Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SP AIK III

“MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN EKONOMI”

DISUSUN OLEH

SITI SINTIYA PALOWA


C01416093

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah–Nya kepada kita sekalian, sehingga dalam kehidupan kita dapat berkarya serta
melaksanakan tugas dan kewajiban di bidang masing–masing. Semoga kita semua selalu mendapat
petunjuk dan perlindungan–Nya sepanjang masa. Dan dalam pada itu dengan izin–Nya,
Alhamdulillah niat dan tekad penyusun untuk menyelesaikan penyusunan “Makalah Aik III
Tentang “MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN EKONOMI” dapat tersusun dengan baik.

Makalah ini di susun dengan bahasa yang sederhana berdasarkan berbagai literatur tertentu
dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman mengenai teori yang di bahas. Kendati demikian,
tak ada gading yang tak retak. Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan kelemahan, oleh karena itu penyusun terbuka dengan senang hati menerima kritik dan saran
yang konstruktif dari semua pihak demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya, penyusun hanya bisa berharap bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulisan dan
penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat bagi penulis
dan pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Gorontalo, 26 Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang....................................................................................................
B.   Rumusan Masalah................................................................................................
C.   Tujuan ……….....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A.  Sumber Kekuatan Ekonomi Muhammadiyah…………………………………
B.  Muhammadiyah dan Kelas Menengah………………………………………..
C.  Pasang Surut Gerakan Ekonomi Muhammadiyah…………………………….
D.  Model Dan Gerakan Ekonomi Muhammadiyah………………………………

BAB III PENUTUP


A.  Kesimpulan.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Masyarakat utama, dalam perspektif sekuler difahami sebagai sebuah tatanan kehidupan
masyarakat yang mencapai kemakmuran secara ekonomi, seperti tergambar dalam karyanya
Adams Smith “the wealth of nations”. Ia membahas bagaimana suatu masyarakat bisa mencapai
kemakmuran, yakni jika setiap orang diberi kebebasan untuk memenuhi kepentingannya sendiri
sehingga seluruh kepentingan umum tercapai. Masyarakat yang makmur adalah masyarakat yang
menerapkan aturan pasar bebas dan pengakuan atas hak pribadi. Itulah cita-cita masyarakat
ekonomi dari perspektif liberalisme atau kapitalisme. Lain halnya dengan pandangan sosialis, yang
dianggap masyarakat utama menurut Karl Marx, adalah masyarakat tanpa kelas (classless society).
Muhammadiyah dalam kaitan ini perlu terus menerus merumuskan dan merivitalisasi
perannya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berperadaban, berkeadilan, serta berdaya
secara ekonomi. Tekad tersebut tercermin dalam berbagai amal usaha Muhammadiyah yang telah
dikembangkan, walau dalam perjalanan berikutnya mengalami kendala dalam pelaksanaannya dan
belum sepenuhnya terealisasikan dengan baikan. Banyaknya masyarakat kita yang sekarang tidak
mampu membuat muhammadiyah untuk terus mengembangkan dan memperbaiki ekonomi anggota
dan umat. Dimana pada era globalisasi sekarang ini ekonomi liberalisme dan kapitalis yang telah
berkembang sehingga membuat masyarakat kita merasa tertekan.Sehingga pada saat ini bagi
masyarakat kita yang kehidupannya menengah kebawah hidupnya merasa susah. Pada saat inilah
peran muhammadiyah sangat diperlukan sebagai organisasi besar di Indonesia untuk ikut serta
dalam perekonomian yang memberatkan umatnya. Dengan fasilitas dan media yang dimiliki oleh
muhammadiyah, maka dapat digunakan untuk bergerak dalam bidang ekonomi demi mewujudkan
masyarakat yang sebenar-benarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Dari mana sumber kekuatan ekonomi Muhammadiyah ?
2. Bagaimana Muhammadiyah dan kelas menengah?
3. Bagiamana pasang surut gerakan ekonomi Muhammadiyah?
4. Apa saja model gerakan ekonomi Muhammadiyah?

C. Tujuan
1. Mengetahui sumber kekuatan ekonomi Muhammadiyah.
2. Muhammadiyah dan kelas menengah.
3. Mengetahui pasang surut gerakan ekonomi Muhammadiyah.
4. Mengetahui model gerakan ekonomi Muhammadiyah.
BAB II
PEMBAHASAN

