Anda di halaman 1dari 43

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu indicator tingkat kesejahteraan manusia

yang sanantiasa menjadi prioritas dalam pembangunan nasional sutu bangsa,

bahkan menjai salah satu tolak ukur indeks pembangunan suatu bangsa.

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah uaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan

kedasadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujud derajat kesehatan masyarakat yng setinggi-tingginya.

Undang – undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan

tujuan perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan mutu gizi per orangan dan

masyarakat. Mutu gizi akan tercapai antara lain melalui penyediaan pelayanan

kesehatan yang bermutu dan professional disemua institusi. Salah satu pelayanan

kesehatan yang penting adalah pelayanan gizi di Puskesmas baik Puskesmas

Rawat Inap maupun pada Puskesmas Non Rawat Inap. Pendekatan pelayanan

gizi dilakukan melalui kegiatan spesifik dan sensitif, sehingga peran program dan

sektor terkait harus berjalan sinergis. Pembinaan tenaga kesehatan atau tenaga

gizi puskesmas dalam pemberdayaan masyarakat menjadi hal yang sangat

penting (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggaraan upaya

kesehatan tingkat pertama untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya,


2

puskesmas diperkuat dengan puskesmas pembantu, puskesmas keliling, dan

upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang disebut sebagai puskesmas

dan jajarannya. Sedangkan untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan

rujukan, didirikan puskesmas rawat inap (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Dari sekian banyak upaya kesehatan pokok yang dilaksanakan, upaya

perbaikan gizi masyarakat adalah salah satu diantaranya kegiatan ini perlu

ditangani oleh tenaga gizi yang benar – benar memiliki pengetahuan dan

keterampilan serta dediksi terhadap upaya perbaikan gizi masyarakat, agar dapat

terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal sekaligus sebagai

sumber daya yang penting dalam usaha pembangunan nasional dibidang

kesehatan.

Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi di dalam

gedung dan di luar gedung. Pelayanan gizi di dalam gedung bersifat individual,

dapat berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitativentif.

Kegiatan di dalam gedung meliputi perencanaan program pelayanan gizi yang

akan dilakukan diluar gedung. Sedangkan pelayanan gizi di luar gedung

umumnya pelayanan gizi pada kelompok di masyarakat dalam bentuk promote

dan preventif. Dalam pelayanan gizi di Puskesmas diperlukan pelayanan gizi

yang bermutu sehingga menghasilkan status gizi yang optimal yang

mempercepat penyembuhan pasien. Pelayanan gizi yang bermutu dapat

diwujudkan apabila tersedia acuan untuk melaksanakan pelayanan gizi yang


3

bermutu sesuai dengan empat Pilar Pedoman Gizi Seimbang (PGS) (Kementerian

Kesehatan RI, 2014).

Pengetahuan dan keterampilan dalam melihat masalah dan merencanaklan

program ditingkat kecamatan merupakan kebutuhan dan bekal yang sangat

penting bagi mahasiswa, sehingga diharapkan dapat menolong program gizi

masyarakat.

Praktik kerja lapangan ini merupakan penjabaran dari kelompok mata

kuliah yang bertujuan memberikan pengalaman belajar dan keterampilan kepada

mahasioswa agar memperoleh hasil yang efesien, efektif, dan optimal untuk

dapat mencapai kompetensi sebagai Ahli Madya Gizi.

Program perbaikan gizi masyarakat di puskesmas, ditulis dengan tujuan

untuk mengetahui bentuk-bentuk kegiatannya, tenaga pelaksananya, jenis-jenis

pelatihan untuk pelaksana, pedoman pelaksana, program gizi yang harus ada

setiap saattermasuk standar operasional prosedur. Dan pengawasan, evaluasi dan

bimbingan Teknik dari dinas kesehatan kabupaten/kota serta output dari

pelaksanaan kegiatan program gizi puskesmas (Alamsyah, 2011).

Peraktik kerja lapangan BGM memperaktikkan pengelolaan pemersalahan

gizi di puskesmas (termasuk di dalamnya posyandu, poslansia, dan organisasi

masyarakat). Penerapan nutrition care process (NCP) atau proses asuhan gizi

terstandar (PAGT) pada kasus-kasus gangguan gizi, dimana kegiatan-

kegiatannya meliputi tahapan pengkajian data, tahapan penetapan masalah

gizi/diagnosa gizi, tahapan penyusunan rencana intervensi, tahapan intervesi,


4

tahapan monitoring, dan evaluasi, serta tahapan pendokumentasian asuhan gizi.

