Berdasarkan PPDGJ III, Suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab ( banyak belum
diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau “deteriorating”) yang luas,
serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial
budaya. Pada umumnya ditandai dengan penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari
pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (innapropiate) atau tumpul (blunted).
Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun
kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.1
Berdasarkan American Psychiatric Association, skizofrenia adalah gangguan otak
kronis yang mempengaruhi sekitar satu persen dari populasi. Ketika schizophrenia aktif, gejala
dapat berupa delusi, halusinasi, masalah dengan pemikiran dan konsentrasi, dan kurangnya
motivasi.2
1. Kriteria Gejala
Petunjuk penting ke arah diagnosis skizofrenia adalah (jika tidak ada tanda gangguan
kognitif, infeksi, atau intoksikasi yang dapat ditunjukkan)
a. Perubahan kepribadian, yang bermanifestasi sebagai penumpulan emosional dengan
jenis khusus diikuti oleh hilangnya inisatif, dan perilaku yang berubah dan sering kali
aneh. (Khususnya pada hebefrenik, perubahan adalah karakteristik dan petunjuk
utama ke arah diagnosis.)
b. Pada tipe katatonik, riwayat penyakit dan tanda tipikal dalam periode kegelisahan
dan stumor (dengan negativisme, wajah berminyak, katalepsi, gejala vegetative
khusus, dll.)
c. Pada psikosis paranoid, gejala penting pembelahan kepribadian (atau gejala
depersonalisasi) dan hilangnya perasaan realitas (gejala derealisasi) atau waham
primer
d. Halusinasi kronis
Skor: Untuk dapat dianggap sebagai bagian kelompok skizofrenia, pasien harus memiliki nilai
pada Butir 1 atau Butir 2a,2b, atau 2c dan harus mendapatkan skor total sekurangnya 4 poin.
SISTEM FLEKSIBEL3
Jumlah gejala minimal yang diperlukan dapat empat sampai delapan, tegantung pada pilihan
peneliti:
1. Afek terbatas
2. Tilikan buruk
3. Pikiran bersuara keras (thoughts aloud)
4. Rapport buruk
5. Waham yang luas
6. Bicara inkoheren
7. Informasi yang tidak dapat dipercaya
8. Waham aneh
9. Waham nihilistik
10. Tidak terbangun awal (satu smpai tiga jam)
11. Tidak adanya wajah terdepresi
12. Tidak adanya elasi
1. Sekurangnya dua dari berikut ini untuk penyakit definitif dan satu untuk kemungkinan
(tidak memperhitungkan yang terjadi selama periode penyalahgunaan atau putus obat
atau alkohol):
a. Siar, sisip, atau penarikan pikiran
b. Waham sedang dikendalikan atau dipengaruhi, waham aneh lain, atau waham
multipel
c. Waham selain dari kejar atau cemburu yang berlangsung sekurangnya satu bulan
d. Waham dengan jenis apa pun jika disertai oleh halusinasi dengan jenis apapun selama
sekurangnya satu minggu
e. Halusinasi dengar dimana suara terus-menerus mengomentari perilaku subjek atau
pikiran seakan-akan mereka terjadi atau dua atau lebih suara yang saling bercakap-
cakap satu sama lain
f. Halusinasi verbal nonafektif yang berbicara dengan subjek
g. Halusinasi dengan jenis apa pun sepanjang hari selama beberapa hari atau secara
intermiten untuk selama sekurangnya satu bulan
h. Keadaan definitif adanya gangguan pikiran formal yang nyata yang disertai oleh afek
yang tumpul atau tidak sesuai, waham, atau halusinasi dengan jenis apa pun atau
perilaku yang jelas terdisorganisasi
Pada periode aktif dari penyakit tidak ditemukan saat dianggap subjek memenuhi kriteria
untuk sindrom manik atau depresif yang kemungkinan atau definitif sampai derajat
dimana ini merupakan bagian penyakit yang menonjol.
