Anda di halaman 1dari 14

BAB V

Pembahasan

5.1Pembahasan Masalah
5.1.1 Masalah Menurut Variabel Keluaran

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Besar Masalah


(%) (%) (%)
1. Cakupan Penyuluhan - - -
2. Cakupan IMD 100 72,04 27,96
3. Cakupan Pojok ASI - - -
4. Cakupan Pelatihan Kader - - -
5. Cakupan 10 LMKM - - -
6. Cakupan ASI eksklusif 90 33,08 63,24

5.1.2 Masalah Menurut Variabel Masukan


No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1. Tenaga  Tersedianya tenaga  Ada 1 orang tenaga sebagai (-)
(Men) Petugas Gizi Keluarga koordinator dan pelaksana
sebagai koordinator dan Program Gizi Keluarga
pelaksana Program Gizi
Keluarga

Terdapat petugas terpilih  Ada 2 orang yang (-)


sebagai Konselor ASI terpilih sebagai konselor
ASI
(-)
Terdapat kader ASI
 Ada 18 orang kader
ASI yang ditugaskan di tiap
Terdapat bidan yang desa (-)
bertugas
 Ada 8 orang bidan yang
ditugaskan di PONED dan
BKIA dan 12 sebagai bidan
desa
2. Dana  Tersedianya dana
konselor ASI yang bertugas
untuk konseling dan  T
(Money) APBD wawancara ersedi
a

 Tersedianya dana
BOK  T
3. Sarana ersedi
(Material) a
 In-focus
 Layar
 Leaflet  Ada
 Lembar balik  Ada
 Poster  Ada
 Formulir wawancara  Tida
ibu hamil k ada
 Ada
 Buku pedoman
tenaga kesehatan gizi  Tida
k ada
 Ada alat tulis
 Ruang pojok ASI
 Ada
4. Metode
(method  Ada
)   Ada
Dilakukan penyuluhan
 Ada
perorangan pada saat

kunjungan rumah dan Bel
pemeriksaan kehamilan umd
ilak
di fasilitas pelayan
uka
kesehatan. Sedangkan n
penyuluhan kelompok pe
dilakukan pada saat ny
kelas ibu hamil ulu
ha
n
 Dilakukan IMD
per
ora
(Inisiasi Menyusu Dini)
ng
terhadap bayi baru lahir
kepada ibunya paling an
singkat selama 1 (satu) pa
jam oleh bidan desa atau da
bidan saa
PONED t
ku
 Ruangan khusus nju
untuk ng
menyusu dan didampingi an
oleh dua ru
ma
h dan
pemeriksa Tidak dapat diukur Tidak
an dapat diukur
kehamilan (-)
difasilitaspe (-)
layan (-)
kesehatan.S (+)
edangkan (-)
penyuluha (+)
n
kelompok
(-)
sudah
dilakukan (-)
pada saat (-)
kelas ibu (-)
hamil


Sudah
dilakukan
IMD (-)
terhadap
setiap bayi
baru lahir
paling
singkat 1
(satu) jam
oleh bidan
desa atau
bidan
PONED

(-)

Terdapat
Ruangan
khusus
untukmeny
usudan
didamping
i oleh dua
konselor (-)
ASI yang
bertugas
untuk
konseling
dan
wawancara
 Pelatihan kader  Pelatihan kader dilakukan
dilakukan oleh konselor oleh konselor ASI satu (-)
ASI satu tahun sekali tahun sekali
 10 Langkah  Dilaksanakan sesuai (-)

Keberhasilan Menyusu prosedur

5.1.3 Masalah Menurut Variabel Proses


No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
.
1. Perencanaan  perorangan  Tidak ada perencanaan
Penyuluhan
dilakukan setiap kali penyuluhan setiap kali
melakukan kunjungan rumah melakukan kunjungan
dan pemeriksaan kehamilan rumah dan pemeriksaan
(+)
di fasilitas pelayanan kehamilan di fasilitas
kesehatan. Sedangkan pelayanan kesehatan.
penyuluhan kelompok Sudah dijadwalkan
dilaksana saat kelas ibu penyuluhan kelompok saat
hamil setiap satu bulan sekali kelas ibu hamil satu bulan
sekali

