Anda di halaman 1dari 94

LAPORAN PRAKTEK

KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun Oleh:

1. Aldi Yuan Pratama, S.Kep 9. Puspa Rani, S.Kep


2. Ayu Tirta Ashari, S.Kep 10 Sisca Febrianti, S.Kep
.
3. Deny Ryan Irawan, S.Kep 11 Siti Afiyah, S.Kep
.
4. Elis Kusuma W, S.Kep 12 Siti Aisyah, S.Kep
.
5. Khusnul Maisaroh, S.Kep 13 Sugiyarni, S.Kep
.
6. Fitria Nur Shoikha, S.Kep 14 Zakiya Oktafiani, S.Kep
.
7. Luluk Khoirotul Ymmah, S.Kep 15 Tri Wulan, S.Kep
.
8. Nopi Indarsih, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan pada Keperawatan Komunitas

Kelompok I

Telah disetujui pada

Hari : Sabtu

Tanggal : 5 Desember 2020

Mengetahui

Pembimbing Pendidikan
Yufi Aris Lestari, S.Kep., Ns., M..Kes
NPP. 10.02.182

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan keperawatan Komunitas


Telah disetujui pada

Hari :

Tanggal :

Mengetahui

Pembimbing Pendidikan

Yufi Aris Lestari, S.Kep., Ns., M..Kes


NPP. 10.02.182
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan praktek keperawatan komunitas di masyarakat merupakan bentuk pembelajaran bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu
keperawatan komunitas secara komprehensif yang merupakan cermin kegiatan pengabdian pada masyarakat. Komunitas merupakan suatu
sistem yang terdiri dari sub sistem keluarga dan sistem sosial yang saling berinteraksi. Keluarga sebagai sub sistem komunitas merupakan
sistem terbuka dimana terjadi hubungan timbal balik sekaligus umpan balik dimana keluarga merupakan unit pelayanan dasar di
masyarakat atau komunitas.
Perawatan kesehatan masyarakat yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu masyarakat dan sosial yang ditujukan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan dalam mengatasi permasalahan
kesehatan. Dalam mengaplikasikan praktek kesehatan masyarakat diperlukan pengetahuan serta penelitian-penelitian yang berkaitan
dengan pendidikan kesehatan masyarakat dalam menemukan suatu masalah kesehatan.
Komunitas atau masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan dan aktif dalam seluruh proses perubahan, sejak pengenalan
masalah kesehatan sampai penanggulangan masalah, yang melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai target
pelayanan keperawatan komunitas dengan fokus masyarakat berupa peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, hendaknya perlu
dilibatkan secara lebih aktif dalam seluruh akitfitas kegiatan komunitas.
Peningkatan taraf hidup masyarakat di dalam berbagai bidang kehidupan mengakibatkan terjadi juga pergeseran pada pola
kehidupan masyarakat, salah satunya adalah dalam bidang kesehatan. Dimana dengan berkembangnya paradigma “Sehat” saat ini, telah
terjadi pergeseran upaya-upaya dalam hidup kesehatan antara lain: berubahnya upaya pengobatan kepada upaya pencegahan dan
peningkatan kesehatan, dari segi kegiatan yang bersifat pasif menunggu klien berobat di unit-unit pelayanan kesehatan bergeser kepada
penemuan kasus secara aktif. Perubahan ini tentunya akan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berperan
secara aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Oleh karenanya peran serta masyarakat perlu terus
dikembangkan agar tercapai pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang optimal secara mandiri.
Perawat sebagai orang pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan untuk melaksanakan fungsi – fungsi yang sangat relevan dalam
kebutuhan individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat. Dalam memgaplikasikan praktik kesehatan masyarakat diperlukan pengetahuan
yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, dalam melihat prespektif proses terjadinya masalah kesehatan masyarakat yang erat
kaitannya dengan epidemiologi serta penelitian – penelitian yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan masyarakat disamping
pengetahuan tentang konsep kesehatan masyarakat itu sendiri.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan, dan genitas. Lingkungan
memiliki pengaruh dan peranan terbesar diikuti perilaku. Fasilitas pelayanan kesehatan dan genetik. Lingkungan sangat bervariasi dan
umumnya dikategorikan menjadi tiga yaitu : berhubungan dengan aspek fisik misal : sampah, air, udara, tanah, iklim, perumahan, dll.
Lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antara manusia dengan manusia lainnya seperti : kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dll.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti praktik lapangan komunitas dan keluarga diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan dan keluarga
yang mengalami masalah kesehatan mengorganisir potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi masalah kesehatan yang sedang
dan akan dihadapkan dalam rangka mewujudkan keluarga maupun komunitas yang mandiri terhadap kesehatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Membina hubungan baik dengan komunitas dengan mengenali wilayahnya dan tokoh masyarakat serta mengenali masalah kesehatan.
2. Bekerja sama dengan komunitas untuk pendataan masyarakat.
3. Menganalisa dengan pendekatan statistik, epidemiologi dan mengklasifikasikan masalah kesehatan yang terjadi.
4. Memfasilitasi masyarakat untuk musyawarah tentang masalah kesehatan yang terjadi.
5. Mengenali potensi dan sumber daya komunitas serta mengorganisasikan untuk merencanakan dan malaksanakan tindakan.
6. Memanfaatkan tenaga – tenaga potensial dikomunitas dengan memberikan pembinaan.
7. Bekerja sama dengan tokoh – tokoh dikomunitas dengan memberikan dukungan pembinaan.
8. Mengevaluasi hasil kegiatan berdasarkan pencapaian tujuan dan kriteria setidaknya yang telah ditetapkan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Untuk Mahasiswa
Dapat mengaplikasikan ilmu keperawatan komunitas yang diperoleh dari proses perkuliahan ke dalam kehidupan masyarakat
untuk menemukan masalah dan memecahkannya.
1.3.2 Untuk Masyarakat
a. Masyarakat mengerti dan menyadari permasalah kesehatan yang ada dan mau menyelesaikan permasalahan tersebut.
b. Masyarakat dapat mengerti gambaran status kesehatannya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP KESEHATAN MASYARAKAT


