BAHSASA INDONESIA
MATERI : KALIMAT
Disusun oleh :
Kelompok 3
Muhammad Fatwa
Yuliana .A
Junelshi Kristi
A. Batari Rio A.B
Herika Hamka
JURUSAN AKUNTANSI
2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa
Indonesia tentang KALIMAT.
Makalah Bahasa Indonesia KALIMAT ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Bahasa Indonesia tentang KALIMAT
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................3
1.1............................................................................................................3
1.2............................................................................................................3
1.3............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASA................................................................................4
3.1 Kesimpulan......................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak mengunakan
kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah
yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan,
pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran,
atau perasaan itu dinamakan kalimat. Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat
dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas.
Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola
kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut
kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah
yang berlaku. Berdasarkan uraian diatas, maka makalah ini membahas mengenai pola
dasar kalimat berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahaui apa itu Pengertian Kalimat
2. Dapat memahami Unsur-unsur pada Kalimat
3. Dapat menjelasakan apa itu Pola Kalimat
4. Dapat memahami Jenis-jenis Kalimat
5. Dapat mengetahui Jenis Kongjungsi
6. Dapat memahami apa itu Kalimat Efektif
7.
BAB II
PEMBAHASAN
Kalimat merupakan satuan dasar wacana. Artinya wacana hanya akan berbentuk jika ada dua
kalimat atau lebih, yang letaknya berurutan dan berdasarkan kaidah kewacanaan. Dengan
demikian, setiap tuturan berupa kata atau untaian kata yang memiliki cirri-ciri yang yang
disebutkan di atas pada suatu wacana atau teks berstatus kalimat Alwi, 2010:317).
Unsur kalimat adalah fungsi sintakisis yang biasa disebut juga jabatan kata atau peran kata
yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap, dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa
Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni S dan P, Unsur yang lain
(O, Pel dan Ket) dapat wajib hadir, atau tidak wajib hadir dalam suatu kalimat.
1. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku, tokoh, sesuatu hal, atau
masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Subjek kalimat dapat di cari dengan rumus
pertanyaan apa ataupun siapa. Contoh :
2. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang member tahu melakukan perbuatan (action) apa S,
yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam kalimat.
Predikat (P) dapat dicari dengan rumus pertanyaan bagaimana, mengapa, ataupun diapakan,
Contoh :
a. Ibu sedang tidur siang (P yang diisi dengan kata kerja/frasa verbal).
b. Soal ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
c. Karangan itu sangat bagus (P yang dengan kata sifat/frasa adjektif).
d. Santi adalah seorang kolektor (P dengan pemakaian kata adalah pada frasa nominal).
3. Objek (O)
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P). Objek biasanya diisi oleh
nomina, frasa nominal atau klausa. Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau
siapa terhadap tindakan Subjek. Contoh :
a. Mereka memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
b. Orang itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
4. Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. letak Pel
umumnya di belakang P yang berupa verbal. Posisi ini juga ditempati oleh O, dan jenis kata
yang mengisi Pel dan O terdepat perbedaan. Contoh :
Kedua kalimat aktif di atas yang Pel dan O-nya sama-sama nominal Pancasila, jika hendak
dipasifkan ternyata yang bias hanya kalimat pertama dengan ubahan sebagai berikut :
Pancasila
S
// dibacakan
P
// oleh Ketua
Ket
MPR
*Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol (tidak gramatikal karena posisi Pancasila sebagai
Pel pada kalimat kedua ini tidak dapat dipindahkan ke depan menjadi S dalam bentuk kalimat
pasif).
Hal lain yang membedakan Pel dengan O adalah jenis pengisinya. Pel bias diisi oleh adjektif,
frasa verbal, dan preosional. Contoh :
a. Di belakang Predikat
b. Tidak Didahului Preposisi
5. Keterangan
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa dalam sebuah kalimat.
Pengisi Ket adalah adverbial, frasa nominal, frasa proposional atau klausa. Posisi Ket boleh
manasuka, diawal di tengah, di akhir kalimat. Contoh :
Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya keterangan waktu, tempat, cara, alat,
alasan/sebab, tujuan, similatif, dan penyerta.
Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat,melainkan acuan untuk membuat berbagai tipe
kalimat.Kalimat dasar terdiri dari beberapa struktur kalimat yang berbentuk dengan lima
unsur kalimat,yaitu S,P,O,Pel,Ket.Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe
kalimat yang dapat dijadikan model pola kalimat dasar bahasa Indonesia.Enam kalimat yang
dijadikan model pola kalimat bahasa Indonesia yaitu:
a) Subjek(S).adalah pelaku atau orang yang melakukan kegiatan tertentu yang melaukan
atau terlibat dalam suatau pekerjaan.Subjek pada umumnya berupa kata benda,seperti
orang,binatang,tumbuhan,dan benda.
