Anda di halaman 1dari 4

URBANISASI, INDIKATOR KEGAGALAN PEMERINTAHAN

Urbanisasi, definisikan sebagai perpindahan penduduk dari Desa ke Kota, dipandang

sebagai fenomena yang lumrah terjadi di kota besar. Terkadang, perpindahan tersebut terjadi

dalam skala besar, atau Eksodus.Eksodus biasanya terjadi manakala kondisi keamanan di satu

wilayah tidak kondusif seperti terjadi bencana alam, peperangan atau serangan wabah.

Salah satu contoh adalah fenomena Eksodus yang terjadi pada pemerintah Israel yang

menarik penduduknya ke wilayah Palestina setelah dilakukan sterilisasi. Kondisi ini terjadi

manakala Pemerintah Israel menghendaki terbangunnya pemerintahan yang independen tidak

diatas pemerintahan negara lainnya.

Urbanisasi atas dasar doktrin.

Doktrin atau sebuah ajaran yang digunakan oleh suatu masyarakat tertentu. Doktrin juga

tidak hanya di gunakan oleh satu ajaran, akan tetapi juga di gunakan oleh seluruh ajaran/filosofi.

Seperti halnya terjadinya Eksodus penduduk Israel diatas, hal tersebut didasari bahwa

sebuah Negara dibangun harus memiliki Rakyat, Wilayah dan Pemerintahan Yang Berdaulat.

Kondisi Bangsa Yahudi saat itu belum memiliki wilayah dan pemerintahan yang berdaulat. Oleh

karena itu, dalam pendekatan Konsep Negara dan Peperangan, fenomena terjadinya penyerangan

atas Palestina yang belum merdeka oleh Israel adalah satu kondisi lumrah. Dan pembangunan

atas negara kalah perang akan di serahkan kepada negara yang memenangkan suatu peperangan.

Selain itu, kesejahteraan juga dapat melandasi terjadinya Urbanisasi. Kondisi ekonomi

yang sulit di desa mampu menstimulan masyarakat melakukan perpindahan, karena pertumbuhan

dan perkembangan perindustrian di kota di pandang mampu untuk memenuhi kebutuhan

lapangan pekerjaan.
Modern, adalah doktrin yang sudah masuk dalam ranah ilmu pengetahuan. Konsep

Modernitas dalam pendekatan ilmu ekonomi, adalah satu kondisi dimana konsentrasi ekonomi

pada sebuah negara terletak pada perindustrian bukan pertanian atau kelautan. Selain itu,

moderitas juga dipandang sebagai kondisi terjadinya pembangunan dalam skala besar dengan

gedung bertingkat. Selain itu, Modern juga sudah mendapatkan posisinya dalam ranah mode dan

Bahasa.

Konsep ini pada akhirnya menempati posisi sentral didalam membangun sebuah

kebijakan. Hal ini di buktikan dengan semakin gencarnya perekonomian berbasis perindustrian.

Di asumsikan bahwa perindustrian adalah metode menyelesaikan masalah pengangguran, karena

mampu membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat dengan skala besar.

Indonesia dalam kondisi berbahaya.

Bangsa Indonesia yang terlahir pada 28 Oktober 1928 memiliki syarat untuk di nyatakan

sebagai sebuah Bangsa, yakni terikat dengan Tanah, memiliki Penduduk Asli di atas tanah

tersebut dan memiliki Bahasa sebagai alat untuk berkomunikasinya. Ketiga syarat ini adalah

konsep dasar mutlak yang harus di pertahankan dan menjadi tolak ukur utama pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bangsa Indonesia yang sudah terlahir tersebut, kemudian merdeka pada 17 Agustus 1945

dan mendirikan sebuah negara dengan nama NKRI pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan di

syahkan Undang-Undang Dasar 1945.

Maknanya Indonesia memiliki satu Struktur yang berbeda dengan negara lainnya, dimana

posisi Bangsa Indonesia sebagai Pondasi, sedangkan Negara adalah Bangunan dari NKRI.

Artinya dibangun dan di kembangkannya ilmu pengetahuan dan teknologi serta sebuah
kebijakan, harus di dasarkan kepada upaya untuk memperkuat Bangsa Indonesia sebagai

pondasi.

Akan tetapi, kondisi ini berbanding terbalik dengan fenomena yang di bangun dan di

kembangkan hari ini. Karena pijakan dasar yang di bangun dalam ranah perekonomian adalah

melalui perindustrian dan perkebunan tanaman keras. Kondisi ini adalah kondisi kemunduran

perekonomian bagi Indonesia, dan berdampak terjadinya kekerasan atas masyarakat.

Perindustrian dan perkebunan tanaman keras yang di kelola swasta sangat membutuhkan

lahan yang luas, modal, teknologi dan regulasi. Pemerintah hanya mampu untuk memenuhi

regulasi terkait pembebasan atas lahan masyarakat.

Lepasnya tanah sebagai faktor produksi utama masyarakat adalah indikasi hilangnya

identitas Bangsa Indonesia atas masyarakat tersebut. Hal ini di sebabkan salah satu syarat mutlak

dari Bangsa Indonesia didalam teks Sumpah Pemda adalah keterikatan atas tanah. Berbeda

halnya dengan negara lain, karena salah satu syarat bangsa bagi mereka adalah terdapatnya

masyarakat yang tinggal di wilayah dalam batas suatu negara.

Kondisi ketiadaan tanah untuk di kelola masyarakat, akan menstimulan terjadinya

Urbanisasi dimana tumbuh suburnya perindustrian dengan harapan tersedianya lapangan

pekerjaan. Hal inilah yang mendominasi terjadinya Urbanisasi di Indonesia.

Fenomena tersebut tidak dapat hanya di selesaikan oleh salah satu Pemerintah Daerah,

akan tetapi membutuhkan penanganan yang sistematis dari Pemerintah Pusat hingga Daerah

khususnya dalam hal pengembangan perekonomian pedesaan yang berbasis kepada pengelolaan

faktor produksi utama masyarakat.


Oleh karena itu, pembangunan perekonomian harus bertumpu kepada kemampuan

masyarakat didalam menggerakkan dan mengelola faktor-faktor produksinya. Pemerintah juga

wajib menstimulan masyarakat untuk dapat mengembangkan dan mengelola faktor produksinya

tersebut dengan peningkatan kemampuan masyarakat di dalam produktifitas mereka dari Hulu

sampai Hilir yang hingga hari ini belum maksimal.

Anda mungkin juga menyukai