Anda di halaman 1dari 18

daa

BAB VI

BANGUNAN DAN FASILITAS PELENGKAP JALAN

Bangunan Pelengkap Jalan adalah bangunan untuk mendukung fungsi dan keamanan konstruksi jalan

yang meliputi jembatan, terowongan, ponton, lintas atas (flyover, elevated road), lintas bawah

(underpass), tempat parkir, gorong-gorong, tembok penahan, dan saluran tepi jalan dibangun sesuai

dengan persyaratan teknis (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor

13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan).

Bangunan pelengkap Jalan berfungsi sebagai:

1. jalur lalu lintas.

2. pendukung konstruksi jalan.

3. fasilitas lalu lintas dan fasilitas pendukung pengguna jalan.

 Bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai pendukung konstruksi jalan terdiri

dari:

1. Saluran tepi jalan

Saluran tepi jalan merupakan saluran untuk menampung dan mengalirkan air hujan atau air yang ada

dipermukaan jalan, bahu jalan, dan jalur lainnya serta air dari drainase dibawah muka jalan, di

sepanjang koridor jalan.

Saluran tepi jalan dapat dibuat dari galian tanah biasa atau diperkeras dan/atau dibuat dari bahan

yang awet serta mudah dipelihara, sesuai dengan kebutuhan fungsi pengaliran.

Saluran tepi jalan harus dalam bentuk tertutup jika digunakan pada Jalan di wilayah perkotaan yang

berpotensi dilalui pejalan kaki.

Dimensi saluran tepi jalan harus mampu mengalirkan debit air permukaan maksimum dengan

periode ulang:

1. paling sedikit 10 (sepuluh) tahunan untuk jalan arteri dan kolektor.

2. paling sedikit 5 (lima) tahunan untuk jalan lokal dan lingkungan.


daa

Dalam hal tertentu saluran tepi Jalan dapat juga berfungsi sebagai saluran lingkungan dengan izin

dari penyelenggara jalan.

2. Gorong-gorong

Gorong-gorong merupakan saluran air di bawah permukaan jalan berfungsi mengalirkan air dengan

cara memotong badan jalan secara melintang. Gorong-gorong harus dibangun dengan konstruksi

yang awet dan harus  direncanakan untuk melayani paling sedikit 20 (dua puluh) tahun, serta mudah

dipelihara secara rutin. Konstruksi kepala gorong-gorong harus berbentuk sedemikian sehingga tidak

menjadi objek penyebab kecelakaan. Gorong-gorong harus mampu mengalirkan debit air paling

besar, sesuai dengan luas daerah tangkapan air hujan:


daa

1. Untuk tangkapan air hujan pada ruang milik jalan (Rumija), periode hujan rencana yang

diperhitungkan untuk dialirkan melalui gorong-gorong adalah: 


o paling sedikit 10 (sepuluh) tahunan untuk jalan arteri dan kolektor.

o paling sedikit 5 (lima) tahunan untuk jalan lokal dan lingkungan.

2. Untuk air yang dialirkan melalui drainase lingkungan/saluran alam, maka periode ulang hujan

rencana yang diperhitungkan adalah 25 (dua puluh lima) tahunan.

3. Dinding Penahan Tanah

Dinding penahan tanah  merupakan bangunan konstruksi untuk menahan beban tanah ke arah

horisontal dan vertikal. Dinding penahan tanah dapat digunakan untuk menyokong badan jalan yang

berada di lereng atau di bawah permukaan jalan. Dinding penahan tanah harus mampu menahan gaya

vertikal dan horizontal yang menjadi bebannya, sesuai dengan pertimbangan mekanika tanah dan

geoteknik. Dinding penahan tanah harus dibangun dengan konstruksi yang awet dan mudah

dipelihara serta dengan faktor keamanan yang memadai. Dinding penahan tanah harus dilengkapi
daa

sistem drainase. Bagian sisi terluar dinding penahan tanah harus berada dalam atau pada batas

Rumija.

 Bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai pendukung jalur lalu lintas

1. Jembatan
Jembatan merupakan suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan
– rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan
pembuang. Perancangan jembatan bergantung kepada lokasi dan juga
jenis muatan yang akan ditanggungnya.
daa

Kriteria perencanaan yang dianjurkan untuk jembatan, antara lain :


 Dilengkapi sistem drainase dan tempat pemasangan utilitas.
 Bahu jalan /lajur tepian dengan perkerasan yang berpenutup di
kiri dan kanan jalur lalu lintas minimum 0,5 meter. Trotoar di
kedua sisi minimum 0,5 meter.
 Tinggi ruang bebas vertikal jembatan keatas paling rendah
adalah 5,1 meter, dan tinggi ruang bebas vertikal jembatan
kebawah paling rendah 1 meter dari bagian terbawah bangunan
jembatan.
 Lebar jalur lalu lintas pada jembatan harus sama dengan lebar
jalur lalu lintas pada bagian ruas jalan di luar jembatan.
daa

2. Fly over

Fly over merupakan perlengkapan jalan bebas hambatan untuk mengatasi hambatan


karena konflik di persimpangan dan menghindari daerah/kawasan yang selalu
menghadapi permasalahan kemacetan lalu lintas. Sebagaimana jembatan fly over pada
umumnya terdiri dari dua bangunan utama yaitu bangunan atas (super structure) dan
bangunan bawah (sub structure).

Kriteria perencanaan untuk fly over yang dianjurkan , antara lain :

 Dilengkapi system drainage & tempat pemasangan utilitas


 Bahu jalan /lajur tepian dengan perkerasan yang berpenutup di
kiri dan kanan jalur lalu lintas minimum 0,5 meter. Trotoar di
kedua sisi minimum 0,5 meter.
 Lebar badan jalan lintas atas paling sedikit 8 meter.
 Tinggi ruang bebas vertikal lintas atas paling rendah 5,1 meter
dari permukaan perkerasan jalan.

3. Underpass
daa

Underpass adalah jalan yang dibuat dibawah tanah dan fungsinya sama
dengan fly over yaitu untuk mengurangi kemacetan.
Kriteria perencanaan yang dianjurkan untuk pembangunan under pass,
antara lain :
 Underpass harus dilengkapi dengan sistem drainase , tempat
pemasangan utilitas, sistem penerangan jalan umum , dan
fasilitas untuk keadaan darurat.
 Fasilitas untuk keadaan darurat wajib diadakan pada lintas
bawah dengan panjang paling sedikit 500 (lima ratus) meter.
Fasilitas darurat mencakup : fasilitas pintu darurat dengan
jalur evakuasi, fasilitas pemadam kebakaran dan fasilitas
air/hidran
 Bahu jalan dengan perkerasaan yang berpenutup di kiri dan
kanan jalan lalu lintas minimal 0,5 meter. Trotoar di kedua sisi
minimal 0,5 meter.
daa

 Bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai fasilitas lalu lintas dan fasilitas
pendukung jalan

1. Trotoar

Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari
permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Para pejalan
kaki berada pada posisi yang lemah jika bercampur dengan kendaraan, karena akan memperlambat
arus lalu lintas. Perlu tidaknya trotoar juga dapat didefinisikan oleh volume para pejalan kaki yang
berjalan di jalan, tingkat kecelakaan antar kendaraan dengan pejalan kaki dan pengaduan atau
permintaan masyarakat.

Fasilitas pejalan kaki berupa trotoar ditempatkan di :


1. Daerah perkotaan secara umum yang tingkat kepadatan penduduknya tinggi
2. Jalan yang memiliki rute angkutan umum yang tetap
3. Daerah yang memiliki aktivitas kontinyu yang tinggi, seperti misalnya jalan-jalan di pasar
dan pusat perkotaan
4. Lokasi yang memiliki kebutuhan/permintaan yang tinggi dengan periode yang pendek, misal
stasiun-stasiun bis dan kereta api, sekolah, rumah sakit, lapangan olah raga
5. Lokasi yang mempunyai permintaan tinggi untuk hari-hari tertentu, misalnya gelanggang
atau lapangan olah raga.

Pada trotoar biasanya akan menemui jalur kuning yang berbeda dengan lantai lainnya. Garis kuning
yang lebih tinggi dari sekitarnya, berupa tiga garis lurus yang merupakan tanda untuk berjalan lurus
dan berupa bulatan yang merupakan tanda untuk berhenti. Biasanya bulatan ini ditempatkan di sudut
belokkan jalan atau jalan yang putus karena dinding. Jalur kuning ini berguna untuk penyandang
difabel khususnya tuna netra.

