Anda di halaman 1dari 45

Disusun Oleh:

Tedi Purnama, S.ST,


M.Tr.Kes
Indrayati Fadjeri, S.Si.T,
M.Kes
FORM/PR/SPMI/PRODI/06/04*

LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan/disetujui modul Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap sebagai
acuan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di lingkungan Jurusan Keperawatan Gigi
Poltekkes Kemenkes Jakarta I

Yang Mengesahkan,

Direktur, Wadir I,

drg. Ita Astit Karmawati, MARS Ns. Tarwoto, S.Kep., M.Kep


Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, akhirnya
modul “Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap” ini dapat
diselesaikan. Modul ini berisi tentang materi kuliah asuhan kesehatan gigi
dan mulut pasien rawat inap yang berisi 2 Bab. Modul ini disusum secara
praktis dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, sehingga dapat
membantu mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi dalam mempelajari asuhan
kesehatan gigi dan mulut pasien rawat inap sebagai bahan impementasi/
praktik lapangan di rumah sakit. Dengan harapan, mahasiswa akan lebih
tertarik terhadap materi yang disampaikan. Semoga modul ini bermanfaat
bagi mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi.

Jakarta, Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.................................................................................................. i
Lembar Pengesahan.................................................................................................. ii
Kata Pengantar.......................................................................................................... iii
Daftar Isi................................................................................................................... iv
Deskripsi Singkat...................................................................................................... 1
Tujuan Pembelajaran................................................................................................ 1
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan......................................................................... 2
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran............................................................... 3
Uraian Materi............................................................................................................ 4
Pokok Bahasan I : Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut........................ 4
Pokok Bahasan II : Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Pasien
Rawat Inap.......................................................................... 9
Evaluasi Pembelajaran.............................................................................................. 29
Rangkuman............................................................................................................... 30
Daftar Pustaka........................................................................................................... 30
Lampiran-Lampiran
Deskripsi Singkat
Modul asuhan kesehatan gigi dan mulut pada pasien rawat inap ini
disusun untuk tenaga kesehatan gigi atau terapis gigi dan mulut tentang
konsep dasar asuhan kesehatan gigi dan mulut pada pasien rawat inap dalam
kaitannya untuk meningkatkan peran serta tenaga kesehatan gigi dan mulut
dalam penyelenggaraan upaya promotif dan preventif dalam bidang
kesehatan gigi, terutama yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan
pasien rawat inap dalam peningkatan pengetahuan pemeliharan kesehatan
gigi dan peningkatan kemampuan dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan
mulutnya.

Terdapat beberapa karakteristik yang dimiliki pasien rawat inap antara


lain keterbatasan anggota gerak dan kurangnya aktivitas rongga mulut.
Kurangnya aktivitas rongga mulut dapat memicu pertumbuhan mikrofloral
yang menyebabkan infeksi rongga mulut, untuk itu oral hygiene pada pasien
rawat inap sangat diperlukan agar tidak menimbulkan penyakit lain yang
disebabkan karena oral hygiene yang buruk. Tugas tenaga kesehatan gigi dan
mulut bergerak pada bidang promotif, preventif, dan kuratif sederhana maka
dari itu kegiatan oral hygiene pasien rawat inap perlu dilakukan melalui
asuhan kesehatan gigi dan mulut pada pasien rawat inap. Asuhan kesehatan
gigi dan mulut pada pasien rawat inap menekankan kenyamanan baik bagi
pasien maupun keluarga. Selain itu juga pelaksana model asuhan kesehatan
gigi dan mulut pada pasien rawat inap juga melibatkan anggota keluarga agar
pasien merasa nyaman.

Metode pembelajaran untuk modul ini menggunakan ceramah dan tanya


jawab, simulasi dan latihan, selanjutnya setelah mempelajari modul ini
mahasiswa diharapkan melakukan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada
pasien rawat inap.

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap 1


5
Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti materi ini mahasiswa mampu melakukan tindakan


pelayanan asuhan kesehatan gigi secara holistik meliputi promotif dan
preventif yang dilakukan pada pasien rawat inap sesuai standar pelayanan,
etika profesi dan peraturan yang berlaku

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu:
1. Memahami dan melaksanakan pengkajian dalam asuhan kesehatan gigi
pasien rawat inap
2. Memahami dan melaksanakan diagnosa dalam asuhan kesehatan gigi
pasien rawat inap
3. Memahami dan melaksanakan perencanaan dalam asuhan kesehatan gigi
pasien rawat inap
4. Memahami dan melaksanakan implementasi dalam asahan kesehatan gigi
pasien rawat inap
5. Memahami dan melaksanakan evaluasi dalam asuhan kesehatan gigi pasien
rawat inap

Pokok Bahasan
Ada 2 Pokok Bahasan pada modul Asuhan Kesehatan Gigi Pasien Rawat
Inap, yaitu:
1. Konsep dasar asuhan kesehatan gigi dan mulut
2. Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada pasien rawat inap

Bahan Ajar
Modul asuhan kesehatan gigi dan mulut pada pasien rawat inap

Langkah-Langkah Pembelajara
n

Langkah 1: Pengkondisian
Langkah pembelajaran:
• Dosen menyapa mahasiswa dengan ramah dan hangat. Apabila belum
pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalan diri dengan menyebutkan nama lengkap, materi yang akan
disamapaikan
• Sampaikan tujuan pemebelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan
disamapaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.

Langkah 2: Penyampaian Materi


Langkah pembelajaran:
• Dosen menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
Dosen menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab,
kemudian diskusi, simulasi dan latihan.

Langkah 3: Rangkuman dan Kesimpulan


Langkah pembelajaran:
• Dosen melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap
materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap 3


7
• Dosen merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan
• Dosen membuat kesimpulan.

Uraian
Materi

Pokok Bahasan 1: Konsep Asuhan Kesehatan Gigi dan


Mulut

PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


Menurut Gultom dan Diah, (2017) pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang terencana, ditujukan kepada kelompok
tertentu yang dapat diikuti dalam kurun waktu tertentu, diselenggarakan secara
berkesinambungan dalam bidang promotif, preventif, dan kuratif sederhana yang
diberikan kepada individu, kelompok, dan masyarakat.
Perspektif dari asuhan adalah suatu pelayanan yang diberikan berpusat pada
hubungan interpersonal. Pendekatan pelayanan asuhan ini dengan memperhatikan 5
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan
aktualisasi diri untuk meningkatkan penghormatan dan penghargaan terhadap martabat
klien sebagai manusia. Asuhan dilakukan berawal dengan mau mendengarkan keluhan–
keluhan klien atau pasien, juga mendengarkan ataupun mengolah saran–saran dari
orang lain sebagai dasar yang mengarah pada tanggung jawab profesional. Dengan
mendengarkan data dan informasi dari klien atau pasien, Anda dapat mengetahui
masalah-masalah yang dihadapi oleh klien atau pasien tersebut. Selain mendengarkan,
perawat gigi dapat menggali keterangan-keterangan lain yang relevan untuk
mendukung pelaksanaan pelayanan asuhan nantinya.
Pelayanan asuhan keperawatan diberikan dengan tanggung jawab moral meliputi
kepedulian terhadap klien, empati dan dengan perasaan kasih sayang. Anda sebagai
perawat gigi hendaknya tidak menganggap klien hanya sebagai penerima layanan.
Seorang perawat gigi harus memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas berdasarkan standar perilaku dan etika profesional.
Pelayanan asuhan diberikan dengan pendekatan berdasarkan etika dimana perawat
gigi menghargai kapasitas otonomi setiap orang, menghindari berbuat salah, bersedia
dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat, bertindak adil dengan
menjelaskan dan memberikan informasi tentang manfaat dan risiko yang dihadapi, dan
mendukung hak pasien untuk mengambil keputusan.