Termasuk standar oprasional prosedur. Dan pengawasan, evaluasi dan bimbingan

teknis dari dinas kesehatan kabupaten/kota serta output dari pelaksaan kegiatan

program gizi puskesmas (Alamsyah, 2008).

Peningkatan pelaksanaan kegiatan program bina gizi masyarakat menunut

peningkatan pengetauan dan keterampilan dalam pengenalan masalah dan

penyebab terjadinya masalah serta arternatif cara-cara pemecahan, yang

meliputi : perencanaan, pengolahan teknis, dan adminitrasi serta penilaian

program ditingkat kecamatan (Idisasmito,2008).

Hasil analisis data sekunder pada laporan tahunan puskesmas pekauman

Banjarmasin tahun 2018 dan 2019 diperoleh gambaran permasalahan terkait gizi

di wilayah kerja puskesmas pekauman Banjarmasin diantaranya adalah

kurangnya partisipasi keluarga bayi dan anak balita dalam penimbangan berat

badan , meningkatnya jumlah KEK dan anemia pada ibu hamil, terdapatnya

balita gizi kurang dengan berat badan di bawah garis merah (BGM), tidak

tercapainya program pemberian asi eksklusif, banyaknya penderita

hiperkolestrol, diabetes melitus, dan hipertensi di wilayah kerja puskesmas

pekauman Banjarmasin .

Berdasarkan data yang ada pada tahun 2019 diketahui bahwa terdapat

beberapa indicator SKDN dibawah target yaitu N/S pada bayi 0-5 bulan

(52,75%), D/K pada balita 24-59 bulan (78,02) dan D/S pada balita 24-59 bulan

(78,02). Pada bulan agustus tahun 2019 terdapat 8 orang ibu hamil yang
5

mengalamianemia dan 8 orang ibu hamil mengalami KEK dari 16 ibu hamil

yang dijadikan sampel. Selain itu ditemukan jumlah bayi dan balita yang

dibawah garis merah sebanyak 1 orang bayi berumur 0-11 bulan, 8 orang balita

beru,us 12-23 bulan , dan 15 orang balita berumur 24-59 bulan. kemudian jumlah

bayi 0-6 bulan yang mendapatkan asi eksklusif di puskesmas pekauman

Banjarmasin 2019 sebanyak 684 orang (77,4%), naik dibandingkan tahun 2018

yang sebanyak 151 bayi (25,5%).

Salah satu yang melatar belakangi timbulnya masalah gizi tersebut adalah

masyarakat yang kurang memiliki pengetahuan serta Pendidikan yang rendah,

kurangnya motivasi dan kesadaran yang kurang, serta faktor ekonomi melalui

pendapatan keluarga yang masih rendah berpengaruh terhadap daya beli yang

kurang memadai untuk konsumsi kelurga dan adanya kebiasaan yang salah

terhadap konsumsi makanan.

Untuk mengetahui tuntutan pelayanan kesehatan yang bermutu, mahasiswa

harus melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di puskesmas dalam bentuk

latuhan pelaksanaan intervensi gizi masyarakat untuk melengkapi pengetahuan

dan keterampilan yang di peroleh saat perkuliahan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah melakukan PKL, mahasiswa terampil melaksanakan pengelolaan

kegiatan program gizi puskesmas baik program baru maupun program yang

sedang dibina.
6

2. Tujuan Khusus

Setelah pelaksanaan PKL, mahasiswa diharapkan :

a. Mampu memahami peran puskesmas dalam upaya perbaikin gizi.

b. Mampu memahami masalah gizi dan kesehatan di wilayah kerja

puskesmas.

c. Mampu menyusun rencana program gizi ditingkat puskesmas.

d. Memahami proses penyusunan biaya pelayanan gizi.

e. Melaksanakan program gizi sesuai pedoman dan kondisi sosial budaya

setempat.

f. Melaksanakan pembinaan/supervise kegiatan program gizi masyarakat di

wilayah kerja puskesmas.

g. Mampu mengidentifikasi kasus gizi yang harus dirujuk dan berada diluar

kewenangan.

h. Melaksanakan komunikasi dan koordinasi lintas program dan lintas sektor.

i. Melaksanakan pemantauan kegiatan program gizi masyarakat diwilayah

kerja puskesmas.

C. Waktu Praktik Lapangan

Adapun waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di mulai pada

tanggal 2 Januari sampai 9 Januari 2020.


7

D. Tempat Praktik Kerja Lapangan

Adapun kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) di laksanakan di Puskesmas

Pekauman Banjarmasin yang berlokasi di Wilayah Kecamatan Banjarmasin

Selatan Kota Banjarmasin.


