Anda di halaman 1dari 8

9/23/2020 Wabah – Kurungbuka.

com

BERANDA KIRIM TULISAN TIM REDAKSI PENULIS   PENCARIAN 


• • • •

BERANDA WARTA  SASTRA  PIKNIK ESAI RESENSI WAJAH TRIK & TIP KOLOM REDAKSI

Four Seasons Hotel Jakarta

Stay Longer - Third Night Free


Four Seasons Hotels

CARI …

Wabah TERBARU

Diposting oleh Ismail Kusmayadi | Jul 19, 2020 | Cerpen, Featured, SASTRA | 0 
Kunjungi Koramil
0215/Baros, Ini
Pesan Dandim
0602/Serang kepada
Babinsa
Sep 23, 2020

Mata Pelajaran
Sejarah Perlu
Dipertahankan dan
Direvitalisasi
Sep 22, 2020

Dua Program
Prioritas Laz
Harapan Dhuafa di
HUT ke-16
Sep 19, 2020

Laz Harapan Dhuafa


Launching Program
“Gerai Berbagi
Pangan”
Sep 14, 2020
Lelaki paruh baya yang terlihat kumal dan gempal tubuhnya itu sering dipanggil

Parno oleh anak-anak. Entah kenapa anak-anak di kampung itu memanggil lelaki Grand Opening
Rendez-Vous Cafe:
kumal itu sebagai Parno. Yang mereka tahu bahwa si Parno ini adalah orang gila Disambut Hangat
Pengunjung
yang sering duduk di bawah pohon nangka dekat kebun Pak Haji Narto. Mungkin Sep 13, 2020

awalnya lelaki yang berambut gimbal, dengan kumis dan jambangnya yang lebat
membuat anak-anak merasa takut atau paranoid. Akhirnya anak-anak sering
ARSIP
berseloroh, ‘orang gila itu bikin parno’. Akhirnya, dari pembicaraan-pembicaraan

itu muncullah penamaan untuk lelaki itu dengan sebutan Parno. Tetua kampung Pilih Bulan

pun tidak mengetahui dari mana asal lelaki gila itu. Tidak ada catatan atau silsilah

bahwa Parno adalah warga kampung itu.


ADVERTORIAL

Tempat “tinggal” Parno di bawah pohon nangka itu dekat dengan rumah
penduduk. Meskipun awalnya mereka takut, namun orang-orang di kampung itu

bisa menerima kehadirannya meskipun tak pernah bertegur sapa. Sesekali ada

warga yang memberinya makan, cukup menyimpannya di dekat pohon itu dengan 
penuh hati-hati. Ada juga warga yang memberinya pakaian karena Parno

terkadang kelihatan setengan telanjang. Itu pun dengan menyimpannya begitu


saja. Entah bagaimana Parno selalu menghabiskan makanan dan memakai baju

yang diberikan warga. Kalau menghabiskan makanan wajar saja karena instingnya

https://www.kurungbuka.com/wabah/ 1/8
9/23/2020 Wabah – Kurungbuka.com
untuk menyambung hidup mungkin masih ada. Namun untuk mengenakan baju

sendiri, warga kadang heran. Apakah Parno ini benar-benar gila? Sebab, dia bisa

mengenakan pakaian dengan baik tanpa pernah ada warga yang memergokinya.

KATEGORI

Pilih Kategori

KOMENTAR

Four Seasons Hotel Jakarta tjak lan June 20, 2020


on Denyut Muara Siberut
Stay Longer - Third Night Free
ARIP June 13, 2020
Akhir-akhir ini Parno tidak kelihatan berdiam di bawah pohon nangka. Dia pergi on Mengapresiasi Peran Para
Penerjemah Sastra di Ranah
entah ke mana. Di satu sisi warga merasa senang kalau Parno tidak kembali lagi. Siber

Bukan karena takut, tapi karena risih, tidak sedap dipandang mata kalau ada
Harir May 24, 2020
Parno di bawah pohon nangka. Warga dari kampung lain yang baru tahu on Faris Fabregas Asal
Banten Juarai Lomba Tilawah
keberadaan Parno suka memutar balik mengambil jalan yang lain karena takut. dan Tah z Qur’an Se-
Indonesia
Namun, di sisi lain warga pasti merasa kehilangan, sebab selama ada Parno di

sana tingkat pencurian nyaris nol persen. Belakangan diketahui kalau Parno suka

jalan keliling kampung saat tengah malam. Mungkin itulah yang menyebabkan ADVERTORIAL

maling takut menjamah kampung ini.

