Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat di percaya dan
terpercaya. Menunjukkan bahwa perawat professional menampilkan kerja
secara hati-hati, teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur.
Kepercayaan akan tumbuh apabila perawat memiliki kemampuan, terampil,
keahlian dan pendidikan tidak memadai. Tanggung gugat dapat diartikan
sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar
dari keputusan itu. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila
ada pihak yang menggugat ia mengatakan siap dan berani menghadapinya.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Tanggung Jawab perawat ?
2. Apa yang dimaksud dengan Tanggung Gugat perawat ?
3. Sebutkan Jenis-jenis Tanggung Jawab Perawat ?
4. Sebutkan Jenis-jenis Tanggung Gugat Perawat ?
5. Bagaimana tanggung jawab perawat ditinjau dari hukum?
6. Bagaimana tanggung gugat perawat ditinjau dari hukum?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Tanggung Jawab Perawat
2. Untuk Mengetahui Pengertian Tanggung Gugat Perawat
3. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Tanggung Jawab Perawat
4. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Taggung Gugat Perawat
5. Mengetahui apa saja tanggung jawab perawat yang ditinjau dari hukum.
6. Mengetahui apa saja tanggung gugat perawat yang di tinjau dari hukum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Tanggung Jawab Perawat


Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan
terpercaya. Sebutan ini menunjukkan bahwa perawat professional
menampilkan kinerja secara hati – hati, teliti dan kegiatan perawat dilaporkan
secara jujur. Penerapan ketentuan hukum (eksekusi) terhadap tugas-tugas yang
berhubungan dengan peran tertentu dari perawat, agar tetap kompeten dalam
Pengetahuan, Sikap dan bekerja sesuai kode etik. Menurut pengertian tersebut,
agar memiliki tanggung jawab maka perawat diberikan ketentuan hukum
dengan maksud agar pelayanan perawatannya tetap sesuai standar. Misalnya
hukum mengatur apabila perawat melakukan kegiatan kriminalitas,
memalsukan ijazah, melakukan pungutan liar dsb. Tanggung jawab perawat
ditunjukan dengan cara siap menerima hukuman (punishment) secara hukum
kalau perawat terbukti bersalah atau melanggar hukum. (Yosep, 2009)
Berdasarkan pengertian di atas tanggung jawab diartikan sebagai
kesiapan memberikan jawaban atas tindakan-tindakan yang sudah dilakukan
perawat pada masa lalu atau tindakan yang akan berakibat di masa yang akan
datang. Misalnya bila perawat dengan sengaja memasang alat kontrasepsi tanpa
persetujuan klien maka akan berdampak pada masa depan klien. Klien tidak
akan punya keturunan padahal memiliki keturunan adalah hak semua manusia.
Perawat secara retrospektif harus bisa mempertanggung-jawabkan meskipun
tindakan perawat tersebut diangap benar menurut pertimbangan medis.

B. Definisi Tanggung Gugat Perawat


Tanggung Gugat dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat
dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu
konsekuensi-konsekunsinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat
artinya bila ada pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani
menghadapinya. Terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan

2
profesinya. Perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan
yang dilakukannya. (Nila, 2001)
Sebagai tenaga kesehatan perawat memiliki tanggung gugat terhadap
klien, sedangkan sebagai pekerja atau karyawan perawat memilki tanggung
jawab terhadap direktur, sebagai profesional perawat memilki tanggung gugat
terhadap ikatan profesi dan sebagai anggota team kesehatan perawat memiliki
tanggung gugat terhadap ketua tim biasanya dokter sebagai contoh:  perawat
memberikan injeksi terhadap klien. Injeksi ditentukan berdasarkan advis dan
kolaborasi dengan dokter, perawat membuat daftar biaya dari tindakan dan
pengobatan yang diberikan yang harus dibayarkan ke pihak rumah sakit.
Dalam contoh tersebut perawat memiliki tanggung gugat terhadap klien,
dokter, RS dan profesinya.

C. Jenis-jenis Tanggung Jawab Perawat


1. Tanggung Jawab utama terhadap Tuhannya.
Dalam sudut pandang etika Normatif, tanggung jawab perawat yang
paling utama adalah tanggung jawab di hadapan Tuhannya. Sesungguhnya
penglihatan, pendengaran dan hati akan dimintai pertanggung jawabannya
di hadapan Tuhan.
2. Tanggung Jawab terhadap Klien dan Masyarakat.
Tanggung jawab merupakan aspek terpenting dalam etika perawat.
Tanggung jawab adalah kesediaan seseorang dalam menghadapi
kemungkinan paling buruk sekalipun, memberikan kompensasi dan
informasi terhadap apa yang dilaksanakannya dalam melaksanakan tugas.
Tanggung jawab perawat terhadap klien berfokus terhadap apa yang
dilakukannya terhadap klien. Contoh bentuk tanggung jawab perawat
terhadap klien: mengenal kondisi klien, merawat klien selama jam dinas,
tanggung jawab dalam pendokumentasian, menjaga keselamatan klien,
bertanggung jawab bila terjadi penurunan kondisi klien, dan sebagainya.