 Melakukan Inisiasi Menyusu  Sudah direncanakan untuk


Dini segera setelah bayi lahir melakukan Inisiasi
(-)
Menyusu Dini segera
setelah bayi lahir

 Pojok ASI dilakukan pada  Sudah direncanakan pojok


hari kerja puskesmas jam ASI pada hari kerja
(-)
08.00-15.00 didampingi oleh puskemas jam 08.00-15.00
dua konselor ASI yang didampingi oleh dua
konselor ASI

 Pelatihan kader dijadwalkan  Belum ada penjadwalan (-)


satu tahun sekali oleh untuk pelatihan kader
konselor ASI
 Penerapan 10 LMKM  Sudah direncanakan (-)
penerapan 10 LMKM

 Pencatatan dilakukan setiap 


Sudah direncanakan
bulan dan direkapitulasi pada pencatatan dan pelaporan
bulan Februari dan Agustus.
(-)
Dan di buat laporan bulanan
yang akan dilaporkan ke dinas
kesehatan setiap tahun
.

2. Pengorganisasian  Dibentuk struktur  Struktur organisasi sudah


organisasi, kepala dibentuk dan jelas, dalam
puskesmas sebagai pelaksanaannya sudah
penanggungjawab program, berjalan sesuai dengan (+)
melimpahkan kekuasaan struktural organisasi.
kepada Koordinator Namun terdapat beberapa
program (programmer), tanggung jawab yang
kemudian melakukan dilimpahkan tidak
koordinasi dengan dilaksanakan dengan baik
pelaksana program
3. Pelaksanaan  Dilakukan penyuluhan  Penyuluhan perorangan

perorangan dilakukan setiap tidak dilaksanakan.


(+)
kali melakukan kunjungan Penyuluhan kelompok
rumah dan pemeriksaan tidak rutin dilaksanakan
kehamilan di fasilitas setiap bulan.
pelayanan kesehatan.
Sedangkan penyuluhan
kelompok dilaksana saat
kelas ibu hamil setiap satu
bulan sekali
  Sudah dilakukan
Dilakukan Inisiasi Menyusu
Inisiasi
(-)
Dini segera setelah bayi lahir Menyusu Dini segera
setelah bayi lahir
 Mengoperasionalkan pojok  Pojok ASI tidak (+)

ASI pada hari kerja dengan beroperasional


dua konselor ASI
(+)
 Dilakukan pelatihan kader  Tidak ada pelatihan kader
 Dilakukan penerapan 10  Sudah dilakukan
LMK penerapan 10 LMKM (+)
 Dibuat Pencatatan dan  namun tidak maksimal
Sudah dibuat pencatatan

pelaporan
dan pelaporan. Namun
ada beberapa data tidak (+)
ada seperti cakupan
penyuluhan, pojok ASI,
pelatian kader, dan
penerapan 10 LMKM
4. Pengawasan

Sudah dilakukan (-)


Pertemuan/rapat bulanan dan
juga tahunan yang dipimpin oleh
kepala puskesmas untuk
mengetahui apakah program
berjalan sesuai dengan rencana.

5.1.4 Masalah Menurut Variabel Lingkungan


No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1. Lokasi  Mudah dijangkau  Lokasi mudah dijangkau (-)
oleh bidan desa.
2. Transportasi  Tersedia  Tersedia sarana (-)
transportasi.
3. Fasilitas  Tersedia  Tersedia fasilitas (-)
Kesehatan kesehatan.
4. Pendidikan  Baik  Tingkat pengetahuan
(-)
manfaat pemberian dan
bagaimana cara pemberian
ASI eksklusif cukup baik.
5. Sosial  Baik  Tingkat ekonomi (-)
Ekonomi masyarakat baik, sebagian
penduduk bermata
pencaharian sebagai
pedagang.
6. Sosial Budaya  Baik  Masih banyaknya (+)
kepercayaan masyarakat
seputarASI sehingga
7. Bidan praktek terkadang memberikan (+)
susu formula atau makanan
swasta terhadap bayi
 Pencatatan dan  Pencatatatan dan pelaporan

pelaporan mengenai
IMD yang dilakukan belum dilakukan
oleh bidan praktek
swasta saat menolong
persalinan.
BAB VI
Perumusan Masalah