TAHAPAN ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT

1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah kegiatan mengumpulkan dan menganalisis data. Baik berupa data
subyektif maupun data obyektif dari klien dan mengarahkan penilaian kepada
kebutuhan manusia dari klien dan hal-hal yang dapat menghalangi pemenuhan
kebutuhan tersebut yang berhubungan dengan pelayanan asuhan kesehatan gigi.

a. Pemeriksaan subyektif

Pemeriksaan subyektif dilakukan dengan cara wawancara atau tanya jawab


kepada pasien berdasarkan keluhan pasien menggunakan bahasa komunikasi yang
sederhana dan mudah dimengaerti pada pasien.

Tahapan pemeriksaan subyektif:

1) Pemeriksaan identitas pasien

2) Pemeriksaan keluhan pasien

3) Pemeriksaan riwayat kesehatan umum pasien

4) Pemeriksaan riwayat kesehatan gigi pasien

b. Pemeriksaan Objektif

Tahapan pemeriksaan obyektif:

1) Pemeriksaan extra oral

a) Muka pasien

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap 5


Pemeriksaan muka pasien dengan dilakukan dengan cara inspeksi muka
simetris atau asimetris

b) Jaringan limpe

Pemeriksaanjaringan limpe dilakukan dengan cara palpasi pada bagian


kanan dan kiri. Merasa sakit atau tidak serta terasa keras atau lunak

2) Pemeriksaan extra oral

Pemeriksaan intraoral meliputi:

a) Pemeriksaan DMF-T (Decay Missing Filled Teeth) dan def-t (decay extract
filled teeth)

b) Pemeriksaan status kebersihan gigi dan mulut atau OHI-S (Oral Hygiene
Index Simplified)

Pemeriksaan status kebersihan gigi dan mulut dilakukan dengan cara


melakukan pemeriksaan pada endapan lunak yang melekat pada gigi
sehinggap dapat diperoleh data kebersihan gigi dan mulut. Hal ini juga
bertujuan untuk sasaran dalam tindakan dibidang promotif, preventif, dan
kuratif. Dalam melakukan pemeriksaan OHIS ada beberapa tahapan yang
dilakukan, yaitu:

Menentukan gigi index (gigi yang akun dilakukan pemeriksaan) Debris


Index dan Calculus Index

Menentukan gigi pengganti apabila gigi index sudah tidak ada

Melakukan pemeriksaan DI

Melakukan pemeriksaan CI

Menghitung skor DI dan CI

Menghitung skor OHIS

c) Pemeriksan kondisi jaringan keras pada gigi

Inspeksi

Melakukan pemeriksaan jaringan keras pada gigi tanpa menngunakan alat


Termis dingin

Termis dingin dilakukang untuk melakukan pemeriksaan tingkat


sensitivitas pada kavitas gigi yang mengalami kerusakan atau karies
dengan dengan menngunakan chloreyhil yang disemprotkan pada cotton
pellet

Sondasi

Pemeriksaan sondasi dilakukan untuk mengetahui respon menggunakan


sonde

Perkusi

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengetuk jaringan periodontal


pada gigi

Mobility

Pemeriksaan ini ditujan untuk memeriksa derajat goyang pada gigi

2. Diagnosa
Diagnosis adalah kesimpulan dari pengkajian dan fokus kepada kebutuhan-
kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi melalui pelayanan asuhan kesehatan gigi.
Ketika kebutuhan manusia dari klien tersebut di luar jangkauan pelayanan asuhan
keperawatan gigi maka klien harus dirujuk kepada tenaga kesehatan professional lain
yang sesuai.

Diagnosis adalah suatu proses berpikir kritis berdasarkan data-data klinis klien
yang dianalisa dan ditandai oleh suatu pernyataan diagnosa. Dalam pelayanan
asuhan keperawatan gigi, diagnosis dapat diartikan sebagai analisis dari penyebab
dan sifat dari suatu masalah dan situasi atau pernyataan mengenai solusinya. Ketika
diagnosis keperawatan gigi telah valid, maka hal tersebut merupakan faktor utama
yang dapat membantu klien untuk mencapai pemenuhan kebutuhannya untuk
mencapai kondisi yang baik pada mulutnya melalui intervensi (tindakan)
keperawatan gigi yang layak.
3. Perencanaan
Merupakan tindakan penentuan tipe-tipe intervensi keperawatan gigi yang dapat
dilaksanakan (diimplentasikan) untuk mengatasi masalah klien dan membantu klien
mencapai pemenuhan kebutuhannya yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan
mulut. Perencanaan juga merupakan kerangka kerja untuk pembuatan keputusan dan
menguji penilaian klinis dalam pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan gigi.
Pada dasarnya, perencanaan merupakan kesempatan untuk mengintegrasikan
keputusan- keputusan yang mendukung pencapaian tujuan dengan baik.

Sebagai seorang perawat gigi, anda perlu membuat perencanaan tentang asuhan
keperawatan yang menjadi tanggung jawab anda. Membuat rencana keperawatan dan
menentukan pendekatan yang digunakan bertujuan untuk memecahkan masalah
pasien. Rencana asuhan keperawatan yang dibuat seharusnya dapat mengurangi,
menghilangkan dan mencegah masalah gigi yang dihadapi pasien. Penentuan
tindakan dalam rencana perawatan yang akan dilakukan pada pasien sangat
tergantung dari diagnosa keperawatan gigi. Secara garis besar ada 5 (lima) tahap
dalam fase perencanaan asuhan keperawatan gigi yaitu menentukan prioritas,
mengidentifikasi intervensi, menetapkan tujuan dan kriteria hasil serta
mendokumentasikan perencanaan asuhan keperawatan.

Dalam perencanan, asuhan keperawatan gigi dan mulut juga dikelompokkan


berdasarkan jenis tindakan, yaitu promotif, preventif dan kuratif yang merupakan
kompetensi perawat gigi. tindakan promotif terdiri dari penyuluhan tentang
pemeliharaan kesehatan gigi. tindakan preventif terdiri dari pembersihan karang gigi,
oral prophylaxis, aplikasi fluor dan fissure sealant.

4. Implementasi
Dalam tahap implementasi atau tindakan pelaksanaan, anda akan menerapkan
semua perencanaan yang telah anda rancang secara khusus untuk memenuhi
kebutuhan pasien yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut. Implementasi
termasuk tindakan-tindakan yang dilaksanakan perawat gigi atau pihak lain dalam
rangka mencapai tujuan kesehatan gigi dan mulut pasien. Setiap tindakan yang
dilaksanakan dilakukan pencatatan dalam catatan pasien (medical record/client
record).
5. Evaluasi
Evaluasi memiliki pengertian penilaian terhadap sejumlah informasi yang
diberikan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Potter dan Perry, 2005).
Evaluasi dilakukan dengan memeriksa ulang proses asuhan keperawatan gigi dan
mulut yang telah dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan tersebut.
Tujuan evaluasi adalah menilai apakah perawatan sudah sesuai dengan perawatan
yang diharapkan oleh klien dan perawat. Dengan adanya evaluasi selama proses
perawatan, dapat dilakukan penyesuaian terhadap apa yang direncanakan. Dalam
keperawatan gigi dan mulut, tujuan evaluasi adalah untuk menentukan
perkembangan kesehatan pasien, menilai efektifitas, efisiensi, dan produktivitas
tindakan keperawatan yang telah diberikan, menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan. Evaluasi juga diberikan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat
dalam pelaksanaan pelayanan perawatan

