Anda di halaman 1dari 5

DIGITAL MARKERING DI ERA COVID 19

Adapun perubahan yang terjadi selama masa pandemi COVID-19 dan juga setelah setelahnya. Mulai dari
perubahan perilaku seseorang, perubahan sosial, perubahan bisnis, hingga pemerintahan. Untuk
perubahan bisnis sendiri akan mengalami beberapa hal di antaranya;
1. Peningkatan bekerja dari rumah
2. Mengalami percepatan dalam teknologi yang mempromosikannya
3. Ketergantungan yang lebih besar kepada e-commerce di Indonesia
4. Jatuhnya harga ruang komersial 
5. Selain itu, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan para marketer setelah masa pandemi
COVID-19 berakhir dan harus dipertanyakan kepada dirinya sendiri.
6. Apakah marketing yang sedang dijalankan tidak sesuai lagi? apakah sistem marketing otomatis
menghabiskan media dan mengganggu para konsumer?
7. Apakah pemasaran yang akan diluncurkan tidak lagi sesuai? Atau apakah Anda membuat keputusan
oportunisme yang bisa jadi caci-maki para konsumen
8. Apakah Anda mendengarkan pelanggan secara eksplisit dan menyesuaikan tren data yang lebih luas
untuk memastikan komunikasi dan tindakan pemasaran sesuai?
9. Adakah tindakan langsung yang dilakukan adalah demi memenuhi kebutuhan baru mereka dan
bukan karena ingin mengganti aliran produk?
10. Sudahkah Anda mematikan outdoor media dan dialihkan ke home media?
11. Apakah Anda memiliki seorang ‘Brain Trust’ untuk memeriksa kembali apakah pemasaran sudah
sesuai atau terlalu memihak ke suatu kelompok?

Semakin Virus Covid-19 menyebar, semakin banyak bisnis yang menderita. Adanya batasan
keluar rumah dan karantina masing-masing membuat pelanggan semakin terasing. Krisis yang
sedang berlangsung menekan para pebisnis UKM untuk terus bertahan. Ada sebagian bisnis yang
justru meningkat, sedangkan yang lainnya berjuang untuk hanya satu atau dua penjualan. Ini
berarti, Anda sebagai pebisnis harus memikirkan kembali upaya apa yang akan dilakukan agar
membuat bisnis tetap berjalan. Berikut tujuh strategi pemasaran produk UKM yang dapat
dilakukan selama masa krisis.
1. Jangan Hanya Berjualan, Tunjukkan Dukungan

Sebagai seorang pebisnis, pertanyaan paling mendasar di pikiran biasanya“Bagaimana saya


menjual produk lebih banyak?”.   Tapi, alih-alih memikirkan penjualan secara terus menerus,
cobalah pikirkan hal seperti  “bagaimana bisnis saya dapat mendukung pelanggan di tengah
krisis Virus Corona?”.  Kenyataannya, jika Anda hanya berfokus pada keuntungan di tengah
situasi saat ini belum tentu menghasilkan keuntungan pada bisnis Anda. Coba sekali-sekali untuk
menawarkan layanan atau produk Anda kepada pelanggan yang membutuhkan bantuan.
2. Gunakan Topik dan Kata Kunci untuk Penargetan yang Tepat

Virus Corona adalah berita besar. Wajar jika setiap orang membicarakannya. Bahkan pelanggan
mulai mencari sendiri apa itu Virus Corona dan membeli produk sesuai dengan kebutuhan
mereka untuk beberapa minggu kedepan agar melindungi diri dari penularan. Ini menghadirkan
peluang bagi beberapa sektor bisnis seperti layanan kesehatan, produk medis, makanan dan
minuman serta kebutuhan lainnya. 
Dengan menggunakan alat yang tepat, Anda dapat menganalisis data online untuk
mengidentifikasi siapa yang membaca konten tentang Virus Corona dan jenis konten apa yang
mereka baca. Setelah itu, Anda dapat mengelompokkan topik atau kata kunci yang mereka
minati agar bisnis Anda dapat memberikan konten yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
mereka saat ini.
3. Tingkatkan Aplikasi dan Konten Online

Jika bisnis Anda memiliki aplikasi, Anda dapat memaksimalkan fitur dari aplikasi Anda. Fitur
yang dimaksimalkan dapat berupa fitur lama atau fitur baru yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan. Anda juga bisa memasukkan konten yang telah Anda buat dengan mencari topik dan
kata kunci sebelumnya ke dalam aplikasi. Tapi konten yang Anda buat harus tetap relevan
seperti contohnya, ketika Anda berjalan di bisnis kesehatan atau kebugaran, Anda dapat
membuat fitur khusus pelaporan gejala Virus Covid-19 atau Anda dapat membuat konten tentang
olahraga sederhana dan membuat makanan sehat dalam membantu pelanggan memerangi Virus
Corona.
4. Pastikan Keamanan Produk Anda Diperlihatkan saat Promosi Penjualan

