Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

BAHSASA INDONESIA

MATERI : KALIMAT

Dosen : Harmita Sari, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 3

 Muhammad Fatwa
 Yuliana .A
 Junelshi Kristi
 A. Batari Rio A.B
 Herika Hamka

SEKOLAH TINGGI EKONOMI PALOPO

JURUSAN AKUNTANSI

2018/2019
KATA PENGANTAR

  Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa
Indonesia tentang KALIMAT.

    Makalah Bahasa Indonesia KALIMAT ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
    
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
    
     Akhir kata kami berharap semoga makalah Bahasa Indonesia tentang KALIMAT
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Palopo, 12 Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................1

DAFTAR ISI................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN............................................................................3

1.1............................................................................................................3

1.2............................................................................................................3

1.3............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASA................................................................................4

2.1 Pengertian Kalimat............................................................................4

2.2 Unsur-unsur Kalimat.........................................................................4

2.3 Pola Kalimat......................................................................................5

2.4 Jenis-jenis Kalimat............................................................................8

2.5 Jenis Kongjungsi.............................................................................14

2.6 Kalimat Efektif................................................................................17

BAB III PENUTUP...................................................................................20

3.1 Kesimpulan......................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak mengunakan
kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah
yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan,
pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran,
atau perasaan itu dinamakan kalimat. Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat
dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas.

Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola
kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut
kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah
yang berlaku. Berdasarkan uraian diatas, maka makalah ini membahas mengenai pola
dasar kalimat berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan Pengertian Kalimat?
2. Sebutkan dan Jelaskan Unsur-unsur Kalimat!
3. Jelaskan apa itu Pola Kalimat?
4. Sebutkan dan Jelaskan Jenis-jenis Kalimat!
5. Jelaskan Jenis Kongjungsi?
6. Jelaskan apa itu Kalimat Efektif

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahaui apa itu Pengertian Kalimat
2. Dapat memahami Unsur-unsur pada Kalimat
3. Dapat menjelasakan apa itu Pola Kalimat
4. Dapat memahami Jenis-jenis Kalimat
5. Dapat mengetahui Jenis Kongjungsi
6. Dapat memahami apa itu Kalimat Efektif
7.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KALIMAT


Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan
pikiran utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dank eras
lembut disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.

Kalimat merupakan satuan dasar wacana. Artinya wacana hanya akan berbentuk jika ada dua
kalimat atau lebih, yang letaknya berurutan dan berdasarkan kaidah kewacanaan. Dengan
demikian, setiap tuturan berupa kata atau untaian kata yang memiliki cirri-ciri yang yang
disebutkan di atas pada suatu wacana atau teks berstatus kalimat Alwi, 2010:317).

2.2 UNSUR-UNSUR KALIMAT

Unsur kalimat adalah fungsi sintakisis yang biasa disebut juga jabatan kata atau peran kata
yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap, dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa
Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni S dan P, Unsur yang lain
(O, Pel dan Ket) dapat wajib hadir, atau tidak wajib hadir dalam suatu kalimat.

Unsur-unsur kalimat dapat dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Subjek (S)

Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku, tokoh, sesuatu hal, atau
masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Subjek kalimat dapat di cari dengan rumus
pertanyaan apa ataupun siapa. Contoh :

a. Kakek itu sedang melukis (S yang diisi kata benda/frasa nominal).


b. Berjalan kaki menyehatkan badan (S yang diisi kata kerja/frasa verbal).
c. Gunung Kidul itu tinggi (S yang diisi kata benda/frasa nominal).

Ciri-ciri subjek sebagai berikut :

a. Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa


b. Disertai Kata Itu
c. Didahului kata Bahwa
d. Mempunyai Keterangan Pewatas Yang
e. Tidak Didahului Preposisi
f. Berupa Nomina atau Frasa Nominal

2. Predikat (P)

Predikat (P) adalah bagian kalimat yang member tahu melakukan perbuatan (action) apa S,
yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam kalimat.