6.1 Masalah menurut Keluaran


6.1.1 Cakupan ASI ekslusif tahun 2018 sebesar 33,08 % dari tolak ukur 90 % dengan besar
masalah 63,24 %.
6.1.2 Cakupan inisiasi menyusu dini (IMD) tahun 2018 sebesar 72,04 % dari tolak ukur 100 %
dengan besar masalah 27,96 %.

6.2 Masalah menurut unsur lain :


6.2.1 Dari Masukan :
1. Tidak adanya lembar balik dan formulir wawancara ibu hamil.

6.2.2 Dari Proses :


1. Tidak ada perencanaan penyuluhan perorangan setiap kali melakukan kunjungan rumah
dan pemeriksaan kehamilan di fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Struktur organisasi sudah dibentuk dan jelas, dalam pelaksanaannya sudah berjalan
sesuai dengan struktural organisasi. Namun terdapat beberapa tanggung jawab yang
dilimpahkan tidak dilaksanakan dengan baik.
3. Penyuluhan perorangan tidak dilaksanakan. Penyuluhan kelompok tidak rutin
dilaksanakan setiap bulan.
4. Pojok ASI tidak beroperasional.
5. Tidak ada pelatihan kader.
6. Sudah dilakukan penerapan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusu (LMKM) namun
tidak maksimal.
7. Sudah dibuat pencatatan dan pelaporan. Namun ada beberapa data tidak ada seperti
cakupan penyuluhan, pojok ASI, pelatian kader, dan penerapan 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusu (LMKM) .
6.2.3 Dari Lingkungan :
1. Masih banyaknya kepercayaan masyarakat seputar ASI sehingga terkadang memberikan
susu formula atau makanan terhadap bayi.
2. Tidak ada pencatatan dan pelaporan mengenai IMD yang dilakukan oleh bidan praktek
swasta saat menolong persalinan.
BAB VII

Prioritas Masalah

7.1 Masalah Menurut Keluaran

1 Cakupan ASI ekslusif tahun 2018 sebesar 33,08 % dari tolak ukur 90 % dengan
besar masalah 63,24 %.

2 Cakupan inisiasi menyusu dini (IMD) tahun 2018 sebesar 72,04 % dari tolak ukur
100 % dengan besar masalah 27,96 %.

7.2 Prioritas Masalah


Dari rumusan masalah, langkah berikutnya adalah membuat prioritas masalah
dari keluaran. Dengan menggunakan salah satu teknik misalnya metode sederhana,
ditentukan hanya dua prioritas masalah saja yang harus diselesaikan. Jika pada tahapan
perumusan masalah hanya ada dua masalah saja, maka pada keadaan ini tidak terdapat
tahapan prioritas masalah. Masalah yang dua itu langsung dilakukan penyelesaian
masalah. Oleh itu, pada evaluasi program ini tidak dilakukan prioritas masalah karena

jumlah masalah tidak lebih dari dua.7


BAB VIII
Penyelesaian Masalah

8.1 Masalah Pertama

Cakupan ASI ekslusif tahun 2018 sebesar 33,08 % dari tolak ukur 90 % dengan besar

masalah 63,24 %.

8.1.1 Penyebab Masalah:


1. Penyuluhan perorangan tidak dilaksanakan. Penyuluhan kelompok tidak rutin
dilaksanakan setiap bulan.
2. Pojok ASI tidak beroperasional.
3. Tidak ada pelatihan kader.
4. Sudah dilakukan penerapan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusu
(LMKM) namun tidak maksimal.

8.1.2 Penyelesaian Masalah:


a. Melakukan penyuluhan perorangan dan penyuluhan kelompok secara
berkesinambungan sesuai dengan perencanaan.
b. Mengoperasikan pojok ASI beserta dua konselor pendamping.
c. Melaksanakan pelatihan kader ASI.
d. Memaksimalkan penerapan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusu (LMKM)
salah satunya adalah dengan cara memberi pelatihan tentang apa itu 10 Langkah
Menuju Keberhasilan Menyusu (LMKM) kepada setiap petugas pelayanan kesehatan
dan membentuk kelompok pendukung ASI.

