INDONESIA
Berdirinya negara kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan
kerajaan-kerajaan lama. (menurut Mr. M. Yamin). Negara kebangsaan
Indonesia terbentuk melalui tiga tahap antara lain :
1. Zaman Sriwijaya.
Abad ke VII muncul suatu kerajaan di Sumtera yaitu kerajaan
Sriwijaya dibawah kekuasaan Wangsa Syailendra. Kerajaan ini
adalah kerajaan maritime yang mengandalkan kekuatan lautnya.
Agama dan kebudayaan dikembangkannya dengan mendirikan
universitas agama Budha, banyak musyafir dari negara lain (Cina)
belajar di Universitas Budha tentang agama Budha dan bahasa
sangsekerta. Perdagangan dilakukan dengan mempersatukan
dengan pedagang pengerajin dan pegawai raja yang disebut Tuha
An Vutakvurah sebagai pengawas dan pengumpul, sehingga
rakyat mudah untuk memasarkan barang dagangnya. Cita-cita
tentang kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah
tercermin pada kerajaan Sriwijaya tersebut yang berbunyi
“Marvuat vanua Criwijaya Siddhayatra Subhiksu” yaitu “Suatu
cita-cita negara adil dan makmur”.
Pada hakekatnya nilai-nilai budaya bangsa semasa kejayaan
Sriwijaya telah menunjukkan nilai-nilai Pancasila yaitu sebagai
berikut :
a. Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha
dan Hindu hidup berdampingan secara damai.
1
b. Pada kerajaan Sriwijaya terdapat pusat pusat pembinaan dan
pengembangan agama Budha.
c. Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan
India (Dinasti Harsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar
di India. Telah tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas
dan aktif.
d. Nilai sila ketiga, sebagai negara maritim, Sriwijaya telah
menerapkan konsep negara kepulauan sesuai dengan konsepsi
wawasan nusantara.
e. Nilai sila keempat, Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang
sangat luas, meliputi (Indonesia sekarang), Siam dan
semenajung Melayu.
f. Nilai sila kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan
perdagangan, sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.
2. Zaman Majapahit.
Kerajaan Majapahit mencapai zaman keemasannya pada
pemerintahaan raja Hayam Wuruk dengan mahapatih Gajah
Mada. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu
membentang dari semenanjung Melayu (Malaysia sekarang) Irian
Barat melalui Kalimantan Utara. Pada waktu agama Hindu dan
Budha hidup berdampingan dalam suatu kerajaan, Empu
Prapanca menulis “Negarakertagama”. Dalam kitab tersebut telah
terdapat istilah “Pancasila”. Empu Tantular mengarang buku
“Sutasoma”, dan didalam buku itulah kita jumpai seloka
persatuan nasional yaitu “Bhineka Tunggal Ika” yang bunyinya
2
“Bhineka Tungga Ika Tan Hama Dharma Mangrua” artinya
walaupun berbeda, namun satu jua adanya sebab tidak ada
agama yang memiliki tuhan yang berbeda. Sumpah Palapa yang
diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada yang berisi cita-cita
mempersatukan seluruh nusantara raya sebagai berikut “Saya
baru akan berhenti berpuasa makan palapa, jikalau seluruh
nusantara bertakluk dibawah kekuasaan negara, jikalau Gurun,
Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang,
Tumasik telah dikalahkan”.
Lambang –lambang Persatuan Indonesia
Lambang Negara Garuda Indonesia
Sejarah.
Lambang burung garuda diambil dari kebudayaan Indonesia,
seperti yang hidup dalam mitolkogi dan kesusasteraan Indonesia
serta yang terpahat pada beberapa bangunan candi sejak abad ke
6 sampai abad ke 16.
Cerita garuda yang terpahat di candi Kedaton mengisahkan
tentang garuda yang membebaskan ibunya, Winata yang ditawan
oleh kawanan ular pada sebuah pulau. Kawanan ular itu baru
bersedia melepaskan Winata dengan syarat, bahwa Garuda harus
membawa bejana berisi amerta yang disimpan para dewa, maka
ibunya dapat dibebaskan.
3
Di candi Kidal terdapat juga pahatan Burung Garuda dan ibunya.
Burung Garuda atau Elang Rajawali juga dipahatkan pada candi
Dieng, Prambanan dan Penataran.
Raja Airlangga, raja yang terkenal di Jawa Timur, menggunakan
garuda sebagai materai, lencana (stempel) kerajaan yaitu
Garudamukha.
Burung Garuda juga disebut-sebut dalam cerita Mahabharata dan
Ramayana.
Makna Lambang.
Lambang negara Republik Indonesia terbagi atas tiga bagian
yaitu:
1. Burung Garuda, yang kepalanya menegok kekanan.
2. Perisai berupa jantung yang tergantung dengan rantai pada
leher Garuda.
3. Semboyan Bhinneka Tugal Ika di tulis diatas pita dicengkram
oleh Garuda.
Ditengah-tengah perisai, yang berbentuk jantung itu,terdapat
sebuah garis hitam yang maksudnya melukiskan khatulistiwa.
Lima buah ruang pada perisai itu masing-masing mewuijudkan
dasar Pancasila.
a. Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa, terlukis dengan nur cahaya
diruang tengah berbentuk bintang yang bersudut lima.
b. Dasar Perikemanusiaan, dilukiskan dengan tali rantai bermata
bulatan dan persegi.
4
c. Dasar Kebangsaan, dilukiskan dengan pohon beringin, tempat
berlindung.
d. Dasar Kerakyatan, dilukiskan dengan kepala banteng sebagai
lambang tenaga rakyat.
e. Dasar keadilan social, dilukiskan dengan kapas dan padi sebagai
tanda tujuan kemakmuran.