DTT/steril dan sabun kemudian segera keringkan secara seksama dengan
menggunakan kain bersih.
4. Segera mencari bantuan jika tali pusat menjadi merah, bernanah/berdarah, atau berbau.

 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Merawat Tali Pusat

Pada dasarnya merawat tali pusat adalah tindakan sederhana. Walaupun sederhana, harus
memperhatikan prinsip-prinsip seperti selalu mencuci tangan dengan air bersih dan
menggunakan sabun, menjaga agar daerah sekitar tali pusat tetap keirng serta tali pusat tidak
lembab, dan tidak membubuhkan apapun pada sekitar darah tali pusat. Karena bila hal-hal
tersebut tidak diperhatikan dapat mengakibatkan infeksi, dan bila terjadi infeksi masalahnya
tidak menjadi sederhana lagi (Sodikin, 2009).

Metode yang sekarang digunakan untuk membersihkan tali pusat adalah dengan air
matang atau air bersih tanpa diberi obat-obatan seperti betadin atau alcohol (JNPK-KR, 2008).
Selama tali pusatnya belum puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke
dalam air, cukup dilap saja dnegan air hangat.

Alasannya untuk menjaga tali pusat tetap kering. Bagian yag harus dibersihkan adalah
pangkal tali pusat bukan atasnya. Untuk membersihkan pangkal ini harus sedikit mengangkat
(bukan menarik tali pusat). Sisa air yang menempel pada tali pusat dapat dikeringkan dengan
kain kassa steril atau kapas, setelah itu tali pusat dikeringkan (Sinsin, 2008).
Tali pusat harus dibersihkan sedikitnya dua kali dalam sehari. Tali pusat tidak boleh
ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat
puputnya tali pusat juga menimbulkan resiko infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup tutuplah dengan
longgar pada bagian atas tali pusat dengan kain kassa steril. Pastikan bagian pangkal tali pusat
dapat terkena udara dengan leluasa. Intinya adalah membiarkan tali pusat terkena udara agar
dapat mengeringkan dan lepas (Ellen, 2008).

Sebaiknya tali pusat tidak perlu diberi apa-apa, seperti obat luka. Akan tetapi jika tidak
yakin, bias ditutupi dengan kain kassa steril. Namun jangan lupa untuk menggantinya setiap kali
usai mandi, si kecil berkeringat, terkena kotoran, dan basah. Hindari hal-hal yang aneh dan
berbau mistis seperti menaruh koin di atas tali pusat bayi, diberi kopi, minyak, daun-daunan,
kunyit (Ellen, 2008).

 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lamanya Lepasnya Tali Pusat

Lepasnya tali pusat menurut (Wawan 2010) dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya
adalah

1. cara perawatan tali pusat, penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan
dengan air, sabun dan di tutup dengan kassa steril cenderung lebih cepat puput (lepas)
dari pada tali pusat yang dibersihkan dengan alcohol
2. kelemahan tali pusat, tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan
membuatnya menjadi lembab.
3. selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi
4. kondisi sanitasi lingkungan sekitar neonates, Spora C. tetani yang masuk melalui luka tali
pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan.
5. timbulnya infeksi pada tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi
syarat kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat dengan bambu/gunting yang tidak
steril, atau setelah dipotong tali pusat dibubuhi abu, tanah, minyak daun-daunan, kopi dan
sebagainya.
2.5 Cara Perawatan Tali Pusat

 Penatalaksanaan perawatan tali pusat (Panduan APN, 2010) Peralatan yang dibutuhksn :
1. Air DTT, hangat,
2. Untuk membasahi dan menyabuni
3. Untuk membilas
4. Washlap kering dan basah
5. Sabun bayi
6. Kassa steril
7. 1 set pakaian bayi

 Prosedur perawatan tali pusat :


1. Cuci tangan
2. Dekatkan alat
3. Siapkan 1 set baju bayi yang tersusun rapi, yaitu : celana, baju, bedong yang sudah
digelar.
4. Buka bedong bayi
5. Lepas bungkus tali pusat
6. Bersihkan / ceboki dengan washlap 2-3x dari bagian muka sampai kaki/atas ke bawah
7. Pindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih
8. Bersihkan tali pusat, dengan cara:
9. Pegang bagian ujung
10. Basahi dengan washlap dari ujung melingkar ke batang
11. Disabuni pada bagian batang dan pangkal
12. Bersihkan sampai sisa sabunnya hilang
13. Keringkan sisa air dengan kassa steril
14. Tali pusat tidak dibungkus
15. pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusat, dan talikan di pinggir, keuntungan :
tali pusatnya tidak lembab, jika pipis tidak langsung mengenai tali pusat, tetapi ke bagian
popok dulu.
16. bereskan alat
17. cuci tangan.

