Anda di halaman 1dari 11

PEMBANGUNAN DAM DAN HIDRO POWER PLANT DI SUNGAI

WAITAKI

A. DESIGN HYDRO POWER PLANT


1. Location (layout)
Lokasi yang ditinjau yaitu sungai Waitaki. Sungai ini memiliki total panjang sebesar 209
km, yang merupakan anak sungai yang cabangnya dari sungai Tekapo, sungai Ohau dan
sungai Pukaki. Pada gambar dibawah ini merupakan hulu dari sungai Waitaki yang
merupakan cabang dari sungai lainnya.

Hulu sungai ini terdapat di daerah Benmore dan memiliki elevasi permukaan air sebesar
364 m.

Sumber : www.en-gb.topographic-map.com
Untuk hilir sungai Waitaki memiliki elevasi permukaan air sungai sebesar 5 m.

Sumber : www.en-gb.topographic-map.com

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=_9Zwa81tCk8&t=85s

Titik yang ditinjau yaitu daerah Benmore dan Aviemore, gambar dibawah ini merupakan
layout dari masih-masing daerah.
1.1. Benmore

Dengan latitude : 44°32'5.25"S dan Longitutde : 170° 7'0.03"E

1.2. Waitaki

Dengan latitude : 44°40'56.14"S dan Longitutde : 170°24'59.62"E

2. Potential Height
Menentukan potential height ini diawali dengan mengetahui elevasi kondisi eksisting
dimana kondisi elevasi muka air sebelum dibendung.

2.1 Kondisi eksisting

a) Benmore

b) Waitaki
2.2 Kondisi setelah dibendung

a) Benmore
Bendungan dibuat pada elevasi +400m, sedangkan elevasi muka air pada saat kondisi
eksisting pada titik yang ditinjau sebesar +360m. Sehingga tinggi bendungan yang dibuat
sebesar 40 meter, yang nantinya air terisi penuh sampai puncak bendungan (dam crest) belum
termasuk adanya spillway atau pelimpah.

+400

+400

b) Waitaki
Begitu pun pada Waitaki, bendungan dibuat pada elevasi +260m, sedangkan elevasi muka
air pada saat kondisi eksisting pada titik yang ditinjau sebesar +230m. Sehingga tinggi
bendungan yang dibuat sebesar 40 meter, yang nantinya air terisi penuh sampai puncak
bendungan (dam crest) belum termasuk adanya spillway atau pelimpah.

+260

+260
2.3 Daerah genangan setelah dibendung

Perkiraan data genang ini ditentukan dengan menggunakan software global mapper, yang
nantinya membuat area dengan menghubungkan garis kontur yang sama.
a) Benmore

Kedalaman maks bertambah= + 40 m


Luas genangan = + 4.958.6000 m2
Volume genangan = + 991.720.000 m3

Tabel Data genangan tiap elevasi

No. Elevasi Area (ha) Volume (ha.m) Volume (m3)


1 +370 1860,4 9302 93.020.000
2 +380 2890,2 28902 289.020.000
3 +390 3647,5 54712,5 547.125.000
4 +400 4958,6 99172 991.720.000
b) Waitaki

Kedalaman maks bertambah= + 40 m


Luas genangan = + 11.005.000 m2
Volume genangan = + 220.100.000 m3

Tabel Data genangan tiap elevasi

No. Elevasi Area (ha) Volume (ha.m) Volume (m3)


1 +230 517,4 2587 25.870.000
2 +240 774,2 7742 77.420.000
3 +250 976,6 14649 146.490.000
4 +260 1100,5 22010 220.100.000

3. Tipe Turbin
Tipe turbing yang digunakan berdasarkan ketinggian dari masing-masing yang ditinjau yaitu
untuk Benmore dan Waitaki menggunakan francis

4. Electrical Output
Perhitungan daya yang dihasilkan untuk memutar turbin dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut,
Pg=g ×Q × H × ηt × ρw
Dengan,
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Pg = Gross Power (Wh)
Q = Debit untuk memutar turbin (m3/s)
H = Tinggi jatuh air untuk memutar turbin (m)
ηt = efisiensi turbin (%)
ρw = massa jenis air (kg/m3)

a) Menentukan Efisiensi Turbin

Tabel Efisiensi Turbin untuk berbagai kondisi beban


Perhitungan Ns
Untuk setiap jenis turbin terdapat suatu nilai kisaran tinggi terjun dan kecepatan
spesifik yang sesuai. Untuk turbin Francis, Moody memperoleh kolerasi sebagai
berikut :
6803
Ns= +84 , H = tinggi dam
H +9.75

 Benmore

6803
N s= + 8 4 = 220,7
40+ 9.75
Dengan asumsi efisiensi turbin menerima beban maximum sehingga diperoleh
nilai 91,5 %

 Waitaki
6803
N s= + 8 4 = 220,7
40+ 9.75

Dengan asumsi efisiensi turbin menerima beban maximum sehingga diperoleh


nilai 91,5 %

b) Menentukan Debit andalan

Debit andalan merupakan besarnya debit tertentu yang kejadiannya dihubungkan


dengan probabilitas atau periode ulang tertentu. Menentukan debit andalan ini dengan
mengikuti SNI 6738:2015 (Kurva Durasi Debit). Probabilitas yang sering digunakan
80% untuk irigasi, 90% untuk air baku dan plta, dan 95% untuk pemeliharaan sungai.

Persamaan probabilitas yang digunakan:


Untuk data debit yang digunakan yaitu data debit bulanan (sumber : Waitaki Catchment
Hydrological Information), sehingga data debit andalan yang diperoleh sebagai berikut:

 Benmore

120

100 Kurva Durasi Debit


D e b it (m 3 / d tk )

800

600

400

200

0
0.0 20. 40. 60. 80.90.2% , 232 m3/s

Probabilitas
 Waitaki

120

100 Kurva Durasi Debit


D e b it (m 3 / d tk )

800

600

400

200
90.2% , 358 m3/s
0
0.0 20. 40. 60. 80.

Probabilitas

c) Perhitungan Daya Turbin


 Benmore
m m3 kg
P g=9,81 2 ×232 × 40 m× 91 ,5 % ×1000 3
s s m

P g=¿ 83.298.672 Wh = 83,298 MWh

 Waitaki
m m3 kg
P g=9,81 2 ×358 × 40 m× 9 1 ,5 % ×1000 3
s s m

P g=¿ 95.034.178 Wh = 95,034 MWh

Anda mungkin juga menyukai