Predikat (P) dapat dicari dengan rumus pertanyaan bagaimana, mengapa, ataupun diapakan,
Contoh :

a. Ibu sedang tidur siang (P yang diisi dengan kata kerja/frasa verbal).
b. Soal ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
c. Karangan itu sangat bagus (P yang dengan kata sifat/frasa adjektif).
d. Santi adalah seorang kolektor (P dengan pemakaian kata adalah pada frasa nominal).

Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut :

a. Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana


b. Kata Adalah atau Ialah
c. Dapat Diingkarkan
d. Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
e. Unsur Pengisi Predikat

3. Objek (O)

Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P). Objek biasanya diisi oleh
nomina, frasa nominal atau klausa. Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau
siapa terhadap tindakan Subjek. Contoh :

a. Mereka memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
b. Orang itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).

Ciri-ciri objek sebagai berikut.

a. Langsung di Belakang Predikat


b. Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
c. Tidak Didahului Preposisi
d. Didahului Kata Bahwa

4. Pelengkap

Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. letak Pel
umumnya di belakang P yang berupa verbal. Posisi ini juga ditempati oleh O, dan jenis kata
yang mengisi Pel dan O terdepat perbedaan. Contoh :

Ketua MPR membacakan Pancasila


S P O

Banyak orsospol berlandaskan Pancasila


S P Pel

Kedua kalimat aktif di atas yang Pel dan O-nya sama-sama nominal Pancasila, jika hendak
dipasifkan ternyata yang bias hanya kalimat pertama dengan ubahan sebagai berikut :

Pancasila
S
// dibacakan
P
// oleh Ketua
Ket
MPR

*Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol (tidak gramatikal karena posisi Pancasila sebagai
Pel pada kalimat kedua ini tidak dapat dipindahkan ke depan menjadi S dalam bentuk kalimat
pasif).

Hal lain yang membedakan Pel dengan O adalah jenis pengisinya. Pel bias diisi oleh adjektif,
frasa verbal, dan preosional. Contoh :

a. Kita benci pada kemunafikan (Pel-nya frase preposisional).


b. Mayang bertubuh mungil (Pel-nya frase adejektiva).
c. Sekretaris itu mengambilkan bosnya air minum (Pel-nya frase nominal).
d. Pak Lamsuka bermain tenis (Pel-nya frase verbal).

Berikut cirri-ciri pelengkap.

a. Di belakang Predikat
b. Tidak Didahului Preposisi

5. Keterangan

Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa dalam sebuah kalimat.
Pengisi Ket adalah adverbial, frasa nominal, frasa proposional atau klausa. Posisi Ket boleh
manasuka, diawal di tengah, di akhir kalimat. Contoh :

a. Antoni menjilid makalah kemarin pagi.


b. Antoni kemarin pagi menjilid makalah.
c. Kemarin pagi Antoni menjilid makalah.

Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya keterangan waktu, tempat, cara, alat,
alasan/sebab, tujuan, similatif, dan penyerta.

Berikut ini beberapa cirri unsure keterangan.

a. Bukan Unsur Utama


b. Tidak Terikat Posisi
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsure kalimat yang memiliki kebebasan
tempat. Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
1. Keterangan Waktu
2. Keterangan Tempat
3. Keterangan Cara
4. Keterangan Alat
5. Keterangan Sebab
6. Keterangan Tujuan
7. Keterangan Aposisi
8. Keterangan Tambahan
9. Keterangan Peawatas

2.3 POLA KALIMAT

Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat,melainkan acuan untuk membuat berbagai tipe
kalimat.Kalimat dasar terdiri dari beberapa struktur kalimat yang berbentuk dengan lima
unsur kalimat,yaitu S,P,O,Pel,Ket.Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe
kalimat yang dapat dijadikan model pola kalimat dasar bahasa Indonesia.Enam kalimat yang
dijadikan model pola kalimat bahasa Indonesia yaitu:

