KEFARMASIAN
• Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap
dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang
dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai.
• Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal
dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang
seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang
bernilai dalam hidup ini
P engertian profesi dan professional
Pasal 1
Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
Sumpah / Janji Apoteker.
Pasal 2
Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan
menga-malkan Kode Etik Apoteker Indonesia.
Pasal 3
Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai
kompetensi Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang
teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
Pasal 4
Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang
kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.
NEXT
Pasal 5
Di dalam menjalankan tugasnya Seorang Apoteker harus menjauhkan diri
dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan
martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.
Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi
orang lain.
Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.
Pasal 8
Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-
undangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada
khususnya.
CONTOH KASUS
Pasal 3
Setiap Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker Indonesia serta
selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya
•Pembahasan
Dari kasus diatas, apoteker tidak menjalankan profesinya sesuai kompetensi apoteker indonesia karena
apoteker tersebut tidak memberikan informasi obat dan konseling kepada pasien, dimana apoteker
berkewajiban untuk memberikan informasi obat dan konseling kepada pasien.
Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya
•Pembahasan
Dari kasus di atas Apoteker tidak memberikan informasi kepada pasien, sehingga Apoteker secara jelas
melanggar Pasal 7 Kode Etik Apoteker. Pelanggaran yang dilakukan oleh Apoteker jelas menunjukkan
bahwa Apoteker tidak mengutamakan dan tidak berpegang teguh pada Prinsip Kemanusiaan. Dampak dari
kurangnya informasi penggunaan obat dapat menyebabkan efek yang merugikan bagi pasien.
Pasal 9
Seorang apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian harus mengutamakan kepentingan
masyarakat dan menghormati hak asasi penderita dan melindungi makhluk hidup insani
•
•Pembahasan
Pada kasus tersebut, seorang apoteker tidak menjalankan kode etik pasal 7 dengan baik. Menurut
pasal 7, seorang apoteker harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghormati hak
asasi penderita dan melindungi makhluk hidup insani, namun apoteker tersebut tidak memberikan
informasi yang cukup kepada pasien. Sehingga dapat merugikan pasien.
Pasal 21
(2) Penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh Apoteker
•Pembahasan
Pada kasus tersebut Apoteker datang pada jam 19.00, sedangkan apotek dibuka pada jam 16.00,
yang memungkinkan pelayanan resep dari jam 16.00 sampai jam 19.00 tidak dilakukan oleh
apoteker. Hal tersebut jelas bertentangan dengan Pasal 21 PP 51 tersebut diatas. Tidak
disampaikannya informasi obat kepada pasien menyebabkan berbagai efek yang merugikan bagi
pasien seperti tidak membaiknya kondisi pasien, penyakit bertambah parah, timbul efek samping
yang dapat membahayakan keselamatan pasien
SOLUSI
Apoteker yg telah bekerja dan menjadi apoteker penanggung jawab di sebuah apotek,
harus bias mengontrol dan bertanggung jawab seluruhnya terhadap kegiatan kefarmasian yang ada
di Apotek. Untuk membantu kerja tersebut sebaiknya, dibuat prosedur tetap yang dibuat apoteker
dan digunakan secara bersama-sama oleh seluruh tenaga kesehatan yang ada di apotek, meliputi :
1. Pemastian bahwa praktik yang baik dapat tercapai setiap saat.
2. Adanya pembagian tugas dan wewenang antara apoteker dan asisten apoteker.
3. Memberikan pertimbangan dan panduan untuk tenaga kesehatan lain yang bekerja diapotek.
Dalam pencegahan pelanggaran kode etik apoteker tersebut diperlukan strategi antara lain:
1.Adanya kebijakan tentang pelayanan farmasi klinis dari pemerintah maupun pinjaman rumah sakit
bersangkutan.
2. Adanya dalam praktek KIE dalam pelayanan farmasi di rumah sakit.
3. Adanya kegiatan riset dan pengembangan yang dilaksanakan serta pendidikan dan penelitian.
4. Adanya auditing sebagai pross umpan balik untuk perbaikan dan memberikan jaminan
kualitasyang dikehendaki
TERIMA
KASIH