Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima .
Konsep Diri positif merupakan bagaiman seseorang memandang apa
yang ada pada dirinya meliputi citra dirinya, ideal dirinya, harga dirinya,
penampilan peran serta identitas dirinya secara positif. Hal ini akan
menunjukkan bahwa individu itu akan menjadi individu yang sukses.
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya
sendiri, termasuk kehilangan pervaya diri, tidak berharga, tidak berguna,
pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Adpun perilaku yang
berhubungan dengan harga diri yang rendah yaitu mengkritik diri sendiri
dan/atau orang lain, oenurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan
kepada orang lain, gangguan dalam berhubungan, perasaan tidak mampu,
rasa bersalah, perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri, keluhan fisik,
menarik diri secara sosial, khawtir, serta menarik diri dari realitas
Keracunan identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk
mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak ke dalam
kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. Adapun perilaku yang
berhubungan dengan keracunan identitas yaitu tidak ada kode moral, sifat
kepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal eksploitatif,
perasaan hampa. Perasaan mengambang tentang diri sendiri, tingkat
ansietas yang tinggi. Ketidakmampuan untuk empati terhadap orang lain.
Depersonalisasi merupakan suatu perasaan yang tidak realistis di
mana klien tidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar dirinya.
Individu mengalami kesulitan untuk membedakan dirinya sendiri dari
orang lain, dan tubuhnya sendiri merasa tidak nyata dan asing baginya.
4. Penyebab
Beberapa faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang. Dalam tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya
harga diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi
pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja
keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak
diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah, pekerjaan atau
pergaulan. Harag diri rendah muncul saat lingkungan cenderung
mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.
Menurut Stuart (2006), faktor-faktor yang mengakibatkan harga diri
rendah kronik meliputi faktor predisposisi dan faktor presipitasi sebagai
berikut:
a Faktor Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang
tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe
peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya dan
perubahan struktur sosial.
b Faktor Presipitasi
Menurut Yospe (2009), faktor presipitasi terjadinya harga diri
rrendah biasanya adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan
penampilan.bentuk tubuh kegagalan atau produktivitas yang menurun.
Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini daoat terjadi
secara situasional atau kronik. Secara situasional karena trauma yang
muncul secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakaan,
perkosaan atau dipenjara, termasuk di rawat dirumah sakit bisa
menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik atau
pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman. Harag diri
rendah kronik, biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum
dirawat kline sudah memiliki pikiran negatif dan meningkat saat
dirawat.
5. Sumber Koping
Menurut Stuart (2006) semua orang, tanpa memperhatikan gangguan
perilakunya, mempunyai beberapa bidang kelebihan personal yang
meliputi:
1) Aktivitas olahraga dan aktivitas di luar rumah;
2) Hibi dan kerjainan tangan
3) Seni yang ekpresif
4) Kesehatan dan perawatan diri
5) Pendidikan atau pelatihan
6) Pekerjaan atau pelatihan
7) Pekerjaan, vokasi atau posisi
8) Bakat tertentu
9) Kecerdasan
10) Imajinasi dan kreativitas
11) Hubungan interpersonal
6. Mekanisme Koping
Menurut Stuart (2006) mekanisme koping termasuk pertahanan
koping jangka pendek atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme
pertahanan ego ntuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi
diri yang menyakitkan. Pertahanan tersebut mencakup berikut ini:
1) Aktivita yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri
(misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton televisi secara
obsesif)
2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara (misalnya,
ikut serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan atau
geng).
3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri
yang tidak menentu (misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi
yakademik, kontes untuk mendapatkan popularitas).
Pertahan jangka panjang mencakup ini:
1) Penutupan identitas: adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang
terdekat tanpa memerhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi diri
individu.
2) Identitas negatif: asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan
harapan yang diterima masyarakat.
C. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
Effect
Core Problem
Cause
D. Masalah Keperawatan yang mungkin muncul
1) Isolasi Sosial
2) Harga diri Rendah Kronik
3) Koping individu tidak efektif
E. Data Yang Perlu Dikaji
Format/data fokus pada pengkajian harga diri rendah kronik
(keliat dan Akemat,2009)
1. Keluhan utama :
2. Pengalaman masa lalu yang tidak menyengakan:
3. Konsep diri :
a) Gambaran diri
b) Identitas diri
c) Harga diri
d) Identitas
e) Peran
4. Alam Perasaan
( ) Sedih ( ) Putus Asa
( ) Ketakutan ( ) Gembira berlebihan
Jelaskan:
Masalah Keperawatan:
5. Interaksi selama wawancara :
( ) Bermusuhan ( ) Tidak Kooperatif
( ) Mudah tersinggung ( ) Kontak mata kurang
( ) Defensif ( ) Curiga
Jelaskan:
Masalah Keperawatan:
6. Penampilan:
Jelaskan:
Masalah Keperawatan:
F. Diagnosis Keperawatan
Masalah Konsep diri berkiatan dengan perasaan ansietas, bermusuhan
dan rasa bersalah. Masalah ini sering menimbulkan proses penyebaran diri
dan sirkular bagi individu yang dapat menyebabkan respon koping
maladaptif. Respon ini dapat terlihat pada berbagai macam individu yang
mengalami ancaman integritas fisik atau sistem diri (Stuart, 2006)
Diganosa keperawatan yang diangkat berdasarkan pohon masalah adalah:
a) Harga diri rendah kronik
b) Koping individu tidak efektif
c) Isolasi Sosial
G. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa I : harga diri rendah.
Tujuan umum: Kien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Tujuan khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip
komunikasi terapeutik:
Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal
Perkenalkan diri dengan sopan
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai klien
Jelaskan tujuan pertemuan
Jujur dan menepati janji
Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2.2 Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.
2.3 Utamakan memberi pujian yang realistik.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
3.1 Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.
3.2 Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
3.3 Klien dapat merencanakn kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
3.4 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari.
3.5 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
3.6 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
4. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
4.1 Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
4.2 Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
5. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
5.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mearwat
klien dengan harag diri rendah.
5.2 Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.
5.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.
A. Kondisi klien
1. Mengkritik diri sendiri.
2. Perasaan tidak mampu.
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penurunan produktifitas
5. Penolakan terhadap kemampuan diri
6. terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
7. Berpakaian tidak rapih.
8. Selera makan kurang
9. tidak berani menatap lawan bicara.
10. Lebih banyak menunduk.
B. Diagnosa Keperawatan
Gangguang konsep diri : harga diri rendah
C. Tujuan
1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
2. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
3. Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
4. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih
D. Tindakan Keperawatan
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek
positif yang masih dimilikinya , perawat dapat :
a. Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah,
dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan
terdekat pasien.
b. Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif.
ORIENTASI :
“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya Agung Nugroho, biasa dipanggil Agung,
saya mahasiswa keperawattan UKSW yang sedang praktik diruangan ini.,
Bagaimana keadaan ibu hari ini ?
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang
pernah ibu lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat
ibu dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ?
Bagaimana kalau 20 menit ?
KERJA :
” Ibu, apa saja kemampuan yang ibu miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya!
Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa ibu lakukan? Bagaimana dengan
merapihkan kamar? Menyapu ? “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan
yang ibu miliki “.
” ibu dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya
ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan
di rumah sakit ini.
”Sekarang, coba ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”.”
O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang
kita latihan merapikan tempat tidur ibu”. Mari kita lihat tempat tidur ibu Coba lihat,
sudah rapikah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah,
sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang
sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal,
rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan
sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” ibu sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah
dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau ibu
lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan ibu
ibu (tidak) melakukan.
TERMINASI :