a. Sumber Kekuatan Ekonomi Muhammadiyah


Muhammadiyah dalam menjalankan gerakan dakwah amar ma'ruf nahi munkarnya selalu
berdasarkan kepada ajaran tauhid dan tawakkal kepada Allah, sehingga setiap orang
Muhammadiyah dapat menjadi contoh dalam kancah pembangunan dan pengembangan
masyarakat. Dalam menjalankan gerakan tersebut Muhammadiyah memiliki beberapa amal usaha.
Di antara amal usaha Muhammadiyah meliputi Bidang Kemasyarakatan yang salah satu tujuannya
adalah menciptakan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin sebagaimana yang telah menjadi
rumusan cita-cita perjuangan Muhammadiyah mengenai "masyarakat utama".
Berdasarkan Anggaran Dasar Muhammadiyah :
a. Ayat 1 menyebutkan: “ Untuk mencapai maksud dan tujuannya, Muhammadiyah
melaksanakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam
usaha di segala bidang kehidupan”
b. Ayat 2 menyebutkan : “Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha ,
program, dan kegiatan yang macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga”.
Kegiatan ekonomi untuk memperkuat finansial bagi sebuah organisasi, seperti
Muhammadiyah, pada hakikatnya merupakan bagian terpenting untuk memperlancar gerakan
Muhammadiyah dalam mencapai tujuannya. Di samping itu, gerakan ekonomi persyarikatan
Muhammadiyah juga akan berdampak pada pemberdayaan ekonomi warganya, dengan upaya
menciptakan lapangan kerja dan mengatasi problem pengangguran yang semakin besar, dan angka
kemiskinan yang makin membengkak yang dapat mengancam eksitensi iman.
Progam pembinaan ekonomi umat merupakan kepedulian sejak lama, karena memang
konsisten Muhammadiyah sejak dahulu wirausahawan reformis malah sejak lama merupakan
perintis perdagangan dan industri di kalangan pribumi.Hal ini dilakukan dengan penyusunan
sebuah progam yang didasarkan pada konsep misi dan visi tertentu.
Pada dasarnya, Majlis Pembina Ekonomi membina ekonomi umat melalui tiga jalur, yaitu:
a. Mengembangkan Badan Usahan Milik Muhammadiyah yang mempresentasikan
kekuatan ekonomi organisasi Muhammadiyah.
b. Mengembangkan wadah koperasi bagi anggota Muhammadiyah.
c. Memberdayakan anggota Muhammadiyah di bidang ekonomi dengan mengembangkan
usaha-usaha milik anggota Muhammadiyah.
Dengan mengembangkan ekonomi itu, Muhammadiyah telah memiliki aset atau sumberdaya
yang bisa dijadikan modal. Aset pertama adalah sumber daya manusia, yaitu anggota
Muhammadiyah sendiri, baik sebagai produsen, Kedua, kelembagaan amal usaha yang telah
didirikan, yaitu berupa sekolah, universitas, lembaga latihan, poliklinik, rumah sakit dan panti
asuhan yatim piatu. Ketiga, organisasi Muhammadiyah itu sendiri sejak dari pusat, wilayah, daerah,
cabang dan ranting.
b. Muhammadiyah Dan Kelas Menengah
Kegiatan bisnis bagi Muhammadiyah merupakan bagian yang amat penting untuk
memperlancar gerakan Muhammadiyah mencapai tujuannya. Di samping itu, gerakan ekonomi
Muhammadiyah akan berdampak pada pemberdayaan ekonomi warganya, dengan upaya
menciptakan lapangan kerja dan mengatasi problem pengangguran yang semakin besar. Kegiatan
amal usaha Muhammadiyah yang paling menonjol adalah di bidang pendidikan dan kesehatan yang
pada dasarnya telah berkembang menjadi pusat bisnis, karena dalam pengembangan badan amal
usaha itu terjadi transaksi jual beli barang dan jasa yang diperlukan oleh badan amal usaha tersebut.
Oleh sebab itu, Muhammadiyah perlu memikirkan secara profesional gerakan ekonominya
sehingga menjadi pusat gerakan pemberdayaan ekonomi masyarakat.[22] Setidaknya ada tiga
pendekatan yang dapat ditempuh oleh Muhammadiyah dalam upaya memberdayakan ekonomi
masyarakat.[23] Pertama, pendekatan struktural yang bertujuan mempengaruhi kebijaksanaan
publik agar terbuka akses rakyat terhadap sumber-sumber ekonomi. Kedua, pendekatan fungsional
dengan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengelola dan mengalokasikan secara efisien
dan produktif sumber daya yang dapat dihimpun. Ketiga, pendekatan kultural dengan
mengembangkan nilai yang memperkuat etos kerja dan etika bisnis.

C. Pasang Surut Gerakan Ekonomi Muhammadiyah

Sejajar dengan perkembangan muhammadiyah yang berkembang pesat, dibalik itu semua
juga menghadapi tantangan dalam diri muhammadiyah itu sendiri sehingga diperlukan introspeksi
bagi seluruh jajaran Muhammadiyah. Kelemahan tersebut berkisar antara lain :

a. Terlambat atau tidak meningkatkan kualitas dan intensitas pengelolaan masjid dan amal
usaha secara optimal dan secara lebih baik.

b. abai atau lalai dalam menjaga milik sendiri.


c. Tidak selektif dalam menerima anggota atau mereka yang bekerja di amal usaha dan
kurang pembinaan.

d. Kurang atau tidak memiliki militansi yang tinggi, berkiprah apa adanya, dan berbuat
sendiri-sendiri atau sibuk sendiri tanpa terkait dengan kepentingan Muhammadiyah.

e. Lebih tertarik pada urusan politik dan hal-hal yang bersifat mobilitas diri serta tidak peduli
pada kepentingan dakwah dan menggerakkan Muhammadiyah.