3
3. Tanggung Jawab terhadap Rekan Sejawat dan Atasan.
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan tanggung jawab perawat
terhadap rekan sejawat atau atasan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Membuat pencatatan yang lengkap (pendokumentasian) tentang kapan
melakukan tindakan.
b. Keperawatan, berapa kali, dimana dengan cara apa dan siapa yang
melakukan. Misalnya perawat A melakuan pemasangan infus pada
lengan kanan vena brachialis, dan pemberian cairan RL sebanyak 5 kolf,
infus dicabut malam senin tanggal 30 juni 2007 jam 21.00. Kemudian
dibubuhi tanda tangan dan nama jelas perawat.
c. Mengajarkan pengetahuan perawat terhadap perawat lain yang belum
mampu atau belum mahir melakukannya. Misalnya perawat belum mahir
memasang EKG diajar oleh perawat yang sudah mahir. Untuk
melindungi masyarakat dari kesalahan, perawat baru dilatih oleh perawat
senior yang sudah mahir, meskipun secara akademik sudah dinyatakan
kompeten tetapi kondisi lingkungan dan lapangan seringkali menuntut
adaptasi khusus.
d. Memberikan teguran bila rekan sejawat melakukan kesalahan atau
menyalahi standar.
4. Tanggung Jawab terhadap Profesi.
Berikut tanggung jawab perawat terhadap profesi adalah :
a. Perawat bertanggung jawab dalam upaya untuk meningkatkan
kemampuan professionalnya secara individu ataupun berkelompok
melaui penambahan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman.
b. Perawat bertanggung jawab dalam menjunjung tinggi nama baik profesi
keperawatan dengan menunjukkan sikap dan pribadi yang terpuji.
c. Perawat bertanggung jawab dalam menentukan pelayanan keperawatan
yang professional dan menerapkannya dalam kegiatan pelayanan
keperawatan.
d. Perawat bertanggung jawab secara bersama membina dan memelihara
mutu organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdian.

4
5. Tanggung Jawab terhadap Negara.
Berikut tanggung jawab perawat terhadap negara adalah :
a. Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan ketentuan yang telah
digarikan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
b. Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan peran aktif
menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan dan keperawatan kepara masyarakat.
6. Tanggung Jawab Perawat terhadap Tugas
a. Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga, dan
masyarakat.
b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya, kecuali jika
diperlukan oleh pihak yang berwenang sesuai denagan ketentuan hokum
yang berlaku.
c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan yang dimilikinya untuk tujuan yang bertentangan dengan
norma-norma kemanusian.
d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa berusaha
dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik,
agama yang dianut, dan kedudukan sosial.
e. Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien atau klien
dalam melaksaakan tugas keperawatannya, serta matang dalam
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih-tugaskan
tanggung jawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.

D. Jenis- jenis Tanggung Gugat perawat


Istilah tanggung gugat, merupakan istilah yang baru berkembang untuk
meminta pertanggung jawaban seseorang karena kelalaiannya menimbulkan
kerugian bagi pihak lain. Di bidang pelayanan kesehatan, persoalan tanggung

5
gugat terjadi sebagai akibat adanya hubungan hukum antara tenaga medis
( dokter, bidan, perawat) dengan pengguna jasa (pasien) yang diatur dalam
perjanjian. Tanggung Gugat dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat
dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu
konsekuensi-konsekunsinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat
artinya bila ada pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani
menghadapinya. Terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
profesinya. Perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan
yang dilakukannya.
1. Contractual Liability
Tanggung gugat jenis ini muncul karena adanya ingkar janji, yaitu
tidak dilaksanakannya sesuatu kewajiban (prestasi) atau tidak dipenuhinya
sesuatu hak pihak lain sebagai akibat adanya hubungan kontraktual. Dalam
kaitannya dengan hubungan terapeutik, kewajiban atau prestasi yang harus
dilaksanakan oleh health care provider adalah berupa upaya (effort), bukan
hasil (result). Karena itu dokter atau tenaga kesehatan lain  hanya
bertanggung gugat atas upaya medik yang tidak memenuhi standar, atau
dengan kata lain, upaya medik yang dapat dikatagorikan sebagai civil
malpractice.
2. Liability in Tort
Tanggung gugat jenis ini merupakan tanggung gugat yang tidak
didasarkan atas adanya contractual obligation, tetapi atas perbuatan
melawan hukum. Pengertian melawan hukum tidak hanya terbatas pada
perbuatan yang berlawanan dengan hukum, kewajiban hukum diri sendiri
atau kewajiban hukum orang lain saja tetapi juga yang berlawanan dengan
kesusilaan yang baik & berlawanan dengan ketelitian yang patut dilakukan
dalam pergaulan hidup terhadap orang lain atau benda orang lain.
(Hogeraad, 2008)
3. Strict Liability 
Tanggung gugat jenis ini sering disebut tanggung gugat tanpa
kesalahan (liability whitout fault) mengingat seseorang harus bertanggung
jawab meskipun tidak melakukan kesalahan apa-apa; baik yang bersifat

