Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIK

Nama : Erika Rahmawati


NIM : P12002087

PROGRAM PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2021
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan Pendahuluan
A. Masalah Utama
Harga Diri Rendah
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap
diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan
diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai idela
diri.
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat
terjadi secara:
a. Situational, yaitu terjadinya terutama yang tiba-tiba, misalnya harus
operasi, kecelakasan, dicerai suami/istri, putus sekolah, putus
hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan,
dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
b. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang
negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif
terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon mal yang adaptif.
Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronik
atau pada klien gangguan jiwa.
2. Tanda dan gejala
Menurut Damaiyanti (2008), tanda dan gejala harag diri rendah kronik
adalah sebagai berikut:
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktivitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri
Selain data dir atas, dapat juga mengamati penampilan seseorang
dengan harga diri rendah, terlihat dari kurang memperhatikan perawatan
diri, berpakaian tidak rapi, selera makan kurang, tidak berani menetap
lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan suara nada
lemah.
3. Rentang Respon
Konsep Diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku individu.
Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang
terlihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan
penguasaan lingkungan. Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari
hubungan individu dan sosial yang maladaptif. Rentang respon individu
terhadap konsep dirinya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar rentang respon konsep-diri
(stuart G.W, 2006)

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Aktualisasi diri Konsep-diri Harga diri Keracunan Depersonalisasi
positif rendah Identitas

Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima .
Konsep Diri positif merupakan bagaiman seseorang memandang apa
yang ada pada dirinya meliputi citra dirinya, ideal dirinya, harga dirinya,
penampilan peran serta identitas dirinya secara positif. Hal ini akan
menunjukkan bahwa individu itu akan menjadi individu yang sukses.
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya
sendiri, termasuk kehilangan pervaya diri, tidak berharga, tidak berguna,
pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Adpun perilaku yang
berhubungan dengan harga diri yang rendah yaitu mengkritik diri sendiri
dan/atau orang lain, oenurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan
kepada orang lain, gangguan dalam berhubungan, perasaan tidak mampu,
rasa bersalah, perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri, keluhan fisik,
menarik diri secara sosial, khawtir, serta menarik diri dari realitas
Keracunan identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk
mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak ke dalam
kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. Adapun perilaku yang
berhubungan dengan keracunan identitas yaitu tidak ada kode moral, sifat
kepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal eksploitatif,
perasaan hampa. Perasaan mengambang tentang diri sendiri, tingkat
ansietas yang tinggi. Ketidakmampuan untuk empati terhadap orang lain.
Depersonalisasi merupakan suatu perasaan yang tidak realistis di
mana klien tidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar dirinya.
Individu mengalami kesulitan untuk membedakan dirinya sendiri dari
orang lain, dan tubuhnya sendiri merasa tidak nyata dan asing baginya.
4. Penyebab
Beberapa faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang. Dalam tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya
harga diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi
pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja
keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak
diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah, pekerjaan atau
pergaulan. Harag diri rendah muncul saat lingkungan cenderung
mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.
Menurut Stuart (2006), faktor-faktor yang mengakibatkan harga diri
rendah kronik meliputi faktor predisposisi dan faktor presipitasi sebagai
berikut:
a Faktor Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang
tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe
peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya dan
perubahan struktur sosial.
b Faktor Presipitasi
Menurut Yospe (2009), faktor presipitasi terjadinya harga diri
rrendah biasanya adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan
penampilan.bentuk tubuh kegagalan atau produktivitas yang menurun.
Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini daoat terjadi
secara situasional atau kronik. Secara situasional karena trauma yang
muncul secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakaan,
perkosaan atau dipenjara, termasuk di rawat dirumah sakit bisa
menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik atau
pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman. Harag diri
rendah kronik, biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum
dirawat kline sudah memiliki pikiran negatif dan meningkat saat
dirawat.
5. Sumber Koping
Menurut Stuart (2006) semua orang, tanpa memperhatikan gangguan
perilakunya, mempunyai beberapa bidang kelebihan personal yang
meliputi:
1) Aktivitas olahraga dan aktivitas di luar rumah;
2) Hibi dan kerjainan tangan
3) Seni yang ekpresif
4) Kesehatan dan perawatan diri
5) Pendidikan atau pelatihan
6) Pekerjaan atau pelatihan
7) Pekerjaan, vokasi atau posisi
8) Bakat tertentu
9) Kecerdasan
10) Imajinasi dan kreativitas
11) Hubungan interpersonal
6. Mekanisme Koping
Menurut Stuart (2006) mekanisme koping termasuk pertahanan
koping jangka pendek atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme
pertahanan ego ntuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi
diri yang menyakitkan. Pertahanan tersebut mencakup berikut ini:
1) Aktivita yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri
(misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton televisi secara
obsesif)
2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara (misalnya,
ikut serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan atau
geng).
3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri
yang tidak menentu (misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi
yakademik, kontes untuk mendapatkan popularitas).
Pertahan jangka panjang mencakup ini:
1) Penutupan identitas: adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang
terdekat tanpa memerhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi diri
individu.
2) Identitas negatif: asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan
harapan yang diterima masyarakat.
C. Pohon Masalah

