Anda di halaman 1dari 6

1

PROSES GROUPTHINK PADA MUSYAWARAH ANGGOTA SEBAGAI CARA


PENGAMBILAN KEPUTUSAN ORGANISASI

Nadiya Qoulan Tsaqiila Herwandi Putri1, Ahmad Aris Mustofa2


Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, Kampus
Ketintang,
Surabaya Indonesia
nadiya.19118@mhs.unesa.ac.id1, ahmad.19123@mhs.unesa.ac.id2,

Abstrak
Musyawarah anggota merupakan salah satu cara untuk melaksanakan pengambilan keputusan dalam
organisasi. Dalam pelaksanaannya dapat disertai oleh adanya proses groupthink. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan mendeskripsikan adanya proses groupthink dalam musyawarah anggota yang
dilaksanakan oleh organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Institut sebagai unit analisis penelitian dan
menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan analisa data yang
dilakukan yaitu dengan mendeskripsikan hasil yang diperoleh di lapangan. Metode pengambilan data melalui
observasi partisipan dan wawancara. Uji kredibilitas data dilakukan dengan teknik triangulasi, yaitu
pengecekan data antar teknik pengambilan data (observasi, wawancara, dan dokumentasi) dengan sumber
yang sama. Hasil penelitian menunjukkan adanya proses groupthink yang terjadi tidak secara keseluruhan
dalam seluruh rangkaian forum musyawarah anggota, namun terjadi pada waktu tertentu saja yang
dipengaruhi oleh faktor pemicu. Selain resiko adanya beberapa cacat pengambilan keputusan yang telah
diuraikan pada penelitian-penelitian sebelumnya, temuan pada penelitian menunjukkan bahwa proses
groupthink ini tidak selalu berdampak negatif namun justru dapat terjadi ketika forum telah memiliki
kecenderungan terhadap salah satu keputusan yang paling kuat dan baik, sehingga terdapat pihak yang
berperan untuk mengarahkan adanya groupthink pada satu opsi tersebut.

Kata Kunci: Groupthink, Musyawarah Anggota, Pengambilan Keputusan.

Abstract.
Members' deliberation is one way to carry out decision making in the organization. In its implementation, it
can be accompanied by a groupthink process. The purpose of this study was to identify and describe the
existence of a groupthink process in members' deliberations carried out by the Unit Kegiatan Mahasiswa
Teater Institut as a unit of research analysis and using purposive sampling. This study used a qualitative
approach and data analysis was carried out by describing the results obtained in the field. Methods of data
collection through participant observation and interviews. The data credibility test is done by using
triangulation technique, which is checking data between data collection techniques (observation, interview,
and documentation) with the same source. The results showed that there is a groupthink process that occurs
not as a whole in series of member deliberation forums, but occurs at certain times which are influenced by
trigger factors. In addition to the risk of several decision-making defects that have been described in previous
studies, the findings in this study indicate that this groupthink process does not always have a negative
impact but can occur when the forum has a tendency towards one of the strongest and best decisions, so that
there are parties whose role is to direct the existence of groupthink on that one option.

Keywords: Groupthink, Member’s Deliberation, Decision Making.