2. Jembatan Penyeberangan Pejalan Kaki


daa

a. Jembatan penyeberangan pejalan kaki merupakan bangunan jembatan yang diperuntukkan

untuk menyeberang pejalan kaki dari satu sisi jalan ke sisi jalan yang lainnya.

b. Jembatan penyeberang pejalan kaki harus dibangun dengan konstruksi yang kuat dan mudah

dipelihara.

c. Jembatan penyeberangan pejalan kaki memiliki lebar paling sedikit 2 (dua) meter dan

kelandaian tangga paling besar 20o (dua puluh derajat).

d. Jembatan penyeberangan pejalan kaki harus dilengkapi dengan pagar yang memadai.

e. Pada bagian tengah tangga jembatan penyeberangan pejalan kaki harus dilengkapi bagian rata

yang dapat digunakan sebagai fasilitas untuk kursi roda bagi penyandang cacat.

f. Lokasi dan bangunan jembatan penyeberang pejalan kaki harus sesuai dengan kebutuhan

pejalan kaki dan estetika.

3. Terowongan Penyeberangan Pejalan Kaki

a. Terowongan penyeberangan pejalan kaki merupakan bangunan terowongan melintang

dibawah permukaan jalan diperuntukkan bagi pejalan kaki yang menyeberang dari satu sisi

jalan ke sisi jalan yang lainnya.

b. Terowongan penyeberang pejalan kaki harus dibangun dengan konstruksi yang kuat dan

mudah dipelihara.
c. Lebar paling kecil terowongan penyeberangan pejalan kaki adalah 2,5 (dua koma lima) meter

dengan kelandaian tangga paling besar 20o (dua puluh derajat).

d. Tinggi paling rendah terowongan penyeberangan pejalan kaki adalah 3 (tiga) meter.

e. Terowongan penyeberangan pejalan kaki harus dilengkapi dengan penerangan yang

memadai.

f. Terowongan penyeberang pejalan kaki harus mempertimbangkan fasilitas sistem aliran udara

sesuai dengan kebutuhan

4. Pulau Jalan

a. Pulau jalan merupakan bangunan di jalur lalu lintas yang ditinggikan yang tidak dilalui oleh

kendaraan bermotor, berfungsi sebagai kanal, memisahkan, dan mengarahkan arus lalu lintas.
daa

b. Pulau jalan harus dibangun dengan konstruksi yang awet dan mudah dipelihara.

c. Sisi luar bangunan pulau jalan diharuskan menggunakan kerb.

d. Bagian dari pulau jalan terdiri atas marka garis, marka chevron, lajur tepian, dan bangunan

yang ditinggikan.

e. Pulau jalan dapat dimanfaatkan untuk ruang hijau dan fasilitas lainnya yang mempunyai nilai

estetika sepanjang tidak mengganggu fungsi jalan.

5. Tempat Parkir di Badan Jalan

a. Tempat parkir merupakan bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai fasilitas untuk

kendaraan berhenti di luar badan jalan.

b. Pengaturan tempat parkir sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

6. Teluk Bus yang dilengkapi Halte

a. Teluk Bus yang dilengkapi halte merupakan bangunan di sisi jalan berbentuk teluk yang

dilengkapi tempat berteduh, diluar jalur lalu lintas, diperuntukkan bagi bus untuk berhenti

sementara menurunkan dan menaikan penumpang, dan menunggu calon penumpang bus.

b. Ruas Jalan yang dilewati trayek angkutan umum dapat dilengkapi teluk bus yang dilengkapi

halte.
c. Jarak antara teluk bus yang dilengkapi halte, disepanjang koridor jalan yang potensi

penggunaannya cukup banyak, paling dekat 500 (lima ratus) meter.

d. Fasilitas trotoar yang melintas teluk bus yang dilengkapi halte, harus tetap ada dan menerus.

e. Perkerasan jalan di dalam teluk bus harus lebih kuat 1,5 (satu koma lima) kali dari perkerasan

pada jalur lalu lintas.


daa

Fasilitas Pelengkap Jalan


1. Rambu Lalu Lintas

Pada saat berkendara di jalan, tentu sudah tidak asing lagi bukan dengan rambu - rambu lalu
lintas yang dipasang di tepi jalanan. Rambu-rambu ini bukan sekedar gambar hiasan yang
dipasang di tepi jalan namun memiliki arti bagi pengendara. Rambu lalu lintas adalah papan
tanda yang didirikan di sisi atau di atas jalan untuk memberi instruksi atau informasi kepada
pengguna jalan. Rambu lalu lintas berfungsi untuk memudahkan pengendara dan sebagai
navigasi dalam perjalanan serta membantu mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. 

Arti dan Gambar Rambu Perintah

Ada berbagai macam-macam rambu lalu lintas yang bisa temui ketika berkendara. Setiap
rambu tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Rambu perintah adalah rambu-rambu
yang berisi perintah kepada para pengguna jalan yang wajib untuk dipatuhi. Ada banyak
simbol rambu perintah yang memiliki maknanya masing-masing.
Pada umumnya, rambu perintah berwarna biru berbentuk bundar dengan bagian lambangnya
berwarna putih. Berikut beberapa tanda rambu lalu lintas perintah dan artinya.

