Anda di halaman 1dari 3

PEMANFAATAN CANGKANG TELUR SEBAGAI ADSORBEN

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sungai Kapuas merupakan sungai terpanjang di Kalimantan Barat. Sungai ini
menjadi denyut aktifitas masyarakat Kalimantan Barat khususnyakota Pontianak
mulai dari perdagangan sampai aktifitas rumah tangga sepertimandi dan mencuci.
Seiring dengan aktifitas masyarakat yang membuanglimbah langsung ke sungai
menyebabkan kualitas air sungai Kapuas menurun.Penyebab lainnya yang
menjadi pemicu pencemaran di sungai Kapuas adalahaktifitas pabrik dan industri
yang menghasilkan limbah berupa logam-logam berat dan zat-zat kimia yang
sangat berbahaya.Pada konsentrasi yang sangat rendah efek logam berat seperti
arsenik,timbal, kadmium dan merkuri dapat berpengaruh langsung dan
terakumulasi pada rantai makanan, logam berat juga dapat ditransfer dalam
jangkauan yangsangat jauh di lingkungan, sehingga berpotensi mengganggu
kehidupan biotalingkungan dan akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan
manusia, hewan,tanaman maupun lingkungan walaupun dalam jangka waktu
yang lama dan jauh dari sumber pencemar utamanya.Maraknya penambangan
emas tanpa izin diKalbar yang
umumnya berada di tepian sungai kini menjadi ancaman tambahan bagi penggun
a airDAS Kapuas. Data Dinas Pertambangan dan Energi Kalbar, hingga Juli 2012ada
351 izin perusahaan dengan total areal 2.150.171 hektar; 93 izin dengantotal
523.155 hektar sudah mengeksploitasi. Terdapat pula 267 titik PETI(Penambangan
Emas Tanpa Izin) di Kalbar dengan luas lahan 6.613 hektar .Salah satu masalah
yang paling meresahkan bagi masyarakat di sekitar lokasiPETI adalah penggunaan
bahan berbahaya beracun (B3) yaitu; merkuri (Hg).Penggunaan merkuri sebagai
bahan untuk mengikat dan pemisah biji emasdengan pasir, lumpur dan air yang
tidak dikelola dengan baik akan membawadampak bagi penambang emas
maupun masyarakat sekitar lokasi PETI,dimana merkuri yang sudah dipakai dari
hasil pengelolaan biji emas biasanyadibuang begitu saja di badan sungai dan
konsekuensinya badan sungai wadah penampungan logam-logam berat tersebut.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh mahasiswa pascasarjana Institut
Pertanian Bogor, bahwa air Kapuas di Kota Pontianak sudah tercemar dengan indikasi
konsentrasi polutan yang tinggi, seperti parameter fisika, kimia dan biologi. Untuk fisika,
menunjukan konsentrasirata-rata TDS (Total Dissolved Solid/ zat padat terlarut) sebesar 1.223
mg(miligram)/I (liter) dan TSS (Toxic Shock Syndrome) sebesar 250mg/L dimuara Jungkat.
Sedangkan untuk parameter kimia menunjukan konsentrasitinggi dan telah melewati baku mutu
air kelas I, II, III dan IV yaitu PP no 82tahun 2001 yang diindikasikan melalui adanya indikator
dimana SungaiKapuas telah tercemar oleh merkuri (Lasmi Yulistiana, 2010). Dari hasil
penelitian ini, dapat dilihat bahwa sungai Kapuas telah tercemar oleh logam berat yang dapat
membahayakan kesehatan masyarakat. Logam berat tidakdapat mengalami metabolisme di
dalam tubuh sehingga akan mengendap dan bersifat karsinogenik. Oleh karena itu perlu adanya
solusi alternatif untukmengurangi tingkat pencemaran logam berat di sungai Kapuas. Gagasan
yang penulis ajukan adalah dengan pemanfaatan limbah cangkang telur ayamsebagai zat
pengadsorbsi logam berat.

Cangkang telur memiliki sifat-sifat adsorpsi yang baik, seperti struktur pori, CaCO dan
protein asam mukopolisakarida yang dapat dikembangkanmenjadi adsorben. Gugus fungsi
terpenting dari protein asammukopolisakarida adalah karboksil, amina dan sulfat yang dapat
mengikat ionlogam berat untuk membentuk ikatan ion. Selain itu, cangkang telurmerupakan
agen netralisasi dimana semua jenis larutan mudah mengalamikesetimbangan sehingga logam
berat dapat mengendap dan terdeposit dalam partikel cangkang telur. Pembuatan dan
pengaplikasiannya sangat sederhanasehingga dapat diterapkan pada masyarakat dan diharapkan
dapat membantudalam mengurangi pencemaran air sungai oleh logam berat dalam
rangkamewujudkan restorasi lingkunga yang aman dan terkendali.

Anda mungkin juga menyukai