Pokok Bahasan 2: Asuhan Kesehatan Gigi Pasien Rawat


Inap

PENDAHULUAN
Menurut penelitian mengenai Oral Care of Hospitalised Older Patients in the Acute
Medical Setting menyatakan bahwa perawatan kebersihan mulut merupakan bagian
penting dari pengobatan untuk semua pasien. Pasien rawat Inap merupakan awal dari
penurunan fungsional dan peningkatan ketergantungan yang dapat menyebabkan
seorang individu membutuhkan perawatan jangka panjang. Perawatan mulut yang tidak
memadai dapat merusak interaksi sosial, kesejahteraan emosional dan mempengaruhi
dengan orang lain. Kebersihan mulut yang buruk juga meningkatkan risiko infeksi,
seperti infeksi nosokomial.
Penelitian di Amerika Serikat menyatakan bahwa kesehatan gigi mulut memburuk
pada pasien rawat inap, infeksi yang sering terjadi pada pasien rawat inap yaitu
gingivitis, plak dan mucositis. Oral hygiene merupakan salah satu tindakan yang

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap 10


9
diperlukan untuk menjaga agar mulut terhindar dari infeksi, membersihkan dan
menyegarkan mulut. Tidak

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap 10


9
ada obat yang dapat menggantikan usaha membersihkan rongga mulut secara
menyeluruh dan sistematis.
Tujuan dari perawatan mulut yaitu menjaga bibir dan mukosa lembut, bersih, utuh
dan lembab. Membersihkan mulut dan gigi (termasuk perawatan gigi) dari sisa-sisa
makanan dan plak gigi dapat mengurangi ketidaknyamanan pada mulut pasien,
meningkatkan asupan oral dan mencegah halitosis. Kegiatan ini juga harus mencegah
infeksi oral, walaupun pengobatan untuk ini mungkin diperlukan.
Mayoritas (96,1%) percaya bahwa perawatan mulut harus diberikan prioritas pada
pasien rawat inap agar terjaga kebersihan rongga mulutnya. Hasil penelitian tersebut
sesuai dengan konsep teori yang dikembangkan oleh wilkins yaitu pada pasien rawat
inap perlu dilakukan asuhan keperawatan gigi agar kebersihan mulut tetap terjaga.
Asuhan keperawatan gigi dapat diartikan sebagai suatu proses menggunakan
pendekatan sistematik dalam pelayanan perawatan gigi. Di dalam pelaksanaannya
terdapat beberapa aspek yaitu pengkajian, diagnosis keperawatan gigi, perencanaan,
implementasi dan evaluasi. Aspek- aspek tersebut merupakan kesatuan yang
menyeluruh dalam proses keperawatan gigi sehingga perawat gigi bertanggung jawab
untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah dalam ruang lingkup praktek
pelayanan asuhan keperawatan gigi.

PENGERTIAN MODEL ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA


PASIEN RAWAT INAP
Asuhan keperawatan gigi merupakan suatu pendekatan sistematis untuk
mendapatkan informasi sehingga pasien mendapatkan perawatan (Jones, 2012),
selanjutnya dibuat suatu perencanaan sesuai dengan kebutuhan pasien (CRDHA, 2009).
Model asuhan kesehatan gigi dan mulut pada pasien rawat inap merupakan
replikasi dan modifikasi askepgilut terdahulu. Model asuhan kesehatan gigi dan mulut
ini dibuat berdasarkan karakteristik dan kebutuhan pasien rawat inap dalam pemenuhan
kebutuhan oral hyegiene. Pelaksanaan model askepgilut ini tidak hanya melibatkan
pasien tetapi melibatkan anggota keluarga, dimana peran keluarga disini untuk
memberikan rasa aman dan nyaman yang dibutuhkan oleh pasien.
Model asuhan kesehatan gigi dan mulut pada pasien rawat inap ini memiliki
tahapan: Tahap membangun hubungan saling percaya antara pasien dengan operator,
pemeriksaan subyektif yang dibantu oleh keluarga, pemeriksaan obyektif, pelaksanaan
berkumur dan menggosok gigi.

TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT PASIEN RAWAT


INAP
Tujuan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada pasien rawat inap adalah:
1. untuk meningkatkan ketrampilan pasien dalam pelaksanan oral hygiene. Kegiatan
oral hyigiene dalam askpegilut ini adalah berkumur dan menggosok gigi, hal ini
bertujuan agar pasien mampu melakukan kegiatan oral hyiegiene secara mandiri.
2. Sebagai standar pelayanan yang menjamin akuntabilitas pelayanan
3. Mendukung kontinuitas perawatan
4. Mendukung terjadinya kolaborasi
5. Membantu tenaga kesehatan lain memahami pelayanan yang dilakukan perawat
gigi/terapis gigi
6. Mendukung partisipasi klien dalam perawatan
7. Mencegah pengulangan intervensi yang tidak diperluka untuk efisiensi biaya
perawatan
8. Meningkatkan kepuasan kerja

TAHAPAN ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT PASIEN RAWAT


INAP
Mengadopsi konsep dental hygiene, asuhan keperawatan gigi dapat diartikan
sebagai suatu proses menggunakan pendekatan sistematik dalam pelayanan perawatan
gigi. Di dalam pelaksanaannya terdapat beberapa aspek atau perilaku kunci yaitu
sebagai berikut:
A. Pengkajian
B. Diagnosis Keperawatan Gigi
C. Perencanaan
D. Implementasi
E. Evaluasi
Aspek-aspek tersebut merupakan kesatuan yang menyeluruh dalam proses

keperawatan
kerangka kerjagigi
teoritis
yangdalam
merupakan
angka pelaksanaan
kerangka kerja
pelayanan
untuk penyelengaraan
asuhan kesehatanpelayanan
gigi dan

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap 12


11
asuhan kesehatan gigi yang berkualitas yang ditujukan kepada semua klien dan
masyarakat. Proses keperawatan Gigi yang ditujukan untuk pemberian pelayanan klinis
keperawatan gigi menunjukkan bahwa seorang perawat gigi bertangung jawab untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah dalam ruang lingkup praktek pelayanan
asuhan keperawatan gigi. Proses tersebut kurang lebih sama dengan proses ilmiah
pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan metoda ilmiahnya:

Gambar. Proses asuhan kesehatan gigi

Proses demikian merupakan suatu acuan atau pedoman bagi pelaksanaan asuhan
kesehatan gigi secara individual. Dalam setiap prosesnya perawat gigi dan klien bekerja
sama sebagai partner. Ketika status atau perkembangan kesehatan klien menunjukkan
ketidakmampuan klien untuk bekerjasama maka proses tersebut membutuhkan
pertolongan dari orang tua, orang terdekat atau siapa saja yang dapat memberikan
bantuan kepada klien tersebut. Proses asuhan kesehatan gigi dengan penekanan pada
partisipasi klien membuat seorang perawat gigi harus memahami nilai-nilai yang dianut
oleh klien dan juga harus menerapkan strategi terapeutik dan intervensinya.
Teori kebutuhan manusia yang diterapkan pada proses asuhan kesehatan gigi
pasien rawat inap menjadi landasan untuk seorang perawat gigi untuk membuat
keputusan klinis dihubungkan dengan kebutuhan untuk intervensi asuhan kesehatan gigi
yang ketika diimplementasikan dapat memuaskan atau mengatasi tidak terpenuhinya
kebutuhan tersebut dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Teori Kebutuhan manusia
mendukung terhadap teori keperawatan gigi dan filosofinya. Teori kebutuhan
manusia merupakan
untuk melaksanakan pengambilan keputusan klinis, pemecahan masalah dan penilaian
pengambilan keputusan. Dalam penerapan teori kebutuhan manusia, perawat gigi
professional menggunakan dasar pengetahuan ilmiah untuk menilai tidak terpenuhinya
kebutuhan manusia dari klien yang berhubungan dengan pelayanan asuhan keperawatan
gigi, memformulasikan (membuat) diagnosa keperawatan gigi, merencanakan dan
melaksanakan (implementasi) pelayanan asuhan keperawatan gigi serta mengevaluasi
hasil dari pelayanan. Tujuan utama dari penggunaan kerangka kerja kebutuhan manusia
dalam proses keperawatan gigi adalah untuk mengarahkan perawat gigi dalam
menangani perawatan klien secara ilmiah, manusiawi, menyeluruh dan memastikan
bahwa pelayanan asuhan dilaksanakan terpusat kepada klien bukan hanya
melaksanakan tugas/pekerjaan semata. Berikut akan dibahas mengenai tahapan dalam
proses asuhan kesehatan gigi pasien rawat inap menurut konsep dental hygiene dengan
teori kebutuhan dasar manusianya.
A. Tahap Pengkajian
Dalam asuhan kesehatan gigi, tahap pengkajian merupakan fondasi dari proses
keperawatan gigi. Menurut Effendy (1995), pengkajian adalah seni mengumpulkan
dan menganalisis data-data subjektif maupun objektif dari pasien dengan
mengarahkan penilaian kepada kebutuhan manusia dari pasien dan hal-hal yang
dapat menghalangi pemenuhan kebutuhan tersebut yang berhubungan dengan
pelayanan asuhan keperawatan gigi. Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan
dibagi dalam tiga tahapan kegiatan yang meliputi pengumpulan data, analisis data
dan penentuan masalah. Pengkajian dilakukan dengan:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-
kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien. Pengumpulan informasi merupakan
tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan
data dasar tentang masalahmasalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar
tersebut digunakan untuk menentuan diagnosis keperawatan, merencanakan
asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-
masalah klien.