a) Subjek(S).adalah pelaku atau orang yang melakukan kegiatan tertentu yang melaukan
atau terlibat dalam suatau pekerjaan.Subjek pada umumnya berupa kata benda,seperti
orang,binatang,tumbuhan,dan benda.
Misanya:Agus,Ani,Riska,Kelinci,Gajah,Tikus,Ibu,Adik,Sekolah,Masjid,dll.
b) Predikat (P).adalah unsur kalimat menyatakan kegiatan yang sedang dilakukan oleh
unsur subjek dalam sebuah kalimat.Predikat biasanya terdiri dari kata-kata kerja.
Misanya:Mencuci,Memasak,Menjahit,Menggambar,Menyanyi,dll.
c) Objek (O).adalah sesuatu yang di kenai tindakan oleh subjek melalui predikat,bisa
dikatan objek adalah sebagai korban dari tindakan subjek.Objek terdiri dari kata
benda.
Misalnya:Ibu,Mereka,Baju,Buku,Kursi,Tangga,dll.
d) Pelengkap(Pel).adalah unsur kalimat yang melengkapi unsur-unsur lainnya,untuk
menambah atau menjelaskan arti atau keterangan.Pelengkapan biasanya terletak
setelah predikat atau setelah objek.
Misalnya :anak yang berambut panjang membut kue di dapur.Saya memberi pensil
baru ditoko buku.
e) Keterangan menjelaskan bagaimana,dimana,kapan peristiwa yang dinyatakan dalam
kalimat terjadi.Keterangan dalam kalimat berfungsi sebagai penambah atau
pelengkap,bisa di letakkan di depan maupun di belakang kalimat.Keterangan dalam
kalimat dapat berupa:
 Keterangan waktu:Nanti malam,kemarin,bulan lalu,tahu depan dll
 Keterangan tempat:Di taman,di pesta,di kelas,di kamar dll
 Keteranga alat:Mengendarai mobil,dengan sepeda,menggunakan pisau dll
 Keterangan cara:Dengan lesu,dengan ceria,dengan serius dengan jalan dll
 Keterangan tujuan:Supaya pandai,agar sehat,agar lulus ujian dll
 Keterangan penyerta:Bersama keluarganya,beserta suaminya,dengan
kakanya dll.

Kalimat yang kita gunakan sesugguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat
dasar yang sangat terbatas.berdasarkan keterangan,kalimat dasar adalah kalimat yang berisi
informasi pokok dalam struktur inti,belum mengalami perubahan.perubahan itdapat berupa
penambahan unsur seperti penambahan keteranga kalimat ataupun keterangan
subjek,predikat,objek,ataupun pelengkap.kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam tujuh tipe
sebagai berikut.

1. Kalimat Dasar Berpola S P


Kalimat dasar ini memiliki unsur subjek dan predikat.Predikat kalimat untuk tipe
ini dapat berupa kata kerja,kata benda,kata sifat,atau kata bilangan.Misanya:
 Mereka/sedang berenag.
S P(kata kerja)

 Ayahnya/guru SMA.
S P(kata benda)

 Gambar itu/bagus.
S P(kata sifat)

 Peserta penataran ini/empat puluh orang.


S P(kata bilangan)

Kalimat Dasar Berpola S P O

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,predikat dan objek,subjek berupa nomina atau
frasanominal.Predikat berupa tranmisit dan objek berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya:Mereka /sedang menyusun /karangan ilmiah.

S P O

2. Kalimat Dasar Berpola S P Pel.


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,predikat dan pelengkap.Subjek
berupa nomina atau frasa nominal,predikat berupa verba intransitive atau kata
sifat, dan pelengkap berupa nominal atau adjektiva.
Misalnya:Anaknya /beternak /ayam.
S P Pel

3. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.

Kalimat dasar ini memiliki unsur subjek,predikat,objek dan pelengkap.subjek


berupa nomina atau frasa nominal,predikat berupa verba intransitif,objek berupa
nomina atau frasa nominal,dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal.
Misanya:Dia / mengirimi /saya /surat.
S P O Pel

4. Kalimat Dasar Berpola S P K


Kalimat dasar ini memiliki unsur subjek,predikat,dan harus memiliki keterangan
karena diperlikan oleh predikat.Sub judul berupa nomina atau frasa
nominal,predikat berupa verba intransitive dan keterangan berupa frasa berposisi.
Misanya :Mereka /berasal /dari Surabaya.
S P K