f. Kurang solid dan konsolidasi gerakan.

g. Kurang/lemah komitmen, pemahaman, dan pengkhidmatan terhadap misi serta


kepentingan Persyarikatan.
D. Model Gerakan Ekonomi Muhammadiyah
Beberapa bidang kegiatan usaha yang perlu menjadi fokus perhatian gerakan ekonomi
Muhammadiyah untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, antara lain:

a. Lembaga keuangan yang dapat berputar di antara badan amal usaha Muhammadiyah ini
tentulah sudah amat besar. Sebagai indikatornya, antara lain adalah pengadaan obat untuk
Rumah sakit milik Muhammadiyah di Jakarta, demikian pula pemasukan uang SPP salah satu
Universitas Muhammadiyah. Di mana lembaga keuangan ini diharapkan bisa mengambil
bentuk perbankan pada umumnya atau lembaga keuangan lebih khusus untuk keperluan
internal dan pembiayaan serta pengembangan usaha.
b. Sektor industri yang perlu segera dikembangkan adalah industri yang menunjang pengadaan
barang atau perlengkapan yang diperlukan secara rutin oleh badan amal usaha
Muhammadiyah, seperti industri obat-obatan, industry kertas, dan lain-lain.
c. Trading usaha ini dapat dilakukan dalam skala yang besar, di mana basis penunjangnya sudah
ada pada unit-unit usaha kecil, kemudian dikelola secara modern menggunakan teknologi
canggih. Trading ini dapat dilakukan melalui kerja sama dengan berbagai pihak.
Model Pemberdayaan Ekonomi Muhammadiyah Muhammadiyah dalam pemberdayaan
ekonominya, memiliki sejumlah paket program aksi pemberdayaan di antaranya sebagai berikut:

a. Membangun sentra kemandirian ekonomi umat di tingkat Ranting dan cabang, yaitu dengan
cara memberdayakan jama’ah yang ada pada tingkat ranting Muhammadiyah menjadi
kelompok swadaya masyarakat yang disebut sebagai Jama’ah Swadaya Muhammadiyah
(JSM) yang terdiri dari 10-25 anggota yang merupakan kerjasama warga Muhammadiyah
dalam menetapkan konsep tolong-menolong (ta'awun) di bidang ekonomi dengan
membentuk kelompok usaha bersama, kelompok koperasi atau kelompok konsumen. Pada
tingkat cabang, Jama’ah Swadaya Muhammadiyah yang telah ditumbuhkan, diorganisasikan
untuk membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) sebagai wadah kerjasama
Muhammadiyah dalam memecahkan masalah permodalan dan pembiayaan pada potensi
swadaya yang mereka miliki. LKM yang dimaksud dapat membentuk Baitul Maal wat
Tamwil (BMT), dan Koperasi Simpan Pinjam. Selain membentuk LKM di tingkat cabang,
JSM secara bersama juga didorong untuk mendirikan suatu Usaha Unggulan Jama’ah (UUJ)
sebagai kegiatan usaha bersama pada sektor riil dalam bidang produksi atau distribusi dengan
mengutamakan peningkatan pengelolaan sumber daya lokal untuk memanfaatkan peluang
yang terbuka. Wujud dari UUJ dapat berupa Perseroan Terbatas, CV, dan lainnya.
b. Mengembangkan organisasi sekunder dan badan-badan usaha pendukung tingkat daerah dan
wilayah. Untuk memperkuat amal usaha di bidang ekonomi pada tingkat ranting dan cabang,
maka pada tingkat daerah dan wilayah ditumbuhkan dan dikembangkan badan-badan usaha
sekunder yang dapat berwujud organisasi sekunder koperasi, Badan Usaha Milik
Muhammadiyah (BUMM) dan Lembaga Pengembangan Swadaya Masyarakat (LPSM).
c. Mengembangkan infrastruktur ekonomi, lembaga, dan instrumen pendukung di tingkat pusat.
Majelis ekonomi di tingkat pusat bertugas menumbuhkan infrastruktur ekonomi
Muhammadiyah dalam rangka mendukung berbagai kegiatan usaha ekonomi yang
dilancarkan sejak dari tingkat ranting sampai tingkat wilayah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Muhammadiyah adalah suatu organisasi yang tidak hanya bergerak dalam satu bidang
saja,hal ini dapat terlihat dengan adanya lembaga- lembaga yang berada dibawah Bidang
Ekonomi yang berguna untuk membantu kesejahteraan kehidupan anggota muhammadiyah
dan umat. Dengan mengembangkan ekonomi itu, Muhammadiyah telah memiliki aset atau
sumber daya yang bisa dijadikan modal dan pendanaan dalam menjalankan amal usaha yang
lainnya. Untuk mencapai semua itu diperlukan usaha dan partisipasi dari warga
muhammadiyah dan bantuan dari pihak luar untuk mencapai visi dan misi dari
muhammadiyah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/nununkfharm/implementasi-nilai-ekonomi-dalam-program-
muhammadiyah?related=1 diunduh pada 16 Mei 2015

Anda mungkin juga menyukai