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap 14


13
Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial
assessment), selama klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment),
serta pengkajian ulang untuk menambah/ melengkapi data (re-assessment).
Pengkajian klien meliputi pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, data
pribadi, riwayat sosioetnokultural, pemeriksan extra dan intra oral, analisis serta
pengambilan keputusan berdasarkan hal-hal yang ditemukan selama pemeriksaan.
Data yang dikumpulkan terdiri dari data subjektif dan data objektif. Data
subjektif adalah data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh
pasien, seperti rasa sakit/nyeri yang dirasakan pasien, sakit kepala dan hal-hal lain
yang membuat pasien harus datang ke klinik untuk berobat. Saat mengumpulkan
data subjektif, khususnya pada keluhan utama, anda dapat menggunakan prinsip
5 W + 1 H yaitu Who (Siapa nama pasien), Why (kenapa dia datang ke klinik),
When (kapan merasa sakit), Where (dimana gigi yang sakit) dan How (bagaimana
rasa sakitnya).
Selanjutnya, dalam pengumpulan data subjektif dilakukan juga
wawancara tentang perilaku kesehatan gigi dan keadaan kesehatan umum
pasien meliputi golongan darah, penyakit degenerasi atau penyakit lain termasuk
alergi obat dan makanan, berhubungan dengan rencana perawatan yang akan
dilakukan. Sebaiknya dalam pengumpulan data kesehatan umum dilakukan juga
pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, pernafasan, denyut nadi
dan suhu tubuh serta skala nyeri.
Keberhasilan pengumpulan data subjektif dipengaruhi oleh kemampuan
perawat gigi dalam melakukan komunikasi kepada klien, baik secara verbal
maupun non verbal. Kemampuan berkomunikasi dapat anda pelajari dan
praktikkan dalam melaksanakan pekerjaan sebagai perawat gigi.
Setelah semua data subjektif dikumpulkan, pengkajian selanjutnya dilakukan
dengan melihat dan melakukan pemeriksaan sebagai data objektif. Data objektif
merupakan data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan
dengan menggunakan standar yang diakui (berlaku). Data objektif yang
dikumpulkan dengan pemeriksaan pada extra oral (di luar mulut) dan intra
oral (di dalam mulut).
Pemeriksaan Subjektif
Keluhan Utama/Alasan Masuk RS
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Riwayat Kesehatan Umum
Pertanyaan Ya Tidak
Memiliki penyakit sistemik (Hipertensi, Jantung, Diabetes,
Kanker, Kelainan darah, Hepatitis, Asma, TBC,
lainnya........................)
Penggunaan obat-obatan rutin/ kemoterapi/ terapi radiasi, medikasi
hyposalivary, lainnya)
Kebiasaan mengkonsumsi: alkohol, merokok, narkoba, lainnya)
Riwayat alergi: makanan, obat-obatan, obat yang disuntikan,
cuaca, dll
Pertimbangan hormonal (kehamilan, manopause, lainnya)
Penurunan berat badan selama 1-3 bulan terakhir
Asupan makan berkurang karena tidak nafsu makan

Riwayat Kesehatan Gigi


Pertanyaan Ya Tidak
Konsumsi 1-3 kali makanan/minuman manis per hari (kue,
biskuit, coklat, permen, juice, minuman karbonasi/non karbonasi,
teh/kopi, sirup, lainnya ........... )
Mengkonsumsi makanan yang berserat dalam menu harian
Kebiasaan merokok, narkoba, lainnya ................
Menyikat gigi menggunakan pasta gigi berfluoride minimal 1x
sehari
Menyikat gigi menggunakan pasta gigi berflouride minimal 2x
sehari
Memiliki kebiasaan buruk bruxism, mengigit kuku/pensil,
menyimpan makanan dalam waktu yang lama, mengunyah satu sisi

Melakukan Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut < 6 bulan


yang lalu
Melakukan Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut 1 thn yang lalu
Melakukan Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut > 1 thn
Mengalami kecemasan pada saat pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut
Memiliki kepercayaan diri terhadap kesehatan gigi dan mulut
Pemeriksaan Objektif
Keadaan Umum
1) Pemeriksaan fisik
Tekanan darah : ....... mmHg
Nadi : .......x/menit
Suhu : .......˚C
Respirasi : .......x/menit
Berat badan : .......Kg
Tinggi Badan : .......Cm
Kesadaran : kompos mentis / apatis / somnolen / sopor / coma
2) Skrining Nyeri

Skor nyeri: ...... Durasi nyeri: .....


Frekuensi nyeri:.....
Karakter nyeri: terbakar / tertusuk/ tumpul/ tertekan/berat / tajam/ kram

Perbandingan Skala Nyeri

➢ 0 = Tdk ada rasa Sakit, normal

Ringan
➢ 1 = Sangat ringan (seperti gigitan nyamuk)
➢ 2 = Tidak nyaman (seperti dicubit)
➢ 3 = Nyeri dapat ditoleransi (seperti ditonjok bagian wajah atau disuntik)
Sedang

➢ 4 = Nyeri yang mendalam (seperti sakit gigi dan nyeri disengat tawon)
➢ 5 = Nyeri yang sangat mendalam (seperti terkilir, keseleo)
➢ 6 = Intens/ kuat (nyeri yang kuat sehingga tampaknya mempengaruhi
salah satu dari panca indra)
➢ 7 = Sangat intens (nyeri begitu kuat sampai tidak bisa berkomunikasi)
➢ 8 = Nyeri yang tak tertahankan
Berat