“Ke mana kira-kira si Parno pergi? Sudah tiga hari tidak kelihatan,” ujar seorang
warga yang hedak ke sawah.

PENULIS
“Oh, iya ya…, saya baru sadar kalau di bawah pohon nangka tadi, si Parno tidak

ada. Biasanya kan dia suka ada di situ,” ujar warga satunya lagi. ABDUL AZIZ RASJID (2)

“Tapi apa peduli kita, kok kita jadi perhatian sama si Parno.” ABDUL SALAM HS (3)

ADE UBAIDIL (1)


“Iya juga ya….”
ADILAH SAFAWATI (2)

***
ADITYA ARDI N. (2)

Pada hari keempat, tiba-tiba saja Parno sudah ada lagi di bawah pohon nangka. AHMAD SUGENG
RIADY (2)
Dia sedang duduk bersandar pada batang pohon. Rimbun daun pohon nangka itu
membuat Parno tidak tersentuh paparan sinar matahari. Sesekali dia meracau AHMAD ZULFAHMI
MUWAFIQ (2)
entah apa yang dibicarakan. Waktu yang lain Parno akan tidur pulas tanpa pernah
memikirkan apakah hari ini dia bisa menemukan makanan atau tidak. Sepertinya ALEXANDER ROBERT
NAINGGOLAN (2)
tidak makan satu minggu pun dia akan tetap kuat bertahan hidup.
ALYA MIFTAHUL
FARIHAH (2)
Ketika pohon nangka itu berbuah, tidak ada warga yang berani memetiknya.

Padahal buah nangka yang dihasilkan adalah yang terenak. Isinya besar-besar, ARDY KRESNA
CRENATA (3)
seratnya jarang, dan rasanya sangat manis. Siapa yang sering menikmati kelezatan

buah nangka itu? Tiada lain adalah si Parno. ARIF YUDISTIRA (2) 
BANDUNG MAWARDI
(4)

BAYU PRATAMA (1)

https://www.kurungbuka.com/wabah/ 2/8
9/23/2020 Wabah – Kurungbuka.com

BENNY ARNAS (1)

ERWIN SETIA (3)

FARIS AL FAISAL (2)

FIRMAN VENAYAKSA
(2)

GOL A GONG (4)

HIZKIA AMBARITA (2)

Keadaan yang sering membuat khawatir warga adalah ketika musim hujan.
IN’AMUL HASAN (2)
Meskipun hujan besar dan angin kencang, si Parno tetap tenang diam di bawah
IRVAN SYAHRIL (2)
pohon itu. Dia seperti tidak pernah merasakan dingin meskipun bajunya basah
kuyup. Dia pun tidak khawatir kena halilintar. Malah, pohon nangka itu seolah ISMAIL KUSMAYADI (2)

melindunginya. Kalau tanah mulai becek karena tergenang air hujan, si Parno akan
KARUNIA HAGANTA (2)
naik ke atas pohon itu, dan duduk bertengger di antara dahan. Meskipun warga
kadang kasihan melihatnya, tetapi tidak ada yang mau untuk membawanya ke KEN HANGGARA (3)

dalam rumah. M. FAUZI SUKRI (2)

M.Z. BILLAL (2)


***

MUHZEN DEN (2)


“Tumben si Parno tidak ke mana-mana,” celetuk Bu Mira yang hendak pergi ke
NONA AKSARA (2)
pasar bersama Bu Susi.