5. Kalimat Dasar Berpola S P O K


Kalimat dasar ini memiliki unsur subjek,predikat,objek,dan keterangan.subjek
berupa nomina tau frasa nomina,predikat berupa intransitif,objek berupa nomina
atau atau frasa nominal,dan keterangan berupa frasa berposisi
Misanya:Kami /memasukkan /pakaian / ke dalam lemari
S P O K

6. Kalimat Dasar Berpola S P Pel,K


Kalimat dasar ini memiliki unsur subjek,predikat,pelengkap,dan
keterangan.Subjek berupa nomina atau frasa nominal,predikat berupa verba
intransitif atau kata sifat,pelengkap berupa nomina atau adjektiva,dan keterangan
berupa frasa berposisi.
Misanya :Ungu /bermain /musik /di atas panggung
S P Pel K

7. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K


Kalimat dasar ini memiliki unsur subjek,predikat,objek,pelengkap,dan
keterangan.Subjek berupa nomina atau frasa nominal,predikat berupa verba
intransitif,objek berupa nomina atau frasanominal,pelengkap berupa nomina atau
frasa nominal,dan ketarangan berupa frasa berposisi.
Misanya:Dia /mengirimi /ibunya /uang /setiap bulan.
S P O Pel

2.4 JENIS-JENIS KALIMAT

1. Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya


a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa bebas.
Berdasarkan jenis kata/frasa pengisi P-nya, kalimat tunggal dapat dipilah menjadi
empat macam yang diberi nama atau label tambahan sesuai jenis kata atau
frasanya, yaitu nominal, adjektiva, verbal, dan numeral.
Contoh :
1) Kami mahasiswa UIN Suska Riau (kalimat nominal)
2) Jawaban anak pintar itu sangat tepat (kalimat adjektiva)
3) Sapi-sapi sedang merumput (kalimat verbal)
4) Mobil orang kaya itu ada delapan (kalimat numeral)
b. Kalimat Majemuk
Kalimat Majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih
kalimat tunggal. Kalimat majemuk dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1) Kalimat majemuk setara/koordinatif
Kalimat majemuk setara/koordinatif yaitu gabungan dua pokok pikiran atau
lebih yang kedudukannya setara. Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat,
sekurang-kurangnya dua kalimat dasar masing-masing dapat berdiri sendiri
sebagai kalimat tunggal. Konjungtor yang menghubungkan klausa dalam
kalimat majemuk setara jumlahnya cukup banyak. Konjungtor itu menunjuk
beberapa jenis hubungan dan menjalankan beberapa fungsi. Berikut tabel
penghubung klausa dalam kalimat majemuk setara:

Jenis
Fungsi Kata Penghubung
Hubungan
Menyatakan penjumlahan atau
dan, serta, baik,
1.Penghubung gabungan kejadian, kegiatan,
maupun
peristiwa, dan proses
Bahwa hal yang dinyatakan dalam
tetapi, sedangkan,
2.Pertentangan klausa pertama bertentangan
bukannya, melainkan
dengan klausa kedua
Menyatakan pilihan di antara dua
3. Pemilihan Atau
kemungkinan
4. Perurutan Menyatakan kejadian perurutan lalu, kemudian
Contoh kalimat majemuk setara/koordinatif :
(1) Anto gemar menulis sedangkan Anita gemar menari.
(2) Engkau tinggal di sini, atau ikut dengan saya.
(3) Sinta cantik, tetapi sombong.
(4) Ia memarkirkan mobil di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.
2) Kalimat Majemuk Bertingkat/ Kompleks/ Subordinatif
Kalimat Majemuk Bertingkat/ Kompleks/ Subordinatif yaitu kalimat
tunggal yang salah satu jabatannya diperluas membentuk kalimat baru. Dalam
kalimat majemuk bertingkat kita mengenal induk kalimat (jabatan kalimat
yang bersifat tetap atau tidak mengalami perubahan) dan anak kalimat (jabatan
kalimat yang diperluas membentuk kalimat baru). Anak kalimat ditandai
pemakaian kata penghubung dan bila mendahului induk kalimat dipisah
dengan tanda baca koma.
Berikut tabel jenis hubungan antara klausa, konjungtor, dan fungsinya
dalam kalimat mejemuk bertingkat.

