Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

INDONESIA NEGARA DEMOKRASI


BERDASARKAN PANCASILA
Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pancasila Semester 1

Dosen Pengampu : Agustianda, M. Pem. I

Disusun Oleh :

Kelompok VI

Surya Dina Harahap (0403202076)

Muhammad Umair (0403202039)

Tri Islaila (0403202062)

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


MEDAN

T.A. 2020/2021

1
Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim, Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah banyak memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat
beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada jungjunan kita, pemimpin akhir zaman yang
sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW. “ Indonesia Negara
Demokrasi Berdasarkan Pancasila” ini sengaja di bahas karena sangat penting untuk kita
khususnya sebagai mahasiswa.

Selanjutnya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini dengan
tepat waktu. Tidak lupa juga kepada bapak dosen dan teman-teman yang lain untuk
memberikan sarannya kepada kami agar penyusunan makalah ini lebih baik lagi.

Demikian, semoga makalah dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan


umumnya semua yang membaca makalah ini, dan kami berharap mendapatkan kritikan dan
saran dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan dan sebagai pelajaran bagi kami untuk
kedepannya.

Medan, 5 Februari 2021

Kelompok XI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1


B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Dan Manfaat..................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN

1. Demokrasi Pancasila : Demokrasi Filsafat...................................................2


2. Perinsip Demokrasi Pancasila dan Penerapannya.........................................4
3. Perumusan Demokrasi Pancasila dan Tantangannya....................................8

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbicara mengenai demokrasi, ada semboyan yang tidak pernah lepas dari makna
demokrasi itu sendiri, yaitu “dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Demokrasi tidak
ubahnya menjadi trend dalam berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara di hampir
seluruh negara di dunia. Di Indonesia sendiri kalau kita kemudian berbicara mengenai
demokrasi, maka yang paling kita ingat tentunya peristiwa tahun 1998 ketika mahasiswa
berhasil menjatuhkan kepemimpnan orde baru demi mewujudkan reformasi dalam berbagai
hal agar timbul lingkungan yang betul-betul demokratis dalam bangsa Indonesia itu sendiri.
Berbagai perubahan terjadi setelah peristiwa tersebut yang nampak hingga saat ini adalah
adanya kebebasan berpendapat yang pada waktu zaman orde baru sangat dikekang.
Demokrasi tidak ubahnya pembuka keran baru dalam proses perkembangan Indonesia
dalam berbagai bidang vital kehidupan mulai dari ekonomi, budaya, politik, ekonomi dan
lain-lain.
Namun apa sebenarnya demokrasi itu sendiri secara harfiah. Istilah “Demokrasi”
berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara
tersebut dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan
hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu,
dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan
sistem “demokrasi” di banyak negara.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana demokrasi pancasila di Indonseia?

2. Apa saja Prinsip demokrasi pancasila dan penerapannya?

3. Apa saja Perumusan demokrasi pancasila dan tantangannya?

C. Tujuan Dan Manfaat

1. Memahami demokrasi pancasila di Indonseia

2. Mengetahui Prinsip demokrasi pancasila dan penerapannya

3. Mengetahui Perumusan demokrasi pancasila dan tantangannya

1
BAB II

PEMBAHASAN

Demokrasi Pancasila : Demokrasi Indonesia

Indonesia yang sudah kita kenal dengan sebutan negara yang berlandaskan
demokrasi sebenarnya memiliki model demokrasi yaitu demokrasi pancasila.

Dikemukakan beberapa pengertian demokrasi pancasila. Diantaranya oleh ahli


tata negara di Indonesia, Prof. Dardji Darmodihardjo, S.H bahwa pengertian
demokrasi pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan
falsafah hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-
ketentuan seperti dalam pembukaan UUD 1945.

Prof. Dr. Drs. Notonagoro,S.H. juga mengemukakan pengertian demokrasi


pancasila sebagai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang
berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan yang
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Berdasarkan definisi demokrasi pancasila, setidaknya ada 6 hal yang menjadi


indikator daridemokrasipancasilayakni:

1. Norma

Demokrasi Pancasila merupakan aturan atau norma yang mengatur


penyelenggaraan kedaulatan rakyat dan penyelenggaraan pemerintahan negara, baik
dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, bagi
setiap warga negara Republik Indonesia.

2. Kekeluargaan dan Gotong Royong

2
Demokrasi Pancasila terkandung unsur-unsur untuk berkesadaran religius,
berdasarkan kebenaran, kecintaan serta budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia,
dan berkesinambungan.

3. Mengakui Kebebasan Individu

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengakui kebebasan individu.


Namun, sifatnya tidak mutlak karena pelaksanaannya harus diselaraskan dengan
tanggung jawab sosial dalam masyarakat.

4. Sistem Pengorganisasian Negara

Demokrasi Pancasila adalah sebuah sistem pengorganisasian negara. Dalam hal


ini dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat.

