Anda di halaman 1dari 16

FARMAKOTERAPI INFLUENZA

Universitas Mandala Waluya kendari


INFLUENZA

Influenza adalah penyakit yang disebabkan oleh virus myxovirus,


influenza dibagi dalam tiga tipe virus yang berbeda yaitu tipe A,B dan C.
Penyakit ini mudah menular. Cara penularannya bisa melalui bersin,batuk,
atau bercakap-cakap dengan penderita. Karena disebabkan oleh virus,
penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Penderita bisa sembuh dengan
sendirinya jika kondisi badannya membaik (fit) (Agromedia, 2004:61),
GEJALA KLINIK

Gejala klinik dapat memburuk dengan cepat yang biasanya ditandai dengan
1. demam tinggi (biasanya lebih dari 38 C)
2. gejala flu serta kelainan saluran nafas.
3. diare, muntah,
4. sakit perut,
5. sakit pada dada,
6. hipotensi,
7. dan juga dapat terjadi perdarahan dari hidung dan gusi.
PATOFISIOLOGI
UJI PREKLINIK

Infeksi virus dimulai ketika virus memasuki sel hospessetelah terjadi


penempelan spikes virion dengan reseptor spesifik yang ada di permukaan sel
hospesnya. Virion akan menyusup ke sitoplasma sel dan akan mengintegrasikan
materi genetiknya di dalam inti sel hospesnya, dan dengan menggunakan mesin
genetik dari sel hospesnya, virus dapat bereplikasi membentuk virion-virion baru, dan
virion-virion ini dapat menginfeksi kembali sel-sel disekitarnya. Dari beberapa hasil
pemeriksaan terhadap spesimen klinik yang diambil dari penderita ternyata avian
influenza H5N1 dapat bereplikasi di dalam sel nasofaring
Penyakit Avian Influenza (AI) atau flu burung
pertama kali dilaporkan pada tahun 1878
sebagai wabah yang menjangkiti ayam dan
burung di Italia yang disebut juga sebagai
Penyakit Lombardia (Perroncito, 1878). Epidemologi
Meskipun di tahun 1901 Centanini dan
Savonucci berhasil mengidentifikasi influenza
organisme mikro yang menjadi penyebab
penyakit itu, namun baru di tahun 1955
Schafer dapat menunjukkan ciri-ciri
organisme itu sebagai virus influenza A
(Schafer, 1955).
FAKTOR RESIKO INFLUENZA Klasifikasi influenza

1. Fakroe Agent Influenza dikenal tiga tipe yaitu tipe A,


2. Faktor Manusia dan hewan
3. Faktor manusia meliputi imunitas seseorang B, dan C. Tipe A merupakan virus
yang dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin dan penyebab influenza yang bersifat
status gizi. epidemik. Tipe B biasanya hanya
4. Hewan menyebabkan penyakit yang lebih
5. Faktor Lingkungan ringan dari tipe A dan kadang-kadang
saja sampai mengakibatkan epidemi.
Tipe C adalah tipe yang diragukan
apakah bisa menyebabkan influenza
pada manusia.(Tapan, 2004:9).
Dalam penentuan diagnosis avian influenza diperlukan pembakuan
definisi kasus untuk berbagai keperluan. Sampai fase 3 kewaspadaan
pandemik, WHO membuat kriteria definisi kasus yang akan terkait dengan
manajemennya, yaitu
1. kasus suspek,
2. kasus probabel, dan
3. kasus terkonfirmasi

Diagnosis influenza
TERAPI INFLUENZA

1. Terapi non- Famakologi

Pasien yang menderita influenza harus tidur atau istirahat yang


cukup,jika terdapat demam atau gejala yang berat maka penderita harus
banyak istirahat di rumah, tidak boleh beraktivitas yang terlalu berat, makan
secara teratur,meningkatkan gizi makanan dengan protein dan kalori yang
tinggi, minum air yang banyak dan makan buah segar yang banyak
mengandung vitamin (Dipiro,2008).
1. Obat antihistaminika
Obat antihistaminika dimaksudkan untuk menghilangkan
ataumenguranngi gejala yang diakibatkan oleh sekresi kelenjar
lendir yang berlebihan,yang menyebabkan hidung tersumbat
oleh cairan lendir dan mata terasa gatal.

Aturan pemakaian:

Klorfenon / klorfeniramin maleat (CTM) Terapi


• Dewasa : 1 tablet (2 mg) setiap 6-8 jam
• Anak : < 12 tahun ½ tablet (12,5 mg) setiap 6-8 jam farmakologi
Difenhidramin HCl
• Dewasa : 1-2 kapsul (25-50 mg) setiap 8 jam
• Anak : ½ tablet (12,5 mg) setiap 6-8 jam
2. Obat dekongestan
Obat dekongestan termasuk dalam golongan simpatomimetikamin. Daya kerjanya
sebagai vasokonstriktor, yaitu mengecilkan pembuluh darah yang membengkak pada lapisan
mukosa hidung. Dengan demikian, obat dekongestan melapangkan saluran napas dan
mengurangi hidung tersumbat ..
Aturan pemakaian
Fenilpropanolamina
Dewasa : maksimal 15 mg per takaran 3-4 kali sehari
Anak-anak 6-12 tahun : maksimal 7,5 mg per takaran 3-4 kali sehari.
Fenilefrin
Dewasa : 10 mg, 3 kali sehari
Anak- anak 6 – 12 tahun : 5 mg, 3 kali sehari
Pseudoefedrin
Dewasa : 60 mg, 3 – 4 kali sehari
Anak-anak 2-5 tahun : 15 mg, 3 - 4 kali sehari
6-12 tahun : 30 mg, 3 - 4 kali sehari
Efedrin
Dewasa : 25 – 30 mg, setiap 3 – 4 jam
Anak-anak : sehari 3 mg/kg berat badan, dibagi dalam 4 – 6 dosis yang sama
Inhibitor neuraminidase

