Jawab :
Setelah keluar UU Pokok Perbankan nomor 7 tahun 1992 dan ditegaskan lagi
dengan dikeluarkannya Undang-undang RI. Nomor 10 tahun 1998, maka jenis
perbankan terdiri dari:
Bank Umum
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Dimana Bank Pembagungan dan Bank Tabungan berubah fungsi menjadi Bank
Umum sedangkan Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa dan Bank Pegawai menjadi
Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Adapun pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai UU No. 10
Tahun 1998 sebagai berikut
a. Bank Umum
6. Uraikan lima macam perbedaan antara Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
Jawab :
1. Syarat Pendirian
Syarat pendirian bank ini menunjukkan kepemilikan, di mana bank umum sangat
mungkin dimiliki oleh pihak asing. Sementara BPR murni dimiliki oleh pribumi.
2. Permodalan
Setiap badan usaha pastilah wajib memiliki modal, termasuk pula perbankan.
Regulasi besaran modal disetor untuk bank umum mengacu pada Peraturan Bank
Indonesia Nomor 7/15/PBI/2015 tentang Jumlah Modal Inti Minimum Bank
Umum. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa bank umum yang melakukan
kegiatan usaha secara konvensional harus memiliki modal minimum Rp 3 trilyun
dan untuk prinsip syariah sebesar Rp 1 trilyun.
Pembagian besaran modal disetor menjadi empat kategori tersebut merujuk pada
potensi ekonomi di setiap wilayah dan juga tingkat persaingan antar-lembaga
bank di wilayah-wilayah tersebut.
Dari modal yang disetor jelas bahwa permodalan bank umum jauh lebih besar
dibandingkan dengan BPR. Hal ini tak lepas dari cakupan kegiatan usaha bank
umum yang lebih luas dan beragam daripada BPR.
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, giro, dan deposito
Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit
Menerbitkan surat pengakuan hutang
Menjual, membeli, dan menjamin risiko sendiri berdasarkan kepentingan nasabah
atau perintah dari nasabah itu sendiri, meliputi surat-surat berharga berupa
obligasi, wesel, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), surat pengakuan hutang, kertas
perbendaharaan negara, surat dagang berjangka, dan lainnya
Menyediakan tempat penyimpanan surat-surat dan barang berharga
Melakukan kegiatan valuta asing
Meminjamkan dana atau menempatkan dana menggunakan sarana telekomunikasi
dan juga surat serta wesel
Menerima pembayaran atas tagihan surat berharga
Melakukan utang-piutang
Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain
Mengurus dan menyalurkan dana pensiun berdasarkan aturan perundang-
undangan yang berlaku
4. Jenis Layanan
Sebagaimana telah termaktub dalam definisinya, BPR tidak melayani lalu lintas
pembayaran. Artinya bank ini tidak memiliki fasilitas layanan berupa transfer,
kliring, inkaso, dan perdagangan valuta asing. Namun, semua fasilitas layanan
tersebut dapat diperoleh pada bank umum.
Dalam hal pengeluaran produk perbankan, BPR hanya sebatas pada produk
simpanan berupa tabungan dan deposito berjangka, tidak menyediakan produk
simpanan berupa giro. Sebaliknya, semua produk tersebut tersedia pada bank
umum.
Jenis layanan terkait dengan pemberian kredit antara bank umum dengan BPR
juga berbeda. BPR hanya melayani Kredit Tanpa Agunan (KTA), kredit usaha
kecil, dan kredit karyawan. BPR juga tidak berwenang untuk menerbitkan kartu
kredit. Oleh sebab itu, tidak ada layanan kartu kredit pada BPR. Sementara jenis
layanan kredit pada bank umum lebih lengkap dan beragam, mulai dari KTA,
usaha kecil, karyawan, hingga properti, dan tentunya kartu kredit.
Bicara tentang bunga, BPR cenderung lebih berani memberikan bunga simpanan
dan kredit lebih tinggi dibandingkan dengan bank umum. Dalam kaitannya
dengan bunga simpanan yang lebih tinggi karena suku bunga simpanan yang
ditentukan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk BPR lebih besar yakni
10,25% dibandingkan bank umum yang hanya sebesar 7,75%. Untuk bunga kredit
yang tinggi pada BPR disebabkan oleh tingginya biaya operasional terkait dengan
pemberian kredit pada masyarakat yang sebagian besar non-bankable dan tidak
memiliki agunan.
5. Wilayah Layanan
Jawab :