2.1.1 Pengertian Kesehatan
Menurut undang-undang No.9 tentang pokok-pokok kesehatan di dalam bab 1 Pasal 2 yang dimaksud kesehatan dalam undang-
undang ini ialah yang meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan.
2.1.2 Pengertian Masyarakat
Menurut Kontjaraningrat (1990). Masyarakat adalah perkumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling
berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh
suatu rasa identitas bersama.
2.1.3 Ciri-Ciri Masyarakat Sehat
1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
2. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
terutama untuk ibu dan anak.
3. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat
untuk meningkatan mutu lingkungan hidup.
4. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial ekonomi masyarakat.
5. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.
2.1.4 Masalah-Masalah Kesehatan Dalam Masyarakat Indonesia
a. Jenis Masalah
1. Tingginya angka pertumbuhan penduduk.
2. Tingginya angka kematian ibu dan anak.
3. Tingginya angka kesakitan karena penyakit menular (TBC, DHF, ISPA, Penyakit Infeksi Usus).
4. Meningkatnya angka kesakitan penyakit tidak menular (Penyakit jantung, kanker, penyakit karena cidera, penyakit gangguan
mental).
5. Masalah kesehatan lingkungan, antara lain :
a. Keadaan lingkungan fisik dan biologis yang belum memadai
b. Baru sebagian kecil penduduk yang menikmati air bersih dan fasilitas kesehatan lingkungan
c. Pembinaan program peningkatan lingkungan belum berjalan seperti yang diharapkan
b. Penyebab Masalah
1. Faktor Sosial Ekonomi / Budaya
a. Tingkat pendidikan masyarakat sebagian besar masih rendah.
b. Tingkat sosial ekonomi (penghasilan) sebagian masih rendah.
c. Kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan kesehatan.
2. Gaya Hidup Dan Perilaku Masyarakat
a. Masih banyaknya kebiasaan masyarakat yang merugikan kesehatan.
b. Adat istiadat yang tidak menunjang peningkatan kesehatan.
3. Lingkungan Masyarakat
a. Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan.
b. Kurangnya sebagian besar rasa tanggung jawab masyarakat dalam bidang kesehatan.
4. Yang Berkaitan Dengan Sitem Pelayanan Kesehatan.
a. Cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh.
b. Sarana dan prasarana belum dapat menunjang pelayanan kesehatan melalui puskesmas.
c. Upaya pelayanan kesehatan sebagian masih berorientasi pada kuratif.
2.2 KONSEP PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
2.2.1 Pengertian Perawatan Kesehatan Masyarakat
Perawatan kesehatan masyarakat menurut Ruth B.Freeman (1961) adalah sebagai suatu lapangan khusus di bidang keperawatan,
keterampilan hubungan antar manusia dan keterampilan berorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada keterampilan
anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya perawatan
kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu – individu, keluarga – keluarga, kelompok – kelompok yang mempengaruhi kesehatan
terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan
keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai
keyakinan keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut American Nurses Association (ANA, 1980)
didasarkan pada asumsi :
1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks.
2. Pelayanan kesehatan primer,sekunder dan tersier merupakan komponen sistem pelayanan kesehatan.
3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan kesehatan utama.
2.2.2 Unsur-Unsur Perawatan Kesehatan Masyarakat
Adapun unsur – unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi – asumsi dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat
adalah:
1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan, khususnya keperawatan.
2. Merupakan bidang khusus keperawatan.
3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu 2 sosial (interaksi social dan peran serta masyarakat).
4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.
5. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif (lebih ditekankan kepada upaya
promotif dan preventif).
6. Melibatkan partisipasi masyarakat.
7. Bekerja secara team.
8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku.
9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah.
10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
2.2.3 Keyakinan Keperawatan Komunitas
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktek keperawatan komunitas adalah :
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua orang.
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini komunitas.
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik.
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung maupun menghambat.
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.
Berdasar pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas,
sebagai landasan praktek keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan
yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio, psiko, sosial, kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas. Dan
memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
2.2.4 Falsafah Keperawatan Komunitas
Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 point penting yaitu :
manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian
integral dari upaya kesehatan.
4. Upaya promotif dan preventif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
5. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara berkesinambungan.
6. Perawat kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sebagai
konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan
dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan kearah peningkatan status kesehatan masyarakat.
7. Pengembangan tenaga perawat kesehatan masyarakat direncanakan secara berkesinambungan dan terus – menerus.
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong,
mendidik dan berpartisipasi secara aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.
2.2.5 Tujuan Perawatan Kesehatan Masyarakat
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat
menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/keperawatan.
d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/keperawatan.
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan/keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan
i. Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita serta
diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
j. Tertanganinya kelompok – kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan.
2.2.6 Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit
yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai maslaah kesehatan/keperawatan karena
ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara
fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung-dan
berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap
anggota – anggota keluarga yang lain, dan keluarga – keluarga yang ada di sekitarnya.
3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan termasuk di antaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhannya, seperti:
a. Ibu hamil
b. Bayi baru lahir
c. Anak balita
d. Anak usia sekolah.
e. Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, di antaranya adalah:
a. Penderita penyakit menular seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya.
b. Penderita yang mempunyai penyakit tidak menular seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan
mental dan lain sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, di antaranya:
a. Wanita tuna susila.
b. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba.
c. Kelompok – kelompok pekerja tertentu.
d. Dan lain sebagainya.
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, di antaranya adalah:
a. Panti werdha
b. Panti asuhan
c. Pusat- pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d. Penitipan anak balita
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka
dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas – batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan
kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama
anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, apakah itu permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun
kesehatan khususnya.

2.2.7 Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Masyarakat


Ruang lingkup praktek keperawatan masyarakat meliputi: upaya – upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitasi) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali
baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan masyarakat kegiatan yang ditekankan adalah upaya promotif dan preventif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
1. Upaya promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan
memberikan:
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga secara teratur
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks
2. Upaya preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat, melalui kegiatan :
a. Imunisasi masal terhadap bayi, anak balita, serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan rumah.
c. Pemberian vitamin A, yodium melalui posyadu, puskesmas ataupun di rumah.
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
3. Upaya kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit.
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
d. Perawatan buah dada
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
4. Upaya rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita – penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok –
kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:
a. Latihan fisik, bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang, kelainan bawaan.
b. Latihan – latihan fisik tertentu bagi penderita – penderita penyakit tertentu, misalnya: TBC: latihan nafas dan batuk, penderita stroke:
fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.
5. Upaya resosialitatif
Adalah upaya untuk mengembalikan individu, keluarga dan kelompok – kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, di
antaranya adalah kelompok – kelompok yang diasingkan oleh masyarakat, karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau
kelompok – kelompok masyarakat khusus seperti kelompok wanita tuna susila (WTS), tuna wisma dan sebagainya. Disamping itu adalah
bagaimana meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok – kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut,
dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita tidak berbahaya terhadap kesehatan secara keseluruhan. Tentunya
perlu memberikan penjelasan dengan pengertian atau batasan – batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

2.2.8 Kegiatan Praktek Keperawatan Masyarakat


Kegiatan praktek keperawatan kesehatan masyarakat, yang dilakukan oleh perawat mencakup hal – hal yang sangat luas, tentunya
sesuai dengan tingkat pelayanan kesehatan dimana perawat kesehatan masyarakat itu bekerja, tetapi secara umum kegiatan perawat
kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Memberikan asuhan perawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok – kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di
sekolah (school health nursing), di perusahaan, di posyandu, di polindes dan di daerah binaan kesehatan masyarakat.
2. Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.
4. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi.
5. Melaksanakan rujukan terhadap kasus – kasus yang memerlukan penanganan lebih lanjut.
6. Penemuan kasus pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan.
8. Melaksanakan asuhan kesehatan komuniti, melalui pengenalan masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan
dan penilaian kegiatan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah keperawatan.
9. Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komuniti.
10. Mengadakan kerja sama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.
11. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan degan
keperawatan dan kesehatan.

2.2.9 Ikut serta dalam penelitian untuk mengembangkan perawatan kesehatan masyarakat sesuai dengan tingkat pelayanan dan
pendidikan yang dimiliki.

2.2.10 Model Pendekatan


Dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat
secara keseluruhan, pendekatan yang digunakan oleh perawat kesehatan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving
approach), yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan upaya
kesehatan dasar (PHC).
Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan adalah bahwa setiap masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat akan dapat diatasi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang
keahliannya dalam melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.
Bila pendekatan dilakukan terhadap keluarga binaan disebut dengan family approach, tetapi bila pembinaan keluarga berdasarkan
atas seleksi kasus yang datang ke puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case approach, dan bila pendekatan
tersebut dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut dengan
community approach.

2.3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metodologi yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai
suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan, melalui tahap – tahap sebagai berikut:

2.3.1 Pengkajian
Kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat adalah:
1. Pengumpulan data adalah untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun informasi.
2. Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan
MC.Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas meliputi: demografi, populasi, nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk
riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah: lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan
pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi.
3. Hal-hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.
4. Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa
data memerlukan pemikiran yang kritis.
5. Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul
dikomunitas. Selanjutnya dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) yang terdiri dari :
a. Masalah sehat sakit
b. Karakteristik populasi
c. Karakteristik lingkungan
6. Merumuskan masalah keperawatan/kesehatan dan diagnosa keperawatan kesehatan masyarakat di berbagai tingkat sesuai dengan
urutan prioritasnya.
7. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman / resiko atau wellness.
8. Menetapkan masalah keperawatan kesehatan masyarakat berdasarkan :
a. Masalah yang ditetapkan dari data umum
b. Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan
9. Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam
kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan :
a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
b. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
c. Kemampuan dan sumber daya masyarakat
d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
10. Kriteria skala prioritas:
a. Perhatian masyarakat, yang meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan
yang dihadapi dan urgensinya untuk segera ditanggulangi.
b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun waktu tertentu.
c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan
masyarakat.
d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara
pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumberdaya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul (Nasrul
Efendi,1995).