PENDAHULUAN
Salusu (2015), menjabarkan bahwa pengambilan keputusan dapat dipahami dengan dua
definisi yaitu 1) penetapan tujuan dan aspirasi, serta 2) implementasi pencapaian tujuan.
Pengambilan tujuan selanjutnya dijabarkan sebagai bagian dari proses menemukan dan
menyelesaikan masalah dalam organisasi. Proses ini terdiri dari rangkaian kegiatan dan langkah-
langkah yang ditempuh untuk memilih alternatif paling efisien sesuai dengan situasi yang ada.
Pada konteks organisasi, pengambilan keputusan merupakan hal yang vital dalam
organisasi dalam menentukan arah, tujuan, evaluasi dan progam kerja yang akan dilaksanakan .
2
Pengambilan keputusan merupakan merupakan tanggung jawab semua anggota. Kualitas
keputusan dapat memengaruhi keberhasilan suatu organisasi karena memiliki dampak secara
langsung pada peluang karir, penghargaan, dan kepuasan kerja. Sebuah proses pengambilan
keputusan berawal dari sejak awal munculnya masalah hingga adanya solusi yang dapat
ditetapkan sehingga dapat mengarahkan kepada kondisi ideal yang diinginkan (Kreitner dan
Kinicki, 2014).
Teater Institut merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang didirikan pada tanggal
12 Desember 1980 bertempat di kompleks UKM bersama Universitas Negeri Surabaya kampus
Ketintang. Selain bergerak berbagai kekaryaan terutama seni teater, Teater Institut juga
menjalankan keorganisasian yang terstruktur yang berdasarkan pada Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga serta Garis-Garis Besar Haluan Kerja Teater Institut Universitas Negeri
Surabaya.
Berdasarkan AD/ART dan GBHK UKM Teater Institut, musyawarah anggota merupakan
forum permusyawaratan tertinggi yang berfungsi sebagai representasi dari pemegang kedaulatan
Teater Institut Universitas Negeri Surabaya dan diadakan setiap satu tahun sekali. Musyawarah
Anggota memiliki wewenang diantaranya yaitu: menilai laporan pertanggung jawaban dewan
pengurus; menetapkan dan/atau mengubah Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Garis-
garis Besar Haluan Kerja; memilih dan menetapkan ketua umum; membuat dan menetapkan
keputusan-keputusan lain yang dianggap perlu; mengangkat anggota; dan memberhentikan
anggota. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Musyawarah Anggota memiliki kedudukan yang
strategis sebagai sarana pengambilan keputusan-keputusan organisasi.
Dalam proses pengambilan keputusan yang terjadi dalam musyawarah anggota UKM
Teater Institut UNESA, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan ini agar
menjadi efektif. Faktor ini bisa datang dari kepemimpinan kelompok, kelompok itu sendiri
maupun dari dalam diri individu-individunya. Semua faktor ini terjadi melalui interaksi
komunikasi.
Menurut Janis (1982), groupthink adalah salah satu fenomena situasi pengambilan
keputusan yang terjadi dimana individu tergabung pada suatu kelompok yang memiliki
kohesivitas tinggi sehingga terdorong untuk menghasilkan suatu kesepakatan dalam kelompok
secara cepat dan mengesampingkan adanya perbedaan-perbedaan pendapat dan alternatif yang
realistis. Pada penelitian ini, fenomena groupthink dianalisis pada forum musyawarah anggota
organisasi UKM Teater Institut UNESA, diuraikan dengan menguraikan aspek-aspek gejala
groupthink, faktor pemicunya, serta hal-hal lain yang ditemukan selama penggalian data.
Penentuan adanya groupthink dalam penelitian ini diperoleh dari adanya uraian aspek
gejala fenomena groupthink dalam lingkup organisasi unit kegiatan mahasiswa Teater Institut
yang diamati melalui delapan aspek gejala menurut Janis (1982) diantaranya yaitu invulnerability,
rationalization, morality, stereotyping, pressure, self cencorship, unamity, serta mindguard.
Sedangkan fenomena groupthink yang terjadi dalam forum musyawarah anggota
organisasi unit kegiatan mahasiswa Teater Institut dapat dipicu oleh tiga faktor, di antaranya
adalah pemimpin kelompok yang dominan, kohesivitas kelompok yang tinggi, dan situasi
provokatif kelompok yang mempengaruhi tindakan anggota (Janis, 1972).
Pengambilan keputusan merupakan hal yang penting untuk menentukan arah suatu
organisasi ke depannya. Fenomena groupthink tentu dapat berkontribusi dalam menentukan
faktor-faktor dari pengambikan keputusan, baik secara negatif maupun positif. Diangkatnya topik
penelitian ini juga mengacu pada kebaruan karena pada penelitian-penelitian sebelumnya masih
sangat minim kajian psikologi industri yang mengangkat tentang proses pengambilan keputusan
dalam organisasi, khususnya pada ranah unit kegiatan mahasiswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran proses groupthink
3
pada musyawarah anggota sebagai cara pengambilan keputusan organisasi UKM Teater Institut,
sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan pengambilan keputusan dalam
ranah organisasi, baik untuk UKM Teater Institut sendiri, maupun pihak-pihak organisasi lain di
kemudian hari.

METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pertama, dalam mendeskripsikan cara
pengambilan keputusan melalui musyawarah anggota. Kedua, mendeskripsikan proses groupthink
pada musyawarah anggota sebagai jalan pengambilan keputusan tersebut.
Adapun teori utama yang digunakan sebagai pegangan dalam penelitian yang pertama
adalah teori aspek gejala groupthink yang diuraikan oleh Janis (1982). Kemudian dalam menguraikan
faktornya menggunakan teori faktor pemicu adanya groupthink diantaranya yaitu dominasi
pemimpin, kohesivitas kelompok yang tinggi, dan situasi provokatif (Janis, 1972). Selain berpegang
pada teori, aspek-aspek yang hendak diungkapkan dalam penelitian ini berkaitan dengan proses
groupthink dan hal-hal yang berhubungan dengan musyawarah anggota dalam fungsi-fungsi yang
diperlukan dalam pengambilan keputusan organisasi yang didapatkan saat penggalian data.
Data penelitian diperoleh melalui observasi dan wawancara. Jenis observasi yang
dilakukan yaitu observasi partisipan yang bertujuan untuk mengamati pelaksanaan musyawarah
anggota dan menemukan faktor-faktor groupthink dalam pengambilan keputusan selama
musyawarah anggota. Observasi dilakukan saat pelaksanaan musyawarah anggota. Kemudian data
selanjutnya diperoleh melalui wawancara mendalam dengan sepuluh anggota dan satu orang
Ketua Umum UKM Teater Institut Universitas Negeri Surabaya. Metode wawancara dipilih untuk
menggali data berupa kata-kata yang diungkapkan responden atau subjek penelitian secara
langsung sehingga dapat memberikan kebutuhan informasi dalam penelitian. Wawancara tidak
dilakukan dengan terstruktur, namun tetap menggunakan pedoman wawancara. Pedoman
wawancara digunakan sebagai pedoman mengenai aspek-aspek yang harus dibahas sekaligus
menjadi check list dalam wawancara agar tetap relevan.
Teknik pengambilan sample untuk menentukan subjek narasumber wawancara yang
dilakukan menggunakan purposive sampling, dimana kriteria dari subjek penelitian diantaranya
yaitu : 1) Anggota aktif UKM Teater Institut, 2) Peserta musyawarah anggota Teater Institut
periode 2019-2020, dan 3) Mengikuti seluruh rangkaian acara forum musyawarah anggota. Uji
kredibilitas data dilakukan dengan teknik triangulasi, yaitu pengecekan data dari satu sumber yang
diambil dengan menggunakan berbagai teknik pengambilan diantaranya yaitu observasi,
wawancara dan dokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1.
- Penyajian dalam bentuk tabel
- Pembahasan dalam bentuk konsep
- Apakah temuan atau hasil penelitian menjawab tujuan
- Bagaimana hal tersebut bisa terjadi
- Implikasi terhadap keilmuan kontribusi
- Keterbatasan dan kelemahan

Delapan aspek yang menunjukkan adanya gejala groupthink dalam kelompok diuraikan oleh Janis
(1982), diantaranya yaitu :
1) Invulnerability (kekebalan), yaitu optimisme berlebihan terhadap kebenaran yang dimiliki oleh
4
suatu kelompok sehingga meningkatnya pengambilan resiko yang ekstrim
2) Rationalization, yaitu rasionalisasi kolektif yang dilakukan oleh kelompok sebagai pembenaran
tentang opsi yang diputuskan
3) Morality, yaitu meningkatnya rasa kepercayaan utuh terhadap kelompok yang membuat anggota
kelompok tidak mempertanyakan moralitas yang dimiliki oleh kelompok dan secara otomatis
menerima segala keputusan yang mungkin melanggar moralitas
4) Strereotyping, memiliki persepsi tertentu terhadap kelompok lain sehingga kurang mampu
mengevaluasi kelompok secara netral
5) Pressure, adanya tekanan secara langsung terhadap perbedaan pendapat atau pengajuan alternatif
lain
6) Self cencorship, kecenderungan untuk meminimalkan argumennya sendiri demi mencapai
kebulatan suara dalam kelompok
7) Unamity, merupakan ilusi kebulatan suara dalam suatu kelompok yang menganggap bahwa
anggota yang diam sudah pasti setuju
8) Mindguard, kondisi dimana anggota kelompok melindungi pemimpin dari gagasan yang dianggap
salah

Kesalahan pengambilan keputusan yang diakibatkan oleh adanya groupthink diantaranya yaitu :
1) Terbatasnya alternatif
2) Tidak adanya pemeriksaan terhadap alternatif yang disukai kelompok
3) Tidak adanya pemeriksaan terhadap alternatif yang ditolak kelompok
4) Penolakan pendapat ahli
5) Bias selektif
6) Tidak adanya contingency plans atau rencana cadangan

Sedangkan Booker (2020) menguraikan tiga syarat kondisi adanya groupthink dalam kelompok atau
forum, diantaranya yaitu :
1) Suatu kelompok memiliki pandangan kolektif subjektif mengenai suatu ketidakpastian situasi dan
alternatif yang ada sehingga tidak didasarkan pada realitas objektif.
2) Dalam pandangan secara kolektif mengharuskan terbentuknya konsesus dalam kelompok (in
group)
3) Kurangnya toleransi terhadap perbedaan pendapat. Untuk memperkuat keyakinan in group,
pandangan-pandangan yang bertentangan dengan pendapat kolektif harus diabaikan.

