Anda di halaman 1dari 31

Schroeder (1879) yang memulai mempelajari teknik biakan

murni, melihat adanya bermacam-macam bakteri pada


potongan kentang.

Setelah diperiksa dibawah mikroskop ternyata tiap koloni


terdiri dari satu jenis mikroorganisme, timbul pemikiran :
“untuk memperoleh koloni tiap jenis mikroorganisme yang
terpisah diperlukan medium pertumbuhan padat”
Robert Koch (1880) menganjurkan menggunakan gelatin
5 – 10%

Kelemahannya :
1. Mencair pada musim panas dan bila dieramkan pada
suhu badan
2. Gelatin adalah senyawa protein sehingga sering kali
turut dicerna dan mencair oleh proses metabolisme
mikroorganisme, khususnya jenis fungus.
Robert Koch (1880) memanfaatkan kemajuan metoda
laboratorium dan menentukan kriteria yang diperlukan
untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan
penyebab penyakit tertentu. Kriteria ini dikenal dengan
postulat Koch yaitu :

1. Mikroorganisma tertentu selalu ditemukan berasosiasi


dengan penyakit yang ditimbulkan.
2. Mikroorganisma dapat diisolasi dan ditumbuhkan
sebagai biakan murni di laboratorium.
3. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada binatang
yang sesuai dapat menimbulkan penyakit.
4. Mikroorganisma tersebut dapat diisolasi kembali dari
hewan yang telah terinfeksi tersebut.
W. Hesse (1881) menganjurkan penggunaan agar-agar
sebagai pengganti gelatin.
 Merupakan suatu polisakarida yang diambil dari rumput
laut (Gelidium sp.)
 Memadatkan medium pertumbuhan padat 1,5 – 3%
(sifatnya bening dan tidak berwarna)

Silika gel dapat digunakan sebagai pengganti agar-agar


(pengeras anorganik)
Richard J.Petri (1852 – 1921) membuat piringan kaca
bertutup untuk menempatkan media agar, alat tersebut
selanjutnya disebut Petri dish

Robert Koch (1892), dengan menggunakan teknik


biakan murni menemukan agen-agen penyebab typus,
dipteri, tetanus, pneumonia dll.
R. Koch mengenalkan penggunaan binatang model
untuk penyakit manusia dengan cara menginjeksikan
bakteri ke dalam mencit, kelinci, babi atau domba.
Untuk membedakan secara langsung mikroba yang
dikehendaki dgn maksud memudahkan memilih yang
dicari dan mikro lain dihambat pertumbuh-annya.

Dengan menambah bahan-bahan tertentu, maka


pemilihan terjadi atas dasar penghambatan tumbuh
mikroorganisme lain atau bila terjadi perbedaan
tumbuh karena pertumbuhan memberikan reaksi yang
berbeda terhadap medium, yang disebut medium
pertumbuhan diferensial.
1. Pemilihan dengan cara kimiawi

Menyediakan suatu medium pertumbuhan dengan suatu


substrat, yaitu sumber karbon atau nitrogen tunggal,
yang hanya dapat digunakan oleh spesies yang dicari.

Cara pemilihan semacam ini disebut medium peyubur


2. Pemilihan menurut metode fisika
Untuk memilih bakteri pembentuk endospora, suatu
biakan campuran dapat dipanaskan sampai 80oC
selama 10 menit sebelum ditanam kemedium
pertumbuhan.

Contoh :
Vibrio cholerae dapat digunakan medium dengan pH
8,5, kebanyakan bakteri usus tidak dapat tumbuh.
3. Pemilihan atas dasar ukuran dan gerak sel
Kadang-kadang dapat dimanfaatkan ukuran diameter sel
yang kecil/gerak bakteri untuk pilihan.

Contoh :
Spesies Treponema dari rongga mulut dapat dilihat dgn
menggunakan ukuran dan gerak sel. Suatu filter membran,
yang mempunyai ukuran pori 0,15 µm, ditempatkan di
permukaan lempeng agar dan di atas filter itu diletakkan
kerokan gingiva. Ukuran Treponema yang amat kecil
memungkinkan bakteri ini menembus filter untuk mencapai
agar di bawahnya.
4. Pemilihan dengan cara hayati

Suatu spesies yang dapat menimbulkan penyakit, yang


terdapat dalam biakan campuran sering dapat dipilih
dengan memanfaatkan sifat kepatogenannya.
A. Medium berdasarkan komposisi
1. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya
diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose
Agar, Mac Conkey Agar.

2. Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian


komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato
Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan
ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak
dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa
penyusunnya.
3. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan
komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan
biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya,
misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar,
Pancreatic Extract.
B. Medium berdasarkan tujuan

1. Media untuk isolasi


Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk
pertumbuhan mikroba.
Contoh : Nutrient Broth dan Blood Agar.
2. Media selektif/penghambat

Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu


zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan
pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan
mikroba yang diinginkan.