Zanamivir dan oseltamivir merupakan obat antivirus dengan cara kerja yang sama ter-
hadap virus influenza A dan B yang serupa. Kedua- nya merupakan inhibitor neuraminidase; yaitu
analisis asam N-asetilneuraminat (reseptor permukaan sel virus influenza), dan disain struktur pada
struktur neuraminidase virion
1. Zanamivir yang diberikan per inhalasi dengan dosis 20 mg per hari (2 kali 5 mg, setiap 12 jam)
selama 5 hari.
2. Oseltamivir diberikan per oral dengan dosis 150 mg per hari (2 kali kapsul 75 mg, setiap 12
jam) selama 15 hari. Terapi dengan zanamivir atau oseltamivir dapat diberikan seawal
mungkin, dalam waktu 48 jam, setelah onset gejala.

Efek samping yang sering timbul dengan terapi oseltamivir (pada 5-10% pasien) adalah mual,
muntah, nyeri perut. Efek samping yang relatif ringan yang dilaporkan pada terapi zanamivir
ada lah gejala gangguan nafas atas dan gejala penyakit jantung Namun, laporan terakhir
menyebutkan bahwa zanamivir juga dapat menyebabkan batuk
Amatadin dan rimatadin
Amantadin dan rimantadin memiliki pengalaman kerja yang sama. Efikasi
keterbatasan terbatas hanya terbatas pada influenza A saja.
1. Amantadin diberikan dalam dosis 200 mg per hari (2 kali kapsul 100
mg). Sedangkan
2. rimantadin di- berikan dalarn dosis 300 mg per hari (2 kali sehari 150
mg tablet). Dosis amantadin harus diturunkan pada pasien dengan
insufisiensi ginjal;

Efek samping seperti kegelisahan, kesulitan konsentrasi, insomnia, dan


kehilangan nafsu makan terjadi pada 5-33% pasien yang
mendapatkan amantadin,
Ribavirin merupakan analog guanosin yang
cincin purin-nya tidak iengkap. Setelah mengalami
fosforilasi intrasel, ribavirin trifosfat mengganggu
tahap awal transkripsi virus, seperti proses capping
dan elongasi MRNA, serta menghambat sintesis
ribonukleoprotein.
Dosis:
Per oral dalam dosis 800–1200 mg per hari untuk Ribavirin
terapi infeksi; atau dalam bentuk aerosol (larutan 20
mg / mL).
Efek samping.
Ribavirin aerosol dapat menyebabkan iritasi
konjungtiva yang ringan, ruam, mengi yang bersifat
sementara. Ribavirin sistemik dapat menyebabkan
anemia reversibel yang lergantung dosis,
Ozimetazolin (tetes hidung)

Kegunaan obat ini untuk mengurangi sekret hidung


yang menyumbat. Efek samping
:Aturan pemakaian
1. Dewasa dan anak diatas 6 tahun : 2-3 1. Merusak mukosa hidung karena
tetes/semprot oksimetazolin 0,05% setiap hidung tersumbat makin parah
lubang hidung 2. Rasa terbakar, kering, bersin,
2. Anak : 2-5 tahun : 2-3 tetes/semprot 3. sakit kepala,
oksimetazolin 0,025% setiap lubang 4. sukar tidur, dan berdebar.
hidung.Obat digunakan pada pagi dan
menjelang tidur malam, tidak boleh lebihdari 2
kali dalam 24 jam (Direktorat Jendral Bina
Kefarmasian, 2006).
Pasien harus dipantau setiap hari untuk
resolusi tanda dan gejala terkait dengan influenza,
seperti demam, mialgia, sakit kepala, malaise, batuk
tidak produktif, sakit tenggorokan, dan rinitis. Tanda
dan gejala ini biasanya akan hilang dalam waktu
sekitar 1 minggu. Jika pasien melanjutkan untuk
menunjukkan tanda dan gejala penyakit setelah 10
hari atau memburuk gejala setelah 7 hari, kunjungan Monitoring
dokter diperlukan karena ini mungkin indikasi infeksi
bakteri sekunder. Penyakit
•Kisi kisi
1.Apa firstline terapi influenza ? Berapa dosis dan untuk
berapa lama penggunaannya ?
2.Bagaimana firstline terapi influenza dikatakan tidak
efektif ?
3.Apa secondline terapi influenza jika firstline terapi tidak
efektif ? Berapa dosis dan untuk berapa lama
penggunaannya ?
4.Apa saja gejala dari influenza dan bagaimana
penatalaksanaannya ?
5.Data laboratorium apa yang dilihat untuk memastikan
seseorang memiliki penyakit influenza ?
6.Gambarkan logaritma terapi influenza ?
7.Bagaimana memonitoring perkembangan penyakit
influenza ?
8.Apa saja efek samping obat terapi influenza dan apa
yang perlu dimonitoring dari efek samping tersebut ?

Anda mungkin juga menyukai