PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia di berkahi dengan kepemilikan atas Sumber Daya Alam (SDA) yang
melimpah dengan kualitas yang tidak kalah jika dibandingkan dengan SDA negara
lainnya. Bahkan, terdapat sumber daya yang hanya di miliki di Indonesia. Iklim tropis
dan curah hujan stabil menjadi salah satu pendukung kualitas dari SDA tersebut.
Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi dengan angka kelahiran yang
tinggi juga berkah yang tidak dapat dipungkiri, dan mayoritas SDM yang adalah pemeluk
agama Islam.
Tingginya potensi SDA dan SDM tersebut membutuhkan manajemen yang tidak
mudah, agar kedua hal tersebut mampu bersinergi didalam pembangunan kehidupan
berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan apa yang di kehendaki NKRI yang di
terurai di dalam Preambule UUD 1945.
Berdasarkan sejarahnya bahwa NKRI memiliki struktur Bangsa sebagai Pondasi
sedangkan Negara sebagai bangunan diatasnya. Dan berdasarkan pendekatan struktur
bahwa kekuatan pondasi harus lebih di utamakan yang pada akhirnya akan menentukan
kekuatan dari bangunan diatasnya. Oleh karena itu dalam struktur NKRI kekuatan
Bangsa Indonesia yang berposisi sebagai pondasi harus lebih di utamakan, untuk
menjaga kesinambungan dari penjalanan Negara.
C. Maksud
Maksud penulisan adalah untuk membangun kemandirian Desa khususnya
dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Diawali dari membangun kemampuan Desa
dalam pemenuhan kebutuhan sandang dan pangan masyarakatnya. Sedangkan target
kedepan bahwa Desa memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dan
pendidikan masyarakat Desa yang di berikan secara cuma-cuma (gratis).
Kondisi tersebut mampu teraktualisasikan pada saat masyarakat sudah tidak
bergantung kepada pihak manapun juga (mandiri) kecuali kepada Allah S.W.T.
Maknanya bahwa masyarakat mengelola aset bersama yang dimiliki oleh Desa.
D. Tujuan
1. Menumbuh kembangkan kembali teknologi pribumi yang sudah ada;
2. Menghidupkan kembali Sistem Tanah Adat;
3. Terbangunnya manajemen (program, kurikulum dan pembiayaan) yang bersumber
dari perencanaan per kepala keluarga (Family Planing);
4. Pembangunan teknik (strategi dan taktik) yang berasal dari ilmu yang dimiliki dan
seharusnya dikembangkan Bangsa Indonesia;
5. Standarisasi keilmuan kebangsaan Indonesia berdasarkan struktur mulanya dan sifat
yang Allah S.W.T turunkan.
E. Manfaat Program
1. Bagi Penulis
a. Pilot Project sebagai bahan uji material dari konsep Ilmu Bangsa yang penulis
pahami;
b. Sebagai upaya penulis di dalam memahami dan mendalami konsep;
c. Sebagai upaya menumbuh kembangkan keimanan penulis.
F. Identifikasi Masalah
1. Potensi Desa
a. Masih adanya masyarakat yang memiliki kemampuan dalam mengelola
tanahnya, baik pada sektor pertanian maupun perkebunan. Selain itu, tidak
sedikit masyarakat juga yang memiliki kemampuan pada sektor perikanan dan
peternakan baik yang terkonsentrasi pada peternakan dan perikanan berbasis air
laut maupun air tawar. Walaupun, tak jarang hasil yang di peroleh belum dapat
memenuhi pengeluaran dari produksi.
b. Tidak adanya kepemilikan atas laut. Hingga saat tulisan ini dibuat bahwa belum
ada peraturan yang memperbolehkan adanya kepemilikan atas laut walaupun
terjadi fenomena-fenomena yang seolah-olah pada teritorial tertentu tidak
dapat di masuki oleh yang tidak berijin.
2. Kendala Desa
a. Kepemilikan atas tanah sebagai faktor produksi utama rakyat, mayoritas sudah
tidak lagi dimiliki oleh Desa (kepemilikan bersama), melainkan sudah di miliki
swasta baik swasta luar negeri maupun pribadi perorangan;
b. Lemahnya pemahaman aparatur dan masyarakat Desa dalam mengelola aset
Desa yang diorientasikan untuk sebesar-besar kemakmuran masyarakat;
c. Lemahnya pemahaman aparatur dan masyarakat Desa dalam memanajemen
hasil produksi;
d. Lemahnya pemahaman aparatur dan masyarakat Desa dalam meng-
operasionalkan setiap standar dari nilai-nilai yang seharusnya di miliki oleh NKRI
baik Kreativisme, Gotong Royong, Mufakat, Musyawarah, Lumbung maupun
Sistem Tanah Adat;
e. Ketiadaan standar-standar nilai di NKRI.