Anda perlu memberi perhatian lebih terhadap segala promosi ataupun penjualan yang Anda
tawarkan. Hindari segala kesan negatif yang dapat merusak brand bisnis Anda. Anda dapat juga
memberi video kepada pelanggan bagaimana keamanan dan jaminan produk telah dilakukan. Hal
ini akan membantu mereka semakin percaya bahwa Anda memang meminimalkan segala risiko
penularan Virus Covid-19.
5. Berkomunikasi dengan Pelanggan di Berbagai Media

Jika bisnis Anda saat ini memiliki permintaan tinggi untuk produk tertentu tetapi bisnis  sulit
mendapat stok karena penutupan produksi sementara, keterlambatan logistik atau masalah
lainnya. Anda dapat menginformasikan hal-hal tersebut kepada pelanggan. Berikan informasi
tentang perkiraan waktu pengiriman, beri alasan kenapa produk sampai lebih lambat dari
biasanya dan beri tahu kendala yang Anda alami agar mereka dapat kepastian.
Anda dapat menginformasikan dan menjawab segala keluhan pelanggan di
berbagai platform informasi. Baik itu melalui website, email, media sosial, push
notification maupun pesan dalam aplikasi. Pendekatan semacam ini akan membuat pelanggan
tetap bertahan pada bisnis Anda.
6. Targetkan Pelanggan Setia

Alih-alih Anda berupaya mendapat pelanggan baru, bisnis lebih baik semakin berfokus pada
pelanggan yang pernah bertransaksi dengan bisnis Anda. Pelanggan setia Anda pasti sudah
percaya pada produk yang Anda hasilkan dan mereka akan terus setia meskipun ada sedikit
kendala. Persediaan stok yang cepat habis dan keterlambatan pengiriman akan lebih dimengerti
oleh pelanggan lama dalam menantikan produk UKM Anda.
7. Buat Materi Pemasaran yang Relevan
Dengan mempertimbangkan krisis Virus Corona, memasukkan kata kunci dan visual yang
relevan dengan keadaan sekarang dalam kampanye pemasaran Anda dapat menarik perhatian.
Buat juga materi pemasaran dengan pesan yang bermanfaat agar pelanggan merasa terpikat dan
membeli produk Anda.

Membangun Komunitas Pelanggan Online


Perencanaan strategi marketing pertama yang bisa dilakukan setelah pandemi COVID-19
berakhir yakni membangun komunitas pelanggan online.

Hal ini sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan, karena akan lebih memudahkan para
konsumen untuk melakukan bisnis maupun transaksi dalam pembelian secara online dan tanpa
harus pergi ke offline store, dan kita juga bisa melacak siapa saja yang mengunjungi brand dan
berpartisipasi dengannya.
Konsep yang harus dilakuakan

1. Mengoptimalkan Ekosistem Secara Digital


Ekosistem ekonomi digital Indonesia akan semakin diperkuat dengan adanya ekspansi bisnis
setelah pandemi COVID-19 berakhir. Tren ekosistem ini juga telah bertransformasi dengan
dukungan dari lingkungan dan perilaku para pengguna internet yang berubah selama masa
pandemi. Pastikan Anda melakukan perencanaan pemasaran ini secara kreatif dan inovatif
agar tidak membuat para pelanggan menjadi bosan.

2. Proses Strategi Marketing yang Jelas & Akuntabilitas


Untuk melakukan cara yang ketiga ini, harus diperhatikan juga bawah komunikasi dan
penyampaian harus jelas, tepat, dan konsisten dari pihak brand kepada para audiens dengan
cepat. Selain itu, agar strategi marketing jelas, tentukan juga segmentasi pasar, kenali dan
ketahui kebutuhan para audiens, serta buat konsep dengan matang dan jelas agar mudah
dimengerti. Tak hanya itu saja, ketahui juga tujuan dari strategi pemasaran setelah pandemi
COVID-19 ini, serta dampak yang akan dihasilkan nantinya.

3. Menyajikan Produk dan Layanan yang Inovatif


Tentu Anda harus tahu terlebih dahulu strategi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan para
pelanggan di saat sulit seperti ini, supaya bisa mendapatkan pelanggan baru dan memperkuat
hubungan yang telah terjalin sebelumnya.
Dengan mengembangkan ide-ide yang kreatif dan inovatif, dan memberikan sudut pandang
yang berbeda mampu menjadi unique selling point yang bisa diandalkan dalam bisnis Anda.

