Oleh:
Kelompok 1
Arjuna Gagola
Alfany N. Torar
Anggun Supriadi Kadir
Christiana A. Bojoh
Chindy K. Tampilang
Clara M. Sahede
Chanly Adrian
c. Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Nutrisi menjadi kebutuhan
untuk tumbuh dan perkembangan selama masa pertumbuhan. Dalam nutrisi terdapat
kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan sperti
protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan nutrisi
seseorang tidak atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangannya.
g. Status Kesehatan
Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan dan
perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak berada dalam kondisi sehat dan
sejahtera, maka percepatan untuk tumbuh kembang menjadi sangat mudah dan
sebaliknya. Sebagai contoh, pada saat tertentu anak seharusnya mencapai puncak
dalam pertumbuhan dan perkembangan, namun apabila saat itu pula terjadi penyakit
kronis yang ada pada diri anak maka pencapaian kemampuan untuk maksimal dalam
tumbuh kembang akan terhambat karena anak memiliki masa kritis.
Beberapa kondisi yang dapat memengaruhi tumbuh kembang anak misalnya
adanya kelainan perkembangan fisik (bibir sumbing, starbimus atau juling, kaki
bengkok, dan lain-lain), adanya kelainan dalam perkembangan saraf (seperti
gangguan motorik, gangguan bicara, atau gangguan personal sosial), adanya kelainan
perkembangan mental (seperti retardasi mental), adanya kelainan perkembangan
perilaku (sperti hiperaktif, gangguan belajar atau depresi), dan lain-lain.
(Hidayat,2008)
3. Faktor Hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain hormone
somatotropin, tiroid, dan glukokotikoid. Hormone somatotropin (growth hormone)
berperan dalam memengaruhi pertumbuhan tinggi badan dengan menstimulasi terjadinya
proliferasi sel kartilago dan sistem skeletal. Hormone tiroid berperan mentimulasi
metabolism tubuh. Hormone glukokortikoid mempunyai fungsi menstimulasi
pertumbuhan sel intertisial dari tesis (untuk memproduksi testosterone) dan ovarium
(untuk memproduksi estrogen), selanjutnya hormone tersebut akan menstimulasi
perkembangan seks, baik pada anak laki-laki maupun perempuan yang sesuai dengan
peran hormonnya (Hidayat,2008).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENINGKATAN PERKEMBANGAN INFANT
B. Karakteristik Perilaku
1. Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya
2. Menangis saat basah, lapar, haus, dingin, panas, sakit.
3. Menolak atau menangis saat digendong oleh orang yang tidak dikenalnya
4. Segera terdiam saat digendong, dipeluk atau dibuai
5. Saat menangis mudah dibujuk untuk diam kembali
6. Menyembunyikan wajah dan tidak langsung menangis saat bertemu dengan orang yang
tidak dikenalnya
7. Mendengarkan musik atau bernyanyi dengan senang
8. Menoleh mencari sumber suara saat namanya dipanggil
9. Saat diajak bermain memperlihatkan wajah senang
10. Saat diberikan mainan meraih mainan atau mendorong dan membantingnya.
C. Intervensi
Intervensi Generalis
1. Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis
2. Memenuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)
3. Memberi selimut saat bayi kedingingan
4. Mengajak berbicara dengan bayi
5. Memanggil bayi sesuai dengan namanya
6. Mengajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda, memperlihatkan benda
berwarna menarik, benda berbunyi)
7. Keluarga bersabar dan tidak melampiaskan kekesalan atau kemarahan pada bayi
8. Segera membawa bayi kepada pusat layanan kesehatan bila bayi mengalami masalah
kesehatan atau sakit.
Intervensi Spesialis
1. Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 0-18 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Chamida, Atein N. 2009. Deteksi Dini Gnagguan Pertumbuhan dan Pekembangan Anak.
Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Luar Biasa UNY.
Hidayat, A Aziz. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Profil Data Kesehatan Dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Kemenkes RI.
Marmi, Rahrjo.K. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi ,Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
NAEYC. 2005. Developmentally Appropriate Practice (DAP). Available: https//
www.naeyc.org/DAP 15 Nov, 2012.
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
Suhrtini, B. 2007. Tahap Perkembangan Motorik Bayi. Yogyakarta: FKIK Universitas Negeri
Yogyakarta.