2.3.2 Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
b) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan.
c) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.
2.3.3 Pelaksanaan
Adalah melaksanakan rencana yang telah disusun dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya
dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1. Melaksanakan kerjasama lintas sektoral dan lintas program dengan instansi terkait.
2. Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya.
3. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat.
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunitas terdiri dari :
1. Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidakberfungsinya dan diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya
dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga
memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki
lagi. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada
tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.
2.3.4 Penilaian/evaluasi
Evaluasi terhadap respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input),
pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (out put).
Penilaian yang dilkaukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada
4 dimensi yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian yaitu:
1. Daya guna dan hasil guna
2. Kelayakan
3. Kecukupan.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
KELOMPOK 1

Keperawatan komunitas dilaksanakan mahasiswa Program Profesi – Keperawatan STIKES Dian Husada Mojokerto Kelompok 1
tanggal 5 – 26 Desember 2020 untuk menyelesaikan tugas keperawatan komunitas.
Praktik tersebut dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan komunitas serta keluarga di masyarakat sehingga
mencetak tenaga perawat profesional sesuai dengan kompetensinya dan dapat tercapai solusi permasalahan di masyarakat.
Kegiatan tersebut menggunakan proses keperawatan sebagai model pendekatan yang bersifat ilmiah, yaitu pengkajian, diagnosa,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Berikut kami uraikan asuhan keperawatan komunitas yang telah kami lakukan.
Dikarena sebuah pandemi maka praktek komunitas dilakukan secara Daring dibeberapa daerah sesuai dengan tempat tinggal
setiap anggota kelompok masing – masing dengan jumlah setiap individu melakukan pengkajian sebanyak 8 KK. Anggota kelompok 1
dengan jumlah anggota 15 mahasiswa jadi jumlah KK yang dikaji sebanyak 120 KK
Daerah pengkajian praktek komunitas anggota kelompo 1 :
1. Deny : Dusun Ngelak RT 08 RW 11 Kelurahan Dampit Kecamantan Dampit Kabupaten Malang
2. Luluk : Dusun Sonokeling RT 002 RW 002 Desa Wringintelu Kecamatan Puger Kabupaten Jember
3. Zakiya : Dusun Pesisir Timur RT 003 RW 003 Desa Legung Timur Kecamatan Batang – batang Kabupaten Sumenep
4. Puspa : Dusun Sidoleh RT 003 RW 001 Desa Mojopilang Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto
5. Fitri : Dusun Jambe RT 004 RW 002 Desa Kepohkidul Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro
6. Afiyah : Dusun Bante RT 005 RW 001 Desa Tanjungrejo Kecamatan Tongas Kabupaten Probolingo
7. Wulan : Dusun III RT 006 RW 001 Desa Pelindung Kecamatan Gunung Pelindung Kabupaten Lampung Timur
8. Elis : Gang buntu Dusun Kelampok RT 12 RW 04 Desa Tenaru Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik
9. Sugiarni : Dusun Bandaran RT 003 RW 002 Desa Macilan Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang
10. Aldi Yuan: Jl Tirta Suam Desa Sekar Putih RT 02 RW 02 Kelurahan Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto
11. Aisyah : Dusun Labak Laok RT 2 RW 01 Gang Sumber Desa Kebun Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan
12. Sisca : Dusun Semanding RT 02 RW 02 Desa Beloh Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto
13. Khusnul : Dusun Getong RT 02 RW 09 Desa Talok Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto
14. Nopi : Dusun Depok RT 007 RW 003 Desa Sumberjo Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk
15. Ayu : Dusun Slempit RT 01 RW 01 Desa Slempit Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik
3.1 PENGKAJIAN
A. DATA DEMOGRAFI
1. Jenis kelamin

No. Penduduk Frekuensi Prosentase


1. Laki-laki 197 47,9%
2. Perempuan 214 52,1%
Total 411 100 %
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 411 penduduk yang diteliti, yaitu sebagian besar adalah berjenis kelamin
perempuan dengan jumlah 214 penduduk (52,1%).

2. Umur

No Umur Frekuensi Prosentase


1. 0-12 Bulan 8 1,9%
2. 1-5 Tahun 22 5,4%
3. 6-12 Tahun 41 10,0%
4. 13-18 Tahun 42 10,2%
5. 19-60 Tahun 252 61,3%
6. >60 Tahun 46 11,2%
Total 411 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 411 penduduk yang diteliti, yaitu sebagian besar umur penduduk adalah 19-60
Tahun dengan jumlah 252 penduduk (61,3%).

3. Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Prosentase


1. Tidak sekolah 71 17,3%
2. TK 15 3,6%
1. SD 129 31,4%
2. SMP 96 23,4%
3. SMA 78 19,0%
4. S1 22 51,4%
Total 411 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 411 penduduk yang diteliti, yaitu Hampir setengahnya pendidakan warga adalah
SD dengan jumlah 252 penduduk (61,3%).

4. Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Prosentase


1. Tidak bekerja 61 14,8%
2. Buruh 14 3,6%
3. Swasta 68 16,5%
4. Wiraswasta 59 14,4%
5. Petani 31 7,5%
6. IRT 67 16,3%
7. Pelajar 98 23,8%
8. PNS 4 1,0%
9. Sopir 9 2,2%
Total 411 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 411 penduduk yang diteliti, yaitu sebagian kecil pekerjan warga adalah pelajar dan
swasta dengan jumlah 98 ( 23,8% ) dan 68 (16,5%)

5. Agama

No Agama Frekuensi Prosentase


1. Islam 411 100%
Total 411 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 411 penduduk yang diteliti, yaitu seluruhnya penduduk adalah beragama Islam
dengan jumlah 411 penduduk (100%).

6. Suku

No Suku Frekuensi Prosentase


1. Jawa 411 100%
Total 411 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 411 penduduk yang diteliti, yaitu seluruhnya suku penduduk adalah beragama
Islam dengan jumlah 411 penduduk (100%).

7. Status imunisasi

No Status imunisasi Frekuensi Prosentase Keterangan


1. Lengkap 357 86,9% -
2. Kurang lengkap 54 13,1% lupa
Total 411 100% -
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 411 penduduk yang diteliti, yaitu hamper seluruhnya imunisasi penduduk adalah
lengkap dengan jumlah 357 penduduk (86,9%).

8. Status kesehatan 6 bulan terakhir

No Status kesehatan Frekuensi Prosentase


1. Demam 70 19,8%
2. Batuk pilek 136 38,5%
3. Sakit boyok 26 7,4%
4. Nyeri sendi 37 10,5%
5. Sakit gigi 17 4,8%
6. Pusing 53 15,0%
7. Stroke 2 0,6%
8. Pengapuran sendi 1 0,3%
9. DM 3 0,8%
10. HT 8 2,3%
Total 353 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 353 penduduk yang diteliti, yaitu hampir setengahnya masyarakat status kesehatan
6 bulan terakhir mengalami batuk pilek sebanyak 136 orang (38,5%).
B. DATA EKONOMI
1. Penghasilan keluarga

No Penghasilan Frekuensi Prosentase


1. < 1 jt 24 20,0%
2. 1jt – 3jt 80 66,7%
3. > 3jt 16 13,3%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar pendapatan penduduk adalah 1jt – 3jt sebanyak 80 penduduk
(66,7%).

2. Tabungan

No Menabung Frekuensi Prosentase Keterangan


1. Ya 65 54,2% -
2. Tidak 55 45,8%  Penghasilan tidak
mencukupi
 Kebutuhan
keluarga banyak
Total 120 100% -
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar keluarga dapat menabung sebanyak 65 penduduk (54,2%).
3. Dana khusus berobat

No Dana khusus berobat Frekuensi Prosentase


1. Ya 79 65,8%
2. Tidak 41 34,2%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar keluarga memiliki dana khusus berobat sebanyak 79 penduduk
(65,8%).

4. Bentuk dana khusus berobat

No Bentuk dana khusus berobat Frekuensi Prosentase


1. BPJS 59 49,2%
2. Tabungan pribadi 5 4,2%
3. Asuransi kesehatan 10 8,3%
4. Penggunaan kartu miskin 5 4,2%
5. Lain-lain (tidak mempunyai 41 34,2%
asuransi)
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir setengahya bentuk dana khusus berobat yang dimiliki warga adalah
BPJS sebanyak 59 keluarga (49,2%).

5. Pelayanan kesehatan yang digunakan

No Pelayanan kesehatan yang Frekuensi Prosentase


digunakan
1. Dukun - -
2. Bidan 29 24,2%
3. Puskesmas 28 23,3%
4. Dokter atau klinik swasta 53 44,2%
5. Lain-lain 10 8,3%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir setengahnya pelayanan kesehatan yang digunakan oleh warga adalah
dokter atau klinik swasta sebanyak 53 penduduk (44,2%).

C. DATA KELOMPOK KHUSUS


1) Pasangan Usia Subur (PUS)
1. Berapa usia PUS (wanita) saat ini ?

No Usia Wanita Frekuensi Presentase


1. 20-25 tahun 4 5,2%
2. 26-30 tahun 19 24,7%
3. 31-35 tahun 19 24,7%
4. 36-40 tahun 15 19,5%
5. 41-45 tahun 9 11,7%
6. 46-50 tahun 11 14,3
Total 77 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 411 peduduk yang diteliti, yaitu sebagian besar warga yang berusia subur yaitu
26-30 tahun dengan jumlah 19 penduduk (24,7%).

2. Saat ini apakah PUS menggunakan alat kontrasepsi

No Alasan Frekuensi Presentase


1. Ya 54 70,1%
2. Tidak 23 29,9%
Total 77 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 411 peduduk yang diteliti, yaitu sebagian besar warga (PUS) menggunakan alat
kontrasepsi sebanyak 54 penduduk (70,1%).