Misanya:Agus,Ani,Riska,Kelinci,Gajah,Tikus,Ibu,Adik,Sekolah,Masjid,dll.
b) Predikat (P).adalah unsur kalimat menyatakan kegiatan yang sedang dilakukan oleh
unsur subjek dalam sebuah kalimat.Predikat biasanya terdiri dari kata-kata kerja.
Misanya:Mencuci,Memasak,Menjahit,Menggambar,Menyanyi,dll.
c) Objek (O).adalah sesuatu yang di kenai tindakan oleh subjek melalui predikat,bisa
dikatan objek adalah sebagai korban dari tindakan subjek.Objek terdiri dari kata
benda.
Misalnya:Ibu,Mereka,Baju,Buku,Kursi,Tangga,dll.
d) Pelengkap(Pel).adalah unsur kalimat yang melengkapi unsur-unsur lainnya,untuk
menambah atau menjelaskan arti atau keterangan.Pelengkapan biasanya terletak
setelah predikat atau setelah objek.
Misalnya :anak yang berambut panjang membut kue di dapur.Saya memberi pensil
baru ditoko buku.
e) Keterangan menjelaskan bagaimana,dimana,kapan peristiwa yang dinyatakan dalam
kalimat terjadi.Keterangan dalam kalimat berfungsi sebagai penambah atau
pelengkap,bisa di letakkan di depan maupun di belakang kalimat.Keterangan dalam
kalimat dapat berupa:
Keterangan waktu:Nanti malam,kemarin,bulan lalu,tahu depan dll
Keterangan tempat:Di taman,di pesta,di kelas,di kamar dll
Keteranga alat:Mengendarai mobil,dengan sepeda,menggunakan pisau dll
Keterangan cara:Dengan lesu,dengan ceria,dengan serius dengan jalan dll
Keterangan tujuan:Supaya pandai,agar sehat,agar lulus ujian dll
Keterangan penyerta:Bersama keluarganya,beserta suaminya,dengan
kakanya dll.
Kalimat yang kita gunakan sesugguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat
dasar yang sangat terbatas.berdasarkan keterangan,kalimat dasar adalah kalimat yang berisi
informasi pokok dalam struktur inti,belum mengalami perubahan.perubahan itdapat berupa
penambahan unsur seperti penambahan keteranga kalimat ataupun keterangan
subjek,predikat,objek,ataupun pelengkap.kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam tujuh tipe
sebagai berikut.
Ayahnya/guru SMA.
S P(kata benda)
Gambar itu/bagus.
S P(kata sifat)
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,predikat dan objek,subjek berupa nomina atau
frasanominal.Predikat berupa tranmisit dan objek berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya:Mereka /sedang menyusun /karangan ilmiah.
S P O
Jenis
Fungsi Kata Penghubung
Hubungan
Menyatakan penjumlahan atau
dan, serta, baik,
1.Penghubung gabungan kejadian, kegiatan,
maupun
peristiwa, dan proses
Bahwa hal yang dinyatakan dalam
tetapi, sedangkan,
2.Pertentangan klausa pertama bertentangan
bukannya, melainkan
dengan klausa kedua
Menyatakan pilihan di antara dua
3. Pemilihan Atau
kemungkinan
4. Perurutan Menyatakan kejadian perurutan lalu, kemudian
Contoh kalimat majemuk setara/koordinatif :
(1) Anto gemar menulis sedangkan Anita gemar menari.
(2) Engkau tinggal di sini, atau ikut dengan saya.
(3) Sinta cantik, tetapi sombong.
(4) Ia memarkirkan mobil di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.
2) Kalimat Majemuk Bertingkat/ Kompleks/ Subordinatif
Kalimat Majemuk Bertingkat/ Kompleks/ Subordinatif yaitu kalimat
tunggal yang salah satu jabatannya diperluas membentuk kalimat baru. Dalam
kalimat majemuk bertingkat kita mengenal induk kalimat (jabatan kalimat
yang bersifat tetap atau tidak mengalami perubahan) dan anak kalimat (jabatan
kalimat yang diperluas membentuk kalimat baru). Anak kalimat ditandai
pemakaian kata penghubung dan bila mendahului induk kalimat dipisah
dengan tanda baca koma.
Berikut tabel jenis hubungan antara klausa, konjungtor, dan fungsinya
dalam kalimat mejemuk bertingkat.
Contoh :
(a) Adik saya yang paling bungsu sedang mempelajari bahasa Mandarin
Kalimat inti : Adik mempelajari
Inti kalimat : Adik mempelajari bahasa Mandarin
(b) Penelitian-penelitian mutakhir memusatkan perhatian pada makanan dari soya,
yang ternyata dapat membantu mencegah kanker payudara.