Contoh :
 Luria Bertani medium yang ditambah Ampisilin untuk
merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat
kontaminan yang peka Ampiciline.
 Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh
Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.
3. Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen
dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen
kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya
juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang
ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan
nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi
membutuhkan komponen kompleks
Contoh : Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar

4. Media untuk peremajaan kultur


Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan
kultur
5. Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik
Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis
metabolisme suatu mikroba.
Contoh : Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk
menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber
karbon.

6. Media untuk karakterisasi bakteri


Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik
suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk
menunjukkan adanya perubahan kimia.
Contoh : Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.
7. Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari
campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan
pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk,
warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di
sekeliling koloni.
Agar plate – contoh medium
pertumbuhan bakteri . Ini conton
Streak plate : garis-garis oranye dan
titik-titik dibentuk oleh koloni bakteri
Mannitol Salt
(abbreviated MSA)

Is a selective media with a high concentration


of NaCI (7.5%).
Most bacteria cannot survive in this
environment.
The genus Staphylococcus, however, grows well in
this media.

Mannitol Salt is also differential because it


contains a dye that identifies organisms that
ferment mannitol. The organic acids
produced change the dye from red to yellow.
This medium works well for identifying
pathogenic staphylococci, such as
Staphylococcus aureus, which will ferment
mannitol.

Most non-pathogenic staphylococci will not


ferment mannitol.
C. Tipe-tipe media kultivasi
Bakteri amat beragam baik dalam persyaratan nutrisi maupun
fisiknya. Ada yang untuk pertumbuhan membutuhkan nutrisi
sederhana, ada yang rumit.
Media berfungsi utk menumbuhkan mikroba, isolasi,
memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan
perhitungan jumlah mikroba
1. Medium kultur adalah persiapan padat atau cair digunakan
untuk pertumbuhan, transport, dan penyimpanan
mikroorganisme
2. Media Synthetic (diketahui bahannya dengan pasti) adalah media
dimana semua komponen dan konsentrasinya dapat diketahui
3. Media Komplek adalah media yang mengandung beberapa
penyusun yang tidak diketahui komposisi dan atau
konsentrasinya; tipe ini menyediakan asam amino, vitamin,
faktor petumbuhan, dan nutrien lain
E. Tipe-tipe media
a. Media untuk tujuan umum akan mendukung
pertumbuhan banyak mikroorganisme
b. Media diperkaya disuplementasi dengan darah
atau nutrien khusus lainnya
c. Media selektif mendukung dengan baik
pertumbuhan beberapa mikroorganisme dan
menghambat pertumbuhan yang lain
d. Media differensial membedakan antara grup
berbeda bakteri pada dasar karakteristik biologis
mereka
 Secara alami bakteri dialam ditemukan dalam populasi
campuran
 Untuk mempelajari sifat biakan, morfologi dan sifat
faalinya maka organisme harus dapat dipisahkan
 Turunan suatu isolasi tunggal dalam biakan murni
membentuk suatu galur (strain). Jika galur diturunkan
dari satu sel induk tunggal dinamakan klon
Cara Isolasi Biakan Murni

 Cara penggaris
 Teknik lempeng tuang dan lempeng sebar
 Tehnik Mikromanipulator
Alat ini memungkinkan orang yang menggerakkan mengontrol
gerak suatu mikropipet/mikroprob (jarum halus), sehingga suatu
sel dapat diisolasi.
Teknik ini membutuhkan pekerja terampil dan hanya dilakukan
dalam penelitian untuk memperoleh dengan pasti suatu klon.
Pemeliharaan dan Pengawetan Biakan Murni

1. Metode pemeliharaan dan pengawetan


2. Pengawetan dengan pelapisan minyak mineral
3. Pengawetan dengan liofilisasi (pengeringan beku/freeze drying)
4. Penyimpanan dalam suhu rendah
Ciri-ciri Koloni :
1. Ukuran; pinpoint/punctiform (titik)
Small (kecil)
Moderate (sedang)
Large (besar)

2. Pinggiran/tepi koloni, dapat berupa keliling dengan satu atau beberapa


pola yang berbeda bergantung pada spesiesnya.

Entire

Lobate

Undulate

Serrate

Curled
3. Tekstur, licin berkilau (Smooth), pudar, berbutir, kusam (Rough) atau
berlendir, berkerut/keriput (Mukoid)

4. Elevasi; Flat

Raised

Convex

Umbonate

5. Bentuk; Circular

Irregular
Spindle
Filamentous
Rhizoid
6. Konsistensi
7. Ciri-ciri optis
8. Pigmentasi
9. Ciri-ciri khas biakan bulyon
10. Penyebaran dan tipe pertumbuhan

Anda mungkin juga menyukai