Di Tengah Covid-19, Pemasaran Online dan Digital Branding Jadi Pilihan


Dampak pandemi virus corona (Covid-19) sangat terasa di dunia bisnis dan ekonomi. Dalam
waktu yang cukup singkat, pola pemasaran pun berubah terlebih ketika diberlakukan social
distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Pemasar harus putar otak untuk bisa memasarkan produk atau jasa mereka ke konsumen, sebagai
strategi brand bertahan di tengah pandemi virus corona. Para pelaku bisnis mengoptimalkan
pemasaran online dan digital branding sebagai sarana komunikasi dengan target konsumennya.
Baca Juga: Terjun ke Industri Digital, Intip Kisah Sukses Fikri Faizah Bangun Bisnis
Digital Agency
Ads by optAd360
Chairman TRAS N CO Indonesia, Tri Raharjo, menyebut bahwa dampak dari bencana wabah
virus corona memukul banyak sektor bisnis di Indonesia. Beberapa sektor bisnis yang berpotensi
mengalami penurunan penjualan ialah bengkel, restoran, salon, spa, properti, mice, tour & travel,
hotel, transportasi, penerbangan, mal, fashion, dan beberapa sektor bisnis lainnya.
Meski begitu, menurut Tri, ada beberapa sektor bisnis yang berpotensi stabil dan mengalami
kenaikan seperti produk kesehatan yang dibutuhkan saat pandemi, e-commerce, minimarket,
toko sembako, apotek, toko jamu, provider internet, jasa penyedia video conference, aplikasi
belajar dari rumah, dan lainnya.
"Melihat permasalah tersebut, para pelaku brand harus menyikapinya dengan cepat dan tepat
untuk mengubah strategi penjualannya. Diharapkan tidak terjadi drop penjualan yang signifikan
saat diberlakukannya social distancing," kata Tri yang juga menjabat sebagai Chairman
Komunitas Indonesia Brand Network (IBN), Senin (13/4/2020). 
Untuk tetap dapat bertahan di tengah pandemi ini, lanjut Tri, para pelaku brand harus bisa
menyiasatinya. Mulai dari fokus ke pemasaran digital melalui website yang dijadikan e-
commerce, social media, search engine, penjualan melalui marketplace, dan membentuk
tim reseller untuk menjual produknya.
"Karena yang saya lihat, di tengah pandemi virus corona ini ada ancaman sekaligus peluang.
Bagi pemasar, tentunya harus dapat menangkap peluang ini menjadi hal yang mutlak," jelasnya.
Terlebih, kata Tri, saat ini korban PHK atas dampak pandemi ini sudah mencapai lebih dari satu
juta orang. Solusinya bagi korban PHK adalah mencari alternatif lain dengan
menjadi reseller atau penjual dari produk-produk yang dibutuhkan saat masa pandemi ini.
Sementara bagi pemasar, lanjut Tri, mereka dapat melakukan aksi sosial dengan membuka pola
peluang usaha seperti membuka kerja sama reseller, dropship, atau lainnya untuk menjual
produknya secara masif kepada masyarakat.
"Dalam masa pandemi virus corona ini, pemasar harus cepat beradaptasi seiring dengan
diberlakukannya social distancing. Karena sudah pasti sangat memengaruhi perubahan besar
dalam tren perilaku konsumen dalam berbelanja," papar Tri yang juga sebagai pengamat brand.
Pemerintah sendiri telah menetapkan masa bencana darurat Covid-19 hingga 29 Mei 2020
mendatang. Tentunya, para pemasar perlu menyikapinya dengan membuat strategi yang tepat,
baik saat masa pandemi berlangsung maupun setelah pandemi berakhir.
Dalam hal ini, Tri pun memaparkan strategi brand dalam memasarkan produk di tengah wabah
covid-19. Apa saja?
Produk elektronik misalnya. Mereka dapat membuka layanan belanja dari rumah. Begitu juga
bisnis ritel yang menurut Tri dapat membuka layanan pesan delivery untuk dioptimalkan.
Bahkan, ada perusahaan kosmetik yang meluncurkan produk hand sanitizer dan langsung
dipasarkan secara nasional melalui jaringan ritel modern dan marketplace.
"Kalau pemain kuliner saat ini mulai beralih membuat produk ready to eat, ready to
cook, dan ready to drink serta frozen food yang dipasarkan melalui konsep pesan antar,
konsep reseller, dan penjualan melalui marketplace," kata Tri.
Sementara untuk bisnis pendidikan, lanjut Tri, kini telah membuat layanan belajar dari rumah.
Siswa diberi akses untuk belajar dari rumah melalui aplikasi yang memudahkan siswa dalam
belajar. Begitu juga dengan bisnis bengkel yang kini mulai mengembangkan layanan bengkel di
rumah.
Untuk bisnis training, kini bisa langsung beradaptasi dengan membuat pelatihan atau webinar
yang bisa diakses melalui aplikasi video conference. Beberapa brand hotel kini juga telah
mengubah fasilitas kamar hotel sebagai tempat istirahat bagi para tenaga medis dan lain
sebagainya.
"Di tengah pandemi ini, tentunya para pelaku brand harus bijak dalam mengalokasikan
dana campaign-nya. Kreativitas saat branding itu mutlak harus dilakukan, terlebih di saat work
from home seperti ini. Kegiatan branding yang dilakukan pun beragam, mulai dari kegiatan CSR
terkait pandemik virus corona, campaign belanja dari rumah, branding melalui media online,
media sosial, website official, membuat online festival dengan memberikan diskon khusus, dan
lainnya," ungkap Tri.
"Untuk menyukseskan program pemasaran di masa corona ini, principal wajib melakukan
koordinasi secara intens dengan distributor, agen dan jaringan penjualan ritelnya. Hal ini
dilakukan untuk mencapai target yang diharapkan," pungkas Tri.

Anda mungkin juga menyukai