Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara tentang pendidikan anak tentunya tidak dapat terlepas dari tiga

hal yang dapat memberi perubahan pada setiap individu, yaitu: keluarga,

sekolah, dan lingkungan sekitar/masyarakat. Adapun pertama kali anak

mendapatkan pendidikan adalah dari keluarganya, khususnya orang tua.

Mereka adalah sosok yang mampu memberikan warna pada anak-anaknya

sejak kecil, yaitu melalui pola asuh yang diterapkan pada anaknya. Apabila

yang diterapkan adalah pola asuh yang baik, maka akan membentuk anak

menjadi pribadi yang baik pula. Begitu juga sebaliknya, apabila yang

diterapkan adalah pola asuh yang kurang baik, maka akan membentuk anak

menjadi pribadi yang kurang baik. Sebagaimana dalam sebuah hadist yang

artinya: “Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang

tuanya lah yang menjadikannya yahudi, majusi, dan nasrani. (HR.Al bukhari

dan Muslim)”. Oleh karena itu, pola asuh anak yang diterapkan orang tua

sangatlah berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak. Hal itulah

yang nantinya akan dibawa anak sampai dewasa.

Pola asuh adalah merupakan suatu cara terbaik yang dapat dilakukan

orang tua dalam mendidik anak-anaknya sebagai wujud dari kasih sayang dan

tanggung jawab kepada anak-anaknya. Pola asuh anak merupakan pola

perilaku yang diterapkan orang tua terhadap anak-anaknya yang bersifat

konsisten dari waktu ke waktu. Pola asuh yang paling tepat yaitu menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi anak. Seperti selalu memberikan perhatian kepada

anak, selalu meluangkan waktu untuk bercengkerama dengan anak, terbuka

dengan anak, dan mengarahkan anak agar bertingkah laku secara rasional.

Dengan memberikan pola asuh demikian, maka kepribadian anak akan

berkembang dengan baik. Pola asuh orang tua terhadap anaknya itu berbeda-

beda antara satu dengan yang lain. Menurut Yatim dan Irwanto ada tiga cara

yang digunakan oleh orang tua dalam mendidik anak-anaknya yaitu pola asuh

otoriter, pola asuh demokratif, dan pola asuh permisif.1 Kesuksesan dalam

membentuk kepribadian anak menjadi pribadi yang baik tergantung pada pola

asuh yang diterapkan orang tua. Pola asuh meliputi pola interaksi orang tua

dengan anak dalam rangka pendidikan karakter. Orang tua diharapkan agar

dapat memilih pola asuh yang tepat dan ideal untuk anak agar bisa

mengoptimalkan perkembangan anak

Untuk membentuk kepribadian anak perlu sebuah sistem, apapun

metodenya yang pasti harus tepat agar proses pembentukan karakter anak dapat

berjalan dengan baik. Lebih penting adalah anak mampu menerima konsep

kepribadian dengan baik serta dapat mewujudkan di dalam kehidupan

keseharian. Adapun dalam membimbing dan membesarkan anak, tidak

selamanya orang tua mampu memahami perasaan, tingkah laku dan sifatnya.

Keterbatasan orang tua di dalam memahami sifat, tingkah laku dan perasaan

anaknya itulah yang dalam kehidupan ini tidak jarang orang tua yang salah

mengerti terhadap anak-anaknya. Perlu disadari bahwa semakin banyaknya


1
Yatim, D.I. Irwanto, Kepribadian, Keluarga, dan Narkotika, Tinjauan Sosial Psikologi.
(Jakarta: Arcan, 1991), 96-97
anak berhubungan dengan teman sebayanya, maka semakin besar pula

dorongan baginya pembiasaan yang diketahui dan ditirunya. Hal ini tidak

menjamin pembiasaan itu lebih baik karena di dalam pembiasaan dengan

temannya anak dapat mengucapkan kata-kata yang kotor ataupun kata-kata

yang kurang tepat.