6
intensional, recklessness ataupun negligence. Tanggung gugat seperti ini
biasanya berlaku bagi product sold atau article of commerce, dimana
produsen harus membayar ganti rugi atas terjadinya malapetaka akibat
produk yang dihasilkannya, kecuali produsen telah memberikan peringatan
akan kemungkinan terjadinya risiko tersebut.
4. Vicarious Liability
Tanggung gugat jenis ini timbul akibat kesalahan yang dibuat oleh
bawahannya (subordinate). Dalam kaitannya dengan pelayanan medik maka
RS (sebagai employer) dapat bertanggung gugat atas kesalahan yang dibuat
oleh tenaga kesehatan yang bekerja dalam kedudukan sebagai sub-ordinate
(employee).

E. Tanggung jawab hukum


1. Pengertian tanggung jawab hukum
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) tanggung jawab
adalah kewajiban menanggung segala sesuatunya bila terjadi apa-apa boleh
dituntut, dipersalahkan, dan diperkarakan. Dalam kasus hukum, tanggung
jawab adalah suatu keseharusan bagi seseorang untuk melaksanakan apa
yang telah diwajibkan kepadanya. Menurut hukum tanggung jawab adalah
suatu akibat atas konsekuensi kebebasan seorang tentang perbuatannya yang
berkaitan dengan etik atau moral dalam suatu perbuatan. Selanjutnya
menurut titit tri wulan pertanggungjawaban harus mempunyai dasar, yaitu
hal yang menyebabkan timbulnya hak hukum bagi seorang untuk menuntut
orang lain sekaligus berupa hal yang melahirkan kewajiban hukum orang
lain untuk memberi pertanggung jawabannya. Tanpa kesalahan yang dikenal
(lilability with out fault) yang dikenal denga tanggung jawab resiko atau
tanggung jawab mutlak (strick liabily). Prinsip dasar pertanggung jawaban
atas dasar kesalahan mengandung arti bahwa seseorang harus bertanggung
jawab karena ia melakukan kesalahan karena merugikan orang lain.
Sebaliknya prinsip tanggung jawab resiko adalah bahwa konsumen
penggugat tidsk diwajibkan lagi melainkan produsen tergugat langsung
bertanggung jawab sebagai resiko usahanya

7
2. Teori Tanggung Jawab Hukum
Menurut Abdul Khadir Muhammad teori tanggung jawab dalam
perbuatan melanggar hukum (tort liability) dibagi menjadi beberapa
teori yaitu :
a. Tanggung jawab akibat perbuatan melanggar hukum yang
dilakukan dengan sengaja (intertional tort liability), tergugat sudah
melakukan perbuatan sedemikian rupa sehingga merugikan
penggugat atau mengetahui bahwa apa yang dilakukan tergugat
akan mengakibatkan kerugian.
b. Tanggung jawab akibat perbuatan melanggar hukum yang
dilakukan karna kelalaian (negligence tort lilability), didasarkan
pada konsep kesalahan (concept of fault) yang berkaitan dengan
moral dan hukum yang sudah bercampur baur (intermingland)
c. Tanggung jawab mutlak akibat perbuatan melanggar hukum tanpa
mempersoalkan kesalahan (strick liability), didasarkan pada
perbuatannya baik secara sengaja maupun tidak sengaja artinya
meskipun bukan kesalahnnya tetap bertanggung jawab atas
kerugian yang timbul akibat perbuatannya
3. Perbuatan Melawan Hukum
Istilah perbuatan melawan hukum berasal dari bahasa Belanda
disebut dengan istilah (onrechmatige daad) atau dalam Bahasa Inggris
disebut tort. Kata (tort) berkembang sedemikian rupa sehingga berasal
dari kesalahan perdata yang bukan dari wanprestasi kontrak. Kata
(tort) berasal dari Bahasa Latin (orqure) atau (torttus) dalam Bahasa
Prancis, seperti kata (wrong) berasal dari Bahasa Prancis (Wrung)
yang berarti kesalahn atau kerugian (injury).
Pada prinsipnya, tujuan dibentuknya sistem hukum yang kemudian
dikenal dengan perbuatan melawan hukum terebut adalah untuk dapat
tercapai seperti apa yang disebut oleh Pribahasa Latin, yaitu
(jurispraecepta sunt haec honeste vivere, alterum non leadere, suum
cuque tribune) arti semboyan hukum adalah hidup secara jujur, tidak
merugikan orang lain dan memberikan orang lain haknya. Sebelum