➢ 9 = Nyeri yang menyiksa


➢ 10 = Rasa nyeri yang tidak dapat di deskripsikan

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap 16


17
Keadaan Gigi dan Mulut
1) Pemeriksaan Ektra Oral
Kesan umum klien, pemeriksaan ini dilakukan sejak klien masuk ke klinik,
dengan maksud untuk mendapat gambaran umum mengenai status fisik
maupun mental klien, diantaranya dengan melakukan pengamatan terhadap
unsur-unsur sebagai berikut: melalui gaya berjalan, tinggi badan, status nutrisi,
perawakan dan bentuk muka. Sehingga pada waktu wawancara, disamping
kapasitas mentalnya perlu diperhatikan mengenai gambaran singkat status fisik
dan kesehatan umum klien.
Beberapa kondisi tertentu yang menggangu gaya berjalan dapat
mempengaruhi diagnosis atau rencana perawatan. Pada klien tertentu bahkan
dapat memberikan petunjuk yang berharga, klien dengan gaya yang sangat
hati- hati akan berbeda pengelolaannya dengan klien yang energik dan
melangkah dengan pasti. Klien dengan mobilitasnya terbatas, perlu ditelusuri
penyebabnya sehingga kemungkinan memerlukan modifikasi jumlah
kunjungan. Posisi tubuh apakah dapat berdiri tegak, atau kepala sedikit miring
ke salah satu sisi, dan bagaimana klien dapat duduk dengan nyaman di kursi
gigi perlu dicermati. Cara berjalan klien mungkin dapat mengisyaratkan
adanya carat ortopedik, neurologik atau penyakit pada otot. Sikap, emosi dan
cara menjawab pertanyaan yang diajukkan kepadanya perlu diperhatikan.
Warna kulit sering memberi petunjuk bermanfaat, sianosis, ikterus dan pucat
yang memberi dugaan anemia dapat diketahui melalui pemeriksaan kulit, juga
memberi kunci penting kemungkinan adanya penyakit yang serius. Kesan
mengenai status fisik umum klien ini harus disimpulkan dengan hati-hati; dan
hal demikian sudah tentu tidak akan diperoleh secara pasif. Bersamaan dengan
penggalian data subyektif pemeriksa dapat sekaligus memperhatikan ekspresi,
kesan usia, emosi, sikap klien dan keadaan sakitnya.
Pemeriksaan kepala dan leher. Dimaksudkan untuk evaluasi kemungkinan
adanya kelainan yang berhubungan dengan kesehatan umum dan mempunyai
relevansi dengan diagnosis dan perawatan oral. Tersirat disini untuk selalu
dipertimbangkan apakah perubahan-perubahan yang terjadi disebabkan karena
faktor lokal atau sistemik. Walaupun dalam pemeriksaan rutin tidak dilakukan
identifikasi untuk setiap struktur diregio kepala dan leher, kemampuan
mengenali semua struktur yang ada merupakan dasar untuk melakukan
pemeriksaan klinis; sehingga kondisi-kondisi asimetri, perubahan warna,
tekstur, dan gangguan fungsi dapat dibedakan dengan kondisi yang normal.
Data yang diperlukan pada pemeriksaan ekstra oral meliputi : kesan
umum, kondisi muka, pemeriksaan kelenjar limfe kanan dan kiri.

Contoh Pemeriksaan Extra Oral:


a. Muka : Simetris/ tidak simetris
b. Kelenjar limper : Kanan Kiri
Teraba / Tidak Teraba Teraba / Tidak Teraba
Keras / Lunak Keras / Lunak
Sakit / Tidak Sakit Sakit / Tidak Sakit
2) Pemeriksaan Intra Oral
Data yang diperlukan pada pemeriksaan intra oral meliputi : Pemeriksaan
mukosa mulut, pemeriksaan kebersihan gigi, pemeriksaan gigi geligi (jaringan
keras gigi), kelainan/anomali gigi dan kelainan gusi.
Contoh pemeriksaan mukosa mulut
Mukosa pipi : Normal / tidak normal

Lidah : Normal / tidak normal

Gingiva : Normal / tidak normal

Palatum : Normal / tidak normal

Contoh pemeriksaan kebersihan gigi


Debris Calculus
2 0 2 Skor 1 0 1
16Gigi Indeks
11 RA26Gigi Indeks RB 16 11 26
46 31 Skor36 46 31 36
2 1 2 1 0 1
DI CI OHI-S Kriteria OHI-S

9/6 = 1.5 4/6 = 0.6 2.1 B/S/K

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap 18


19
Contoh pemeriksaan jaringan keras gigi

Keterangan:
Contoh Pemeriksaan Gigi Geligi
Inspeksi
Gigi (Kedalaman&Lokasi) Sondasi Thermis Perkusi Palpasi Mobilitas Ma
Gig
tera
Terlihat karies dentin di ngil
47 (+) (+) - - -
okluasal

Gig
Terlihat karies email di tida
16 okluasal (-) (-) - - - kelu

Gig
Terlihat karies email di tida
27 okluasal (-) (+) - - - kelu

Occlusi : Normal bite / Cross bite / Steep bite


Lain-lain :D:3 M:0 F:1 DMF-T = 4
d :- e :- f :- def-t = -
2. Pengolahan Data
Secara umum, pengolahan data dapat diartikan dengan mengubah data ke
dalam bentuk yang lebih berarti berupa informasi sehingga dapat menjadi dasar
dalam memutuskan tindakan perawatan yang akan dilakukan kepada klien.
Pengolahan data dilakukan setelah semua data subjektif dan objektif dikumpulkan
3. Analisi Data
Setelah pengolahan data, langkah selanjutnya adalah anda perlu menganalisa
data. Analisa data adalah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi informasi
sehingga karakteristik data tersebut dapat dipahami dan bermanfaat untuk solusi
permasalahan. Dalam menganalisis data, diperlukan kemampuan mengaitkan data
dan menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan
untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan

keperawatan pasien.

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap 20


B. Diagnosa
Diagnosis adalah kesimpulan dari pengkajian dan fokus kepada kebutuhan-
kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi melalui pelayanan asuhan kesehatan gigi.
Ketika kebutuhan manusia dari klien tersebut di luar jangkauan pelayanan asuhan
keperawatan gigi maka klien harus dirujuk kepada tenaga kesehatan professional lain
yang sesuai.
Diagnosis adalah suatu proses berpikir kritis berdasarkan data-data klinis klien
yang dianalisa dan ditandai oleh suatu pernyataan diagnosa. Dalam pelayanan
asuhan keperawatan gigi, diagnosis dapat diartikan sebagai analisis dari penyebab
dan sifat dari suatu masalah dan situasi atau pernyataan mengenai solusinya.
Ketika diagnosis keperawatan gigi telah valid, maka hal tersebut merupakan
faktor utama yang dapat membantu klien untuk mencapai pemenuhan kebutuhannya
untuk mencapai kondisi yang baik pada mulutnya melalui intervensi (tindakan)
keperawatan gigi yang layak.
Berikut ini adalah diagnosa Menurut Darby & Walsh sebagai berikut:

No Diagnosa Kesehatan Gigi Dan Mulut

1 Tidak terpenuhinya akan kesan wajah yang sehat (adanya


pernyataan/ekspresi ketidakpuasan terhadap penampilan diri sendiri sehubungan
dengan kondisi gigi geligi/gingiva/profil wajah/nafas/ lain-lain
.....
2 Tidak terpenuhinya kebutuhan akan bebas dari kecemasan/stress (pasien
mengeluh/terlihat) : cemas terhadap pemeriksaan/perawatan yang akan dilakukan dan
adanya kebiasaan buruk seperti bruxism, menggigit benda, merokok, mengkonsumsi obat-
obatan/narkoba
3 Integritas/keutuhan jaringan kulit, mukosa, dan membrane pada leher dan
kepala terlihat adanya : lesi ekstra/intra oral, pembengkakan, radang gusi, perdarahan
gusi, poket gusi >4mm, xerostomia, dan lain-lain .....
4 Tidak terpenuhinya kebutuhan akan perlindungan dari resiko kesehatan gigi dan mulut :
adanya potensial luka/trauma, resiko pekerjaan, lain-lain ....
5 Tidak terpenuhinya kebutuhan akan bebas dari rasa nyeri pada leher dan kepala akibat
adanya : nyeri pada ekstra/intra oral dan lain - lain ......
6 Tidak terpenuhinya kondisi biologis gigi geligi yang baik (terlihat/klien
melaporkan) : kesulitan mengunyah, gigi palsu, pesawat orthodonti yang tidak baik,
tambalan yang tidak baik, gigi karies/kelainan, gigi hilang, abrasi/erosi
7 Tidak terpenuhinya kebutuhan untuk bertanggung jawab akan kesehatan gigi
dan mulutnya sendiri : adanya plak dan kalkulus (kebersihan gigi dan mulut yang buruk), tid
adanya pengawasan/ pendidikan dari orang tua mengenai kesehatan gigi dan mulut, tid
pernah memeriksakan gigi dan mulut
8 Tidak terpenuhinya kebutuhan akan pengetahuan/pemahaman akan kesehatan gigi dan mu
yang baik: tidak mengetahui pentingnya kesehatan gigi dan mulut