1. Tanda panah kiri

Arti: Pengendara diperintahkan untuk mengikuti lajur ke arah kiri

 
2. Tanda panah kanan

Arti: Pengendara diperintahkan untuk mengikuti lajur ke arah kanan


 
3. Tanda panah belok kiri

Arti: Pengendara diperintahkan untuk belok ke arah kiri


 
4. Tanda panah belok kanan

Arti: Pengendara diperintahkan untuk belok ke arah kanan


 
5. Tanda panah atas

 
daa

Arti: Pengendara diharuskan untuk terus berjalan lurus. Rambu ini biasa dapat ditemuipada
jalan tol atau jalan searah yang melarang pengendara untuk berbalik arah atau berbelok

6. Tanda panah bawah serong kiri

Arti: Pengendara diperintahkan untuk masuk ke lajur atau jalur yang ditunjuk olehrambu
yakni ke kiri

7. Tanda panah bawah serong kanan

Arti: Pengendara diperintahkan untuk masuk ke lajur atau jalur yang ditunjuk olehrambu
yakni ke kanan

8. Tanda angka kecepatan minimum dalam kilometer (km)

Arti: Berkendara tidak boleh melebihi batas kecepatan atau kurang dari batas kecepatan. Arti
rambu ini adalah batas minimum kecepatan yang harus diambil oleh pengendara yakni 40
km/jam.

Arti dan Gambar Rambu Larangan

Sesuai dengan arti rambu lalu lintas larangan yang melarang pengguna jalan melakukan
sesuatu, maka warna lambang pada rambu larangan biasanya dibuat dari warna merah serta
hitam. Sementara untuk warna latar adalah warna putih. Berikut adalah gambar dan arti dari
rambu larangan:

1. Tanda bertuliskan STOP

Arti: Lambang Stop dengan latar merah berarti Sahabat dilarang untuk terus berjalan di suatu
lajur. Sahabat diharuskan untuk berhenti baik sementara maupun ketika kondisi sudah dipastikan
aman dan selamat dari adanya konflik lalu lintas.

 
2. Tanda strip
daa

Arti: Tanda strip ini memiliki arti dilarang masuk ke suatu tempat baik bagi kendaraan
bermotor maupun yang tidak bermotor kecuali ada tanpa pengecualian bagi pihak tertentu
 
3. Tanda angka kecepatan maksimum dalam kilometer (km)

Arti: Pengguna jalan dilarang untuk berkendara melampaui batas kecepatan 40 km/jam
 
4. Tanda S dicoret

Arti: Rambu larangan S alias Stop di garis ini memiliki makna bahwa pengguna jalan
dilarang untuk berhenti dari mulai tempat pemasangan tanda hingga jarak 15 meter
disesuaikan dengan arah lalu lintas (mengenai jarak bisa berubah apabila ada tanda
pengecualian di papan tambahan.
 
5. Tanda P dicoret

Arti: Rambu larangan P alias Parkir di garis ini memiliki makna bahwa pengguna jalan
dilarang untuk memarkir kendaraannya dari mulai tempat pemasangan tanda hingga jarak 15
meter disesuaikan dengan arah lalu lintas (mengenai jarak bisa berubah apabila ada tanda
pengecualian di papan tambahan)
 
6. Tanda putar balik dicoret

Arti: Rambu ini biasa Sahabat temui di persimpangan atau di jalan searah untuk melarang
pengguna jalan baik itu kendaraan bermotor maupun yang tidak bermotor untuk berbalik
arah. 
 
7.  Tanda belok kiri dicoret

Arti: Rambu larangan ini biasa dipasang pada lajur jalan yang searah lalu lintas ataupun jalan
dengan simpangan. Maksud dari rambu larangan ini adalah untuk melarang para pengguna
jalan baik kendaraan bermotor ataupun pengguna jalan tidak bermotor untuk berbelok ke arah
kanan
 
8. Tanda belok kanan dicoret
daa

Arti: Rambu larangan ini melarang para pengguna jalan baik kendaraan bermotor ataupun
pengguna jalan tidak bermotor untuk berbelok ke arah kanan
 

Arti dan Gambar Rambu Peringatan

Berbeda dengan rambu lalu lintas lengkap sebelumnya, rambu peringatan memiliki warna
dominan kuning dengan lambangnya berwarna hitam. Bentuk rambu peringatan pada
umumnya adalah belah ketupat dan memiliki isi berupa peringatan kepada para pengguna
jalanan agar lebih waspada mengenai tantangan yang ada di depan.
1. Tanda tiga panah melingkar