Pola pengasuhan terdapat banyak faktor yang mempengaruhi orang tua

dalam menerapkan pola asuh pada anak-anaknya. Menurut Hurlock faktor yang

mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap anaknya yaitu: budaya,

pendidikan orang tua, dan status social ekonomi.2 Santrock juga menyebutkan

beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap anaknya

antara lain yaitu pewarisan metode pola asuh yang didapat sebelumnya dan

perubahan budaya.3

Di RAM NU 54 Asy-Syafi’iyah yang berada di dusun Bahoro desa

Banjarworo Kecamatan Bangilan Kabupaten Tuban dimana peneliti melakukan

penelitian, tepatnya di dalam kelas kelompok A sering ditemukan orang tua

yang terlalu keras terhadap anaknya. Anak dituntut untuk selalu mematuhi

perintah orang tuanya. Jika anak tidak patuh, maka orang tuanya tidak segan

untuk menghukumnya. Bahkan dalam bentuk hukuman fisik yang menyakiti

anak. Seperti mencubit, menjewer bahkan memukul anak. Oleh karena itu ada

beberapa anak yang cenderung nakal dan susah diatur.

2
Elizabert B. Hurlock, Perkembangan Anak/Child Development, Terj. Meitasari
Tjandrasa, (Jakarta: Erlangga, 1990), 65
3
John W, Santrock. 2012. Life-Spand Development. Perkembangan Masa Hidup.
(Jakarta: Erlangga, edisi ketiga belas, 2012), 115-117
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui lebih dalam

tentang bagaimana pola asuh yang diterapkan oleh wali siswa RAM NU 54

Asy-Syafi’iyah Bahoro terhadap anaknya. Peneliti mengambil lokasi di RAM

NU 54 Asy-Syafi’iyah Banjarworo Bangilan Tuban. Sehingga peneliti tertarik

untuk mengangkat judul Pola Asuh Orang Tua Dalam Pembentukan

Kepribadian Siswa di RA Muslimat NU 54 Asy-Syafi’iyah Banjarworo Tahun

Pelajaran 2019/2020.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah pola

asuh orang tua dalam membentuk kepribadian siswa di RAM NU 54 Asy-

Syafi’iyah Banjarworo Bangilan Tuban tahun pelajaran 2019/2020?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui bagaimana pola asuh orang tua dalam membentuk kepribadian

siswa di RAM NU 54 Asy-Syafi’iyah Banjarworo Bangilan Tuban tahun

pelajaran 2019/2020.

D. Manfaat Penelitian
Selain tujuan yang ingin dicapai, hasil penelitian ini juga diharapkan

memiliki manfaat bagi semua fihak. Manfaat yang diharapkan antara lain

sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

a. Peneliti dapat memperoleh pengetahuan tentang pola asuh oreng tua

dalam membentuk kepribadian anak usia dini.

b. Sebagai pelaksana tugas akademik, yaitu untuk melengkapi salah satu

syarat guna memperoleh gelar sarjana jurusan Pendidikan Islam Anak

Usia Dini pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Institut Agama Islam

Al Hikmah Tuban.

2. Bagi Pendidik/Guru

Memberikan masukan kepada pihak sekolah dan guru-guru khususnya

guru PAUD, guru-guru lainnya serta para calon guru untuk

memperhatikan pentingnya pola asuh orang tua terhadap anak. Karena

guru juga merupakan orang tua bagi siswa di sekolah.

3. Bagi Orang Tua

a. Untuk menambah pengetahuan orang tua ataupun calon orang tua

tentang pola asuh yang sehat.

b. Penelitian ini dapat membantu mengukur kemampuan orang tua dalam

menerapkan pola asuh yang baik di dalam kehidupan sehari-hari

4. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi inspirasi pemikiran sebagai bahan

untuk memperluas wawasan tentang pola asuh yang baik bagi mahasiswa

Institut Agama Islam Al Hikmah Tuban khususnya pada mahasiswa

jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini.

E. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini hubungan dengan penelitian terdahulu antara lain

yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh: Erman, Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam pada tahun 2002 dengan judul “Pola Bimbingan Orang

Tua Terhadap anak di Desa Lallatang Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten

Bone” skripsi ini merupakan penelitian lapangan berisikan tentang pola

asuh orang tua terhadap anak melalui pendekatan psikologi, sosiologi,

komunikasi, dan agama di Desa Lallatang Kecamatan Dua Boccoe

Kabupaten Bone.4 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola asuh

orang tua sangat mempengaruhi terhadap perkembangan sosial anak.