Jenis Hubungan Kata Penghubung


a. waktu sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah,
sambil, sehabis, sebelum, ketika, tatkala, hingga,
sampai
jika(lau), seandainya, andaikata, andaikan, asalkan,
b. syarat
kalau, apabila, bilamana, manakala
c. tujuan agar, supaya, untuk, biar
walau(pun), meski(pun), sekalipun, biar(pun),
d. konsesif
kendati(pun), sungguh(pun)
seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, dari-pada,
e. pembandingan
alih-alih, ibarat
f. penyebaban sebab, karena, oleh karena
g. pengakiban sehingga, sampai-sampai, maka
h. cara/alat dengan, tanpa
i. kemiripan seolah-olah, akan
j. kenyataan Padahal
k. penjelasan Bahwa
l. hasil makanya

Contoh kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif :


a) Agar koperasi unit desa (KUD) berkembang, perlu dipikirkan penciptaan
kader-kader yang tangguh.
b) Ketika memberikan keterangan, saksi itu meneteskan air mata.
c) Pembangunan rumah susun itu memerlukan penelitian sebab beberapa
unit rumah susun belum berpenghuni.
2. Jenis Kalimat Menurut Fungsinya
a) Kalimat Berita (Deklarasi)
Kalimat berita adalah kalimat yang dipakai untuk menyatakan suatu berita.
Ciri-ciri kalimat berita, yaitu: bersifat bebas, boleh langsung atau tidak langsung,
aktif atau pasif, tunggal atau majemuk, berintonasi menurun dan kalimatnya
diakhiri tanda titik (.).
Contoh:
(1) Pembagian beras gratis di kampugku dilakukan kemarin pagi.
(2) Perayaan HUT RI 63 berlangsung meriah.
b) Kalimat Tanya (Introratif)
Kalimat tanya adalah kalimat yang dipakai untuk memperoleh informasi. Ciri-
ciri kalimat tanya, yaitu : diakhiri tanda tanya(?), berintonasi naik dan sering pula
hadir kata apa(kah), bagaimana, dimana, siapa, yang mana, dll.
Contoh :
(1) Apakah barang ini milikmu?
(2) Kapan adikmu kembali ke Indonesia?

c) Kalimat Perintah (Imperatif)