3. Bila iya,alat kontrasepsi apa yang digunakan


No Jenis Frekuensi Presentase
1. IUD 6 11,1%
2. Implan/susuk 5 9,3%
3. Pil 9 16,7
4. Suntik 34 63,0%
5. Lain-lain 0 0%
Total 54 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 411 peduduk yang diteliti, yaitu hampir setengahnya PUS menggunakan alat
kontrasepsi berupa suntik dengan jumlah 34 penduduk (63,0%).

4. Bila tidak apa alas an PUS tidak menggunakan alat kontrasepsi?


No Alasan Frekuensi Presentase
1. Tidak tahu 0 0%
2. Tidak Nyaman 18 78,3%
3. Mahal 0 0%
4. Dilarang oleh agama 5 21,7%
5. Program hamil 0 0%
Total 23 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 411 peduduk yang diteliti, yaitu warga (PUS) yang tidak menggunakan alat
kontrasepsi di karenakan tidak nyaman sebnayak 18 penduduk (78,3%).

5. Dari mana PUS mendapatkan informasi tentang KB


No Sumber informasi Frekuensi Presentase
1. Petugas kesehatan 71 92,2%
2. Media elektronik 2 2,6%
3. Orang lain 4 5,2%
4. Media massa 0 0%
Total 77 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 411 peduduk yang diteliti, yaitu sebagian besar warga (PUS) mendapatkan
informasi tentang KB dari petugas kesehatan sebanyak 71 penduduk (92,2%).

6. Adakah keluhan yang dirasakan terkait alat kontrasepsi yang digunakan


No Alasan Frekuensi Presentase
1. Tidak ada 53 98,1%
2. Ada 1 1,%
Total 54 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 411 peduduk yang diteliti, yaitu hamper seluruhnya warga (PUS) tidak ada
keluhan yang dirasakan terkait alat kontrasepsi yang digunakan sebanyak 53 penduduk (98,1).

7. Bila sakit,tindakan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut

No Tindakan Frekuensi Presentase


1. Pelayanan kesehatan 66 85,7%
2. Obat warung 10 13,0%
3. Didiamkan saja 0 0%
4. Alternative 1 1,3%
Total 77 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 411 peduduk yang diteliti, yaitu hamper seluruhnya Bila sakit, tindakan yang
dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut adalah ke Pelayanan kesehatan sebanyak 66 penduduk (85,7%).

8. Apakah ibu atau bapak tahu manfaat KB


No Alasan Frekuensi Presentase
1. Untuk menjarangkan 31 40,3%
kehamilan
2. Membatasi jumlah anak 37 48,1%
3. Meningkatkan kesejahteraan 9 11,7%
ibu dan anak
4. Tidak tahu 0 0%
Total 77 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 411 Penduduk yang diteliti, yaitu setengahnya tahu manfaat KB alasanya
Membatasi jumlah anak sebanyak 37 Penduduk (48,1%).

2) Data Ibu menyusui


Dari hasil pengkajian didapatkan 120 KK yang didalamnya terdapat 7 KK ibu menyusui.
1. Ibu menyusui banyinya

No Alasan Frekuensi Prosentase


1. Ya 7 100%
2. Tidak 0 0%
Total 7 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 411 Penduduk yang diteliti, yaitu sealuruhnya ibu yang mempunya bayu
menyusui bayinya sebanyak 7 Penduduk (100%).

2. Waktu pertama kali ibu memberikan ASI


No Waktu Frekuensi Presentase
1. Segera setelah bayi lahir 4 57,1%
2. Setelah ASI banyak keluar 3 42,9%
Total 7 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar ibu menyusui bayinya segera setelah bayi lahir sebanyak 4
orang (57,1%).

3. Jumlah berapa kali ibu memberi ASI bayinya dalam semalam


No Jumlah Frekuensi Prosentase
1 3-5 kali 2 2,8,6%
2 5-7 kali 0 0%
3 Sebanyak yan diinginkan bayi 5 71,4%
Total 7 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar ibu menyusui bayinya dalam sehari semalam yaitu 3-5 kali
sebanyak 5 orang (71,4%).

4. Pendapat ibu tentang ASI eksklusif

No Pendapat Frekuensi Prosentase


1 Memberi ASI saja sampai usia bayi 3 0 0%
bulan
2 Memberi ASI saja sampai usia bayi 4 0 0%
bulan
3 Memberi ASI saja sampai usia bayi 6 7 100%
bulan
Total 7 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruh ibu berpendapat ASI eksklusif berarti memberi ASI saja sampai usia
bayi 6 bulan sebanyak 7 orang (100%).

5. Rencana ibu untuk menyusui bayinya

No Waktu Frekuensi Prosentase


1 Sampai usia anak 6 bulan 0 0%
2 Sampai anak 2 tahun 6 85,7%
3 Semaunya anak sampai berhenti sendiri 1 14,3%
Total 7 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya ibu berencana untuk menyusui bayinya sampai anak usia 2
tahun sebanyak 6 orang (85,7%).

6. Pemberian susu jolong (colostrum) pada bayi

No Pemberian Frekuensi Prosentase


1 Ya 7 100%
2 Tidak 0 0%
Total 7 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruhnya ibu memberikan susu jolong (colostrum) pada bayinya sebanyak 7
orang (100%).

7. Cara ibu dalam mengatasi masalah menyusui pada bayinya


No Cara mengatasi Frekuensi Prosentase
1 Konsul ke pelayanan kesehatan 6 85,7%
2 Minum obat tradisional 1 14,3%
3 Dibiarkan saja 0 0%
Total 7 100%
Berdasarkan tabel diatas didaptkan data bahwa hampir seluruhnya cara ibu dalam mengatasi masalah dalam menyusui pada
bayinya dengan konsul ke pelayanan kesehatan sebanyak 6 orang (85,7%).

8. Keluhan ibu saat menyusui

No Keluhan Frekuensi Prosentase


1 Ya 0 0%
2 Tidak 7 100%
Total 7 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruhnya ibu tidak memiliki keluhan saat menyusui bayi sebanyak 7 orang
(100%).

3) Data bayi
Dari hasil pengkajian didapatkan 120 KK yang didalamnya terdapat 7 KK yang memiliki bayi.
1. Usia bayi

No Usia Frekuensi Prosentase


1 0-6 bulan 5 71,4%
2 7-12 bulan 2 28,6%
Total 7 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar usia bayi yaitu 0-6 bulan sebanyak 5 orang (71,4%).

2. Berat bayi waktu lahir

No Berat badan Frekuensi Prosentase


1 <2500 gr 0 100%
2 2500 – 4000 gr 7 0%
Total 7 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruhnya berat bayi waktu lahir yaitu 2500 – 4000 gr sebanyak 7 orang
(100%).

3. Berat badan saat ini

No Rentan berat badan Frekuensi Prosentase


1 4,5 – 6,5 kg 3 42,9%
2 7,5 – 10 kg 4 57,1%
Total 7 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar berat badan bayi saat ini yaitu 7,5 – 10 kg sebanyak 4 orang
(57,1%).

4. KMS BB bayi

No Warna KMS Frekuensi Prosentase


1 Hijau 7 100%
2 Kuning 0 0%
3 Merah 0 0%
Total 7 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruhnya KMS bayi yaitu warna hijau sebanyak 7 orang (100%).

5. Manfaat imunisasi
No Maanfaat imunisasai Frekuensi Prosentase
1 Untuk kekebalan penyakit tertentu 4 57,1%
2 Untuk megnhindari penyakit 3 42,9%
3 Tidak ada kegunaannya 0 0%
Total 7 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar pengetahuan ibu mengenai manfaat imunisasi menurutnya
adalah untuk kekebalan penyakit tertentu sebanyak 4 orang (57,1%).

6. Apakah perlu bayi diimunisasi


No Pendapat ibu Frekuensi Prosentase
1 Ya 7 100%
2 Tidak 0 0%
Total 7 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa pendapat ibu mengenai perlunya bayi di imunisasi yaitu seluruhnya menjawab
iya sebanyak 7 orang (100%).

7. Manfaat posyandu
No Pendapat ibu Frekuensi Prosentase
1 Tempat menimbang bayi 2 28,6%
2 Tempat penyuluhan kesehatan 0 0%
3 Tempat mendapatkan imunisasi 5 71,4%
4 Tempat mendapatkan PMT 0 0%
5 Tidak tahu 0 0%
Total 7 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian pendapat ibu tentang manfaat posyandu adalah tempat mendapatkan
imunisasi sebanyak 5 orang (71,4%).