Isolasi Sosial

Effect

Harag Diri Rendah Kronik

Core Problem

Koping individu tidak efektif

Cause
D. Masalah Keperawatan yang mungkin muncul
1) Isolasi Sosial
2) Harga diri Rendah Kronik
3) Koping individu tidak efektif
E. Data Yang Perlu Dikaji
Format/data fokus pada pengkajian harga diri rendah kronik
(keliat dan Akemat,2009)
1. Keluhan utama :
2. Pengalaman masa lalu yang tidak menyengakan:
3. Konsep diri :
a) Gambaran diri
b) Identitas diri
c) Harga diri
d) Identitas
e) Peran
4. Alam Perasaan
( ) Sedih ( ) Putus Asa
( ) Ketakutan ( ) Gembira berlebihan
Jelaskan:
Masalah Keperawatan:
5. Interaksi selama wawancara :
( ) Bermusuhan ( ) Tidak Kooperatif
( ) Mudah tersinggung ( ) Kontak mata kurang
( ) Defensif ( ) Curiga
Jelaskan:
Masalah Keperawatan:
6. Penampilan:
Jelaskan:
Masalah Keperawatan:

F. Diagnosis Keperawatan
Masalah Konsep diri berkiatan dengan perasaan ansietas, bermusuhan
dan rasa bersalah. Masalah ini sering menimbulkan proses penyebaran diri
dan sirkular bagi individu yang dapat menyebabkan respon koping
maladaptif. Respon ini dapat terlihat pada berbagai macam individu yang
mengalami ancaman integritas fisik atau sistem diri (Stuart, 2006)
Diganosa keperawatan yang diangkat berdasarkan pohon masalah adalah:
a) Harga diri rendah kronik
b) Koping individu tidak efektif
c) Isolasi Sosial
G. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa I : harga diri rendah.
Tujuan umum: Kien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Tujuan khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip
komunikasi terapeutik:
 Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal
 Perkenalkan diri dengan sopan
 Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai klien
 Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menepati janji
 Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
 Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2.2 Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.
2.3 Utamakan memberi pujian yang realistik.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
3.1 Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.
3.2 Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
3.3 Klien dapat merencanakn kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
3.4 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari.
3.5 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
3.6 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
4. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
4.1 Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
4.2 Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
5. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
5.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mearwat
klien dengan harag diri rendah.
5.2 Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.
5.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.