Arti: Rambu lalu lintas menunjukkan adanya persimpangan berbentuk bundaran yang
memiliki prioritas
 
2. Tanda seru (!)

Arti: Rambu ini sebagai peringatan kepada pengguna jalan agar berhati-hati memasuki jalur
tertentu
 
3. Tanda plus (+)

Arti: Rambu ini menunjukkan akan adanya persimpangan empat


 
4. Tanda plus dihapus bagian kanannya

Arti: Rambu yang menunjukkan adanya persimpangan tiga sisi dengan satu ke arah kiri
 
5. Tanda plus dihapus bagian kirinya
daa

Arti: Rambu yang menunjukkan adanya persimpangan tiga sisi dengan satu ke arah kanan
 
6. Tanda panah ke atas dan ke bawah

Arti: Makna dari rambu ini adalah bahwa lalu lintas yang dilalui berlaku dua arah.
 

Arti dan Gambar Rambu Petunjuk

Rambu petunjuk memiliki tujuan untuk memberikan petunjuk jalan bagi para pengguna jalan.
Rambu petunjuk ini memiliki beragam gambar rambu lalu lintas unik yang menjadi ciri khas
sendiri dan tidak seperti rambu sebelumnya yang memiliki ciri khas sendiri. 
1. Tanda arah kota di persimpangan

Arti: Rambu ini berguna sebagai pendahulu petunjuk jurusan ke suatu lokasi yang akan
ditemui di persimpangan jalan di depan
 
2. Tanda arah kota

Arti: Rambu ini merupakan rambu petunjuk arah atau jurusan ke suatu daerah

3. Tanda jalan tol

Arti: Rambu ini menyatakan bahwa Sahabat sebentar lagi akan memasuki area jalan tol
 
4. Tanda rumah sakit
daa

Arti: Rambu ini menunjukkan tanda rumah sakit


 
5. Tanda POM bensin

Arti: Rambu ini menunjukkan tanda keberadaan POM bensin atau Pompa bahan bakar
 
6. Tanda ranjang/tempat tidur

Arti: Rambu ini menunjukkan tanda adanya hotel atau motel

 
7. Tanda orang jalan kaki

Arti: Rambu ini menunjukkan tanda tempat bagi para pejalan kaki

8. Tanda bus

Arti: Rambu ini menunjukkan tanda tempat berhentinya bus


daa

2. Marka Jalan

Marka jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di
atas permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang
berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah
kepentingan lalu lintas.
Bentuk marka jalan :
a. Garis membujur
Marka garis membujur adalah marka yang sejajar dengan sumbu
jalan.

- Marka garis membujur penuh (tidak terputus) : Pengemudi dilarang


melintasi marka ini. Biasanya dipasang di tempat tempat yang
mengandung bahaya, misalnya tikungan, tanjakan, turunan, atau
tempat yang ramai.
- Marka garis membujur putus-putus: Pengemudi boleh melintasi
marka ini, misalnya untuk pindah jalur atau mendahului kendaraan
lain.
- Marka garis membujur kombinasi penuh dan putus-putus:
Pengemudi yang berada di sisi jalan yang lebih dekat dengan
marka putus-putus, boleh melintasi marka kombinasi. Sebaliknya,
pengemudi yang berada di sisi jalan yang lebih dekat dengan
marka penuh, dilarang melintasi marka kombinasi
b. Garis melintang
Marka garis melintang adalah marka yang tegak lurus terhadap
sumbu jalan. Marka ini digunakan untuk mengingatkan pengendara
untuk berhenti atau mengurangi kecepatan.
daa

c. Garis serong
Marka garis serong adalah marka yang marka yang
membentuk garis utuh yang tidak termasuk dalam
pengertian marka membujur atau marka melintang.
Gunanya untuk menyatakan suatu daerah di permukaan
jalan yang bukan merupakan jalur lalu lintas kendaraan.

d. Lambang.
Lambang merupakan tanda yang mengandung arti tertentu
untuk menyatakan peringatan, perintah dan larangan untuk
melengkapi atau menegaskan maksud yang telah
disampaikan oleh rambu lalu lintas atau tanda lalu lintas
lainnya.
Bentuknya berupa panah, segitiga, atau tulisan
dipergunakan untuk mengulangi maksud rambu-rambu lalu
lintas atau untuk memberitahu pemakai jalan yang tidak
dinyatakan dengan rambu.

Anda mungkin juga menyukai