8
tahun 1919 yang dimaksud perbuatan melawan hukum adalah
perbuatan yang melanggar peraturan tertulis. Namun sejak 1919
berdasar arresst HR 31 Januari 1919 dalam perkara conghen melawan
lindenbaum, maka yang dimaksud perbuatan melawan hukum adalah
perbuatan yang melanggar hak orang lain, hukum tertulis dan hukum
tidak tertulis, kewajiban hukum serta kepatutan dan kesusilaan yang
diterima dimasyarakat.
Perbuatan melawan hukum (koenrechmatige daad) diatur dalam
buku III KUHPerdata. Perbuatan melawan hukum terdapat pada pasal
1365 KUHPerdata yaitu: “Tiap perbuatan melanggar hukum, yang
membawa kerugian kepada orang lain mewajibkan orang yang karna
kesalahannya mimbulkan kerugian itu, dan mengganti kerugian
tersebut”. Menurut pasal 1365 KUHPerdata, yang dimaksud dengan
perbuatan melawan hukum adalah perbuata yang melawan hukum
yang dilakukan oleh seseorang yang karena kesalahannya telah
menimbulkan kerugian bagi orang lain. Dalam ilmu hukum dikenal 3
(tiga) kategori perbuatan melawan hukum, yaitu sebagai berikut:
a. Perbuatan melawan hukum karena kesengajaan.
b. Perbuatan melawan hukum tanpa kesalahan (tanpa unsur
kesengajaan maupun kelalaian).
c. Perbuatan melawan hukum karena kelalaian.
Jika ditinjau dari pengaturan KUHPerdata Indonsia tentang
perbuatan melawan hukum lainnya, sebagaimana juga dengan
KUHPerdata di negara sistem Eropa Kontinental, maka model
tanggung jawab hukum adalah sebagai berikut :
a. Tanggung jawab dengan unsur kesalahan (kesengajaan dan
kelalaian), sebagaimana diatur dalam pasal 1365 KUHPerdata.
b. Tanggung jawab dengan unsur kesalahan, khususnya unsur
kelalaian, sebagaimana yang diatur dalam pasal 1366 KUHPerdata.
c. Tanggung jawab mutlak (tanpa kesalahan) dalam arti yang sengaja
terbatas sebagaimana yang diatur dalam pasal 1367 KUHPerdata.

9
4. Hubungan Hukum Pasien dan Dokter.
Hubungan hukum antara pasien dan dokter bersumber pada
kepercayaan pasien terhadap dokter, sehingga pasien bersedian
memberikan persetujuan tindakan medik (informed consent), “yaitu
pesertujuan pasien, untuk menerima upaya medis yang akan dilakukan
terhadapnya. Hal ini dilakukan sesudah mendapat informasi dari
dokter mengenai upaya medis yang dapat dilakukan untuk menolong
dirinya, termasuk memperoleh risiko mengenai segala resiko yang
mungkin terjadi. Hubungan dokter dan pasien dapat dibagi menjadi 3
(tiga) yaitu :
a. Hubungan Medik
Dokter adalah pihak yang mempunyai keahlian di bidang
kedokteran, sedangkan pasien adalah orang sakit yang
membutuhkan bantuan dokter untuk menyembuhkan penyakit yang
dideritanya dalam hubungan medik ini kedudukan dokter dan
pasien adalah kedudukan yang tidak seimbang, karena
keawamannya menyerahkan kepada dokter tentang penyembuhan
penyakitnya, dan pasien di harapkan patut menjaga semua nasihat
dari dokter dan memberikan persetujuan dan tindakan yang
dilakukan oleh dokter. Selain itu hubungan medik antara dokter dan
pasien yaitu atas dasar kepercayaan dari pasien atas kemampuan
dokter untuk berupaya seaksimal mungkin atas penyakit yang di
deritanya .
b. Hubungan Moral
Hubungan antara dokter dan pasien, terjadi interaaksi yaitu
hubungan timbal balik dan didalam intraksi sosial itu terjadi kntak
antara pasien dan dokter. Dokter berperan sebagi penyembuh dan
pasien sebagai orang yang membutuhkan bantuan dari dokter
tersebut. kewajiban dokter secara umum, antara lain dokter
mempunyai kewajiban untuk menjalankan menurut ukuran yang
tertinggi.