NORRAHMAN ALIF (3)


“Iya. Biasanya dia suka pergi seharian, baru sore hari datang lagi,” sahut Bu Susi.
PUPUT PALIPURING
TYAS (2)
“Sudah hampir dua minggu loh si Parno itu hanya duduk-duduk atau kadang
rebahan seharian. Tidak peduli apakah lapar atau tidak. Kayaknya orang gila tidak RAHMAT HADI (1)

pernah merasa lapar ya,” kata Bu Mira sambil tertawa cekikikan. RENDRA AGUSTA (1)

RIYANA RIZKI (1)

RIZKA NUR LAILY


MUALLIFA (3)

ROYYAN JULIAN (3)

SAFINA AZZAHRAH (1)

SETYANINGSIH (3)

SUHARYO WIDAGDO
(3)

“Kalau kita hanya duduk atau diam berhari-hari di rumah mana tahan ya. Badan
SURYA GEMILANG (2)
serasa dikurung seperti burung dalam sangkar,” timpal Bu Susi.
TEGUH AFANDI (1)

“Iya bener. Nggak kebayang ya kalau kita menghabiskan waktu hanya diam saja di
TJAK S. PARLAN (2)
rumah. Apalagi kalau tidak melakukan apa-apa seperti menunggu kematian saja.”
Mereka pun terus berjalan menuju pasar. TOTO ST RADIK (3)

WIDYANUARI EKO
Anak-anak sudah tidak merasa takut lagi jika lewat ke tempat si Parno berdiam PUTRA (1)

diri. Anak-anak sudah tahu kalau si Parno tidak pernah membuat ulah apalagi
WINANTI RAHAYU
menyakiti atau mengejar anak-anak. INDAH L. (2)

YATNI SETIANINGSIH
Pak RT pun seakan sudah menerima kehadiran si Parno sebagai bagian dari warga (2)

kampung ini. Hanya saja karena tidak waras, si Parno tidak pernah diajak untuk
bergabung melakukan berbagai kegiatan di kampung. Meskipun sempat waktu
pemilihan presiden akan dipaksa datang ke tempat pemungutan suara, namun si
Parno seakan sadar diri bahwa dirinya itu bukan orang waras. Pada hari pemilihan

itu tiba-tiba saja si Parno tidak ada sejak subuh, dan baru kembali lagi menjelas 
sore saat batas waktu pemungutan suara sudah ditutup. Terkadang
ketidakwarasan justru menjadi kewarasan di saat orang-orang merasa diri paling
waras.

https://www.kurungbuka.com/wabah/ 3/8
9/23/2020 Wabah – Kurungbuka.com
***

Sudah satu minggu ini semua warga tiba-tiba panik. Wabah misterius tiba-tiba
menyerang kampung ini. Enah dari mana datangnya, tiba-tiba separuh warga
kampung ini sudah terpapar wabah yang gejalanya aneh. Gejala yang paling
kentara adalah warga menjadi merasa tidak kenal dengan tetangganya, bahkan
dengan keluarganya. Tatapannya kosong dan linglung. Ketika berpapasan di gang,

warga yang terpapar tidak lagi saling menyapa atau bersalaman. Mereka justru
saling menghindar. Tak ada lagi tawa canda atau kongkow-kongkow di bale-bale
depan rumah. Situasi semakin mencekam ketika ada warga yang terpapar
meninggal dunia.

Tajuk tempat warga shalat jumat atau berjamaah pun tiba-tiba sepi. Setiap warga
saling curiga akan menularkan wabah misterius ini. Apalagi jika ada salah seorang
anggota keluarganya diketahui terpapar. Kampung lain pun segera menutup diri
terhadap kedatangan warga dari kampung ini. Warga kampung lain pun tidak

berani lagi datang ke kampung ini karena takut ketularan. Warung-warung di


kampung ini tutup, orang-orang tidak lagi bebas lalu-lalang. Pak RT menyampaikan
pengumuman lewat toa tajuk bahwa semua warga harus mengurung diri di
rumah, apalagi setelah ada warga yang kedua meninggal dunia. Ancaman gagal
panen dan kelaparan benar-benar mengancam jika kepala desa tidak cepat

menyupai bantuan sembako. Itu pun harus disalurkan dengan pengawalan ketat
dari pihak puskesmas dan aparat keamanan.