8. Pemberian makanan tambahan


No Usia Frekuensi Prosentase
1 Kurang 6 bulan 1 14,3%
2 Lebih 6 bulan 6 85,7%
Total 7 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya bayi diberikan makanan tambahan sejak usia lebih 6 bulan
sebanyak 6 orang (85,7%).

9. Jenis makanan tambahan


No Jenis makanan Frekuensi Prosentase
1 Bubur instan 4 57,1%
2 Nasi Tim 3 42,9%
3 Nasi biasa 0 0%
Total 7 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar jenis makanan tambahan yang diberikan pada bayi adalah bubur
instan sebanyak 3 orang (57,1%).

10. Bila sakit berobat kemana


No Tempat Frekuensi Prosentase
1 Rumah sakit 0 0%
2 Praktek dokter 0 0%
3 Puskesmas 5 71,4%
4 Lain lain 2 28.6%
Total 7 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar tempat bayi berobat adalah puskesmas sebanyak 5 orang
(71,4%).

11. Perawatan tali pusat


No Perawatan tali pusar Frekuensi Prosentase
1 Ya 7 100%
2 Tidak 0 0%
Total 7 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruhya ibu melakukan perawatan tali pusat sebanyak 7 orang (100%).

4) Data balita 1 – 5 tahun (Jika dalam keluarga ada balita


Dari hasil pengkajian tdidapatkan 120 KK yang didalamnya terdapat 21 KK yang memiliki balita.
1. Usia Balita Sekarang
No. Usia Frekuensi Prosentase
1 1 tahun 3 14,3%
2 2 tahun 4 19,0%
3 3 tahun 5 23,8%
4 4 tahun 2 95%
5 5 tahun 7 33,3%
Total 21 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir setengahnya balita berusia 5 tahun sebanyak 7 orang (33,3%).

2. Berat badan lahir


No. Berat Frekuensi Prosentase
1 < 2500 gr 2 95%
2 2500 – 4000 gr 18 85,7%
3 > 4000 gr 1 4,8%
Total 21 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir setengahnya balita berusia 5 tahun sebanyak 7 orang (33,3%).
3. Berat badan saat ini
No Warna KMS Frekuensi Prosentase
.
1 5-10 kg 3 14,3%
2 11-15 kg 16 76,2%
3 16-20 kg 2 9,5%
Total 21 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya balita saat ini memiliki berat badan 11 – 15 kg sebanyak 16
balita (76,2%).

4. Tinggi badan balita saat ini


No. Tinggi badan Frekuensi Prosentase
1 71,5 – 79,7 cm 1 4,8%
2 82,2 – 91,5 cm 11 52,4%
3 89,4 – 100,8 cm 8 38,1%
4 95,5 – 108,2 cm 1 4,8%
5 102 – 115,5 cm 0 0%
Total 21 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar balita memiliki tinggi badan 82,2 – 91,5 cm sebanyak 11 balita
(52,4%).
5. Warna KMS
No. Warna KMS Frekuensi Prosentase
1 Hijau 21 100%
2 Kuning 0 0%
3 Merah 0 0%
Total 21 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruh balita memiliki warna KMS hijau sebanyak 21 balita (100%)

6. Penimbangan balita
No. Timbang berat badan Frekuensi Prosentase
1 Ya 21 100%
2 Tidak 0 0%
Total 21 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruh balita ditimbang sebanyak 21 balita (100%).

7. Tempat penimbangan balita


No. Tempat menimbnag Frekuensi Prosentase
1 Rumah sakit 0 0%
2 Praktek dokter/ bidan 4 19,0%
3 Puskesmas 0 0%
4 Posyandu 17 81,0%
Total 21 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya tempat menimbang balita adalah di posyandu sebanyak 17
balita (81,0%).

8. Frekuensi makan balita


No. Makan balita Frekuensi Prosentase
1 Tiga kali/lebih 19 90,5%
2 Dua kali 2 9,5%
Total 21 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya balita makan 3 kali atau lebih dalam sehari sebanyak 19
balita (90,5%).

9. Pantangan makan balita


No. Kategori Frekuensi Prosentase
1 Ya 0 0%
2 Tidak 21 100%
Total 21 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruh balita tidak memiliki pantangan makan sebanyak 21 balita (100%).

10. Membawa balita ke posyandu


No. Tingkatan Waktu Frekuensi Prosentase
1 Ya, setiap bulan 19 90,5%
2 Jarang 2 9,5%
3 Tidak pernah 0 0%
Total 21 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya balita dibawa ke posyandu setiap bulan sebanyak 19 balita
(90,5%).

11. Pendapat ibu tentang posyandu


No. Pendapat Frekuensi Prosentase
1 Tempat menimbang balita 4 19,0%
2 Tempat penyuluhan kesehatan 0 0
3 Tempat mendapatkan imunisasi 17 81,0%
4 Tempat mendapatkan PMT 0 0%
5 Tidak tahu 0 0%
Total 21 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya ibu berpendapat manfaat dari posyandu adalah tempat
mendapatkan imunisasi sebanyak 17 balita (81,0%).

12. Usia balita sampai di beri ASI


No. Kurun waktu Frekuensi Prosentase
1 < 2 tahun 18 85,7%
2 > 2 tahun 3 14,3%
Total 21 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya balita diberi ASI sampai usia < 2 tahun sebanyak 18 balita
(85,7%).

13. Usia balita diberi makanan tambahan


No. Usaia Frekuensi Prosentase
1 < 6 bulan 6 28,6%
2 > 6 bulan 15 71,4%
Total 21 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar balita mendapatkan makanan tambahan pada usia > 6 bulan
sebanyak 15 balita (71,4%).

14. Pola makan yang diberikan pada balita


No. Pola makan Frekuensi Prosentase
1 Sesuai dengan menu seimbang 21 100%
2 Tidak sesuai denga menu simbang 0 0%
Total 21 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruh pola makan balita sesuai dengan menu seimbang sebanyak 21 balita
(100%).

15. Balita mendapatkan tambahan vitamin A


No. Tambahan vitamin A Frekuensi Prosentase
1 Ya 21 100%
2 Tidak 0 0%
Total 21 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruhnya balita mendapatkan tambahan vitamin A sebanyak 21 balita
(100%).
5) Data Usia Sekolah (6-12 tahun)
Dari hasil pengkajian didapatkan 120 KK yang didalamnya terdapat 42 KK yang memiliki anak usia sekolah.
1. Umur
No. Usia Frekuensi Prosentase
1 6-8 tahun 20 47,6%
2 9-12 tahun 22 52,4%
Total 42 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar usia anak sekolah adalah 9 – 12 tahun sebanyak 22 anak
(52,4%).
2. Tinggi Badan
No. Tinggi badan Frekuensi Prosentase
1 150 cm 10 23,8%
2 116-122 cm 15 35,7%
3 122-128 cm 14 33,3%
4 139 cm 3 7,1%
Total 42 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir setengahnya tinggi badan anak sekolah adalah 116 – 122 cm sebanyak
15 anak (35,7%).

3. Berat Badan
No. Berat badan Frekuensi Prosentase
1 20 - 22 kg 19 45,2%
2 22 - 27 kg 13 31,0%
3 36 -50 kg 10 23,8%
Total 42 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir setengahnya berat badan anak usia sekolah adalah 19 anak (45,2%).

4. Berapa kali makan dalam sehari


No. Jumlah makan anak Frekuensi Prosentase
1 1 kali 0 0%
2 2 kali 10 23,8%
3 3 kali 31 73,8%
4 Lebih tiga dari 1 2,4%
Total 42 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar frekuensi makan anak dalam sehari adalah 3 kali sebanyak 31
anak (73,8%).

5. Porsi makan
No. Porsi makan anak Frekuensi Prosentase
1 Satu porsi 42 100%
2 Lebih dari 1 porsi 0 0%
3 Kurang dari 1 porsi 0 0%
Total 42 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruh anak usia sekolah porsi makannya adalah satu porsi sebanyak 42 anak
(100%).

6. Jenis makanan yang biasa diberikan


No. Porsi makan anak Frekuensi Prosentase
1 Nasi, sayur, lauk-pauk 27 64,3%
2 Nasi, sayur 0 0%
3 Nasi, lasuk-pauk 11 26,2%
4 Nasi, sayur, lauk-pauk, susu 3 7,1%
5. Lain-lain (biskuit, roti, dsb selain 1 2,4
nasi)
Total 42 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar anak usia sekolah mendapatkan jenis makanan berupa nasi,
sayur, lauk-pauk sebanyak 27 anak (64,3%).