1. Keduanya diperlukan:
a. Penyakit kronis dengan gejala sekurangnya selama enam bulan sebelum saat
pemeriksaan tanpa kembali ke tingkat penyesuaian psikososial pramorbid
b. Tidak ada periode gejala depresif atau manik yang cukup untuk memenuhi
persyaratan gangguan mood atau kemungkinan gangguan mood
2. Sekurangnya satu dari berikut:
a. Waham atau halusinasi tanpa kebingungan atau disorientasi yang signifikan
b. Produksi verbal yang menyebabkan komunikasi sulit karena tidak adanya organisasi
yang logis atau dapat dimengerti (jika ada kebisuan, keputusan diagnostik harus
ditunda)
3. Sekurangnya tiga untuk penyakit definitif, dua untuk kemungkinan penyakit:
a. Tidak pernah menikah
b. Penyesuaian sosial atau riwayat kerja pramorbid yang buruk
c. Riwayat keluarga skizofrenia
d. Tidak adanya penyalahgunaan alkohol atau zat lain dalam satu tahun onset
e. Usia sebelum 40 tahun
KRITERIA TAYLOR DAN ABRAMS3
12 butir berikut ini dari Present State Examination bersesuaian dengan sistem diagnostik
skizofrenia 12-poin, dengan berbatas tingkat kepastian diagnostik yang didasarkan pada skor
yang ditentukan oleh pemeriksa. Sembilan gejala masing-masing memiliki skor 1 jika ada (+),
dan tiga memiliki skor 1 jika tidak ada (-).
Ketika penyakit ini aktif, dapat dikarakteristikan oleh episode-episode di mana pasien tidak dapat
membedakan antara pengalaman nyata dan tidak nyata. Seperti halnya penyakit, tingkat
keparahan, durasi dan frekuensi gejala dapat bervariasi; Namun, pada orang dengan skizofrenia,
kejadian gejala psikotik yang parah sering menurun selama masa hidup pasien. Tidak
mengonsumsi obat sesuai resep, penggunaan alkohol atau obat-obatan terlarang, dan situasi stres
cenderung meningkatkan gejala. Gejala termasuk dalam beberapa kategori:
Gejala psikotik positif: Halusinasi, seperti mendengar suara, delusi paranoid dan persepsi,
keyakinan dan perilaku yang berlebihan atau terdistorsi.
Gejala negatif: Kerugian atau penurunan kemampuan untuk memulai rencana, berbicara,
mengekspresikan emosi atau menemukan kesenangan.
Gejala disorganisasi: berpikir dan berbicara yang kacau dan tidak teratur, masalah dengan
pemikiran logis dan kadang-kadang perilaku aneh atau gerakan abnormal.
Gangguan kognisi: Masalah dengan perhatian, konsentrasi, memori dan penurunan
kinerja pendidikan.
Gejala biasanya muncul pertama kali pada awal masa dewasa. Pria sering mengalami
gejala di awal 20-an dan wanita sering kali pertama kali menunjukkan tanda-tanda di usia akhir
20-an dan awal 30-an. Tanda-tanda yang lebih halus mungkin hadir sebelumnya, termasuk
hubungan bermasalah, kinerja sekolah yang buruk dan motivasi yang berkurang. Ini jarang
didiagnosis pada anak-anak atau remaja.
Sebelum diagnosis dapat dibuat, bagaimanapun, seorang psikiater harus melakukan
pemeriksaan medis menyeluruh untuk menyingkirkan penyalahgunaan zat atau penyakit medis
lainnya yang gejalanya mirip gejala skizofrenia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III dan DSM-5. Cetakan
2-Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya. Jakarta: PT Nuh
Jaya, 2013.
2. American Psychiatric Association. Mental Health Disorder Disorders/ Substance use:
Schizophrenia. 2017. Available at: https://www.psychiatry.org/patients-
families/schizophrenia/what-is-schizophrenia
3. Kaplan H.I, Sadock B.J, Grebb J.A: Sinopsis Psikiatri. Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis. Edisi ke-1, Bina rupa Aksara, 2008.