C. Perencanaan
Merupakan tindakan penentuan tipe-tipe intervensi keperawatan gigi yang dapat
dilaksanakan (diimplentasikan) untuk mengatasi masalah klien dan membantu klien
mencapai pemenuhan kebutuhannya yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan
mulut. Perencanaan juga merupakan kerangka kerja untuk pembuatan keputusan dan
menguji penilaian klinis dalam pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan gigi.
Pada dasarnya, perencanaan merupakan kesempatan untuk mengintegrasikan
keputusan- keputusan yang mendukung pencapaian tujuan dengan baik.
Sebagai seorang perawat gigi, anda perlu membuat perencanaan tentang asuhan
keperawatan yang menjadi tanggung jawab anda. Membuat rencana keperawatan dan
menentukan pendekatan yang digunakan bertujuan untuk memecahkan masalah
pasien. Rencana asuhan keperawatan yang dibuat seharusnya dapat mengurangi,
menghilangkan dan mencegah masalah gigi yang dihadapi pasien.
Penentuan tindakan dalam rencana perawatan yang akan dilakukan pada pasien
sangat tergantung dari diagnosa keperawatan gigi. Secara garis besar ada 5 (lima)
tahap dalam fase perencanaan asuhan keperawatan gigi yaitu menentukan prioritas,
mengidentifikasi intervensi, menetapkan tujuan dan kriteria hasil serta
mendokumentasikan perencanaan asuhan keperawatan.
Dalam perencanan, asuhan keperawatan gigi dan mulut juga dikelompokkan
berdasarkan jenis tindakan, yaitu promotif, preventif dan kuratif yang merupakan
kompetensi perawat gigi. tindakan promotif terdiri dari penyuluhan tentang
pemeliharaan kesehatan gigi. tindakan preventif terdiri dari pembersihan karang gigi,
oral prophylaxis, aplikasi fluor dan fissure sealing.

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap 22


D. Tahap Implementasi
Implementasi adalah melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan.
Pada tahap ini seorang Terapis Gigi dan Mulut siap untuk melaksanakan intervensi
dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Pada
lembar kerja: catat informasi spesifik, intervensi, atau aktivitas secara berurutan.
Implementasi merupakan tindakan pelaksanaan perencanaan keperawatan gigi yang
telah dirancang dengan khusus untuk memenuhi kebutuhan klien yang berhubungan
dengan kesehatan gigi dan mulut. Implementasi termasuk tindakan-tindakan yang
dilaksanakan oleh Terapis Gigi dan Mulut, klien atau direncanakan lain dalam
rangka mencapai tujuan klien, setiap tindakan ditampilkan (dilaksanakan) dan
hasilnya dicatat dalam catatan klien (medical record/client record).
Intervensi terdiri dari banyak aktivitas, mulai dari tindakan promotif, preventif,
kuratif maupun rujukan. Tindakan Promotif meliputi penyuluhan dan membimbing
cara menyikat gigi yang benar. Preventif terdiri dari pembersihan karang gigi, oral
prophylaxis, pengolesan larutan Fluor, dan fissure sealing. Tindakan Kuratif sesuai
kompetensi Terapis Gigi dan Mulut yaitu meliputi penambalan gigi 1 bidang dan 2
bidang, serta pencabutan gigi non invasif. Apabila ditemukan kasus yang
memerlukan perawatan di luar kompetensi Terapis Gigi dan Mulut, maka pasien
harus dirujuk ke dokter gigi.
Diperlukan pengetahuan dan keahlian dalam setiap intervensi guna memenuhi
kebutuhan pasien. Secara umum dalam implementasi asuhan keperawatan gigi
diperlukan pengetahuan dan keahlian di bidang Etika Profesi, Penggunaan dan
Pemeliharaan Alat Kedokteran Gigi, Pengendalian Infeksi Silang, Sterilisasi dan
lain- lain. Secara khusus diperlukan pengetahuan dan keahlian dalam setiap
tindakan intervensi. Dalam tindakan promotif diperlukan pengetahuan dan keahlian
di bidang Pendidikan Kesehatan Gigi dan Media Komunikasi. Untuk tindakan
preventif diperlukan pengetahuan dan keahlian di bidang Preventive Dentistry dan
Komunikasi Terapeutik. Tindakan kuratif memerlukan pengetahuan dan keahlian di
bidang Penyakit Gigi Mulut, Konservasi, Pencabutan Gigi, Child Management dan
Komunikasi Terapeutik
1. Tindakan Promotif
Menurut Budiharto (2009) dalam Prasko (2011), Pendidikan kesehatan gigi
(Dental Health Education) merupakan salah satu program kesehatan gigi dengan
tujuan menanggulangi masalah kesehatan gigi di Indonesia. Program pendidikan
kesehatan gigi merupakan salah satu program yang harus dilaksanakan Pusat
Kesehatan Masyarakat secara terpadu dengan usaha kesehatan lainnya dan
ditujukan kepada individu.
Menurut Herijulianti, dkk (2001), tujuan utama tindakan penyuluhan adalah
adanya perubahan perilaku dari masyarakat kearah perilaku sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal, tentunya perubahan perilaku yang diharapkan setelah
menerima pendidikan tidak dapat terjadi sekaligus.
Dalam ilmu Pendidikan Kesehatan Gigi (PKG), kita mengenal beberapa
pendekatan dalam penyuluhan. Upaya promotif dalam asuhan rawat inap ini
menggunakan pendekatan keluarga dan pasien. Kepada keluarga yaitu diberikan
memberikan penyuluhan kelurga pasien dan pemberian leaflet/ booklet tentang
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut kepada keluarga pasien. Kepada pasien
diberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut dan
mengajarkan menggosok gigi.

Gambar. Edukasi menggosok gigi pada pasien rawat inap

2. Tindakan Preventif
Ilmu pencegahan penyakit gigi dan mulut dibagi atas 3 (tiga), yaitu
pencegahan primer, sekunder dan tertier.
a. Pencegahan Primer
Adalah pencegahan penyakit dan dengan demikian terjadi apabila kliennya
sehat. ini dapat diarahkan pada masyarakat, kelompok dan individu.
Pencegahan primer diarahkan kepada kelompok kecil atau besar dan
Individu Pencegahan primer untuk kelompok kecil atau besar kebanyakan
merupakan penyuluhan, meskipun dapat juga diambil pengaturan lain yaitu
contohnya flouridasi air minum dan aplikasi fluoride secara individual.
Pencegahan primer untuk individu dapat banyak macamnya, contohnya:
1) keinginan pembatasan makan makanan kecil
2) Pemeriksaan periodik
3) pemberian instruksi tentang kesehatan mulut
4) penghilangan karang gigi dan memoles
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan apabila terjadi kesehatan terganggu dan
meliputi diagnosis dan perawatan dini. Contohnya:
1) Diagnostik Rontgent wing gigi, dilanjutkan perawatan karies permulaan
(lesi bercak putih) dengan jalan aplikasi fluoride lokal, penggunaan
aplikasi topikal casein dan atau instruksi hal membersihkan mulut.
2) Fissure Sealent pada fissure yang telah terlihat berbercak hitam untuk
mencegah karies yang lebih lanjut.
c. Pencegahan Tersier
Kadang-kadang masih dibicarakan tentang pencegahan tersier yang
diartikan pembatasan kerusakan kesehatan dan rehabilitasinya. Contoh
pembatasan kerusakan kesehatan adalah : Pemakaian semen dasar pada
restorasi elemen yang terserang karies Extraksi gigi patah
Tidakan preventif yang dilakukan dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi
rawat inap yaitu membantu/mendampingi pasien rawat inap dalam keadaan sadar
untuk bisa berkumur dan menggosok gigi sampai pasien tersebut bisa
mengerjakan secara mandiri. Dengan tahapan kegiatan:
Keluarga bertugas menyiapkan keperluan atau alat dan bahan berkumur atau

menggosok gigi

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap 25


Operator bertugas sebagai pendamping serta memandu pasien dalam setiap
pelaksanaan tahapan berkumur sambil melakukan penilaian keberhasilan
pasien dalam melakukan setiap tahapnya.
Penilaian dilakukan berdasarkan lembar penilaian yang sudah disediakan.
Setelah pelaksanaan berkumur, dilanjuttkan dengan menggosok gigi. Peran
kelarga dan operator sama saat pelaksanaan berkumur.
Tahap implementasi dilakukan selama minimal dilakukan 2 hari
Setiap harinya operator bertugas melakukan penilaian terhadap ketrampilan
berkumur dan ketrampilan menggosok gigi pada pasien
Adapun Standar Operasional Prosedur Oral Hygiene Pada Pasien Sadar atau
dengan penurunan kesadaran:
NO Tahapan Tindakan