10
c. Hubungan Hukum
Hubungan hukum selalu menimbulkan hak dan kewajiban
yang timbal balik, hak dokter menjadi kewajiban pasien dan hak
pasien menjadi kewajiban dokter. Keadaan ini menempatkan
kedudukan dokter pasien pada kedudukan yang sama dan sederajat.
Hubungan dokter dan pasien adalah hubungan dalam jasa
pelayanan kesehatan. Dokter sebagai pelayanan kesehatan dan
pasien sebagai menerima jasa peayanan kesehatan, terdapat
hubungan antara dua subjek hukum yang ada di lingkungan hukum
Perdata layaknya hubungan pemberi jasa yang menjadi hak dan
kewajiban dan timbal balik penerima jasa.
5. Hak Dan Kewajiban Pasien.
Hubungan hukum antara pasien dan dokter dirumah sakit pasien
mempunyai hak-haknya yang diatur dalam undang-ungan prakti
kedokteran nomer 29 tahun 2004 pada pasal 52 yaitu berbunyi:
a. Mendapat penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
sebagaimana dimaksud dalam pasal 42 ayat 3.
b. Mendapatkan pendapat dokter atau dokter gigi lain.
c. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis.
d. Menolak tindakan medis dan,
e. Mendapat isi rekaman medis.
Kemudian pasal 56 undang-undang kesehatan nomer 36 tahun 2009
juga mengatur hak-hak pasien yaitu:
a. Pasien berhak menolak tindakan medis namun, hak tersebut tidak
berlaku pada:
1) Penderita penyakit menular kedalam masyarakat yang luas.
2) Keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri.
3) Gangguan mental berat.
b. Pasien berhak atas rahasia kondisi kesehantannya.
c. Pasien berhak untuk menuntuk ganti rugi terhadap seseorang,
tenaga kesehatan, dan atau penyelenggara kesehatan.

11
6. Hak Dan Kewajiban Dokter
Menurut undang-undang nomer 29 tahun 2004 tentang praktii
kedokteran pasal 50 dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan
praktik kedokteran memiliki hak untuk:
a. Memperoleh perlindungan hukum.
b. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar
prosedur oprasional.
c. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien.
d. Menerima imbalan jasa.
Sedangkan dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran mempunyai kewajiban sebagaimana diatur dalam undang-
undang nomer 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran pada pasal
51 berkewajiban untuk:
a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional kebutuhan medis pasien.
b. Merujuk pasien kedokter lain yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan
pemeriksaan atau pengobatan.
c. Merahasiakan segala sesuatu tentang pasien.
d. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan.
e. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti ilmu kedoktersan atau
kedokteran gigi.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawat memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat dalam
melakukan praktik keperawatannya. Tangung jawab perawat berarti keadaan
yang dapat dipercaya dan terpercaya. Tanggung jawab perawat diidentifikasi
menjadi beberapa jenis, yaitu tanggung jawab terhadap klien baik individu,
keluarga maupun masyarakat, tanggung jawab terhadap tugas dan
kewajibannya, tanggung jawab terhadap sesame perawat dan tenaga kesehatan
lain, serta tanggung jawab terhadap pemerintah.

B. Saran
Sebaiknya seorang perawat harus lebih memahami apa saja tanggung
jawab dan tanggung gugat dalam keperawatan agar seorang perawat dapat
bekerja lebih professional.

13
DAFTAR PUSTAKA

Yosep Iyus. (2009). Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat dalam Sudut
Pandang Etik.
Nila, Hj. Ismani (2001). Etika Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.
Potter, Patricia A. (2005). Fundamental of Nursing: Concepts, Proses adn Practice
1st Edition. Jakarta:EGC
Suprapti, S.R. (2009). Etika Kedokteran Indonesia. Transplantasi. Edisi 2.
Yayasan Jakarta : Bina Pustaka
Kozier B., Erb G., Berman A., & Snyder S.J, (2004), Fundamentals of Nursing
Concepts, Process and Practice 7th Ed., New Jersey: Pearson Education Line

14

Anda mungkin juga menyukai