7. Pemberian sumplemen tambahan


No. Pemberian vitamin tambahan Frekuensi Prosent ase
1 Ya 20 46,7%
2 Tidak 22 52,4%
Total 42 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar anak usia sekolah tidak diberikan suplemen vitamin sebanyak
22 anak (52,4%).

8. Masalah dalam anak


No. Macam gangguan Frekuensi Prosentase
1 Gangguan pendengaran 0 0%
2 Gangguan pengelihatan 0 0%
3 Gangguan wicara 0 0%
4 Gangguan gigi/ mulut 9 21,4%
5 Gangguan fisik 0 0%
6 Tidak ada 33 100%
Total 42 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya anak usia sekolah tidak mengalami masalah sebanyak 33
anak (78,6%).

9. Menggosok gigi dalam sehari


No. Menggosok gigi Frekuensi Prosentase
1 1 kali 5 11,9%
2 2 kali 35 83,3%
3 >2kali 2 4,8%
4 Tidak pernah 0 0%
Total 42 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya anak usia sekolah menggosok gigi 2 kali sehari sebanyak 35
anak (83,3%).

10. Pemeriksaan gigi


No. Kegiatan Frekuensi Prosentase
1 Pernah 16 38,1%
2 Tidak 26 61,9%
Total 42 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar anak usia sekolah tidak pernah memeriksakan gigi ke pelayanan
kesehatan sebanyak 26 anak (61,9%).

11. Gangguan dalam belajar

No. Gangguan belajar Frekuensi Prosentase


1 Pernah 6 14,3%
2 Tidak 36 85,7%
Total 42 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya anak usia sekolah tidak mengalami gangguan dalam belajar
sebanyak 36 anak (85,7%).

12. Kegiatan diluar waktu sekolah


No. Kegiatan Frekuensi Prosentase
1 Bermain 24 54,8%
2 Mengaji 14 33,3%
3 Menonton tv 1 2,4%
4 Les tambahan 4 9,5%
5 Lain lain 0 0%
Total 42 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar anak usia sekolah mengisi kegiatan diluar waktu sekolah
dengan bermain sebanyak 23 anak (54,8%).

6) Data Remaja (13 – 18 tahun)


Dari hasil pengkajian didapatkan 120 KK yang didalamnya terdapat 42 KK yang memiliki anak usia remaja.
1. Kegiatan yang dilakukan
No. Kegiatan remaja Frekuensi Prosentase
1 Sekolah/kursus 39 92,2%
2 Bekerja 2 4,8%
3 Sekolah sambil kerja 1 2,4%
4 Pengangguran 0 0%
Total 42 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya kegiatan remaja saat ini adalah sekolah atau kursus
sebanyak 39 orang (92,2%).

2. Tindakan yang diambil ketika mendapatkan suatu masalah


No. Tindakan Frekuensi Prosentase
1 Diam 0 0%
2 Menggunakan NAPZA 0 0%
3 Bercerita ke orang lain/ 42 100%
keluarga/ orang terdekat
4 Marah, berkelahi, merusak 0 0%
5 Lain-lain 0 0%
Total 42 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruhnya remaja mengatasi masalahnya dengan cara bercerita ke orang lain
atau keluarga atau orang terdekat sebanyak 42 orang (100%).

3. Penyebab remaja menggunakan narkoba


No. Pendapat remaja Frekuensi Prosentase
1 Coba-coba 28 19,0%
2 Mengatasi masalah 0 0%
3 Ingin dianggap orang hebat 0 0%
4 Pengaruh lingkungan 29 69,0%
5 Lain-lain 5 11,9%
Total 42 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar remaja berpendapat penyebab utama remaja menggunakan
narrkoba adalah karna pengaruh lingkungan sebanyak 29 orang (69,0%).
4. Apakah remaja merokok
No. Pengguna Frekuensi Prosentase
1 Ya 18 42,9%
2 Tidak 24 47,1%
Total 42 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir setengahnya tidak memiliki kebiasaan merokok sebanyak 24 orang (47,1%).

7) Data Remaja Dalam Keluarga


Dari hasil pengkajian didapatkan 120 KK yang didalamnya terdapat 42 KK yang memiliki anak remaja dalam keluarga.
1. Sikap remaja terhadap aturan di rumah
No. Sikap remaja Frekuensi Prosentase
1 Mematuhi 30 71,4%
2 Acuh/cuek 0 0%
3 Kadang-kadang melanggar 12 28,6%
4 Lain-lain 0 0%
Total 42 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar remaja mematuhi aturan di rumah sebanyak 30 orang (71,4%).
2. Sikap terhadap pergaulan
No. Sikap remaja Frekuensi Prosentase
1 Suka bergaul berganti 7 16,7%
-ganti teman
2 Tidak mau mengenalkan 0 0%
teman temannya
3 Berteman dengan siapa 34 81,0%
saja
4 Suka mengurung diri 1 2,4%
5 Lain lain 0 0%
Total 42 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya sikap remaja dalam pergaulan adalah dapat berteman dengan
siapa saja sebanyak 34 orang (81,0%).

3. Kebiasaan remaja
No. Sikap remaja Frekuensi Prosentase
1 Pulang lewat malam 2 4,8%
2 Menginap di rumah teman 1 2,4%
3 Malam suka begadang, 18 42,9%
pagi susah dibangunkan
4 Lain lain (bekerja) 21 50%
Total 42 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa setengahnya remaja memiliki kebiasaan bekerja sebanyak 21 orang (50%).

8) Data Lansia (60 tahun ke atas)


Dari hasil pengkajian didapatkan 120 KK yang didalamnya terdapat 46 KK yang memiliki lansia.
1. Usia lansia
No. Usia Frekuensi Prosentase
1 60 – 70 tahun 31 67,4%
2 71 – 80 tahun 15 32,6%
Total 46 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar usia lansia adalah 60 – 70 tahun sebanyak 31 orang (67,4%).

2. Posyandu lansia
No. Kegiatan lansia Frekuensi Prosentase
1 Pernah 26 56,5%
2 Tidak 20 43,5%
Total 46 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar lansia pernah mendengar tentang posyandu lansia sebanyak 26
orang (56,5%).
3. Dari mana tahu tentang posyandu lansia
No. Sumber Frekuensi Prosentase
1 Tetangga 11 23,9%
2 Petugas kesehatan 33 71,7%
3 TV/ Radio 0 0%
4 Media cetak 0 0%
5 Tidak ada 2 4,3%
Total 46 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar lansia mendapatkan informasi mengenai posyandu lansia dari
petugas kesehatan sebanyak 33 orang (71,7%).

4. Keinginan dibentuknya posyandu lansia


No. Keinginan Frekuensi Prosentase
1 Ya 44 95,7%
2 Tidak 2 43,0%
Total 46 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya lansia menginginkan dibentuk posyandu lansia sebanyak 44
orang (95,7%).
5. Kegiatan yang diinginkan pada posyandu lansia
No. Keinginan Frekuensi Prosentase
1 Pemeriksaan kesehatan 44 95,7%
dan pengobatan
2 Senam lansia 2 4,3%
3 Konsultasi kesehatan 0 0%
Total 46 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya lansia menginginkan kegiatan pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan di posyandu lansia sebanyak 44 orang (95,7%).

6. Penyakit yang diderita bapak ibu


No. Keluhan Frekuensi Prosentase
1 Darang tinggi 24 52,2%
2 Jantung 0 0%
3 Nyeri sendi 16 34,8%
4 Gangguan Tidur 4 8,7%
5 Kencing Manis 2 4,3%
Total 46 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar lansia menderita penyakit darah tinggi sebanyak 24 orang
(52,2%).
7. Tindakan lansia yang dilakukan untuk mengatasi keluhan
No. Yang dilakukan Frekuensi Prosentase
1 Berobat ke rumah sakit 4 8,7%
2 Berobat ke praktek dokter 14 30,4%
3 Berobat ke puskesmas 15 32,6%
4 Dibiarkan saja 13 28,3%
5 Lain-lain 0 0%
Total 46 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir setengahnya lansia berobat ke puskesmas untuk mengatasi keluhan
penyakit yang dideritanya sebanyak 15 orang (32,6%).

8. Memeriksa kesehatan secara teratur


No. Satuan waktu Frekuensi Prosentase
1 Ya 11 23,9%
2 Tidak 35 76,1%
Total 46 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya lansia tidak memeriksakan kesehatannya secara teratur
sebanyak 35 orang (75,1%).
9. Kegiatan yang dilakukan dirumah
No. Kegiatan lansia Frekuensi Prosentase
1 Duduk-duduk 10 21,7%
2 Mengasuh cucu 6 13,0%
3 Kegiatan rumah tangga 16 34,8%
4 Membaca/menonton TV 2 4,3%
5 Lain-lain 12 26,1%
Total 46 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir setengahnya lansia melakukan kegiatan rumah tangga sebanyak 16
orang (34,8%).