Fase Pre Interaksi


1 lihat catatan keperawatan
2 Persiapkan alat:
▪ Tongue spatel - NaCl 0,9% - Kom kecil
▪ Lidi kapas - Boraks Gliserin - sikat gigi dan pasta
gigi
▪ Bengkok besar - Perlak - gelas berisi air
▪ Deppers - Alas perlak
▪ Pinset/klem - Tisu
3 Cuci tangan
Fase Orientasi
4 Ucapkan salam
5 Jelaskan tujuan dan prosedur dilakukan tindakan serta kontrak waktu
Fase Kerja
6 Atur posisi pasien dengan cara miringkan kepala pasien dan bentangkan perlak
serta alasnya dibawah dagu
7 Letakkan bengkok besar didekat pipi pasien
8 Berikan air kepada pasien untuk berkumur tampung air bekas kumur-kumur
pada bengkok.
9 Berikan sikat gigi yang telah dibubuhi pasta gigi secukupnya.
Berikan kesempatan kepada klien untuk menyikat giginya sampai bersih, jika
telah selesai berikan air bersih untuk berkumur kembali.
Letakkan sikat gigi pada gelas yang telah kosong
(lanjutkan ke langkah no 14)
Pada pasien dengan penurunan kesadaran (tidak mampu menggosok
gigi):
10 Buka mulut pasien, tangan kiri menekan lidah pasien dengan tongue spatel/sudip lidah,
kemudian tangan kanan menjepit deppers dengan pinset, lalu dicelupkan kedalam NaCl
dan diperas sedikit
11 Bersihkan rongga mulut seluruhnya sampai bersih mulai dari Langit-langit,
gigi bagian dalam ke bagian luar, gusi, lidah
12 Apabila pasien mengalami stomatitis oleskan boraks gliserin pada bagian yang
sakit dengan menggunakan lidi kapas
13 Bersihkan bibir dengan deppers yang telah dicelupkan kedalam NaCl
14 Oleskan boraks gliserin secukupnya pada bibir menggunakan lidi kapas
15 Angkat bengkok yang berisi, deppers, lidi kapas , tisu dan pinset yang kotor
16 Bersihkan daerah sekitar mulut dengan tisu
17 Angkat perlak dan alasnya dan letakkan di rak
18 Rapikan pasien
Fase Terminasi
19 Evaluasi respon klien terhadap tindakan
20 - Rapikan alat-alat (membawa ke tempat cucian untuk dibersihkan dan
dikembalikan ke tempat masing-masing)
- cuci tangan
21 Dokumentasikan

3. Tindakan Kuratif
Pengertian Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau
pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
Jenis Kuratif yang sesuai dengan Kompetensi Terapis Gigi dn Mulut adalah:

a. Tindakan Penambalan dengan Attraumatic Restorative Treatment (ART)


prinsip tambalan ART adalah:

1) Menghilangkan lesi karies menggunakan instrumen genggam (hand


instrument);

2) Mengembalikan bentuk kavita menggunakan bahan restorasi yang


menempel pada gigi.

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap 27


b. Tindakan Penambalan Satu Bidang
Penambalan satu bidang adalah penambalan yang dilakukan pada satu
permukaan gigi yang terkena karies. Untuk itu klasifikasi yang digunakan
dalam penentuan karies satu bidang adalah klasifikasi menurut G.V Black,
yaitu: Kelas I : Bagian Oclusal Gigi Molar, Buccal Pit Gigi Molar dan
Foramen Caecum Gigi anterior. Prinsip penambalan satu bidang adalah:
1) menghilangkan lesi karies;
2) mengembalikan bentuk kavita menggunakan bahan restorasi yang
menempel pada gigi.
c. Penambalan dua bidang
Penambalan satu bidang adalah penambalan yang dilakukan pada dua
permukaan gigi yang terkena karies. Untuk itu klasifikasi yang digunakan
dalam penentuan karies satu bidang adalah klasifikasi menurut G.V Black,
yaitu: Kelas II Kavita yang ada pada bagian aproximal gigi posterior dan Kelas
III, yaitu kavita yang terletak pada aproximal gigi anterior.
d. Pencabutan gigi decidui dengan anastesi permukaan (surface anasthesia)
Anda harus dapat mengidentifikasi kasus gigi susu yang memenuhi kriteria
indikasi pencabutan dengan menggunakan anestesi permukaan. Misalnya bila
gigi susu dengan indikasi pencabutan disertai derajat kegoyangan 2, maka obat
anestesi yang digunakan adalah Xylonor Spray, atau Anesthetic Gel. Bila gigi
susu dengan indikasi pencabutan disertai derajat kegoyangan 3 atau 4, maka
dapat digunakan obat anestesi Chloraethyl.
e. Pencabutan Gigi Tetap Akar Tunggal atau Akar dua yang telah terpisah dengan
infiltrasi anasthesia.
Anda harus dapat mengidentifikasi kasus gigi tetap akar tunggal yang
memenuhi kriteria indikasi pencabutan dengan menggunakan anestesi
infiltrasi. Selanjutnya identifikasi keadaan umum pasien sesuai indikasi
pencabutan gigi, sehingga Anda dapat menentukan obat anestesi yang sesuai.

E. Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah
kegiatan yang disengaja dan terus-menerus dengan melibatkan pasien, perawat, dan
anggota tim kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan
dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian
ulang.
Penilaian keperawatan adalah mungukur keberhasilan dari rencana dan
pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan
pasien. Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi
selalu berkaitan dengan tujuan. Apabila dalam penilaian ternyata tujuan tidak
tercapai, maka perlu dicari penyebabnya.
Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktivitas yang direncanakan,
terus menerus, aktifitas yang disengaja dimana klien, keluarga dan perawat serta
tenaga kesehatan professional lainnya menentukan:
1. Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai
2. Keefektifan dari rencana asuhan keperawatan
Setelah seorang Terapis Gigi dan Mulut melakukan seluruh proses keperawatan
gigi dari pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien, seluruh tindakannya
harus didokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi keperawatan gigi
(kartu status pasien).

Evaluasi
1. Jelaskan yang dimaksud dengan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
pasien rawat inap
2. Jelaskan tujuan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pasien rawat inap
3. Jelaskan tahapan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pasien rawat
inap
4. Jelaskan pemeriksaan subjektif dan objektif dalam proses pengkajian
asuhan kesehatan gigi pasien rawat inap
5. Sebutkan diagnosis pada asuhan keperawatan gigi

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap 30


29
Rangkuman
Modul asuhan kesehatan gigi dan mulut pada pasien rawat inap ini
disusun untuk tenaga kesehatan gigi atau terapis gigi dan mulut tentang
konsep dasar asuhan kesehatan gigi dan mulut pada pasien rawat inap dalam
kaitannya untuk meningkatkan peran serta tenaga kesehatan gigi dan mulut
dalam penyelenggaraan upaya promotif dan preventif dalam bidang
kesehatan gigi, terutama yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan
pasien rawat inap dalam peningkatan pengetahuan pemeliharan kesehatan
gigi dan peningkatan kemampuan dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan
mulutnya. Metode pembelajaran untuk modul ini menggunakan ceramah dan
tanya jawab, simulasi dan latihan, selanjutnya setelah mempelajari modul ini
mahasiswa diharapkan melakukan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada
pasien rawat inap.

