Anda di halaman 1dari 21

ASKEP

ASKEP
TUBERKULOSIS
TUBERKULOSIS PARU
PARU
By : Metrys Ndama, M.Kes
• TBC adl penyakit infeksius yg menyerang
bagian parenkim paru.
• Dapat ditularkan ke seluruh bagian tubuh
lain : meningen, ginjal, tulang dan nodus
limfe.
• Agens infeksius utama adl : Mycobacetrium
Tuberculosis, batang aerobik tahan asam
yg tumbuh dgn lambat dan sensitif
terhadap panas dan sinar ultra violet.
• Angka mortalitas dan morbiditasnya
terus meningkat.
• Erat kaitannya dgn kemiskinan,
malnutrisi, tempat kumuh, perumahan
dibawah standar dan perawatan
kesehatan yg tdk adekuat.
Penularan dan faktor
resiko :
• Penularan melalui udara.
Individu yg beresiko tinggi untuk tertular
TBC adl :
• Individu yg kontak dekat dgn seseorg yang
mempunyai TBC aktif
• Individu imunosupresif (lansia, pasien
kanker, org dlm terapi kortikosteroid, org
terinfeksi HIV)
• Pengguna obat2 IV dan alkoholik
• Individu tanpa perawatan kesehatan yg
adekuat (tunawisma, tahanan, anak dibawah
usia < 15 thn, dewasa muda 15-44 thn)
• Individu yg menderita ggn medis
sebelumnya (DM, GGK, Silikosis,
penyimpangan gisi).
• Individu yg tinggal didaerah kumuh
• Petugas kesehatan.
Patofisiologi
• Individu menghirup basil TBC →
terinfeksi → bakteri ke alveoloi
terkumpul dan memperbanyak diri.
Basil juga ke bagian tubuh lain (ginjal,
tulang, korteks serebri) melalui
sistem limfe dan aliran darah. Sistem
imun berespon → reaksi inflamasi →
Fagosit (neutrofil dan makrofag),
limfosit spesifik tuberkulosis melisis
(menghancurkan) basil dan jaringan
normal → reaksi terjadi penumpukan
eksudat dlm alveoli →
Bronkopneumonia. Infeksi biasanya
terjadi 2-10 minggu setelah
pemajanan.
• Massa jaringan baru (granulomas)
merupakan gumpalan basil yg masih
hidup dan yg sudah mati → dikelilingi
oleh makrofag membentuk dinding
protektif. Granulomas → diubah
menjadi massa jaringan fibrosa →
bagian sentral disebut Tuberkel Ghon
• Bahan (bakteri dan makrofag) menjadi
nekrotik → massa keju → mengalami
kalsifikasi → skar kolagenosa. Bakteri
menjadi dorman, tanpa perkembangan
penyakit aktif.
• Setelah pemajanan dan infeksi awal,
individu mengalami penyakit aktif karena
ggn atau respon yg inadekuat dari sistem
imun.
• Penyakit aktif dapat terjadi dengan infeksi
ulang dan aktivasi bakteri dorman.
Tuberkel ghon memecah → melepaskan
bahan keju ke dlm bronki → bakteri
tersebar di udara. Tuberkel memecah
menyembuh → jaringan parut. Paru yg
terinfeksi membengkak, terjadi
bronkhopneumoni lebih lanjjt, pembentukan
tuberkel.
Manifestasi Klinis
• TBC paru termasuk insidius
• Pasien demam tingkat rendah, keletihan,
anoreksia, penurunan BB, berkeringat
malam, nyeri dada, batuk menetap. Batuk
awalnya mungkin non produktif,
berkembang kearah pembentukan sputum
mukopurulen dgn hemoptisis.
• TBC dapat mempunyai manifestasi
atipikal pada lansia spt perilaku tdk
biasa dan perubahan status mental,
demam, anoreksia dan penurunan
Berat badan
• Basil TBC dapat bertahan lebih dari
50 thn dalam keadaan dorman.
Evaluasi Diagnostik
• Diagnosis TBC ditegakkan dgn
mengumpulkan riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik, rontgen dada, usap
basil tahan asam BTA, kultur sputum,
tes tuberkulin. Rontgen dada biasanya
menunjukkan lesi pada lobus atas.
Tes Tuberkulin
• Tes mantoux adl tes kulit untuk
menentukan individu telah terinfeksi
basil TBC
• Ekstrak basil tuberkel (tuberkulin)
disuntikkan ke dlm lapisan
intradermal pada bagian dalam lengan
bawah ± 10 cm dibawah siku.
• Derivat protein yg dimurnikan (PPD) dgn
kekuatan sedang yg digunakan. 0,1 ml PPD
disuntikkan membentuk benjolan pada kulit,
melembung
• Hasil pemeriksaan akan terlihat 48-72 jam
setelah suntikan. Tes tuberkulin
memberikan reaksi setempat secara lambat
yg menandakan bahwa individu sensitif
terhadap tuberkulin.
• Reaksi tampak berupa indurasi
maupun eritema. Area di inspeksi
terhadap indurasi (pengerasan) dan di
palpasi melewati tempat suntikan.
• Eritema tanpa ada indurasi tdk
dianggap signifikan
• Ukuran indurasi didokumentasikan.
Interpretasi hasil :
• Ukuran indurasi menentukan reaksi
signifikan atau tidak (versus positif,
negatif)
• Reaksi 0-4 mm : tdk dianggap signifikan
• Reaksi 5 mm atau lebih : mungkin signifikan
• Reaksi > 10 mm : signifikan.
• Reaksi signifikan menandakan individu
terpajan oleh mikobakterium
tuberkulosis atau telah menjalani
vaksinasi BCG (Bacilli Calmette
Guerin). Vaksin ini efektif dari 0 % -
76%
• Reaksi signifikan (+) tidak selalu berarti bahwa
terdapat penyakit aktif didalam tubuh, namun bisa
menjadi kandidat untuk mengalami TBC aktif.
• Tes negatif (nonsignifikan) tdk berarti bebas dari
infeksi TBC karena pasien yg mengalami
imnuosupresif tdk mampu membentuk respon imun
yg adekuat.
• Perlu dilakukan dilakukan tes tuberkulin kedua,
diulang 1-2 mgg.
ASKEP
Baca :
• Rencana asuhan keperawatan :
Doenges hal 240
• Keperawatan Medikal bedah : brunner
dan suddarth volume I hal 587.

Anda mungkin juga menyukai