5. Cita-Cita Universal

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang memiliki cita-cita universal.


Dipadukan dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai semangat
kekeluargaan sehingga pelaksanaannya tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas.
Ciri-cirinya (Idris Israil, 2005:52-53) yaitu:
 Kedaulatan ada di tangan rakyat.
 Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong.
 Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
 Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.
 Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban.
 Menghargai hak asasi manusia.
 Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan disalurkan
melalui wakil-wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan
pemogokan karena merugikan semua pihak.

3
 Pemilu dilaksanakan secara luber.
 Tidak menganut sistem monopartai.
 Mengandung sistem mengambang.
 Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.

Prinsip Demokrasi Pancasila dan Penerapannya

Prinsip demokrasi pancasila ini sendiri tertuang dalam Batang Tubuh UUD 1945
berdasarkan tujuh prinsip atau sendi pokok, yaitu sebagai berikut :

1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum

Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka
(Machsstaat). Ini berarti baik pemerintah maupun lembaga-lembaga negara lainnya dalam
melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan tindakannya bagi rakyat harus
ada landasan hukumnya. Persamaan kedudukan dalam hukum bagi semua warga negara harus
tercermin di dalamnya.

2. Indonesia menganut sistem konstitusional

Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih menegaskan bahwa
pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan
konstitusi, di samping oleh ketentuan-ketentuan hukum lainnya yang merupakan pokok
konstitusional, seperti TAP MPR dan Undang-undang.

3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan negara yang


tertinggi

4
Seperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa
(kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR.
Dengan demikian, MPR adalah lembaga negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat
Indonesia.

4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis


Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi. Presiden selain
diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan bertanggung jawab kepada majelis. Presiden
adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR.

5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan mandat
(kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling bekerja sama
dalam pembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk mengesahkan undang-undang,
presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislatif ialah hak
inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.

6. Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab
kepada DPR

Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri negara. Menteri
ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden. Berdasarkan hal tersebut,
berarti sistem kabinet kita adalah kabinet kepresidenan/presidensil.

Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan pegawai
tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya berada di

5
bawah koordinasi presiden.

7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas

Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya kekuasaan
tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR. Kedudukan DPR
kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR merangkap
menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden.

Melihat bagaimana sebenarnya prinsip dari demokrasi pancasila itu sendiri, maka perlu ditinjau
lebih lanjut bagaimana penerapannya di Indonesia sebagai falsafah dasar kehidupan
berbangsa bernegara, penulis membaginya dengan model periodisasi waktu untuk melihat
sejarah penerapan batang tubuh UUD 1945 tersebut :

1. Tahun 1945 – 1949

Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD ’45 antara lain:


Berubah fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden menjadi badan yang
diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang merupakan wewenang MPR.
Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer berdasarkan usul
BP – KNIP.

2. Tahun 1949 – 1950

Didasarkan pada konstitusi RIS. Pemerintahan yang diterapkan saat itu adalah system
parlementer cabinet semu (Quasy Parlementary). Sistem Pemerintahan yang dianut pada masa
konstitusi RIS bukan kabinet parlementer murni karena dalam sistem parlementer murni,
parlemen mempunyai kedudukan yang sangat menentukan terhadap kekuasaan pemerintah.

6
3. Tahun 1950 – 1959

Landasannya adalah UUD ’50 pengganti konstitusi RIS ’49. Sistem Pemerintahan yang dianut
adalah parlementer cabinet dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu. Ciri-ciri:
Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
Presiden berhak membubarkan DPR.
Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.

4. Tahun 1959 – 1966 (Demokrasi Terpimpin)

Presiden mempunyai kekuasaan mutlak dan dijadikannya alat untuk melenyapkan kekuasaan-
kekuasaan yang menghalanginya sehingga nasib parpol ditentukan oleh presiden (10 parpol
yang diakui). Tidak ada kebebasan mengeluarkan pendapat.

5. Tahun 1966 – 1998

Orde baru pimpinan Soeharto lahir dengan tekad untuk melakukan koreksi terpimpin pada era
orde lama. Namun lama kelamaan banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Soeharto
mundur pada 21 Mei ’98.

6. Tahun 1998 – Sekarang (Reformasi)

Pelaksanaan demokrasi pancasila pada era reformasi telah banyak memberikan ruang gerak pada
parpol maupun DPR untuk mengawasi pemerintah secara kritis dan dibenarkan untuk unjuk
rasa.

Jadi data dilihat perbedaan model pemerintahan selama demokrasi pancasila berlangsung di

7
negara Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa perbedaan sistem Pemerintahan menurut UUD
’45 sebelum diamandemen:

 Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR.

 DPR sebagai pembuat UU.

 Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan.

 DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan.

 MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan.

 BPK pengaudit keuangan.