BAB II
A. Nama Program
Program ini diberinama Program Kreativitas Rakyat 2018 atau yang disingkat
dengan “PROKRAT 2018”. Nama program tercetus dari hasil musyawarah oleh beberapa
pemuda yang berkehendak untuk berkontribusi bagi pengembangan kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi rakyat.
C. Peran Organisasi
Koperasi PARAKA-MANDIRI sebagai infrastruktur pelaksana program yang
berupaya mendekatkan kebenaran relativ (langkah-langkah teknis) kepada kebenaran
absolut (tujuan jangka pendek, menengah dan panjang).
Pada pelaksanaan program jangka pendek, bahwa peran anggota Koperasi lebih
tinggi jika dibandingkan dengan peran aktiv dari masyarakat desa. Sedangkan semakin
bertambahnya tahun, maka peran anggota koperasi semakin di perkecil dan
keterlibatan masyarakat harus semakin tinggi. Hal ini bertujuan tidak terjadi
ketergantungan dari masyarakat kepada anggota koperasi.
a. Sasaran
Sasaran terbagi kedalam Sasaran Jangka Panjang, Jangka Menengah dan Sasaran
Jangka Pendek, antara lain :
1. Sasaran Jangka Panjang, yang ditetapkan untuk jangka waktu 5 tahun dengan
target capaiannya adalah :
Terpenuhinya kebutuhan sandang dan pangan masyarakat desa;
Pembangunan pemenuhan kebutuhan energi masyarakat skala kecil;
Terbangunnya Musyawarah secara paripurna.
2. Sasaran Jangka Menengah, yang ditetapkan untuk jangka waktu 3 tahun dengan
target capaiannya adalah :
Terbangunnya produk turunan dan pengembangan usaha dari produksi
utama;
Terkumpulnya Data Base 1 (satu) desa per Kepala Keluarga yang di arahkan
untuk memiliki kemampuan dalam penyusunan perencanaan keluarga
(family planing) untuk 5 tahun kedepan keluarganya;
Terbangunnya pusat data dan informasi masyarakat;
Terbangunnya musyawarah akan tetapi masih semu dalam makna belum
terlaksana secara paripurna
Soliditas sentra ekonomi utama.
3. Sasaran Jangka Pendek, yang ditetapkan untuk jangka waktu 1 tahun dengan
target capaiannya adalah :
Terbangunnya sentra ekonomi utama;
Terstandarkannya keilmuan pelaksana program
Keterlibatan masyarakat desa dalam program walaupun dalam skala kecil.
b. Wilayah Kerja
Wilayah kerja yang di tetapkan adalah masyarakat Desa Karang Kepuh
Kecamatan…. Kabupaten Serang Provinsi Banten, dengan orientasi produksinya
terknonsenterasi pada laut (Budidaya perikanan air laut).
Jika memungkinkan, maka akan dibangun di 3 (tiga) Desa di lokasi yang sudah
bersentuhan langsung dengan penulis antara lain Desa Karang Kepuh Kecamatan ……
Kabupaten Serang yang terkonsenterasi pada perikanan laut, Desa …. yang
konsentrasi pada produksi Beras (Pertanian) dan Desa ….. yang konsentrasi
produksinya pada Peternakan atau Perikanan Air tawar.
BAB III
Dalam Pilot Project sisistem orientasi yang di terapkan adalah pada penerapan yang
lebih kecil. Akan tetapi jika memungkinkan maka akan diterapkan pada target yang lebih
besar yakni masyarakat desa. Akan tetapi memungkinkan belum dapat terpenuhi
seluruh kebutuhan masyarakat desa secara keseluruhan.
Pemenuhan kebutuhan dalam program terbagi kedalam beberapa tahapan, antara lain :
Tahap 1 (satu) pemenuhan kebutuhan Pangan dan Kesehatan
Jika dikalkulasikan, maka rata-rata kebutuhan sebesar :
1. Kebutuhan Pangan adalah sebesar Rp. 23.750,- per orang per hari dikalikan
30 (tiga puluh) hari dalam satu bulan adalah Rp. 712.500,- per bulan per
orang.
2. Kebutuhan Kesehatan (program BPJS) adalah sebesar Rp. 85.000,- per orang
per bulan.
Jadi total kebutuhan pangan dan kesehatan per orang per bulan adalah sebesar
Rp. 797.500. Jika dikalkulasikan bahwa anggota program sudah beristri dengan
dua orang anak maka biaya yang harus terpenuhi adalah Rp. 797.500,- x 4 orang
= Rp. 3.190.000,- . Dengan jumlah anggota pelaksana program sebanyak 10
orang, maka total kebutuhan sebesar Rp. 31.190.000,- per bulan.