Minggu kedua wabah kian menjadi. Tercatat sudah 15 warga yang diduga tertular
wabah itu meninggal dunia. Kecemasan, ketakutan, dan bayang-bayang kematian
semakin membuat suasana kampung ini sangat mencekam. Lantunan ayat-ayat
suci samar-samar terdengar dari setiap rumah. Doa-doa dipanjatkan setiap siang
dan malam. Warga menyadari bahwa ternyata manusia itu sangatlah lemah dan

tidak berdaya.

Wajah-wajah warga kampung ini sangat tegang dan stres. Menjalani hidup dengan
penuh tekanan bukanlah sesuatu yang sehat. Dengan memikirkan kerabat dan

tetangga yang terkena wabah atau meninggal dunia karena wabah sama saja
mengundang wabah itu datang merasuki setiap warga. Di tengah kecemasan dan
ketakutan yang memuncak, hanya si Parno yang duduk-duduk tenang. Kadang
rebahan seperti biasanya di bawah pohon nangka.

Si Parno tidak ada menunjukkan gejala tertular wabah misterius ini. Terlebih
selama ini si Parno tidak pernah kontak secara sik dengan warga. Warga selalu
menjaga jarak dengan si Parno karena gila, kumal, gimbal, dan bau. Pada minggu
ketiga wabah misterius ini menyerang warga, Pak RT mulai menyadari bahwa
hanya si Parno lah yang bisa hidup normal. Dia beraktivitas seperti biasanya,

duduk-duduk di bawah pohon nangka, rebahan, meracau sambil melihat daun


yang bergerak ditiup angin, dan kadang bertengger di dahan pohon ketika hujan. 
Ketidaknormalan yang biasa dilakukan Parno itu sekarang malah menjadi sesuatu
yang normal bagi dirinya, di tengah ketidaknormalan aktivitas warga akhir-akhir
ini.

https://www.kurungbuka.com/wabah/ 4/8
9/23/2020 Wabah – Kurungbuka.com
Pak RT pergi menemui si Parno. Pak RT ingin melihat lebih dekat apa yang

dilakukan si Parno selama ini. Siapa tahu Pak RT bisa menemukan cara jitu
menghindari dan mengusir wabah misterius ini dari kampung.

Menambah View Youtube


RajaView.id Marketplace Youtuber dan Penonton Konten

“Hai, Parno! Apa kamu tidak merasa sakit dengan adanya wabah ini? Pegal-pegal
gituh? Atau mual dan pusing?” Pak RT bertanya dari jarak satu meter.

Parno seolah tidak mendengar ucapan Pak RT. Dia asyik sendiri memainkan

ranting pohon. Menggambar sesuatu yang tidak jelas di atas tanah yang sedikit
berpasir.

“Parno, apakah kamu merasa cemas dengan keadaan sekarang? Lihatlah warga di
sini sudah banyak yang meninggal karena wabah misterius ini. Saya pun sangat

cemas, jangan-jangan menanti giliran untuk mati,” Pak RT mencoba terus


mengajak Parno bicara.

Tidak ada kata-kata yang bisa keluar dari mulut Parno untuk menjawab semua
pertanyaan Pak RT. Parno malah bersandar pada batang pohon, kemudian tidur
dengan pulasnya. Pak RT pun kembali ke rumahnya dengan perasaan yang tidak
menentu.

***

Minggu keempat warga semakin hidup dalam ketakutan dan bayang-bayang


kematian. Jumlah warga yang meninggal dunia kembali bertambah. Sekarang

sudah 30 orang yang harus meregang nyawa akibat wabah misterius ini. Kampung
tetangga semakin waspada. Sedangkan petugas kesehatan dari puskesmas masih
terus berupaya mencari tahu penyebab wabah ini.

Pak RT merasa kalut dan putus asa. Kredibilitas kepemimpinannya selama ini
dipertaruhkan di hadapan Tuhan dan seluruh warga. Sebagai upaya seorang RT,
Pak RT mengajak warga yang masih hidup untuk meniru pola hidup si Parno.

“Apa? Pak RT juga sudah gila?” teriak Mas Tikno ketika mendengar ajakan Pak RT.

“Namanya juga ikhtiar. Setelah saya merenung dan memperhatikan pola hidup si

Parno yang ternyata sampai sekarang sehat dan bugar, tidak ada salahnya kita 
meniru si Parno.

