Anda di halaman 1dari 13

PEMBANGUNAN DAM DAN HIDRO POWER PLANT DI SUNGAI

WAITAKI

A. DESIGN HYDRO POWER PLANT


1. Location (layout)
Lokasi yang ditinjau yaitu sungai Waitaki. Sungai ini memiliki total panjang sebesar 209
km, yang merupakan anak sungai yang cabangnya dari sungai Tekapo, sungai Ohau dan
sungai Pukaki. Pada gambar dibawah ini merupakan hulu dari sungai Waitaki yang
merupakan cabang dari sungai lainnya.

Hulu sungai ini terdapat di daerah Benmore dan memiliki elevasi permukaan air sebesar
364 m.

Sumber : www.en-gb.topographic-map.com
Untuk hilir sungai Waitaki memiliki elevasi permukaan air sungai sebesar 5 m.

Sumber : www.en-gb.topographic-map.com

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=_9Zwa81tCk8&t=85s

Titik yang ditinjau yaitu daerah Benmore dan Aviemore, gambar dibawah ini merupakan
layout dari masih-masing daerah.

1.1. Benmore
1.2. Aviemore

2. Potential Height
Beda ketinggian pada titik yang ditinjau sebagai berikut:

2.1 Benmore
Gambar dibawah ini merupakan perbedaan ketinggian dari elevasi permukaan air
sungai Waitaki pada titik yang ditinjau, menentukannya dengan cara selisih dari
ketinggan tersebut.
362 m – 272 m = 90 m
2.2 Aviemore
Pada daerah Aviemore perbedaan ketinggian yang diperoleh dengan selisih
elevasi permukaan air sungai.
272 m – 233 m = 39 m

3. Tipe Turbin

Pengertian Turbin Air

Turbin air adalah alat untuk megubah energi potensial air menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini
kemudian di ubah menjadi energy listrik oleh generator. Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan
digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik. Dalam pembangkit listrik tenaga air ( PLTA )
turbin air merupakan peralatan utama selain generator.

Jenis – Jenis Tipe Turbin Air

ada beberapa jenis tipe turbin yang umum digunakan, yaitu:

1. Turbin Impuls
Turbin impuls merupakan turbin air yang cara bekerjanya dengan merubah seluruh
energi air (yang terdiri dari energi potensial, tekanan, dan kecepatan) yang tersedia
menjadi energi kinetic untuk memutar turbin , sehingga menghasilkan energi puntir.
Contoh : Turbin Pelton, Turgo, Crossflow.
Gambar 1 Turbin Impuls

2. Turbin Reaksi
Turbin reaksi merupakan turbin air yang cara bekerjanya dengan merubah seluruh
energi air yang tersedia enjadi energi puntir. Turbin reaksi dibagi menjadi dua jenis
yaitu:

a. Turbin Francis
b. Propeller
 Sudut tetap (fixed blade), turbin jenis ini merupakan turbin generasi
pertama dari jenis ini. Karena sudu tidak dapat diatur, maka
efisiensinya berkurang jika digunakan pada kisaran debit yang lebar.
Oleh karena itu dikembangkan jenis dengan sudu yang dapat diatur
agar efisiensi tetap tinggi walaupun kisaran debitnya lebar.
 Sudut dapat diatur (adjustable blade) , contoh : Kaplan, Nagler, Bulb,
Moody.
3. Turbin Pelton
Turbin Pelton merupakan turbin impuls. Pada turbin impuls (pelton) energi
potensial diubah menjadi energi kinetic pada nozzle yang mempunyai kecepatan tinggi
dan membentur sudu-sudu pada turbin. Setelah membentur pada sudu, arah kecepatan
aliran berubah sehingga terjadi perbuhan momentum (impuls), akibatnya roda turbin
berputar. Turbin pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang diputar oleh pancaran air
yang di semprotkan oleh nozzle. Turbin pelton adalah salah satu dari jenis turbin air
yang paling efisien.
Gambar 2 Turbin Pelton

4. Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada heat 30 s/d 300 m. Turbin Turgo juga
merupakan turbin impuls, yang membedakan Turbin Turgo dan Turbin Pelton yaitu
pada sudunya. Keuntungan dan kerugian Turbin Turgo sama dengan Turbin Pelton.
Pancaran air dari nozzle membentur sudut pada sudut 20˚

Gambar 3 Turbin Turgo

5. Turbin Crossflow
Turbin Crossflow merupakan salah satu jenis dari Turbin Impuls. Penggunaan
turbin ini untuk daya yang sama dapat menghemat biaya pembuatan penggerak mula
sampai 50 % dari penggunaan kincir air dengan bahan yang sama. Penghematan ini
dapat dicapai karena ukuran Turbin Crossflow yang lebih kecl dan lebih kompak
dibandingkan dengan kincir air.
Gambar 4 Turbin Crossflow