10. Kegiatan yang dilakukan untuk menjaga kesehatan


No. Kegiatan lansia Frekuensi Prosentase
1 Jalan pagi 17 37,0%
2 Senam pagi 0 0%
3 Berkebun 8 17,4%
4 Kegiatan rumah tangga 16 34,8%
5 Lain lain 5 10,9%
Total 46 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir setengahnya lansia melakukan jalan pagi untuk menjaga kesehatannya
sebanyak 17 orang (37,0%).

11. Kegiatan sosial yang dilakukan


No. Kegiatan lansia Frekuensi Prosentase
1 Pengurus RT/RW 0 0%
2 Pengurus masjid 20 43,5%
3 Pengajian / wirid 0 0%
4 Lain lain (tidak mengikuti) 26 53,5%
Total 46 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar lansia tidak mengikuti kegiatan sosial di masyarakat sebanyak
26 orang (53,5%).

D. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Yang mengalami gangguan jiwa

No Keluarga yang mengalami Frekuensi Presentase


gangguan jiwa
1. Ya 0 0%
2. Tidak 441 100%
Total 441 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruhnya masyarakat tidak ada yang mengalami gangguan jiwa sebanyak 441
penduduk (100%).

E. KESEHATAN LINGKUNGAN FISIK


1. Cahaya matahari masuk ke dalam rumah
No Cahaya matahari Frekuensi Presentase
1. Ya 120 100%
2. Tidak 0 0%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruhnya cahaya matahari masuk ke dalam rumah warga sebanyak 120
rumah (100%).

2. Ventilasi ruangan

No Ventilasi kamar tidur Frekuensi Presentase


1. Ya 102 85,0%
2. Tidak 18 15,0%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya cahaya dapat masuk ke kamar tidur sebanyak 102 rumah
(85,0%).

No Ventilasi ruang tamu Frekuensi Presentase


1. Ya 116 96,7%
2. Tidak 4 33,0%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya cahaya dapat masuk ke ruang tamu sebanyak 116 rumah
(96,7%).

No Ventilasi dapur Frekuensi Presentase


1. Ya 109 90,8%
2. Tidak 11 9,2%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya cahaya dapat masuk ke dapur sebanyak 109 rumah (90,8%).
No Ventilasi kamr mandi Frekuensi Presentase Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa
1. Ya 85 70,8% sebagian besar cahaya dapat masuk ke kamar mandi
2. Tidak 35 29,0% sebanyak 85 rumah (70,8%).
Total 120 100%
3. Sumber air
No Sumber air Frekuensi Presentase
1. Sumur gali 45 37,5%
2. Sumur bor 46 38,3%
3. PDAM 21 17,5%
4. Sumur tadah hujan 0 0
5. Sumber air/swadaya 8 6,7%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir setengahnya sumber air warga adalah sumur bor sebanyak 46 keluarga
(38,3%).

4. Jarak sumber air dengan septictank


No Jarak sumber air dengan septik Frekuensi Prosentase
. tank
1 < 10 meter 83 69,2%
2 >10 meter 37 30,8%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar jarak sumber air ke septictank < 10 meter sebanyak 83 keluarga
(69,2%).

5. tampungan air
No Kondisi tempat penampungan Frekuensi Prosentase
.
1 Tertutup 34 28,3%
2 Terbuka 86 71,7%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar tempat penampungan air warga kondisinya terbuka sebanyak 86
rumah (71,7%).

6. Sumber air mandi dan mencuci


No Sumber air Frekuensi Presentase
1. Sumur gali 45 37,1%
2. PDAM 21 17,5%
3. Sumur bor 46 38,3%
4. Sumber air/swadaya 8 6,7%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir setengahnya sumber air untuk mandi dan mencuci warga menggunakan
sumur bor sebanyak 46 rumah (38,3%).

7. Keadaan air untuk mandi dan mencuci


No Keadaan air untuk mandi dan Frekuensi Presesntase
cuci
1. Berbau 0 0%
2. Berasa 0 0%
3. Berwarna 0 0%
4. Tidak berbau, tidak berwarna, 120 100%
tidak berasa
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruhnya keadaan air untuk mandi dan mencuci warga tidak berbau, tidak
berwarna, tidak berasa sebanyak 120 rumah (100%).

8. Kepemilikan kamar mandi


No Kepemilikan/ kepunyaan Frekuensi Prosentase
.
1 Ya 120 100%
2 Tidak 0 0%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruhnya warga memiliki kamar mandi sebanyak 120 rumah (100%).

9. Kepemilikan bak mandi


No Kepemilikan/ kepunyaan Frekuensi Prosentase
.
1 Ya 120 100%
2 Tidak 0 0%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruhnya warga menggunakan bak mandi sebanyak 120 rumah (100%).

10. Frekuensi menguras bak mandi


No Kebiasaan Frekuensi Prosentase
.
1 Satu kali seminggu 73 60,8%
2 Dua kali seminggu 31 26,7%
3 Tidak pernah 0 0%
4 Lain lain 15 12,5%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar warga menguras bak mandi 1x seminggu sebanyak 73 keluarga
(60,8%).
11. Kepemilikan WC atau jamban
No Letak jamban/WC Frekuensi Prosentase
1 Ya 120 100%
2 Tidak 0 0%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruhnya warga mempunyai WC atau jamban sebanyak 120 keluarga
(100%).

12. Tempat BAB


No Tempat BAB Frekuensi Prosentase
.
1 WC / jamban 120 100%
2 Sungai 0 0%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruhnya warga buang air besar di WC sebanyak 120 keluarga (100%).

13. Pengelolaan sampah


Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa No Tempat pembuangan Frekuensi Prosentase
hampir seluruhnya warga mengolah sampah dengan cara sampah
dibakar sebanyak 94 keluarga (78,3%). 1 Dibakar 94 78,3%
2 Dibuang ketanah kosong 12 10,0%
3 Diangkut petugas 14 0%
14. Kondisi tempat pembuangan sampah 4 Dibuang sembarangan 0 0%

N Tempat Frekuensi Prosenta 5 Ditimbun 0 0%

o penampungan se Total 120 100%


1 Terbuka 117 97,5%
2 Tertutup 3 2,5%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya warga memiliki kondisi tempat pembuangan sampah
terbuka sebanyak 117 keluarga (97,5%).

15. Pengelolaan barang bekas

No Pemanfaatan kaleng bekas Frekuensi Prosentase

1 Ditimbun 10 8,3%

2 Dimanfaatkan 108 90%

3 Di buang sembarangan 0 0%
4 Dibiarkan 2 1,7%

Total 120 100%

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya warga mengelola barang bekas dengan cara dimanfaatkan
sebanyak 108 keluarga (90%).

16. Pengadaan kegiatan gotong royong

No Kegiatan gotong royong Frekuensi Prosentase


.
1 Ada 86 71,7%
2 Tidak 34 28,3%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar dilingkungan warga terdapat kegiatan gotong royong sebanyaj
86 keluarga (71,7%).

17. Frekuensi kegiatan gotong royong

No Pelaksanaan gotong royong Frekuensi Prosentase


.
1 < 3 kali 90 75,0%
2 > 3 kali 30 25,0%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar kegiatan gotong royong dilingkungan warga dilakukan < 3 kali
sebanyak 90 keluarga (75,0%).

18. Sarana pembuangan air limbah

No Tempat pembuangan air limbah Frekuensi Prosentase

1 Got 83 69,2%
2 Resapan 28 23,2%
3 Sungai 7 5,8
4 Tidak ada (dibuang sembarang 2 1,7%
tempat)
5 Lain-lain 0 0%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar saran pembuangan air limbah warga adalah got sebanyak 83
keluarga (69,2%).

19. Keadaan sarana pembuangan air limbah


No Keadaan pembuangan air Frekuensi Prosentase
. limbah
1 Terbuka mengalir 94 78,3%
2 Tertutup mengalir 11 9,2%
3 Terbuka tergenang 13 10,8%
4 Tertutup tergenang 2 1,7%
5 Tidak ada got 0 0%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya keadaan sarana pembuangan air limbah warga terbuka
mengalir sebanyak 94 keluarga (78,3%).

20. Sarana pembuangan air limbah di bersihkan


No Kebiasaan Frekuensi Prosentase
.
1 1x seminggu 0 0%
2 1x sebulan 8 6,7%
3 Bila tersumbat 89 74,2%
4 Tidak pernah 23 19,2%
5 Lain lain 0 0%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar warga membersihkan sarana pembuangan air limbah bila
tersumbat sebanyak 89 keluarga (74,2%).