Kalimat inti : Penelitian-penelitian memustkan
Inti kalimat : Penelitian-penelitian memusatkan perhatian
Konjungsi Korelatif digunakan untuk menghubungkan dua kata, frasa, klausa, yang
memiliki status konjugsi setara.
Contoh:
Baik … maupun …
Jangankan … pun …
Bukan hanya … melainkan …
Entah … entah …
Sedemikian rupa … sehingga …
Tidak hanya … tetapi (juga) …
Konjungsi Subordinatif menghubungkan dua kata , frasa, klausa, yang memiliki status
konjungsi bertingkat.
Contoh:
Hubungan Konjungsi
Cara dengan
Penjelasan bahwa
Contoh:
Suatu kalimat dapat di hubungkan dengan kalimat yang lain dengan menggunakan
konjungsi antar kalimat.
Contoh:
Konjugsi Makna
Konjugsi antar paragraf berfungsi menghubungkan dua paragraf sehingga menjadi suatu
paragraf yang koheren dan sistematis. Konjungsi yang sering digunakan adalah: terlebih
lagi …, disamping …, oleh karena itu …, berdasarkan …, jadi …
Contoh:
Rindu adalah anak yang periang sejak kecil. Ia sangat senang bermain-main bersama ayah
dan ibunya . Walaupun anak tunggal, Rindu tidak pernah manja . Ia selalu membantu
pekerjaan ibu tanpa di minta. Akan tetapi sekarang tinggal kenangan . Semua kebahagian
itu sudah terenggut darinya . Kecelakaan penyebab semua itu.
Terlebih lagi, bukan hanya ayahnya yang pergi tetapi juga ibunya . Hanya rindu yang
bisa diselamatkan . Beruntung Rindu dapat dikeluarkan dari mobil sebelum mobil itu
meledak.
Konjungsi Berdasarka Fungsi
Jika dilihat dari fungsi konjungsi, maka konjungsi dibagi menjadi beberapa kelompok.
Berikut jenis-jenis konjungsi berdasarkan fungsi:
Konjungsi Contoh
Penjelas bahwa
1. Baik anak kandung maupun anak tiri, ayah selalu memperlakukan secara adil.
2. Jangankan menunggu hingga larut, tidak tidur pun ibu pasti akan melakukannya.
3. Bukan hanya ibu yang selalu berusaha sekuat tenaga mendidikmu , melainkan ayah
juga selalu berada di belakangmu.
4. Entah digoreng entah di rebus , ubi tetap menjadi makan favoritku.
5. Ayah selalu berusaha sedemikian rupa sehingga kita tidak pernah kelaparan.
6. Jika aku bisa memutar waktu, maka semua kesalahan ku di masa lalu lampau akan
kuperbaiki.
7. Meskipun aku sering membantah ,ayah dan ibu tidak pernah marah kepadaku.
8. Rani memukul Toni karena menghinanya di depan teman-temannya.
9. Saya rajin belajar supaya kedua orang tuaku merasa senang.
10. Rizki membanting semua barang seolah-olah sedang kerasukan setan.
11. Ayah mencuci motor dan menyiram tanamaan.
12. Ibu ingin marah tetapi selalu ditahan.
13. Kau boleh tinggal disini atau pergi semaumu .
14. Pak Budi orang yang sangat rendah hati. Sebaliknya Bu Budi orangnya sangat
sombong.
15. Laura anak yang sanagat popular di sekolahnya. Sayangnya ia sangat sombong dengan
segala kemewahannya.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penutur/penulis secara
tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.
Selain itu kalimat efektif juga memiliki enam syarat keefektifan, yaitu adanya :
1. Kesatuan
Kesatuan dalam kalimat efektif adalah dengan adanya ide pokok (S dan P)
K P
S P
2. Kepaduan
Kepaduan terjadinya hubungan yang di padu antara unsur-unsur pembentukan
kalimat. Yang termasuk unsure pembentukan kalimat adalah kata , frasa, tanda baca, dan
fungsi sintaksis S-O-O-pel-ket.
Contoh :
Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (tidak
mempunyai subjek/subjeknya tidak jelas) (Salah)
Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi (subjeknya
sudah jelas). (Benar)
3. Keparelelan
Contoh :
Contoh :
Karyawan teladan itu memang tekun belajar dari pagi sehingga petang.(Salah)
Karyawan teladan itu memang tekun belajar dari pagi sampai petang.(Benar)
5. Kehematan
Contoh :
Kelogisan di sini adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/ masuk akal.
Contoh :
3.1 SIMPULAN