Kalimat perintah (imperatif) dipakai untuk menyuruh dan melarang orang
berbuat sesuatu. Kalimat perintah berintonasi menurun dan diakhiri tanda titik (.)
atau seru (!). Kalimat perintah dapat dipilah lagi menjadi kalimat perintah
suruhan, kalimat perintah halus, kalimat perintah permohonan, kalimat ajakan
dan harapan, kalimat perintah larangan, dan kalimat perintah pembiaran.
Contoh :
(1) Tolonglah bawa motor ini ke bengkel. (k. perintah halus)
(2) Buka pintu itu! (k. perintah suruhan)
(3) Jangan buang sampah di sungai itu! (k. perintah larangan)
(4) Mohon hadiah ini kamu terima. (k. perintah permohonan/permintaan)
(5) Ayolah, kita belajar. (k. perintah ajakan dan harapan)
(6) Biarlah dia pergi bersama temannya. (k. perintah pembiaran)
d) Kalimat Seru (Ekslamatif)
Kalimat seru (ekslamatif) adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan
perasaan emosi yang kuat, termasuk kejadian yang tiba-tiba dan memerlukan reaksi
spontan. Kalimat ini berintonasi naik dan diakhiri tanda seru (!).
Contoh :
(1) Hai, ini dia yang kita cari!
(2) Wah, pintar benar anak ini!
3. Jenis Kalimat Menurut Kelengkapan unsurnya
a) Kalimat Sempurna (Mayor)
Kalimat sempurna adalah kalimat yang dasarnya terdiri dari sebuah klausa
bebas (Cook,197:47)
Contoh :
(1) Ayah membaca koran. (K.S. dilihat dari kalimat tunggal)
(2) Kalau saya mempunyai uang, saya akan membeli rumah itu. (K.S. dilihat dari
kalimat majemuk bertingkat)
b) Kalimat Tak Sempurna (Minor)
Kalimat tak sempurna adalah kalimat yang subjek dan predikatnya tidak
lengkap atau dengan kata lain subjek dan predikatnya tidak ada sama sekali.
Contoh :
(1) “Maksudmu?”
(2) “Ayah di Sumatera Utara.”
4. Jenis Kalimat Menurut Susunan Subjek dan Predikatnya
a) Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang berpola S-P.
Contoh :
(1) Dokter menangani pasien itu dengan baik.
(2) Mereka bersalaman.
b) Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang P-nya mendahului S sehingga membentuk
pola P-S.
Contoh :
(1) Matikan televisi itu.
(2) Tidak terkabul permintaannya.
5. Kalimat Menurut Sifat Hubungan Aktor-Aksi
a) Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya sebagai pelaku atau aktor
(Cook,1971:41).
Contoh :
(1) Anto mengambil buah mangga.
(2) Adik bermain bola.
b) Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita atau
dikenai pekerjaan/tindakan.
Contoh :
(1) Piring dicuci Anita.
(2) Adik terjatuh di kamar mandi.
(3) Suaranya kedengaran ke sana.
c) Kalimat Medial
Kalimat medial adalah kalimat yang subjeknya berperan baik sebagai pelaku
dan atau sebagai penderita (objek).
Contoh :
(1) Dia menghibur dirinya.
(2) Wanita itu menggantung dirinya sendiri.
(3) Mereka menyusahkan diri sendiri.
d) Kalimat Reiprokal
Kalimat reiprokal adalah kalimat yang subjek dan objeknya melakukan sesuatu
perbuatan yang berbalas-balasan.
Contoh :
(1) Saya sering tukar-menukar buku dengan si Joni.
(2) Para pembeli ramai tawar-menawar dengan para pedagang.
e) Kalimat Inti dan Inti Kalimat
Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri atas S dan P. sedangkan inti kalimat
adalah kalimat yang terdiri atas inti-inti kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-
P-O.
Syarat-syarat kalimat inti :
(1) Terdiri dari dua suku kata
(2) Berpola S dan P
(3) Intonasi netral
Syarat-syarat inti kalimat :
(1) Terdiri dari tiga suku kata
(2) Berpola S-P-O
(3) Intonasi netral

Contoh :
(a) Adik saya yang paling bungsu sedang mempelajari bahasa Mandarin
Kalimat inti : Adik mempelajari
Inti kalimat : Adik mempelajari bahasa Mandarin
(b) Penelitian-penelitian mutakhir memusatkan perhatian pada makanan dari soya,
yang ternyata dapat membantu mencegah kanker payudara.
Kalimat inti : Penelitian-penelitian memustkan
Inti kalimat : Penelitian-penelitian memusatkan perhatian

2.5 JENIS KONGJUNGSI

1. Konjungsi Antar Klausa


Konjungsi Antar Klausa merupakan kata penghubung antar dua buah klausa atau lebih.
Terdapat tiga macam konjungsi antar klausa, yaitu: konjungsi korelatif, konjungsi
subordinatif, dan konjungsi koordinatif.

a). Konjugsi Korelatif

Konjungsi Korelatif digunakan untuk menghubungkan dua kata, frasa, klausa, yang
memiliki status konjugsi setara.

Contoh:

 Baik … maupun …
 Jangankan … pun …
 Bukan hanya … melainkan …
 Entah … entah …
 Sedemikian rupa … sehingga …
 Tidak hanya … tetapi (juga) …

b). Konjungsi Subordinatif

Konjungsi Subordinatif menghubungkan dua kata , frasa, klausa, yang memiliki status
konjungsi bertingkat.