 Dan sistem Pemerintahan setelah amandemen (1999 – 2002)

 MPR bukan lembaga tertinggi lagi.

 Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang dipilih oleh
rakyat.

 Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.

 Presiden tidak dapat membubarkan DPR.

 Kekuasaan Legislatif lebih dominan.

Perumusan Demokrasi Pancasila dan Tantangannya


Tercatat beberapa hal terkait perumusan demokrasi pancasila yang dikutip dari berbagai sumber:

1. Bidang Ekonomi

Demokrasi ekonomi sesuai dengan azas-azas yang menjiwai ketentuan-ketentuan mengenai


ekonomi dalam Undang-undang Dasar 1945 yang pada hakekatnya, berarti kehidupan yang
layak bagi semua warga negara, yang antara lain mencakup :
Pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan keuangan negara
Koperasi
Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum dalam penggunaannya

8
Peranan pemerintah yang bersifat pembina, penunjuk jalan serta pelindung.

2. Musyawarah Nasional III Persahi : The Rule of Law, Desember 1966

Azas negara hukum Pancasila mengandung prinsip:


Pengakuan dan perlindungan hak azasi yang mengandung persamaan dalam bidang politik,
hukum, sosial, ekonomi, kultural dan pendidikan.
Peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak terpengaruh oleh sesuatu kekuasaan/kekuatan lain
apapun.
Jaminan kepastian hukum dalam semua persoalan. Yang dimaksudkan kepastian hukum yaitu
jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat dipahami, dapat dilaksanakan dan aman dalam
melaksanakannya.

3. Symposium Hak-hak Azasi Manusia, Juni 1967

Demokrasi Pancasila, dalam arti demokrasi yang bentuk-bentuk penerapannya sesuai dengan
kenyataan dan cita-cita masyarakat kita, setelah sebagai akibat rezim Nasakom sangat
menderita dan menjadi kabur, lebih memerlukan pembinaan daripada pembatasan sehingga
menjadi suatu political culturea yang penuh vitalitas.

Berhubung dengan keharusan kita di tahun-tahun mendatang untuk mengembangkan a rapidly


expanding economy, maka diperlukan juga secara mutlak pembebasan dinamika yang
terdapat dalam masyarakat dari kekuatan-kekuatan yang mendukung Pancasila. Oleh karena
itu diperlukan kebebasan berpolitik sebesar mungkin. Persoalan hak-hak azasi manusia dalam
kehidupan kepartaian untuk tahun-tahun mendatang harus ditinjau dalam rangka keharusan
kita untuk mencapai keseimbangan yang wajar di antara 3 hal, yaitu:
Adanya pemerintah yang mempunyai cukup kekuasaan dan kewibawaan.
Adanya kebebasan yang sebesar-besarnya.
Perlunya untuk membina suatu rapidly expanding economy

9
Perumusan demokrasi pancasila di atas setidaknya merupakan tujuan dari demokrasi pancasila
dalam berbagai bidang yang bersentuhan langsung dengan rakyat Indonesia. Namun melihat
berbagai realitas dalam kehidupan masyarakat muncul persinggungan dan tension yang tidak
sesuai yang terkadang memunculkan rasa pesimisme, namun kita sebagai bangsa yang baik
harus tetap memupuk semangat optimism untuk kehidupan bangsa yang lebih baik.

BAB III

10
PENUTUP

A. Kesimpulan

Demokrasi pancasila diartikan sebagai demokrasi yang bersumber pada kepribadian


dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang ketentuannya diatur oleh UUD 1945 dengan
karakter sebagai berikut:
a. Kedaulatannya ada di tangan rakyat

b. Kekeluargaan dan gotong royong

c. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah mufakat

d. Keselarasan antara hak dan kewajiban

e. Menghargai hak asasi manusia

f. Tidak dikenal namanya dictator mayoritas

g. Mendahulukan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi.

Pada dasarnya prinsip demokrasi pancasila diungkapkan dalam 7 (tujuh) hal yakni:
Indonesia adalah negara hukum, menganut sistem konstitusional, MPR merupkan
pemegang kekuasaan tertinggi, Presiden adalah penyelenggara pemerintahan tertinggi di
bawah MPR, Pengawasan dilakukan oleh DPR, menteri negara adalah pembantu
presiden, dan kekuasaan kepala negara terbatas.

B. Saran

Kami selaku pemakalah menyadari bahwa makalah kami ini masih memiliki banyak
kekurangan dan kami sangat butuh saran dan kritikan dari pembaca terutama dari dosen
membimbing agar kami dapat mengambil pelajaran dan dapat memperbaiki kesalahan kami di
kemudian hari, terimkasih.

11
DAFTAR PUSAKA

https://tipsserbaserbi.blogspot.com/2015/06/contoh-makalah-tentang-demokrasi.html
https://www.gurupendidikan.co.id/demokrasi-pancasila/

12

Anda mungkin juga menyukai