2. Penelitian yang dilakukan oleh: Winarti, Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam pada tahun 2011 dengan judul “Pengaruh Pola Asuh

Orang Tua Terhadap Pembentukan Akhlak Anak Usia 7-12 Tahun di

Ketapang Tangerang” skripsi ini merupakan penelitian lapangan yang

berisikan tentang pola asuh demokratis, permisif, dan otoriter. 5 Hasil dari
4
Erman, Pola Bimbingan Orang Tua Terhadap Anak di Desa Lallatang Kecamatan
Boccoe Kabupaten Bone.(Skripsi: Sarjana Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin
Makassar, tahun 2002)
5
Winarti, Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Akhlak Anak Usia 7-
12 Tahun di Ketapang Tangerang.(Skripsi: Sarjana Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Alauddin Makassar, tahun 2011)
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

antara tipe pola asuh keluarga dengan pembentukan akhlak anak usia 7-12

tahun.

3. Penelitian yang dilakukan oleh: Laili Lestari, Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyyah pada tahun 2017 dengan judul “Pola Asuh Ayah

Dalam Pembentukan Karakter Anak (Studi Multikasus Terhadap Putra-

putri Tenaga Kerja Wanita di Luar Negeri di SDN Jambangan 02 dan

SDN Jambangan 03 Dampit, Kabupaten Malang)” skripsi ini merupakan

penelitian lapangan berisikan tentang pola asuh orang tua dalam

pembentukan karakter anak melalui pola pendidikan keluarga. 6 Hasil

penelitian ini menujukkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh

orang tua dengan karakter anak di SDN Jambangan 02 dan SDN

Jambangan 03 Dampit, Kabupaten Malang.

Dari beberapa hasil tersebut peneliti ingin mengkaji pola asuh orang tua

dalam membentuk kepribadian siswa di RA Muslimat NU 54 Asy-syafi’iyah

Bahoro Banjarworo Bangilan Tuban tahun pelajaran 2019/2020. Untuk lebih

jelasnya bisa di lihat pada table peta teori berikut ini!

Tabel: 1.1
Penelitian Terdahulu
N NAMA JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN
O
01 Erman Pola Bimbingan Sama-sama Penelitian ini
Orang Tua meneliti meneliti
6
Laili Lestari, Pola Asuh Ayah dalam Pembentukan Karakter Anak Studi Multikasus
Terhadap Putra-putri Tenaga Kerja Wanita di Luar Negeri di SDN Jambangan 02 dan SDN
Jambangan 03 Dampit, Kabupaten Malang. (Skripsi: Sarjana Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Malang, Tahun 2017).
Terhadap Anak tentang pola tentang pola
di Desa Lallatang asuh orang tua asuh dengan
Kecamataan Dua terhadap pendekatan
Boccoe anaknya psikologi,
Kabupaten Bone sosiologi,
komunikasi,
dan agama.
02 Winarti Pengaruh Pola Sama-sama Skripsi ini
Asuh Orang Tua meneliti meneliti
Terhadap tentang pola tentang
Pembentukan asuh orng tua pengaruh pola
Akhlak Anak terhadap asuh orang tua
Usia 7-12 Tahun anaknya. terhadap
di Ketapang pembentukan
Tangerang akhlak anak
usia 7-12
tahun.
03 Laili Lestari Pola Asuh Ayah Sama-sama Skripsi ini
Dalam meneliti meneliti
Pembentukan tentang pola tentang
karakter anak asuh orang tua pengaruh pola
asuh ayah
terhadap
pembentukan
akhlak

F. Penegasan Istilah

1. Pola Asuh

Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada

anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku

ini dapat dirasakan anak dari segi positif maupun segi negatif.

2. Orang Tua

Orang tua dapat diartikan sebagai sebuah komponen dalam

keluarga yang mencakup ayah dan ibu, baik itu kandung ataupun

orang tua asuh.


3. Pembentukan Kepribadian

Pembentukan berasal dari kata bentuk yang berarti rupa atau wujud

yang ditampilkan (tampak). Pembentukan adalah proses, cara,

perbuatan membentuk.7 Dalam hal ini pembentukan sebgai upaya

membimbing dan mengarahkan (pendapat, pendidikan, watak dan

pikiran).

Kepribadian adalah ciri-ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat

khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentuk-bentuk yang

diterima dari lingkungan, misalnya, dan juga bawaan seseorang sejak

lahir.8 Adapun yang dimaksud dengan kepribadian menurut peneliti

adalah suatu ciri khas khusus yang dimiliki oleh diri seseorang yang

meliputi sifat, sikap, pola pikir, dan emosi.