 Menurut Hidayat (2009), prosedur dalam perawatan tali pusat yaitu :


1. Cuci tangan
2. Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan keringkan dengan kassa steril
3. Pertahankan tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi dengan kain
bersih secara longgar
4. Lipat popok dibawah sisa tali pusat
5. Jika tali pusat terkena kotoran feses, cuci dengan sabun dan air bersih, kemudian
keringkan
6. Cuci tangan
BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Tali pusat adalah  saluran kehidupan bagi janin selama  dalam kandungan,
dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai
zat – zat gizi dan oksigen janin.

Perawatan adalah proses perbuatan, cara merawat, pemeliharaan,


penyelenggaraan (Kamisa, 1997). Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya juga
sederhana.

Cara  Merawat Tali Pusat :

1. Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan / bahan apapun ke
puntung tali pusat. Nasehatkan hal ini juga bagi ibu dan keluarganya.
2. Mengoleskan alkohol atau povidon iodine masih diperkenankan, tetapi tidak
dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah / lembab.

Berikan nasehat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi :

1. Lipat popok di bawah puntung tali pusat.


2. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun dan segera
keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
3. Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan ke petugas atau fasilitas kesehatan,
jika pusat berdarah, menjadi merah, bernanah dan / atau berbau.
4. Jika pangkal tali pusat (pusat bayi) terus berdarah, merah meluas atau mengeluarkan
nanah dan atau berbau, segera rujuk bayi ke fasilitas yang dilengkapi perawatan untuk
bayi baru lahir.

  
3.2    Saran

1. Bagi para pembaca makalah ini, apabila memiliki minat untuk menulis/meneliti tentang
penelitian ini, penulis harapkan dapat meneliti lebih dalam lagi mengenai penelitian
( dalam penulisan isi makalah)
2. Penulis harapkan makalah ini merupakan rintisan bagi penulisan makalah ( penelitian lain
yang lebih lanjut/dalam )
3. Apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini, penulis harapkan agar pembaca mencari
solusi dari kekurangan makalah ini dengan menambah referensi bacaan dari yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber koleksi Mediague.wordpress.com, dikumpulkan oleh RW.Hapsari.

Asuhan Persalinan Normal, 2008.

Gary F Cunningham, etc. 2005. ” Obstetri Williams “. Jakarta : EGC.

S. A Goeslan. 1990. ” Ilmu Kebidanan “. Jakarta : Balai Pustaka.

Farrer Helen. 1999. ” Perawatan Maternitas “. Jakarta : EGC.

Henderson, Christine. 2005. ” Konsep Kebidanan “. Jakarta : EGC.

Salmah, etc. 2006. ” Asuhan Kebidanan Antenatal “. Jakarta : EGC.

http://www.kompas.co.id/ver1/Kesehat…/17/085333.htm. Penulis : Evy Rachmawati. ”


Keajaiban dari Darah Tali Pusat “.

———. Tabloid Ibu Anak. ” Mother And Baby “. Update : Monday, 07 Feb 2005 Pukul
14:10:00 WIB.

Bari Abdul Saifuddin, Noroyono Wibowo. 2008. ” Plasenta, Tali Pusat, Selaput Janin dan Cairan
Amnion “. Kuliah Obstetri Ginekologi. Jakarta : FKUI.

Mochtar Rustam. 1998. ” Sinopsis Obsetri “. Jakarta : EGC.

Verralls Sylvia. 1997. ” Anatomi & Fisiologi Terapan dalam Kebidanan “. Jakarta :EGC.

Salmah, etc. 2006. ” Asuhan Kebidanan Antenatal “. Jakarta : EGC.

http://www.kompas.co.id/ver1/Kesehat…/17/085333.htm. Penulis : Evy

Anda mungkin juga menyukai