Contoh:

Hubungan Konjungsi

Pengandaian andaikan, sekiranya, seandainya

Syarat jika, kalau, salakan, bila

Waktu sesudah, sebelum, setelah, sejak, ketika, sementara, selama, sehingga

Tujuan agar, supaya

Cara dengan

Penjelasan bahwa

c). Konjungsi Koordinatif


Hampir sama debagn konjungsi korelatif, perbedaannya adalah konjugsi koordinatif terjadi
pada klausa-klausa sederhana.

Contoh:

… dan … , …tetapi … , … atau …

2. Konjungsi Antar Kalimat

Suatu kalimat dapat di hubungkan dengan kalimat yang lain dengan menggunakan
konjungsi antar kalimat.

Contoh:

Konjugsi Makna

Dengan demikian, akibatnya konsekuensi atau akibat

Sebaliknya, berbeda dengan kebalikan

Kemudian, selanjutnya, setelah itu keadaan setelahnya

Sebenarnya, bahwasanya keadaan sebenarnya

Malahan, bahkan, tak hanya itu keadaan sebelumnya

3. Konjungsi Antar Paragraf

Konjugsi antar paragraf berfungsi menghubungkan dua paragraf sehingga menjadi suatu
paragraf yang koheren dan sistematis. Konjungsi yang sering digunakan adalah: terlebih
lagi …, disamping …, oleh karena itu …, berdasarkan …, jadi …

Contoh:

Rindu adalah anak yang periang sejak kecil. Ia sangat senang bermain-main bersama ayah
dan ibunya . Walaupun anak tunggal, Rindu tidak pernah manja . Ia selalu membantu
pekerjaan ibu tanpa di minta. Akan tetapi sekarang tinggal kenangan . Semua kebahagian
itu sudah terenggut darinya . Kecelakaan penyebab semua itu.

Terlebih lagi, bukan hanya ayahnya yang pergi tetapi juga ibunya . Hanya rindu yang
bisa diselamatkan . Beruntung Rindu dapat dikeluarkan dari mobil sebelum mobil itu
meledak.
Konjungsi Berdasarka Fungsi

Jika dilihat dari fungsi konjungsi, maka konjungsi dibagi menjadi beberapa kelompok.
Berikut jenis-jenis konjungsi berdasarkan fungsi:

Konjungsi Contoh

Adiktif dan, serta, lagi pula

Pertentangan tetapi, sedangkan, akan tetapi, sebaliknya, namun

Waktu bila, sampai, demi, sementara, semejak, tatkala, seraya

Final supaya, agar, untuk

Sebab karena, sebab, karena itu, sebab itu

Akibat sehingga, akibatnya, sampai

Syarat asalkan, jika, apabila, kalau, jikalau

Tak bersyarat walaupun, biarpun, meskipun

Perbandingan seperti, bagai, bagaikan, ibarat, umpama, seakan-akan

Korelatif tidak hanya… tetapi juga, sedemikian rupa sehingga, maupun

Penegas yakni, apalagi, misalnya, yaitu, akhirnya

Penjelas bahwa

Urutan lalu, kemudian, mula-mula, pertama

Situasi padahal, sedangkan,sambil

Contoh Kalimat yang Membuat Konjungsi

1. Baik anak kandung maupun anak tiri, ayah selalu memperlakukan secara adil.
2. Jangankan menunggu hingga larut, tidak tidur pun ibu pasti akan melakukannya.
3. Bukan hanya ibu yang selalu berusaha sekuat tenaga mendidikmu , melainkan ayah
juga selalu berada di belakangmu.
4. Entah digoreng entah di rebus , ubi tetap menjadi makan favoritku.
5. Ayah selalu berusaha sedemikian rupa sehingga kita tidak pernah kelaparan.
6. Jika aku bisa memutar waktu, maka semua kesalahan ku di masa lalu lampau akan
kuperbaiki.
7. Meskipun aku sering membantah ,ayah dan ibu tidak pernah marah kepadaku.
8. Rani memukul Toni karena menghinanya di depan teman-temannya.
9. Saya rajin belajar supaya kedua orang tuaku merasa senang.
10. Rizki membanting semua barang seolah-olah sedang kerasukan setan.
11. Ayah mencuci motor dan menyiram tanamaan.
12. Ibu ingin marah tetapi selalu ditahan.
13. Kau boleh tinggal disini atau pergi semaumu .
14. Pak Budi orang yang sangat rendah hati. Sebaliknya Bu Budi orangnya sangat
sombong.
15. Laura anak yang sanagat popular di sekolahnya. Sayangnya ia sangat sombong dengan
segala kemewahannya.