Pembentukan kepribadian adalah suatu cara atau proses yang

dilakukan untuk membentuk kepribadian diri seseorang yang meliputi

sifat, sikap, pola pikir, dan emosi.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Di dalam penelitian, metode merupakan faktor penting untuk

memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu

penelitian. Untuk menjawab masalah dalam penelitian ini, digunakan


7
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994, cet ke-3),
125
8
Sjarkawi. Pembentukan Kepribadian Anak, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 11
jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif yang bertujuan

untuk mendeskripsikan bentuk pola asuh apa yang diterapkan oleh

orang tua dalam membentuk kepribadian siswa di RAM NU 54 Asy-

Syafi’iyah Banjarworo.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RA Muslimat NU 54 Asy-Syafi’iyah

yang terletak di Dusun Bahoro Desa Banjarworo Kecamatan Bangilan

Kabupaten Tuban

3. Sumber Data

Sumber data ada dua macam, yaitu data primer dan data skunder.

Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat

dari individu atau kelompok maupun hasil observasi. Sedangkan data

sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melaluli media

perantara atau secara tidak langsung yang berupa buu, catatan, bukti

yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan secara umum. 9

Subyek dalam penelitian ini adalah enam siswa kelompok A di RAM

NU 54 Asy-Syafi’iyah banjarworo. Dalam penelitian ini sumber data

yang digunakan adalah sumber primer yaitu siswa, guru dan orang tua.

4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka


9
Sugiyono.Memahami Penelitian Kualitatif.(Bandung: ALFABETA.2012), 23
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data

yang ditetapkan.10 Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini diantaranya adalah wawancara, observasi (pengamatan),

dan dokumentasi.

a. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan

untuk mengumpulkan data. Wawancara dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari

responden atau obyek yang diteliti di RA Muslimat NU 54 Asy-

Syafi’iyah Banjarworo Bangilan. Dalam penelitian ini wawancara

di lakukan kepada kepala sekolah, guru, dan orang tua/wali siswa

di RAM NU 54 Asy-Syafi’iyah Banjarworo Bangilan.

b. Observasi

Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik

pengumpulan data yang sangat penting dan berpengaruh dalam

penelitian. Dalam penelitian ini observasi bertujuan untuk

menemukan hal-hal yang sedianya tidak terungkapkan responden

dalam wawancara, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang

lebih komprehensif. Observasi berarti mengumpulkan data

10
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD.(Bandung:
ALFABETA,2015), 224
langsung dari lapangan atau di tempat penelitian yaitu RAM NU 54

Asy-Syafi’iyah Banjarworo Bangilan.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Selain melalui wawancara dan observasi, dokumen juga merupakan

metode pengumpulan data yang sangat penting. Dokumen bisa

berupa catatan harian jika di RAM NU 54 Asy-Syafi’iyah setiap

guru mencatat kegiatan siswa yang disebut juga catatan anekdot.

Dokumen juga bisa berupa foto siswa pada saat observasi. Dengan

adanya dokumentasi, maka hasil penelitian dari wawancara dan

observasi akan lebih kredibel/dapat dipercaya.

5. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri

maupun orang lain.11 Analisis data dalam penelitian kualitatif di

lakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan

setelah selesai di lapangan.

11
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD.(Bandung:
ALFABETA,2015), 244
Proses analisis data dalam penelitian ini antara lain reduksi data

atau merangkum data kemudian data display (penyajian data) dan

selanjutnya menarik kesimpulan sementara dan ferifikasi.

6. Keabsahan Data

Pengabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

triangulasi. Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan

sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari

berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. 12

Dalam penelitian ini peneliti akan mengumpulkan sekaligus menguji

kredibilitas data yang diperoleh pada saat wawancara dan observasi.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika penyusunan skripsi ini adalah:

Bagian awal skripsi berisi tentang halaman judul, halaman pengesahan,

abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar

transliterasi.

BAB I Pendahuluan yang meliputi latar belakang penelitian, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu,

penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.


12
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD.(Bandung:
ALFABETA,2015),241
BAB II Landasan teori, bab ini menguraikan tentang berbagai teori,

konsep, dan pendapat para ahli yang ada hubungannya dengan masalah

penelitian.

BAB III Paparan data penelitian, bab ini menguraikan tentang

gambaran umum dan pola pembinaan yang ada di lokasi penelitian.

BAB IV Analisis, bab ini menguraikan tentang analisis data dan

pembahasan

BAB V Penutup, bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari hasil

penelitian yang dilakukan sekaligus memberikan saran terhadap objek

yang telah diteliti serta pihak terkait.

Bagian akhir dari skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran-

lampiran untuk menyusun skripsi.

Anda mungkin juga menyukai