Diagnosa III: Isolasi sosial: menarik diri


Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
6. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik dengan cara :
 Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
 Perkenalkan diri dengan sopan
 Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
 Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menepati janji
 Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
 Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar
klien
7. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan:
2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-
tandanya
2.2 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri atau mau bergaul
2.3 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-
tanda serta penyebab yang muncul
2.4 Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya
8. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain
dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
Tindakan :
3.1 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
3.2 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan
berhubungan dengan orang lain
3.3 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.4 Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan
orang lain
3.5 Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.6 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain
3.7 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
dengan orang lain
3.8 Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
3.9 Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

9. Klien dapat melaksanakan hubungan social


Tindakan:
4.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
4.2 Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain
melalui tahap :
 Klien – Perawat
 Klien – Perawat – Perawat lain
 Klien – Perawat – Perawat lain – Klien lain
 K – Keluarga atau kelompok masyarakat
4.3 Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4.4 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
4.5 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam
mengisi waktu
4.6 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
4.7 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan
ruangan
10. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan
orang lain
Tindakan:
5.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan
dengan orang lain
5.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan
dengan orang lain.
5.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan
perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain
11. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan:
6.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
 Salam, perkenalan diri
 Jelaskan tujuan
 Buat kontrak
 Eksplorasi perasaan klien
6.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
 Perilaku menarik diri
 Penyebab perilaku menarik diri
 Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
 Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
 Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada
klien untuk berkomunikasi dengan orang lain.
 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian
menjenguk klien minimal satu kali seminggu
 Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah
dicapai oleh keluarga
STRATEGI PELAKSANAAN
GANGGUAN KONSEP DIRI HARGA DIRI RENDAH

A. Kondisi klien
1. Mengkritik diri sendiri.
2. Perasaan tidak mampu.
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penurunan produktifitas
5. Penolakan terhadap kemampuan diri
6. terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
7. Berpakaian tidak rapih.
8. Selera makan kurang
9. tidak berani menatap lawan bicara.
10. Lebih banyak menunduk.
B. Diagnosa Keperawatan
Gangguang konsep diri : harga diri rendah

C. Tujuan
1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
2. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
3. Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
4. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih
D. Tindakan Keperawatan
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek
positif yang masih dimilikinya , perawat dapat :
a. Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah,
dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan
terdekat pasien.
b. Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif.

2. Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.


Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :
a. Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini.
b. Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
c. Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
3. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
a. Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan
sehari-hari.
b. Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan
secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal
dari keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari
keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara
pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama
pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari pasien.
4. Melatih kemampuan yang dipilih pasien
Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:
a. Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang
dipilih
b. Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
c. Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat
dilakukan pasien.
5. Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat
melakukan hal-hal berikut :
a. Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang
telah dilatihkan
b. Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien
setiap hari
c. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan
setiap kegiatan
d. Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan
kegiatan
E. Strategi tindakan Pelaksanaan
SP 1 Klien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
klien, membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat
digunakan, membantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang
akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun
jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana
harian

ORIENTASI :
“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya Agung Nugroho, biasa dipanggil Agung,
saya mahasiswa keperawattan UKSW yang sedang praktik diruangan ini.,
Bagaimana keadaan ibu hari ini ?
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang
pernah ibu lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat
ibu dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ?
Bagaimana kalau 20 menit ?
KERJA :

” Ibu, apa saja kemampuan yang ibu miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya!
Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa ibu lakukan? Bagaimana dengan
merapihkan kamar? Menyapu ? “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan
yang ibu miliki “.

” ibu dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya
ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan
di rumah sakit ini.

”Sekarang, coba ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”.”
O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang
kita latihan merapikan tempat tidur ibu”. Mari kita lihat tempat tidur ibu Coba lihat,
sudah rapikah tempat tidurnya?”

“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah,
sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang
sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal,
rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan
sebelah bawah/kaki. Bagus !”

” ibu sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah
dengan sebelum dirapikan? Bagus ”

“ Coba ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau ibu
lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan ibu
ibu (tidak) melakukan.
TERMINASI :

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan


tempat tidur ? Yah, ternyata ibu banyak memiliki kemampuan yang dapat
dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah
ibu praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di
rumah setelah pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ibu mau berapa kali sehari
merapikan tempat tidur? Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu
sehabis istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Ibu masih ingat kegiatan
apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat tidur? Ya
bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi
di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”

Anda mungkin juga menyukai