2.6 KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penutur/penulis secara
tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.

Selain itu kalimat efektif juga memiliki enam syarat keefektifan, yaitu adanya :

1. Kesatuan

Kesatuan dalam kalimat efektif adalah dengan adanya ide pokok (S dan P)

Contoh : Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk (Salah)

K P

Yang tidak berkepentingan dilarang masuk (Benar)

S P

2. Kepaduan
Kepaduan terjadinya hubungan yang di padu antara unsur-unsur pembentukan
kalimat. Yang termasuk unsure pembentukan kalimat adalah kata , frasa, tanda baca, dan
fungsi sintaksis S-O-O-pel-ket.

Contoh :

 Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (tidak
mempunyai subjek/subjeknya tidak jelas) (Salah)
 Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi (subjeknya
sudah jelas). (Benar)
3. Keparelelan

Keparalelan adalah pemakaian bentuk gramatikal yang sama untuk bagian-bagian


kalimat tertentu. Jika unsur pertama menggunakan verba (kata kerja) dan seterusnya juga
harus verba. Jika unsur pertamanya nomina (kata benda).

Contoh :

 kami telah merencakan mambangun pabrik, membuka hutan, pelebaran jalan


desa , dan membuka tali air. (Salah)
 kami telah merencanakan membaangun pabrik, membuka hutan, melebarkan
jalan desa, dan membuatkan tali air (Benar)
4. Ketepatan

Ketepatan adalah kesesuain/ kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membangun


suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti.

Contoh :

 Karyawan teladan itu memang tekun belajar dari pagi sehingga petang.(Salah)
 Karyawan teladan itu memang tekun belajar dari pagi sampai petang.(Benar)
5. Kehematan

Kehematan yaitu hemat pemakaian kata/kelompok kata. Dengan hemat kata,


diharapkan kalimat menjadi padat berisi.

Contoh :

 Hanya ini saja yang dapat saya berikan.(Salah)


 Hanya ini yang dapat saya berikan. (Benar)
6. Kelogisan

Kelogisan di sini adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/ masuk akal.

Contoh :

 Hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-57. (Salah)

Alasan : Seolah-olah ada 57 negara Republik Indonesia

 Hari kemerdekaan ke-57 negara republik Indonesia. (Benar)


BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Dari pembahasan tenteng kalimat maka diperoleh beberapa kesimpulan , yaitu :


1.      Kalimat merupakan bagian ujaran/tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek
(S), predikat (P) dan intonasi finalnya menunjukkan bagian ujaran/tulisan itu sudah
lengkap dengan makna (bernada berita, tanya, atau perintah).
2.      Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah klausa
pembentuknya,(b) fungsi isinya,(c) kelengkapan unsurnya, (d) susunan subjek dan
predikatnya,dan (e) sifat hubungan aktor-aksi.
3.      Kalimat inti berbeda dengan inti kalimat. Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri
atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalh kalimat yang terdiri atas inti-inti kalimat
atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.
4.      Kalimat efektif adalah kalimat yang  dapat mengungkapkan maksud penutur/ penulis
secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar / pembaca secara
tepat pula. Dengan kata lain kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mencapai
sasarannya dengan baik sebagai alat komunikasi. Kalimat   efektif memiliki diksi
(pilihan kata)yang tepat, tidak mengalami kontaminasi frasa , sesuai  ketentuan EYD,
baik penulisan tanda baca dan penulisan kata.Selain itu kalimat efektif juga memiliki
enam syarat keefektifan ,yaitu adanya (1) kesatuan , (2) kepaduan (3) kepararelan, (4)
ketepatan, (5) kehematan, dan (6) kelogisan.
DAFTAR PUSTAKA
Sari, Harmita. 2018. Buku Panduan Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi (Mata
Kuliah Dasar Umum)

Anda mungkin juga menyukai