Contoh kasus
Pada tanggal 16 Februari 2016 Ny. S, 54 tahun, seorang ibu rumah tangga datang ke
puskesmas kemiling dengan keluhan nyeri kepala sejak pagi. Nyeri dirasakan tiba‐ tiba saat
pasien beraktivitas. Nyeri kepala sudah pernah dirasakan sebelumnya, hilang timbul, hilang saat
beristirahat. Saat ini nyeri kepala dirasakan lebih hebat dari biasanya, menjalar ke leher, bahu,
serta kedua lengan yang menyebabkan pasien khawatir dan berobat ke puskesmas. Selain itu
pasien juga sering merasakan nyeri pada ulu hati. Karena keluhan yang dirasakan, dan dilakukan
pemeriksaan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan penampilan bersih dan terawat, berat badan
65kg, tinggi badan 157 cm, IMT 26.73 kg/m2 (overweight). Tampak sakit ringan, tekanan darah
240/120 mmHg, frekuensi nadi 102 x/menit, frekuensi napas 28 x/menit dan suhu 36,6°C.
Pasien teratur dalam pola makan, baik sarapan, makan siang, dan makan malam.
Makanan sehari‐hari dengan lauk beraneka ragam, seperti tempe, telur, tahu, dan ikan yang
berganti‐gantian dalam seminggu. Selain lauk, pasien juga mengkonsumsi sayuran secara rutin.
Pasien sering mengonsumsi makanan tumis‐tumisan, asin, berpenyedap dan bersantan. Pasien
tidak rutin berolahraga dan tidak mengkonsumsi alkohol serta rokok. Pola pengobatan beliau
adalah kuratif, dimana mencari pelayanan kesehatan saat sakit saja. Keluarga pasien sendiri tidak
pernah mengingatkan pasien untuk mengontrol tekanan darahnya.
Pada tanggal 20 Februari 2016, dilakukan pembinaan pada pasien Ny. S, usia 54 tahun
yang didiagnosis hipertensi urgensi. Pada Ny. S didiagnosis mengalami hipertensi urgensi karena
pada anamnesa didapatkan adanya keluhan nyeri kepala yang hilang timbul. Sejak +25 tahun
yang lalu pasien telah menderita hipertensi dan dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
pasien 240/120 mmHg.
Edukasi terhadap pasien dan keluarga diperlukan sebagai proses mempengaruhi perilaku,
mengubah pengetahuan, sikap, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan pasien. Proses tersebut meliputi pemberitahuan kepada pasien dan
keluarga akan penyakit yang diderita pasien, diharapkan dengan intervensi tersebut terjadi
perubahan perilaku serta pengetahuan pasien dan keluarga. Dukungan anggota keluarga sangat
penting dalam pembentukan perilaku kesehatan dan perbaikan keadaan pasien. Pada pasien
hipertensi, penting sekali akan peranan serta dukungan keluarga untuk membantu mengawasi
ketaatan pasien dalam minum obat dan melakukan kunjungan rutin serta asupan makanan sesuai
untuk penderita hipertensi sehingga tekanan darah pasien dapat terkontrol.
1.3 Jurnal
1.4 Data
1.5 Tujuan
1.5.1. Tujuan Umum
Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit
hipertensi padalansia
1.5.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui Definisi Hipertensi pada Lansia.
2. Mengetahui Klasifikasi Hipertensi pada Lansia.
3. Mengetahui Gejala Hipertensi.
4. Mengetahui Patofisiologi Hipertensi.
5. Mengetahui Factor-faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada Lansia
1.6. Manfaat.
1. Bagi Instansi Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Sebagai bahan informasi yang dapat membantu tenaga kesehatan untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal di Puskesmas.
2. Bagi Masyarakat Setempat
Memberikan informasi tentang hipertensi pada lansia supaya bisa mencegah
kekambuhan hipertensi.
3. Bagi Calon Tenaga Kesehatan
Calon Tenaga Kesehatan diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan khususnya tentang hipertensi pada lansia.