21. Kepemilikan pekarangan


No. Ketersediaan Frekuensi Prosentase
1 Ya 81 67,5%
2 Tidak 39 32,5%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar warga mempunyai pekarangan sebanyak 81 keluarga (67,5%).

22. Cara mengolah sayuran

No. Cara mengolah sayuran Frekuensi Prosentase


1 Dipotong baru dicuci 95 79,2%
2 Dicuci baru dipotong 25 20,8%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya warga mengolah sayuran dengan cara dipotong dahulu baru
dicuci sebanyak 95 keluarga (79,2%).
23. Cara penyajian makanan

No. Cara penyajian Frekuensi Prosentase


1 Tertutup 112 93,3%
2 Terbuka 8 6,7%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya warga menyajikan makanan dengan cara tertutup sebanyak
112 keluarga (93,3%).

24. Kebiasaan menggantung pakaian

No. Kebiasaan menggantung Frekuensi Prosentase


pakaian setelah dipakai
1 Ya 108 90,0%
2 Tidak 12 10,0%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya warga mempunyai kebiasaan menggantung pakaian
sebanyak 108 keluarga (90,0%).

25. Binatang mengerat atau serangga

No. Adakah binatang mengerat/serangga Frekuensi Prosentase


dirumah
1 Ya 109 90,8%
2 Tidak 11 9,2%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya rumah warga terdapat binatang pengerat (tikus) sebanyak
109 rumah (90,8%).

F. DATA PERILAKU KESEHATAN


1. Perilaku merokok

No Perilaku Merokok Frekuensi Prosentase


.
1 Ya 74 61,7%
2 Tidak 46 38,3%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar warga memiliki kebiasaan merokok sebanya 74 keluarga
(61,7%).
2. Perilaku minum minuman keras

No Perilaku minuman keras Frekuensi Prosentase


1 Ya 0 0%
2 Tidak 120 100%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruhya warga tidak memiliki perilaku minum-minuman keras sebanyak 120
keluarga (100%).

3. Pemanfaatan pelayanan kesehatan


No. Memanfaatkan pelayanan kesehatan Frekuensi Prosentase
1 Ya 120 100%
2 Tidak 0 0%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa seluruhnya memanfaatkan fasilitas kesehatan sebanyak 120 keluarga (100%).

4. Kebiasaan olahraga
No. Kebiasaan Olahraga Frekuensi Prosentase
1 Ya 43 35,8%
2 Tidak 77 46,2%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir setengahnya warga tidak melakukan olahraga sebanyak 77 keluarga
(46,2%).
5. Rekreasi

No. Kebiasaan berkreasi Frekuensi Prosentase


1 Ya 70 58,3%
2 Tidak 50 41,7%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar warga melakukan rekreasi sebanyak 70 keluarga (58,3%).

6. Konsumsi garam beryodium


No. Konsumsi Garam Frekuensi Prosentase
Beryodium
1 Ya 117 97,5%
2 Tidak 3 2,5%
Total 120 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya warga memakai garam beryodium untuk memasak
sebanyak 117 keluarga (97,5%).

7. Konsumsi MSG
No. Konsumsi MSG Frekuensi Prosentase
1. Ya 117 97,5%
2. Tidak 3 2,5%
Total 120 100 %
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir seluruhnya warga menggunakan MSG untuk memasak sebanyak 117
keluarga (97,5%).

G. STATUS KESEHATAN
1. Keluhan saat ini

No. Kesakitan Frekuensi Prosentase


1. Batuk 121 33,5%
2. Reumatik 12 3,3%
3. Pegal sakit pinggang 39 10,8%
4. Vertigo 4 1,1%
5. Hipertensi 17 4,7%
6. Asma 1 0,3%
7. Gastritis 14 3,9%
8. Stroke 2 0,6%
9. Kolesterol 6 1,7%
10. Pusing 46 12,7%
11. Nyeri dada 4 1,1%
12. Kesemutan 24 6,6%
13. Perut kembung 7 1,9%
14. Panas 35 9,7%
15. Pengapuran dan nyeri sendi 11 3,0%
16. Sakit gigi 10 2,8%
17. Asam urat 8 2,2%
Total 361 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir setengahnya keluhan yang dirasakan warga adalah batuk sebanyak 121
orang (33,5%).

3.2 ANALISA DATA

N DATA FOKUS MASALAH


O
1. Data perilaku kesehatan Perilaku kesehatan
 Anggota keluarga yang merokok sebanyak 74 KK cenderung beresiko.
(61,7%.
 Keluarga yang tidak melakukan olahraga sebanyak
77 KK (64,2 %).
 Keluarga yang selalu mengkonsumsi garam
beryodium sebanyak 117 KK (97,5%).
 Keluarga yang mengkonsumsi MSG 117 KK
(97,5%).
Data kesehatan lingkungan fisik
 Kebiasaan menggantung pakaian sebanyak 108 KK
(90,0%).
 Cara keluarga mengolah sayur
Di potong baru dicuci sebanyak 95 KK (79,2%).
2. Data kesehatan lingkungan fisik Pemeliharaan kesehatan
 Jarak sumber air ke septic tank < 10 meter sebanyak tidak efektif.
37 KK (30,8%).
 Tempat penampungan air tidak tertutup sebanyak 86
KK (71,7%.)
 Pengolahan sampah
o Dibakar sebanyak 94 KK (78,4%).
o Dibuang ketanah kosong sebanyak 12 KK
(10,0%).
 Tempat pembuangan sampah terbuka sebanyak 117
KK (97,5%).
 Pengelolaan barang bekas
o Dibiarkan sebanyak 2 KK (1,7)%.
 Sarana pembuangan air limbah di got sebanyak 83
KK (69,2%) dan sungai 7 (5,8%).
 Keadaan sarana pembuangan air limbah
o Terbuka mengalir sebanyak 94 KK (78,3%).
o Terbuka tergenang sebanyak 13 KK (10,8%).
 Sarana pembuangan air limbah dibersihkan bila
tersumbat sebanyak 89 KK (74,2%) dan tidak pernah
sebanyak 23 KK (19,2%).
 Kebiasaan menggantung pakaian sebanyak 108 KK
(90,0%).
 Ada binatang pengerat sebanyak 109 KK ( 90,8%).
Data perilaku kesehatan
 Anggota keluarga yang merokok sebanyak 74 KK
(61,7%.
 Keluarga yang tidak melakukan olahraga sebanyak
77 KK (64,2 %).
 Keluarga yang selalu mengkonsumsi garam
beryodium sebanyak 117 KK (97,5%).
 Keluarga yang mengkonsumsi MSG sebanyak 117
KK (97,5%).
3. Data lansia Defisit kesehatan
 Keluhan atau penyakit apa yang diderita hipertensi komunitas
sebanyak 24 (52,2%) dan nyeri sendi sebanyak 16
(34,8%).
 Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi keluhan
atau penyakit dengan lain-lain seperti diobati sendiri
sebanyak 13 (28,3%).
 Tidak pernah mendengar tentang posyandu lansia
sebanyak 20 (40,3%).
DAFTAR DIAGNOSA SESUAI DENGAN PRIORITAS

Penapisan Masalah

No Masalah Pentingnya Perubahan positif Penyelesaian untuk Total


penyelesaian untuk penyelesaian peningkatan kualitas score
masalah di komunitas hidup
1 : Rendah 1 : Rendah 1 : Rendah
2 : Sedang 2 : Sedang 2 : Sedang
3 : Tinggi 3 : Tinggi 3 : Tinggi
1. Perilaku
kesehatan 3 2 2 7
cenderung
beresiko
2. Pemeliharaan
kesehatan tidak 3 3 3 9
efektif
3. Defisit
kesehatan 3 2 3 8
komunitas

No Diagnosa Keperawatan TTD


1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif..
2. Defisit kesehatan komunitas
3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko

3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN

No Dx Tujuan Sasaran Strategi Rencana Hari/ Tempat Penanggung


. Keperawatan Kegiatan tanggal jawab
1. Pemeliharaan Setelah Masyarakat Penyul 1. Edukasi
kesehatan dilakukan Desa uhan kesehatan.
tidak efektif. tindakan 2. Penentuan Intervensi
keperawatan tujuan Keperawatan
komunitas bersama.
dalam… 3. Edukasi
pemeliharaan upaya
kesehatan perilaku
masyarakat di kesehatan.
desa 4. Edukasi
meningkat. penguranga
n resiko.

Anda mungkin juga menyukai