Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ADMINITRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

SESI : Ekonomi Kesehatan


DOSEN : Dr. Atikah Adyas, MDM
WAKTU : Hari Sabtu, 21/Nov/2020, Jam 08.00 s/d 10.40
NAMA / NPM : Fitri Yani / 206131013

Pembahasan
NO RINCIAN DESKRIPSI
1 Judul Analisis Perhitungan Kapitasi pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang
Jurnal
Bekerja Sama dengan BPJS Kesehatan KCU Kota Bogor Tahun 2015.
2 Tahun 2015

3 Alamat http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1956-5179-PB
Download
4 Isu 1. Analisis Perhitungan Kepesertaan BPJS
Strategis
2. Utilisasi dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang bekerja
sama dengan BPJS
5 Pendapat A. Lingkup Ekonomi Kesehatan

Menurut Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan


Sosial Nasional, Sistem Jaminan Sosial Nasional atau Jaminan
Kesehatan Nasional adalah suatu tata cara penyelenggaraan program
jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggaraan jaminan sosial.
Sedangkan badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan
program jaminan sosial tersebut adalah Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan. BPJS juga mempunyai tugas untuk
membayarkan manfaat dan atau biaya pelayanan kesehatan sesuai
dengan ketentuan program Jaminan Sosial. Pengembangan pelayanan
kesehatan BPJS harus menerapkan sistem kendali mutu pelayanan dan
sistem pembayaran un- tuk efisiensi dan efektivitas jaminan kesehatan
(UU No 40 tahun 2004).
Menurut Mills dan Gillson (1999) mendefinisikan ekonomi kesehatan
sebagai penerapan teori, konsep dan Teknik ilmu ekonomi dalam sektor
kesehatan. Ekonomi kesehatan berhubungan dengan hal-hal sebagai
berikut:
1. Alokasi sumber daya diantara berbagai upaya kesehatan
2. Jumlah sumber daya yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan
3. Pengorganisasian dan pembiayaan dari berbagai pelayanan
kesehatan
4. Efisiensi pengalokasian dan penggunaan berbagai sumber daya
5. Dampak upaya pencegahan, pengobatan dan pemulihan kesehatan

Melihat lingkup tersebut diatas pada jurnal juga menjadi pokok latar
belakang pembahasan mengenai Analisis Perhitungan Kepesertaan BPJS
yaitu salah satunya adanya perbedaan pola pada persentase jumlah
peserta antara puskesmas, DPP dan klinik. DPP dan klinik memiliki pola
yang hampir sama yaitu peserta lebih banyak pada usia produktif umur
(20-44 tahun). Puskesmas lebih banyak pada kelompok umur 10-19 tahun
dan 65 tahun ke etas. Peserta BPJS yang terendah di DPP maupun klinik
yaitu pada kelompok umur 60-64 dan 65 tahun ke atas, berbeda dengan
puskesmas dimana jumlah peserta BPJS terendah terdapat pada kelompok
umur 0-4 tahun.

Berdasarkan PMK No. 69 Tahun 2013, tarif kapitasi ditetapkan sama untuk
semua kelompok umur, hanya dibedakan antar FKTP.

B. Konsep Need, Wants dan demand dan supplay

Need (kebutuhan) adalah kuantitas barang atau pelayanan yang disecara


objektif dipandang terbaik untuk digunakan memperbaiki kondisi kesehatan
pasien. Need biasanya ditentukan oleh dokter, tetapi kualitas pertimbangan
dokter tergantung pendidikan, peralatan, dan kompetensi dokter. Wants
(keinginan) adalah barang atau pelayanaan yang diinginkan pasien karena
dianggap terbaik bagi mereka (misalnya, obat yang bekerja cepat). Wants
bisa sama atau berbeda dengan need (kebutuhan).
Demand (permintaan) adalah barang atau pelayanan yang sesungguhnya
dibeli oleh pasien. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh pendapat medis
dari dokter, dan juga faktor lain seperti pendapatan dan harga obat. Demand
berbeda dengan need dan want. (Murti, 2011 dalam Munadhir, 2017).
demand diantaranya pola penggunaan pelayanan kesehatan dan
diferensiasinya menurut fasilitas, strata pendidikan, urban-rural, kelompok
umur, pekerjaan. Bagaimana pengaruh tarif, subsidi, asuransi, pendapatan
terhadap pola konsumsi
pelayanan Kesehatan. Supply (penyediaan) adalah apa yang disediakan,
menelaah biaya dari berbagai input program kesehatan seperti sarana
gedung, alat kesehatan dan tenaga kesehatan. (Philip Kotler, 2002 dalam
Yuliana 2019).
Dengan konsep yang telah dibaca, hal ini berhubungan dengan isu
strategis yang terdapat pada jurnal yaitu Utilisasi dan Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama yang bekerja sama dengan BPJS bahwa
rata-rata persentase utilisasi tertinggi yaitu pada kelompok umur  65
tahun (14,8%) di puskesmas, kelompok umur 30- 34 tahun (14,1%) di
DPP, dan pada kelompok umur 0-4 tahun (16,2%). Sedangkan rata-rata
persentase utilisasi terendah yaitu pada kelompok umur 25-29 tahun
(3,9%) di puskesmas, kelompok umur  65 tahun di DPP dan klinik
dengan persentase 1,8% dan 2,2%. Dengan rata-rata kunjungan setiap
bulannya di puskesmas, DPP, dan klinik berturut-turut yaitu 4.453, 872,
dan 1.729 orang.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa peserta kelompok umur
 65 tahun di puskesmas, kelompok umur 30-34 tahun di DPP, dan
kelompok umur 0-4 tahun di klinik paling aktif memanfaat- kan
fasilitas kesehatan tingkat pertama. Hal tersebut dapat dikarenakan
faktor umur yang mempengaruhi.
Hidayat (2004) dalam Thabrany (2005) menga- takan bahwa dalam
kerangka analisis behavioural model, salah satu faktor utama yang
berhubungan dengan utiliasasi pelayanan kesehatan yaitu faktor predisposisi
yang berupa umur. Misalnya, kelompok usia lanjut akan lebih berisiko
menderita penyakit degeneratif dengan menurunnya fungsi fisiologis
(Kemenkes, 2013) dan menurunnya kemampuan tubuh untuk menghadapi
tekanan baik dari dalam maupun luar dirinya (Eryando, 2000), sedangkan
kelompok umur muda lebih berisiko untuk mender- ita penyakit infeksi.

Refrensi
Ayu Novia Kurnia, Atik Nurwahyuni, Analisis Perhitungan Kapitasi
pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang Bekerja Sama dengan
BPJS Kesehatan KCU Kota Bogor, 2015, bogor, jurnal ekonomi
indonesia, volume 1, nomer 2.

http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1956-5179-PB

https://www.academia.edu/5477282/NEED_AND_DEMAND (diakses 18
November 2020

Munadhir, 2017. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan. FKM UPRI Makassar

Anda mungkin juga menyukai