“Akhh… ini benar-benar rencana gila!” Mas Tikno semakin marah. Tapi, Pak RT
mencoba tetap tenang.

https://www.kurungbuka.com/wabah/ 5/8
9/23/2020 Wabah – Kurungbuka.com
“Ya, sudah kalau kamu tidak mau, tidak apa-apa,” Pak RT pergi menuju tempat si
Parno.

Beberapa warga yang manut pada Pak RT ikut serta juga. Mereka berpenampilan

seperti si Parno. Baju kumal dan compang camping, badan dibuat bau dan dekil,
rambut dibiarkan kusut dan gimbal. Mereka pun duduk di dekat si Parno,
menirukan segala gerak geriknya. Tidak ada yang berbicara. Bergerak pun
seperlunya. Pak RT dan beberapa warga seperti sedang bertapa dan menjadi
murid kebatinan si Parno. Mereka berkeyakinan bahwa wabah ini hanya

menyerang orang-orang waras. Ketidakwarasan diharapkan dapat membuat


wabah ini segera hilang dari kampung ini agar warga bisa hidup dengan
kewarasan yang baru.

***

Malam pada hari terakhir bulan ini terasa berbeda. Langit yang bertabur bintang
terlihat lebih indah. Dalam keadaan antara sadar dan tidak karena kantuk, Pak RT

mendengar seseorang sedang berdoa khusuk sekali.

Pagi-pagi warga yang tertular wabah ini datang berhamburan ke tempat Pak RT
dan sebagian warga yang berdiam di bawah pohon nangka tempat si Parno

biasanya. Warga yang datang merasa sangat sehat dan bugar ketika bangun tidur.
Mereka hendak menyampaikan kabar gembira pada Pak RT bahwa mereka sudah
sembuh. Pak RT tidak bisa berkata-kata. Pak RT hanya tersenyum sambil menitikan
air mata. Pa RT pun baru menyadari bahwa si Parno sudah tidak ada di
sampingnya.***

Banjaran, 1 Mei 2020

BAGIKAN:       

 SEBELUMNYA BERIKUTNYA 

Kapal Selam yang Terdampar di Tengah Terobsesi Sapardi (Edisi Khusus)


Kota

TENTANG PENULIS

Ismail Kusmayadi

Guru Bahasa Indonesia di SMAN 1 Banjaran dan penulis lepas.


Sejumlah karyanya berupa cerpen, puisi, resensi buku, esai, drawing,
dan kartun telah dimuat di beberapa media cetak dan elektronik.

POSTING TERKAIT

Gol A Gong Membuka Kelas Menulis Online Monster dan Puisi-Puisi Seruni
Kelas Menulis Online Bersama Gol A Gong Pahlawan di Sebuah Unie
Juni 23, 2020 Bikin Peserta Rumah Maret 3, 2019

Ketagihan Juli 14, 2019
Juni 30, 2020

https://www.kurungbuka.com/wabah/ 6/8
9/23/2020 Wabah – Kurungbuka.com

Tinggalkan Balasan
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

KOMENTAR

NAMA * EMAIL * SITUS WEB

KIRIM KOMENTAR

KURUNG BUKA

Kurungbuka.com adalah portal berita yang menyuguhkan informasi-informasi mengenai kegiatan literasi baik lokal maupun nasional. Selain itu, kurungbuka.com juga berusaha menjadi
kawan baik bagi para penulis dan sastrawan Indonesia. Kami menerima secara terbuka kiriman karya berupa cerita pendek, cerita anak, puisi, esai, resensi, dan catatan perjalanan (piknik).

KONTAK KIRIM TULISAN

Alamat: Komplek Hegar Alam No. 40, Kampung Ciloang, Sumurpecung, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42118
1. Cara Kirim Tulisan

Telp.: +62 819-0631-1007


2. Honorarium

Surel: redaksi@kurungbuka.com

GONG PUBLISHING

https://www.kurungbuka.com/wabah/ 7/8
9/23/2020 Wabah – Kurungbuka.com

2018 © Kurung Buka | Privacy Policy

  

https://www.kurungbuka.com/wabah/ 8/8

Anda mungkin juga menyukai