Jadi total kebutuhan anggota program dalam satu kali masa panen (6 bulan)
adalah sebesar Rp. 31.190.000,- x 6 bulan = Rp. 191.400.000,-
Di asumsikan bahwa dalam satu Kepala Keluarga (KK) berjumlah 1 orang suami, 1
orang istri dan 2 orang anak. Jadi total kebutuhan nya adalah :
B. Kondisi
Data2 karang kepuh
3. Kendala Desa
2. Pola Produksi.
Dalam pola produksi dilakukan 2 (dua) tahapan, tahap pra produksi dan
tahapan produksi. Hal ini akan dijabarkan antara lain :
a) Tahap 1 (satu) / pra produksi
Pada tahapan ini kegiatan yang di laksanakan antara lain :
Penyiapan lokasi budidaya ikan Kerapu (perijinan lokasi, koordinasi dengan
instansi yang bersinggungan dengan budidaya, dll);
Penyediaan kelengkapan keramba jaring apung budidaya ikan Kerapu
(memungkinkan melibatkan pihak ketiga);
Penyediaan benih dan penampungan kerapu;
Pembelian pakan ikan Kerapu untuk 2 (dua) kali panen;
Pelaksanaan pembangunan bagan;
Penyiapan pemasaran (kerjasama).
a. Pola Pemasaran
Pemasaran yang dilakukan dapat dilakukan dengan dua cara, yakni pembelian
secara tunai maupun dengan non tunai (cicil). Pembayaran non tunai adalah dengan
melakukan pembayaran pengambilan pertama pada saat pengambilan kedua. Cara ini
dirasa dapat meringankan bahkan mempermudah masyarakat yang berkehendak untuk
membangun usaha berbasis pada Beras, maknanaya untuk biaya Beras dapat di tekan
dan di alihkan kepada pemenuhan kebutuhan lainnya.
Selain mampu untuk menstimulan Rakyat mengmbangkan usaha, hal ini juga
memungkinkan untuk mengembangkan pemsaran pada pengusaha makanan berbasis
beras dengan skala yang lebih besar.
Sistem kerjasama juga dimungkinkan untuk di laksanakan dengan beberapa sarat
yang mengikat diantara kedua belah pihak.
Pada saat produksi mampu mencapai kuota tertentu, memungkinkan untuk
melakukan suplay kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam hal pemenuhan Beras.
b. Pola Musyawarah
Musyawarah adalah metoda evaluasi dan pemecahan permasalahan yang paling
tepat. Oleh karena itu, minimal 1 bulan satu kali dilakukan evaluasi program. Evaluasi
terhadap program awalnya hanya dilakukan oleh anggota yang terlibat langsung di
dalam program. Kemudian akan di musyawarahkan dan di sampaikan kepada seluruh
masyarakat tempat program ini dilaksanakan.
Musyawarah yang di lakukan dengan masyarakat, terkait pelaporan
perkembangan pelaksanaan program dan tukar pendapat antara pelaksana program
dengan masyarakat. Hal ini dilakukan agar msayarakat terbiasa untuk transparan dan
terbuka, yang pada akhirnya akan mendorong rasa saling percaya antar satu dengan
lainnya. Selain itu, agar pelaporan terhadap sesuatu yang di tugaskan dapat membudaya
di masyrakat.
Selain evaluasi program dan pelaporan kepada masyarakat, juga dilakukan
komunikasi dua arah untuk pembahasan terkait pendistribusian asset. Distribusi ini
terkait erat dengan keuntungan hasil produksi. Juga masyarakat akan di ajak untuk
merumuskan sebuah program pengembangan dari hasil produksi yang di dapat.
Nantinya pengembangan usaha ini tetap tidak dapat dimiliki oleh individu melainkan
tetap akan dimiliki oleh umat.
Kebutuhan dan rencana anggaran biaya pada pelaksanaan Prokrat Sigi 2014 Terlampir.
a. Usaha Turunan
b. Pengembangan Usaha
1. Membuka toko beras dan tepung beras dengan nama Masjid tempat program
dilaksanakan atau dengan nama yang disepakati terlebih dahulu.
2. Membuka distribusi produk Pupuk, Bricket, dan Bekatul
3. Membangun Peternakan dan Perikanan, terutama pada Hewan yang juga di
butuhkan bagi Pertanian / Perkebunan, seperti Sapi / Kerbau yang dapat digunakan
untuk membajak sawah.
1. Ilmu
a. Filosofi : Pancasila
b. Teori : Komitmen Untuk Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang
Indonesia Asli (OIA)
c. Model : Bangsa sebagai Pondasi dan Negara Sebagai Bangunan
2. Teknik
a. Strategi
b. taktik
3. Manajemen
a. Program
b. Kurikulum
c. Pembiayaan
1. Awal : Donatur yang tidak mengikat
2. Kedepan : manajemen dari hasil produksi