6. Turbin Francis
Turbin Francis merupakan turbin jenis reaksi yang bekerja karena tekanan pada roda
turbin yang mengakibatkan roda turbin berputar dimana aliran air melalui rumah keong
yang diarahkan dengan sudu pengarah menuju sudu jalan dari roda turbin. Daya yang
dihasilkan oleh turbin dapat diatur dengan cara mengatur posisi sudu diam, sehingga
aliran air yang menumbuk roda turbin dapat diatur. Prinsip kerja dari turbin francis
ialah memanfaatkan energi jatuh air untuk memutar roda turbin. Roda turbin berputar
dikarenakan cairan yang ada diantara sudu roda turbin memiliki energi mekanis,
partikel cairan ini memiliki kecepatan keliling U dengan arah menyinggung lingkaran.
Akibatnya, timbulah gaya sentrifugal. Dengan meningkatnya gaya sentrifugal membuat
partikel cairan bergerak menuu pusat dari roda turbin dengan kecepatan relative W
yang arahnya menyinggung permukaan sudu. Sedangkan kecepatan absolute C
merupakan penjumlahan geometris dari U dan W.

Gambar 5 Turbin Francis

7. Turbin Kaplan Propeller


Turbin Kaplan Propeller merupakan salah satu jenis dari Turbin Reaksi. Turbun ini
mempunyai roda jalan mirip dengan baling-baling pesawat terbang. Baling-baling
pesawat terbang berfungsi untuk menghasilkan gaya dorong, roda jalan pada Kaplan
berfungsi untuk mendapatkan gaya F yaitu gaya putar yang dapat menghasilkan torsi
pada poros turbin.

Gambar 6 Turbin Kaplan Propeller.

Pemilihan Jenis Turbin

Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari
jenis-jenis turbin, khususnya untuk suat desain yang sangat spesifik. Pada tahap awal
pemilihan jenis turbin dapat diperhitungkan dengan mempertimbangkan parameter-
parameter khusu yang mempengaruhi sistem operasi turbin tersebut, yaitu:

1. Pemilihan berdasarkan ( net head )


Faktor tinggi jatuhan air efetif dan debit yang akan dimanfaatkan untuk operasi
turbin merupakan faktor utama yang mempengaruhi pemilihan jenis turbin, sebagai
contoh yaitu Turbin Pelton efektif untuk operasi pada head tinggi, sementara Turbin
Propeller sangat efektif beroperasi pada head rendah.

Tabel 1 Kriteria Pemilihan Jenis Turbin Air Berdasarkan Head


2. Faktor daya (power)
Faktor daya yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit yang tersedia.

3. Kecepatan (putaran) turbin


Kecepatan (putaran) turbin yang akan ditrasnmisikan ke generator. Sebagai contoh
untuk sistem transmisi direct couple antara generator dengan turbin pada head rendah,
sebuah Turbin Rekasi (propeller) dapat mencapai putaran yang diinginkan, sementara
Turbin Pelton dan crossflow berputar sangat lambat (low speed) yang akan
menyebabkan sistem tidak beroperasi.

4. Grafik berdasarkan debit air dan head


Sumber : Layman’s Guidebooks, 1998

Efisiensi Turbin

Efisiensi turbin nilainya tidak tetap, tergantung dari keadaan beban dan jenis turbinnya.
Kinerja dari suatu turbin dapat dinyatakan dalam beberapa keadaan seperti tinggi terjun
maksimum, tinggi terjun minimum, tinggi terjun normal, tinggi terjun rancangan. Pada
tinggi terjun rancangan turbin akan memberikan kecepatan terbaiknya sehingga efisiensinya
mencapai maksimum.

Tabel 2 Efisiensi Turbin untuk Berbagai Kondisi Beban


Langkah menentukan efisiensi turbin dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Perhitungan Ns
Seleksi awal dari jenis turbin yang cocok untuk suatu keperluan paling tepat dilakukan
dengan menggunakan kecepatan spesifik (Ns). Untuk setiap jenis turbin terdapat suatu
nilai kisaran tinggi terjun dan kecepatan spesifik yang sesuai. Untuk turbin Francis,
Moody memperoleh kolerasi sebagai berikut :

6803
Ns= +84
H +9.75

2. Pemilihan Jenis Turbin Berdasarkan Head


Untuk perhitungan head dapat dilakukan menggunakan persaamaan sebagai berikut:

Head=Ev Tampungan Minimum Bendungan−Ev Dasar Sungai

Head yang dihasilkan dari perhitungan beda elevasi antara elevasi tampungan minimum
bendungan dan elevasi dasar sungai adalah head minimum yang dapat digunakan untuk
kebutuhan turbin untuk menghasilkan daya listrik. Head ini sendiri dapat disesuaikan
tingginya tergantung pada kebutuhan listrik masyarakat, pada bendungan.

3. Perhitungan Daya Turbin


Perhitungan daya yang dihasilkan untuk memutar turbin dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut,

Pg=g ×Q × H × ηt × ρw

Dengan,

g = percepatan gravitasi (m/s2)

Pg = Gross Power (Wh)

Q = Debit untuk memutar turbin (m3/s)

H = Tinggi jatuh air untuk memutar turbin (m)

ηt = efisiensi turbin (%)

ρw = massa jenis air (kg/m3)

Anda mungkin juga menyukai