8.2 Masalah Kedua

Cakupan Inisiasi Menyusu Dini tahun 2018 sebesar 72,04 % dari target 100 % dengan besar
masalah 27,96 %.

8.2.1 Penyebab Masalah:


Pencatatan dan pelaporan dari bidan praktek swasta belum ada.
8.2.2 Penyelesaian Masalah:
1. Membuat kebijakan tentang pencatatan dan pelaporan inisiasi menyusu dini dari bidan
praktek swasta.
2. Meningkatkan peran dari konselor ASI sebagai pengumpul data inisiasi menyusu dini
pada bidan praktek swasta yang kemudian akan direkapitulasi oleh pemegang program
ASI.
BAB IX
Kesimpulan dan Saran

9.1 Kesimpulan
Dari hasil penilaian Program ASI Eksklusif yang dilakukan dengan pendekatan sistem di
Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok untuk tahun 2018, didapatkan beberapa permasalahan
dalam Program ASI Eksklusif yang mampu mempengaruhi keberhasilan program ini. Adapun
dari hasil evaluasi Program ASI Eksklusif di Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok untuk
tahun 2018 didapatkan:
 Cakupan ASI ekslusif tahun 2018 sebesar 33,08 % dari tolak ukur 90 % dengan besar
masalah 63,24 %.
 Cakupan program Inisiasi Menyusu Dini tahun 2018 sebesar 72,04 % dari tolok ukur 100
% dengan besar masalah 27,96 %.

9.2 Saran
Saran untuk Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok :
 Melakukan penyuluhan perorangan dan penyuluhan kelompok secara
berkesinambungan sesuai dengan perencanaan.
 Mengoperasikan pojok ASI beserta dua konselor pendamping.
 Melaksanakan pelatihan kader ASI.
 Memaksimalkan penerapan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusu (LMKM)
salah satunya adalah dengan cara memberi pelatihan tentang apa itu 10 Langkah
Menuju Keberhasilan Menyusu (LMKM) kepada setiap petugas pelayanan kesehatan
dan membentuk kelompok pendukung ASI.
 Membuat kebijakan tentang pencatatan dan pelaporan inisiasi menyusu dini
dari bidan praktek swasta
 Meningkatkan peran dari konselor ASI sebagai pengumpul data inisiasi menyusu dini
pada bidan praktek swasta yang kemudian akan direkapitulasi oleh pemegang
program ASI

Apabila saran penyelesaian masalah ini dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik
oleh petugas-petugas kesehatan, maka diharapkan dapat membantu keberhasilan program ASI
Eksklusif di Puskesmas Rengasdengklok dan masalah-masalah yang sama untuk program ini
tidak akan terulang untuk periode berikutnya.
Daftar Pustaka

1. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Presentasi angka kematian bayi dan balita
di Indonesia;2017.
2. Rusli U. Panduan inisiasi menyusu dini. Jakarta: Pustaka Bunda;2012.
3. Ningrum AS. Skripsi hubungan pemberian asi eksklusif dengan status gizi balita usia 12-
59 bulan di Posyandu Dewi Sartika Candran Sidoarum Sleman. Jawa tengah;2014.
Diunduh http://digilib.unisayogya.ac.id/864/1/NASKAH%20PUBLIKASI%20OK.pdf ,
17 Mei 2019, jam 21.30 WIB.
4. Kementerian Kesehatan RI. Pusat data dan informasi presentasi inisiasi menyusu
dini dan asi eksklusif di Indonesia. Jakarta;2017.p.118.
5. Dinkes Jawa Barat. Profil kesehatan Jawa Barat. Dinkes Jawa barat;2016.
6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan hasil riset kesehatan
dasar 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan, R.I. Jakarta, 2010.
7. Susanto DH. Pedoman evaluasi program. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan Kedokteran Komunitas Universitas Kristen Krida Wacana.

Anda mungkin juga menyukai