Daftar Pustaka
Darby M.L., dan Walsh, M., 2014, Dental Hygiene; Theory and Practice,
Elsevier
Diyah., Gultom, E. 2018. Konsep Dasar Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut
Individu. Pusat Pendidikan SDM Kesehatan RI
Herijulianti, E., Indriani, T.S., Artini, S., 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi.
Jakarta : EGC.
Kasiati., Ni WD. Rosmalawati., 2018. Kebutuhan Dasar Manusia I. Pusat
Pendidikan SDM Kesehatan RI
Kemenkes, 2014, Buku Rekam Medik Kedokteran Gigi, Jakarta
Mardelita, Sisca., Sulur, J. Sukendro., Ita A. Karmawati., 2018. Pelayanan
Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Individu. Pusat Pendidikan SDM
Kesehatan RI
Potter & Perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik, Jakarta: EGC
Prasko, 2011. Pengertian dan Tujuan Penyuluhan Kesehatan Gigi [Internet].
Available from: http://prasko17.blogspot.co.id/2011/08/pengertian-dan-
tujuan-penyuluhan.html, diunduh 17 Februari 2018.
Wyche, C.J., 2011. Terapis Gigi dan Mulut Diagnosis and Care Planning
KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA I Tanggal :
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI Nomor :
Pemeriksa :
Jl. Wijaya Kusuma Raya No. 47-48 Cilandak Jakarta Selatan
Pembimbing :

KARTU PEMERIKSAAN PASIEN

Nama Pasien : Nomor Kartu :


Tanggal Lahir/Umur : Thn Tanggal/Jam Berobat :
Jenis Kelamin : L/P Nama Kepala Keluarga :
Alamat : Jenis Pembayaran : AS/Umum/Jamkesmas/KG

A. KELUHAN UTAMA/ALASAN MASUK RS


..........................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................
B. PEMERIKSAAN FISIK
0
Tekanan darah mmHg, Nadi Kali/menit, Suhu C, Respirasi kali/menit, BB Kg, TB Cm
Kesadaran: kompos mentis / apatis / somnolen / stupor / coma (lingkari yang sesuai)

C. SCREENING NYERI

Skor nyeri....., Durasi nyeri .....


Frekuensi nyeri.....
Karakter nyeri: terbakar / tertusuk/
tumpul/ tertekan/berat / tajam/ kram

D. RIWAYAT KESEHATAN UMUM (lingkari yang sesuai)

Pertanyaan Ya Tidak
Memiliki penyakit sistemik (Hipertensi, Jantung, Diabetes, Kanker, Kelainan darah, Hepatitis,
Asma, TBC, lainnya........................)
Penggunaan obat-obatan rutin/ kemoterapi/ terapi radiasi, medikasi hyposalivary, lainnya)
Kebiasaan mengkonsumsi: alkohol, merokok, narkoba, lainnya)
Riwayat alergi: makanan, obat-obatan, obat yang disuntikan, cuaca, dll
Pertimbangan hormonal (kehamilan, manopause, lainnya)
Penurunan berat badan selama 1-3 bulan terakhir
Asupan makan berkurang karena tidak nafsu makan

E. RIWAYAT KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Pertanyaan Ya Tidak
Konsumsi 1-3 kali makanan/minuman manis per hari ( kue, biskuit, coklat, permen, juice,
minuman karbonasi/non karbonasi, teh/kopi, sirup, lainnya ........... )
Mengkonsumsi makanan yang berserat dalam menu harian
Kebiasaan merokok, narkoba, lainnya ................
Menyikat gigi menggunakan pasta gigi berfluoride minimal 1x sehari
Menyikat gigi menggunakan pasta gigi berflouride minimal 2x sehari
Memiliki kebiasaan buruk bruxism, mengigit kuku/pensil, menyimpan makanan dalam waktu yang
lama, mengunyah satu sisi
Melakukan Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut < 6 bulan yang lalu
Melakukan Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut 1 thn yang lalu
Melakukan Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut > 1 thn
Mengalami kecemasan pada saat pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
Memiliki kepercayaan diri terhadap kesehatan gigi dan mulut

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Rawat Inap


F. PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL

a. Muka : Simetris/ tidak simetris


b. Kelenjar limpe : Kanan Kiri
Teraba / Tidak Teraba Teraba / Tidak Teraba
Keras / Lunak Keras / Lunak
Sakit / Tidak Sakit Sakit / Tidak Sakit

G. PEMERIKSAAN INTRA ORAL


1. Status Kebersihan Gigi dan Mulut/OHI-S
Debris Calculus
Skor
16 11 26 Gigi Indeks RA 16 11 26
46 31 36 Gigi Indeks RB 46 31 36
Skor

DI CI OHI-S Kriteria OHI-S

B/S/K

2. Pemeriksaan Jaringan Keras Gigi

11 [51] 21 [61]
12 [52] 22 [62]
13 [53] 23 [63]
14 [54] 24 [64]
15 [55] 25 [65]
16 26
17 27
18 28

48 38
47 37
46 36
45 [85] 35 [75]
44 [84] 34 [74]
43 [83] 33 [73]
42 [82] 32 [72]
41 [81] 31 [71]

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Rawat Inap


SINGKATAN TAMBAHAN :
imv = Impacted Visible gif = GIC/ Silika px = Implan
dia = Diastema inl = Inlay abu = Abutment
att = Atrisi mpc = Metal Porcelain Crown frd = Partial Denture
abr = Abrasi gmc = Gold Metal Crown fld = Full denture

Pemeriksaan Gigi Geligi


Inspeksi
Gigi Thermis Sondasi Perkusi Palpasi Mobilitas Masalah
(Kedalaman&Lokasi)

Occlusi : Normal bite / Cross bite / Steep bite


Lain-lain :D: M: F: DMF-T = ….
d: e : f : def-t = ….
3. Pemeriksaan Mukosa Mulut
1) Lidah : ..........................................
2) Pipi : ..........................................
3) Bibir : ..........................................
4) Palatum : ..........................................
5) Gusi : ..........................................

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Rawat Inap


H. DIAGNOSA KESEHATAN GIGI DAN MULUT

ELEMEN/
REGIO DIAGNOSA KESEHATAN GIGI DAN MULUT KEMUNGKINAN PENYEBAB

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Rawat Inap


I. PERENCANAAN INTERVENSI

Tanggal Upaya Promotif Indikator

Tanggal Upaya Preventif Indikator

Tanggal Upaya Kuratif Indikator

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Rawat Inap


J. IMPLEMENTASI & EVALUASI KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Perawatan Klinis Data

Kolaborasi

Mandiri
Preventif perawatan gigi
Kuratif sederhana
Debridement
Irigasi
Perawatan luka
Buka jahitan

Konseling Kesehatan Gigi


&Mulut (Promotif)
Penkes kesehatan
gigi&mulut
Demosntrasi menggosok gigi
Penkes diet & nutrisi
Penkes pra operasi
Penkes pasca operasi

Pencegahan Kesehatan Gigi


&Mulut (Preventif)
Oral hygiene selama
perawatan
Berkumur setelah makan
Scalling
Fissure sealant
TAF
Evaluasi
Nyeri
Status Oral Higiene
Kemampuan berkumur
Keterampilan Gosgi
Perilaku kesehatan gigi dan
mulut
Intervensi kesehatan gigi dan
mulut
Pengkaji dan paraf

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai