Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM 5

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP KULTIVASI MIKROORGANISME


Nama : Jilan Nuriyah Hasanati Dosen : -Arina Findo Sari, M.Si
NIM : 11180950000102 - Remila Selvany, M.Si
Kelas/Kelompok : 3C2/ 2 Asisten Lab. : - Indah Mutiara Fadhillah
Hari, Tanggal : Selasa, 19-11-2019 - Aprilia Firdausya
- Mailani
Tabel 1. Hasil pengamatan pengaruh lingkungan terhadap kultivasi mikroorganisme
Berbagai macam Jenis Hasil Pengamatan
No factor Lingkungan mikroorganisme Foto keterangan
1. Suhu Escherichia coli

Hari ke 2

Suhu 5oC = tidak


ada
pertumbuhan

Gambar . Pengaruh suhu


5oC hari ke 2 ( Sumber :
Dok, kel 1C1. 2019)

Hari ke 2

Suhu 25oC =
tidak ada
pertumbuhan

Gambar . Pengaruh suhu


25oC hari ke 2
( Sumber : Dok, kel 1C1.
2019)
Hari ke 2

Suhu 37oC =
tidak ada
pertumbuhan

Gambar . Pengaruh suhu


37oC hari ke 2
( Sumber : Dok, kel 1C1.
2019)

Hari ke 2

Suhu 55oC =
tidak ada
pertumbuhan

Gambar . Pengaruh suhu


55oC hari ke 2 Hari ke 7
( Sumber : Dok, kel 1C1.
2019) Suhu 5oC = tidak
ada
pertumbuhan

Gambar. Pengaruh suhu 5


o
C hari ke 7 (Sumber : Dok,
kel 1C1. 2019)
Hari ke 7

Suhu 25oC =
tidak ada
pertumbuhan

Gambar. Pengaruh suhu 25


o
C hari ke 7 (Sumber : Dok,
kel 1C1. 2019)

Hari ke 7

Suhu 37 oC =
tidak ada
pertumbuhan

Gambar. Pengaruh suhu 37


o
C hari ke 7 (Sumber : Dok,
kel 1C1. 2019

Hari ke 7

Suhu 55 oC =
tidak ada
pertumbuhan

Gambar. Pengaruh suhu 55


o
C hari ke 7 (Sumber : Dok,
kel 1C1. 2019)
Thermofilik

Hari ke 2

Suhu 5 oC =
tidak ada
pertumbuhan

Gambar . Pengaruh suhu


5oC hari ke 2 ( Sumber : Hari ke 2
Dok, kel 2C1. 2019)
Suhu 25 oC =
tidak ada
pertumbuhan

Gambar . Pengaruh suhu


25oC hari ke 2 ( Sumber :
Dok, kel 2C1. 2019)
Hari ke 2

Suhu 37oC =
tidak ada
pertumbuhan

Gambar . Pengaruh suhu 37


o
C hari ke 2 ( Sumber : Dok,
kel 2C1. 2019
Hari ke 2

Suhu 55oC =
tidak ada
pertumbuhan

Gambar . Pengaruh suhu 37


o
C hari ke 2 ( Sumber : Dok,
kel 2C1. 2019

Hari ke 7

Suhu 5oC = tidak


ada
pertumbuhan

Gambar . Pengaruh suhu


5oC hari ke 7 ( Sumber :
Dok, kel 2C1. 2019)

Hari ke 7
Suhu 25oC =
tidak ada
pertumbuhan

Gambar . Pengaruh suhu


25oC hari ke 7 ( Sumber :
Dok, kel 2C1. 2019
Hari ke 7

Suhu 37oC =
tidak ada
pertumbuhan

Gambar . Pengaruh suhu


37oC hari ke 7 ( Sumber :
Dok, kel 2C1. 2019)

Hari ke 7

Suhu 55oC =
tidak ada
pertumbuhan

Gambar . Pengaruh suhu


55oC hari ke 7 ( Sumber :
Dok, kel 2C1. 2019)

2. Media duferensial Streptococcus


aureus

a. Mc concey Escherichia Mc Conkey


coli- S. aureus :
tumbuh
Salmonella
thypii E. coli : tumbuh

S. thypii :
tumbuh
Gambar . Media Mc.
Conkey (Sumber : Dok. Kel
3C1, 2019)
MSA
b. MSA S. aureus :
tumbuh

E. coli : tidak
tumbuh

S. thypii : tidak
tumbuh

Gambar . Media MSA


( Sumber : Dok, Kel 4C1,
2019)
SSA
c. SSA
S. aureus : tidak
kontam

E. coli : tidak
kontam

S. thypii :tidak
kontam

Gambar . Media
SSA( Sumber : Dok, Kel
1C2, 2019)

3. pH S. cohnii
Hari ke 2
pH 5 : -- (Tidak
tumbuh)

Gambar . Pengaruh pH 5
( Sumber : Dok, Kel 2C2,
2019)
Hari ke 2
pH 7 : +++ ( luar
biasa)

Gambar . Pengaruh pH 7
( Sumber : Dok, Kel 2C2,
2019)

Hari ke 2
pH 9 : +
( sedikit )

Gambar . Pengaruh pH 9
( Sumber : Dok, Kel 2C2,
2019)

Hari ke 3
pH 7 : +++( luar
biasa)

Gambar . Pengaruh pH 7
( Sumber : Dok, Kel 2C2,
2019)
Hari ke 3
pH 7 : +
( sedikit )

Gambar . Pengaruh pH 9
( Sumber : Dok, Kel 2C2,
2019)

Aspergilus
Hari ke 3
oryzae pH 5 : --(tidak
tumbuh)

Gambar . Pengaruh pH 5
( Sumber : Dok, Kel 2C2,
2019)

Hari ke 3
pH 5 : ++ (baik)
pH 7: +++ (luar
biasa)
pH 9 : +
(sedikit)

Gambar . Pengaruh pH 5,
7,9. ( Sumber : Dok, Kel
2C2, 2019)
Hari ke 7
pH 5 : +
(sedikit)

Gambar . Pengaruh pH 5
( Sumber : Dok, Kel 3C2,
2019)

Hari ke 7
pH 7 : +++ (luar
biasa)

Gambar . Pengaruh pH 7
( Sumber : Dok, Kel 3C2,
2019 )

Hari ke 7
pH 9 : ++ (baik)

Gambar . Pengaruh pH 9
( Sumber : Dok, Kel 3C2,
2019)
4. Sinar UV
Escherichia coli
Tumbuh bakteri
pada bagian
yang ditutupi
alumunium foil

Gambar . Pengaruh sinar


UV ( Sumber : Dok, Kel
4C2, 2019

PEMBAHASAN
Praktikum kali ini kami akan memaparkan hasil pengamatan yang telah di dapatkan. Factor-
faktor lingkungan tentu saja akan mempengaruhi pertumban dari bakteri itu sendiri. Dan setiap jenis
bakteri memiliki kondisi optimum lingkungan yang berbeda-beda. Pada praktikikum ini bertujuan utuk
agar mahasiswa dapat mengenal berbagai factor lingkungan dan mengetahui pengaruh factor lingkungan
itu terhadap kultivasi bakteri. P
Pertama adalah pengaruh suhu. Perlakuanya adalah dengan mnyediakan media glukosa untuk
dua jenis bakteri yaitu Escherichia coli dan Termofilik, kemudian kami inkubasikan ke dalam suhu yang
berbeda-beda (5 oC, 25 oC, 37 oC, 55 oC).Dari sinilah kita dapat mengetahui suhu optimum yang dimiliki
oleh kedua jenis bakteri tersebut. Berdasarkan hasil yang di dapatkan bakteri E. coli tidak tumbuh pada
berbagai suhu yang diujikan baik pengamatan dihari ke 2 maupun ke 7. Hal ini disebabkan karena pada
saat praktikum untuk bakteri jenis ini digunakan biakan bakteri yang kurang bagus, sehingga tidak
mendapatkan hasil yang sesuai. Berdasarkan jurnal bateri ini sebenarnya memiliki suhu optimum yakni
37ºC. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nuraeni dkk (2000) yang menunjukan bakteri ini dapat
tumbuh dalam suhu 10-45 ºC dengan suhu optimum 37 ºC , bakteri tersebut tergolong dalam bakteri
psychrophilic yang hidup pada suhu rendah yaitu pada suhu 0ºC – 30ºC (Lestari, dkk. 2018). Kemudian
untuk bakteri termofilik, didapatkan hasil bakteri tersebut tidak tumbuh pada berbagai suhu yang
diujikan. Karena spesies dari bekteri tersbeut belum diketahui oleh praktikan. Kami hanya mengetahui
secara umum saja bahwa bakteri tersebut merupakan bakteri termofil. Secara umum bakteri termofilik
mampu bertahan hidup dan berkembang biak pada suhu tinggi, yaitu kandungan enzim dan protein yang
lebih stabil dan tahan terhadap panas, molekul pensintesis protein yang stabil terhadap panas, dan
membran lipid sel termofil mengandung banyak asam lemak jenuh yang membentuk ikatan hidrofobik
yang sangat kuat. Bakteri termofilik (Rahayu, 2014).
Kemudian yang kedua adalah pengaruh dari berbagai macam media diferensial terhadap
beberapa jenis bakteri. Bakteri yang digunakan pada perlakuan ini adalah Streptococcus aureus,
Escherichia coli, Salmonella thypii. perlu diketahui bahwa penggunakan media diferensial ini bertujuan
untuk membedakan mikroorganisme yang satu dengan yang lainnya., karena media ini bersifat spesifik,
artinya dia memiliki ciri khas hanya bakteri tertentu saja yang bisa mengurai salah satu bahan dalam
media. media diferensial yang digunakan adalah Mc conkey, MSA (Manitol Salt Agar), SSA
(Salmonella ShigellaAgar). Berdasarkan hasil yang didapatkan, untuk media Mc concey, semua bakteri
berhasil tumbuh. Berdassarkan teori Media MCA merupakan media yang memiliki senyawa utama
yaitu laktosa, garam empedu, dan merah netral sebagai indikator warna. MCA merupakan medium
kultur yang dirancang untuk menumbuhkan bakteri Gram-negatif dan membedakan mereka
berdasarkan kemampuan memfermentasi laktosa. Media ini berisi garam empedu untuk menghambat
sebagian besar bakteri Gram-positif dengan adanya garam empedu yang akan membentuk kristal violet,
serta pewarna merah netral se bagai pH indikator untuk mengetahui adanya fermentasi laktos
(Holderman, dkk. 2017). Hal itu menunjukkan bahwa media tersebut, hanya dperuntukkan untuk bakteri
gram negative. Sedangkan bakteri yang kita gunakan, yang merupakan bakteri gram negative adalah
Escherichia coli dan Salmonella thypii (Lusbis, 2015). Sementara Streptococcus aureus merupakan
bakter dengan gram positif (Karimela. dkk, 2017). Seharusnya S. aureus tidak tumbuh. Tetapi mungkin
bakteri teramati seakan-akan semua jenis bakteri tumbuh disanan, itu karena bakteri yang tumbuh
tkemungkinan bergeser ke kuadran yang lain. Sehingga seolah-olah S. aureus ikut tumbuh.

Kemudian untuk media diferensial , MSA (Manitol Salt Agar), yang tumbuh adalah bakteri
S.aureus. hal ini sesuai dengan teori, yang menyatakan bahwa Staphyllococcus aureus positif tumbuh
pada media MSA, media dan koloni berwarna kuning karena terjadi fermentasi manitol menjadi asam.
Produk yang dihasilkan bakteri ini adalah asam organik yang mengubah indikator pH di MSA, merubah
warna merah media MSA menjadi kuning cerah. Media MSA mengandung konsentrasi garam NaCl
yang tinggi (7,5%-10%) sehingga membuat MSA menjadi media selektif untuk Micrococcaceae dan
Staphylococcus, karena tingkat NaCl yang tingg menghambat bakteri yang lain tumbuh (Rahmi, dkk.
2015).

Kemudian ada media diferensial SSA (Salmonella Sghigella Agar). Salmonella-Shigella agar
adalah media selektif yang digunakan untuk memisahkan bakteri Salmonella dan Shigella (Rahmiati,
2016). Berdasarkan pernyataan tersebut, pastinya yang tumbuh adalah bakteri Salmonella. Salmonella
sp. akan tumbuh pada media SSA, yang ditandai denagn berbentuk bulat, elevasinya cembung dengan
pinggiran rata, adanya perubahan warna media, yaitu kuning pada butt (dasar) dan merah pada slant
(permukaan miring). Perubahan warna tersebut terjadi karena adanya fermentasi glukosa oleh
Salmonella sp. Selain itu, keberadaan bakteri Salmonella sp. juga ditandai dengan pembentukan ruang
udara di bawah medium sehingga medium akan terangkat ke atas (Novita, dkk. 2019). Hasil yang
didaptkan pun sesuai yang ditandai dengan perubahan warna pada media.

Kemudian yang ketiga adalah uji pengaruh pH. Pada perlakuan kali ini kami menggunakan dua
jenis mikroorganisme yakni S. cohnii dan Aspergilus oryzae. Untuk S. cohnii kami menggunakan media
NB, dengan pH berturut-turut 5,7,9. Didapatkan hasil. Setelah hari ke 2 pertumbuhan yang paling
banyak berada pada ph 7. Ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut memiliki pH optimun yang demikian.
Begitu pun disaat pengamatan pada hari ke 3, pertumbuhan terbanyak ada di pH 7, sedangkan ph 5 tidak
tumbuh sama sekali, pH 9 tumbuh tapi hanya sedikit. Bisa kita golongkan bahwa bakteri ini merupakan
bakteri neurofil. Perlu diketahui juga kebanyakan mikrooragnisme itu tumbuh pada kisaran pH 6,0-8,0
Aini,2015). Kemudian mikrooraganisme kedua adalah Aspergilus oryzae denagn menggunakan media
MEB, dengan PH berturut-turut 5,7,9. Hasil yang didapatkan juga sama, bahwa pertumbuhan
terbanayak ada pada pH KE 7.Sebagaimana dinyatakan bahwa spergillus niger dan N. sitophila
memiliki aktivitas optimum pada pH 6-7 (Kanti, 2017). Walaupun pernyataan tersebut aspergillus ini
berbeda spesies namun masih sati genus, hal ini bisa menjadi bukti bahwa. Genus tersebut memiliki
kisaran pH optimum demikian. Untuk pH 5 hari ketiga fungi tersebut bertumbuh namun tidak sebanyak
di pH 7. Namun di hari ke 7 ph 5 ini terjadi penurunanan pertumbuhan bakteri. Perlu diketahui bahwa
Salah satu fungi yang banyak dilaporkan menghasilkan enzim fitase adalah Aspergillus sp. Perlu yang
telah dilaporkan mempunyai rentang aktivitas fitase pada kondisi pH 2,5-5,0 (Kanti, 2017). Kemudian
untuk pH 9 tetap ada pertumbuhan namun tidak sebanyak pertumbuhan pada ph 7 baik dihari ke 3
maupun hari ke 7.

Pengujian yang keempat ada, dengan mengguna sinar UV. Radiasi ultraviolet merupakan suatu
sumber energi yang mempunyai kemampuan untuk melakukan penetrasi ke dinding sel mikroorganisme
dan mengubah komposisi asam nukleatnya. Absorbsi ultraviolet oleh DNA ( atau RNA pada beberapa
virus) dapat menyebabkan mikroorganisme tersebut tidak mampu melakukan replikasi akibat
pembentukan ikatan rangkap dua pada molekul-molekul pirimidin (Snider et al, 1991 dalam
Cahyonugroho 2010). Pada perlakuan kali ini kami menggunakan media NB dengan metode pour plate,
bakteri yang digunakan adalah E. Coli.dengan waktui pemaparan sinar UV selama 1-2 jam Berdasarkan
hasil pengamatan bahwa bakteri e.coli yang tertutup dengan alumunium foil, radiasi sinar ultra violet
tidak terkena pada bagian tertutup tersebut. Dari sini kita menyimpulkan bahwa sinar UV dapat
mempengaruhi kultivasi dari bakteri tersebut. Sel yang tidak mampu melakukan replikasi akan
kehilangan sifat patogenitasnya. Radiasi ultraviolet yang diabsorbsi oleh protein pada membran sel akan
menyebabkan kerusakan membran sel dan kematian sel.

KESIMPULAN

Berbagai factor lingkungan akan mempengaruhi kultivasi mikroorganisme yakni beruapa suhu,
Ph, kandungan media, radiasa sinar UV, dan lainl lain. Pengaaruh-pengaruh tersebut dapat ditandai
dengan perubahan-perubahan fisik yang terjadi, seperti perubahan warna, bentuk, dan lain lain.

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Qurotul. 2015. Pengaruh Suhu dan Waktu Pemanasana Terhadap Viabilitas dan Profil Protein
Isolat Staphylococcus aureus Sebagai Bahan Vaksin. [Skripsi]. UIN Maulana Malik Ibrahim

Cahyonugroho Okik Hendriyanto, 2010 : “ pengaruh intensitas sinar ultraviolet dan pengadukan
terhadap reduksi jumlah bakteri e.coli” Progdi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Holderman, dkk. 2017. IDENTIFIKASI BAKTERI PADA PEGANGAN ESKALATOR DI SALAH


SATU PUSAT PERBELANJAAN DI KOTA MANADO. Jurnal Ilmiah Sains. 17 (1).

Karimela, dkk. 2017. KARAKTERISTIK Staphylococcus aureus YANG DI ISOLASI DARI IKAN
ASAP PINEKUHE HASIL OLAHAN TRADISIONAL KABUPATEN SANGIHE. JPHPI.
20(1).

Lestari,dkk. 2018. Pengaruh Suhu Dan Waktu Simpan Terhadap Populasi Total Bakteri, Coliform Dan
Escherichia coli Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Media Sains. 2 (2): 96 – 103

Lubis, Putri. 2015. Identifikasi Bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp Yang Diisolasi Dari Soto
Ayam. [Skripsi]. Universitas Islam Negeri Syarif HIdayatullah Jakarta.
Novita, dkk. 2019. PENGUJIAN SALMONELLA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SSA DAN
E. coli MENGGUNAKAN MEDIA EMBA PADA BAHAN PANGAN. JurnalIndoBio Sains.
1(1).

Rahayu, S. 2014. Isolasi dan karakterisasi Protease Dari Bakteri Sumber Air Panas Tamalantik
Mamasa Sulawesi Barat. [Skripsi]. Universiatas Hasanuddin.

Rahmi, dkk. 2015. IDENTIFIKASI BAKTERI Staphylococcus aureus PADA PREPUTIUM DAN
VAGINA KUDA (Equus caballus). 9(2).

Rahmiati. 2016. ANALISIS BAKTERI SALMONELLA-SHIGELLA PADA KUAH SATE


PEDAGANG KAKI LIMA.Jurnal BIologi Lingkungan, Industri, dan Kesehatan. 3(1).

LAMPIRAN

1. . Sebutkan pengelompokan bakteri berdasarkan kisaran temperatur optimum pertumbuhan nya!

Jawab: - Bakteri psikrofilik, yaitu bakteri yang tumbuh optimum pada suhu 0 -30o - Bakteri
mesofilik, yaitu bakteri yang tumbuh optimum pada suhu 25o- 37o - Bakteri thermofilik, yaitu
bakteri yang tumbuh optimum pada suhu 55o- 65o 2.

2. Sebutkan nutrisi yang dikandung oleh ekstrak khamir dan tripton!


- Khamir : glukosa, fruktosa, maltose, ribose, alcohol, asam organic, dan ekstrak malt
- -Tripton ; kasein, bungkil kedelai, glukosa, sodium klorida, dipottasium fosfat, soytone,
natrium klorida.

Anda mungkin juga menyukai