Groupthink adalah contoh spesifik dari polarisasi kelompok, yang merupakan kecenderungan
kelompok untuk membuat keputusan yang lebih ekstrim (yaitu, lebih terpolarisasi) daripada yang
dibuat oleh individu. Peneliti awalnya menemukan bahwa kelompok cenderung membuat keputusan
yang lebih berisiko daripada individu dan menyebutnya sebagai fenomena pergeseran berisiko.
(Sinding & Waldstrom, 2014)

Secara khusus, telah ditemukan bahwa kelompok dengan jumlah keterpaduan sedang menghasilkan
keputusan yang lebih baik daripada kelompok keterpaduan rendah atau tinggi. Kelompok yang sangat
kohesif yang menjadi korban oleh pemikiran kelompok membuat keputusan yang paling buruk,
meskipun keyakinan tinggi dalam keputusan tersebut (Landy & Conte, 2013)

Dengan demikian, polarisasi kelompok dapat melibatkan perubahan yang lebih hati-hati atau lebih
berisiko dalam penilaian setelah diskusi kelompok bila dibandingkan dengan rata-rata penilaian
individu yang dibuat sebelum diskusi (Bettenhausen, 1991). Polarisasi kelompok terjadi karena orang-
orang yang bekerja dalam kelompok cenderung mengubah pendapatnya ke arah yang menurut mereka
sesuai dengan nilai-nilai kelompok (Forsyth, 2009). Dengan demikian, keputusan kelompok seringkali
lebih ekstrim daripada keputusan yang dibuat oleh setiap individu dalam kelompok (Sinding &
Waldstrom, 2014)
5

SIMPULAN (TIMES NEW ROMAN 11, BOLD, UPPERCASE)


PARAGRAF SATU BERISI PENEGASAN HASIL KESIMPULAN HASIL
PENELITIAN SECARA RINGKAS. PARAGRAF DUA BERISI SARAN ATAU
REKOMENDASI BAGI PENGEMBANGAN KEILMUAN MENGACU PADA HASIL DAN
KETERBATASAN PENELITIAN.
(TIMES NEW ROMAN 11, SPASI 1,15)

UCAPAN TERIMA KASIH (TIMES NEW ROMAN 11, BOLD, UPPERCASE)


UCAPAN TERIMA KASIH HANYA DITULISKAN BILA ADA DUKUNGAN HIBAH
DARI INSTANSI TERTENTU.
(TIMES NEW ROMAN 11, SPASI 1,15)

DAFTAR PUSTAKA (TIMES NEW ROMAN 11, BOLD, UPPERCASE)


6

Distra Asniar, & Sarwititi Sarwoprasodjo. (2019). Hubungan Fenomena Groupthink dengan
Gaya Kepemimpinan Ketua RT di Desa Cikarawang. Jurnal Komunikasi
Pembangunan, 17(1), 28-37. https://doi.org/10.46937/17201926587 Distra Asniar, &
Sarwititi Sarwoprasodjo. (2019). Hubungan Fenomena Groupthink dengan Gaya
Kepemimpinan Ketua RT di Desa Cikarawang. Jurnal Komunikasi Pembangunan,
17(1), 28-37. https://doi.org/10.46937/17201926587
Kurnia Arofah. (2013). Komunikasi Kelompok dan Eksternalisasi Pengetahuan Tacit Dalam
Pengambilan Keputusan Organisasi. Jurnal Ilmu Komunikasi, 11(1), 30-43.
http://103.23.20.161/index.php/komunikasi/article/viewFile/307/263
Zahara, Aisyah Sarwoprasodjo, & Sarwititi Hamzah. (2017). Pengaruh Kepemimpinan
Kelompok, Groupthink, dan Pengetahuan Tacit terhadap Pengambilan Keputusan
Kelompok. Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, 1(4), 1-14.
https://doi.org/10.29244/jskpm.1.4.495-508

Anda mungkin juga menyukai