8

BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

A. Geografi

1. Letak Wilayah

Secara geografis -3,5 derajat lintang selatan dan 114,32 derajat bujur

timur, pada ketinggian 0,16 m di bawah permukaan laut dengan kondisi

daerah berpaya-paya dan relatif datar. Pada waktu air pasang hampir seluruh

wilayah digenangi air.

2. Iklim

Kondisi tanah sebagian terdiri dari rawa-rawa tergenang air, di

samping pengaruh musim hujan dan musim kemarau sehingga iklimnya

bersifat tropis. Suhu rata-rata antara 25 sampai 38 derajat, curah hujan rata-

rata 277,9 mm perbulan, dengan jumlah hari hujan 156 hari selama satu

tahun.

3. Topografi dan Geologi

Puskesmas Kuin Raya terletak di pinggiran anak sungai

Martapura/Sungai Kuin dan di tepian Kali Barito. kemiringan antara 0.13%

dengan susunan geologi terutama bagian bawahnya didominasi oleh

lempung dengan sisipan pasir halus dan endapan aluvium yang terdiri dari

lempung hitam keabuan dan lunak.


9

4. Luas Wilayah

Wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya berada di sebelah barat dari

wilayah Kota Banjarmasin, dengan luas 4,12 Km² dengan batas – batas

wilayah sebagai berikut:

1.Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kuin Utara;

2.Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pelambuan;

3.Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Barito/Kab. Barito Kuala;

4.Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Pasar Lama dan Kelurahan

Belitung Selatan.

Puskesmas Kuin Raya termasuk dalam Kecamatan Banjarmasin Barat

yang mencakup 3 kelurahan yakni:

1. Kelurahan Kuin Cerucuk dengan 4 RW/43 RT (luas 1,66 km²)

2. Kelurahan Kuin Selatan dengan 3 RW/24 RT (luas 1,72 km²)

3. Kelurahan Belitung Utara dengan 2 RW/19 RT (luas 0,74 km²)

B. Karakteristik Demografi

Kebijakan pembangunan kependudukan diarahkan pada peningkatan

angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Provinsi Kalimantan Selatan

berada pada urutan ke 26 dari 34 Provinsi atau nomor 3 di Kalimantan pada tahun

2013 72,85; tahun 2014 73,49; tahun 2015 73,84; tahun 2016 74,04; tahun 2017

sebesar 74,24 dan tahun 2018 74,83.


10

Umur harapan hidup (UHH) sebagai salah satu indikator IPM bidang

kesehatan. UHH kota Banjarmasin tahun 2013 65,92; tahun 2014 66,03; tahun

2015 66,14; tahun 2016 66,36; tahun 2017 66,58 dan tahun 2018 66,66.

1. Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk tahun 1980-1990 sebesar 2,36 %, tahun

1990-2000 turun menjadi 1.02%, dan tahun 2000 – 2018 pertumbuhan

penduduk mencapai 1.72%.

2. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk Kota Banjarmasin pada tahun 2015 mencapai

6.582 jiwa/Km2. Untuk tahun 2016 mencapai 9.000 jiwa/Km2 dan tahun

2017 mencapai 9.253 jiwa/Km2.

Kepadatan penduduk Puskesmas Kuin Raya pada tahun 2018

meningkat menjadi 9.348 jiwa/km2.

3. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk menurut umur ini dipengaruhi oleh indikator

demografi yaitu kelahiran, kematian dan imigrasi. Selanjutnya perubahan-

perubahan dalam komposisi penduduk akan mempengaruhi pola berbagai

aspek kehidupan, antara lain aspek ekonomi, budaya, pendidikan, politik dan

lingkungan.
11

Tabel 2.1 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Puskesmas Kuin

Raya Tahun 2018

Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Kuin Cerucuk 9.810 9.833 19.643


2. Kuin Selatan 6.090 5.931 12.021
3. Belitung Utara 3.803 3.792 7.595

Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Tahun 2018

1. Keluarga Miskin

Keluarga miskin yang menjadi tanggungan jamkesmas tahun 2014

jumlah penduduk miskin sebanyak 6223 Jiwa dan tahun 2015 sebanyak 5912

jiwa, atau terjadi penurunan sebesar sebesar 5%. (311 jiwa), tahun 2016

sebanyak 5400 jiwa. Pada tahun 2017 sebanyak 5610 jiwa dan pada tahun

2018 menurun menjadi 5205 jiwa.

Grafik 2.1 Penduduk Miskin Puskesmas Kuin Raya tahun 2014 - 2018
12

2014; 6223

2015; 5912

2017; 5610

2016; 5400

2018; 5205

C. Sosial Budaya

Kehidupan sosial budaya penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya

sangat dipengaruhi oleh budaya suku Banjar yang merupakan penduduk asli,

diikuti Jawa, Dayak, Madura, Bugis, dan lainnya. Penduduk kota kehidupannya

bersifat agamis dengan sebagian besar penduduk memeluk agama Islam.

D. Lingkungan Perumahan

Pada waktu air pasang hampir seluruh wilayah digenangi air. Sesuai

dengan kondisinya Kota Banjarmasin mempunyai banyak anak sungai yang

dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sarana transportasi dan sumber air untuk

keperluan MCK (mandi, cuci, dan kakus), perilaku memanfaatkan air sungai

sebagai sumber untuk MCK inilah yang menyebabkan rawannya terjadi water
13

borne disease seperti penyakit saluran pencernaan dan gangguan gigi yang

termasuk sepuluh penyakit terbanyak pada tahun 2018.

Di waktu musim kemarau, air sungai tercemar air laut sehingga air sungai

menjadi asin dan terjadi juga peningkatan penyakit diare, dan jenis penyakit

saluran pencernaan semakin meningkat seperti thypoid dan disentri serta banyak

kasus gangguan gigi.

1. Air Bersih

Cakupan air ledeng sebagai sumber air minum rumah tangga terus

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dan sambungan perpipaan dari

PDAM sudah mencapai 95% wilayah perumahan, kecuali daerah pinggiran

Sungai Kuin Kelurahan Kuin Selatan pada tahun 2018 penduduk yang

menggunakan sarana air bersih baru mencapai 98%.

2. Pembuangan Limbah

Limbah terbesar di wilayah Puskesmas Kuin Raya adalah limbah

rumah tangga termasuk sampah. Sarana pembuangan limbah cair seperti air

buangan bekas cucian tidak tersedia karena kondisi geografis berawa-rawa

sehingga limbah rumah-rumah tangga langsung dibuang ke tanah. Untuk

penampungan air limbah rumah tangga yang dibuang langsung ke got

(46,7%). Hanya 15,5% yang menggunakan penampungan tertutup di

pekarangan dengan dilengkapi SPAL dan 13,2% menggunakan

penampungan terbuka di pekarangan dan 7,4% ditampung di luar


14

pekarangan. Sedangkan untuk limbah industri seperti perhotelan, rumah

makan yang terletak di Kelurahan Belitung Utara sudah termasuk ke dalam

perpipaan dari PT. PAL Banjarmasin.

3. Penyehatan Perumahan

Tahun 2017 cakupan rumah sehat 65,69%, dan terjadi peningkatan

pada tahun 2018 menjadi 70,50%

4. Pembuangan Sampah

Sampah yang berasal dari pusat perdagangan dan rumah tangga di

wilayah Puskesmas Kuin Raya sangat sulit untuk pembuangan akhirnya,

karena lokasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) berada diluar kota,

sedangkan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang ada berjumlah 13 buah.

Sedangkan dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga umumnya

dilakukan dengan cara dibakar (50,1%) dan hanya 24,9% yang diangkut oleh

petugas pengambil sampah. Cara lain adalah dengan cara ditimbun dalam

tanah, dibuat kompos, dibuang ke kali/parit/laut dan dibuang sembarangan.

E. Visi , Misi dan Sasaran Puskesmas

1) Visi

Visi Puskesmas Kuin Raya adalah Kayuh Baimbai Menuju Banjarmasin

Baiman (Bertaqwa, Aman, Indah, Maju, Amanah dan Nyaman)

2) Misi

Misi Puskesmas Kuin Raya adalah:


15

a) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau, dan

berkeadilan

b) Membangun profesionalisme dengan memberikan pelayanan kesehatan

yang optimal baik bagi individu, keluarga dan masyarakat

c) Mendorong kemandirian perilaku sehat bagi masyarakatdi wilayah kerja

Puskesmas Kuin Raya

d) Menggerakkan peran aktif masyarakat dalam mewujudkan lingkungan

sehat

3) Sasaran

a) Meningkatkan aksesibilitas puskesmas dan pelayanannya sehingga

kesehatan masyarakat dapat terpantau dengan baik

b) Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga pelayanan kesehatan

melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, kelengkapan sarana

dan prasarana kesehatan

c) Pelayanan yang bermutu diberikan oleh petugas yang profesional dan

handal

d) Sarana dan prasarana fisik yang memadai menuju proses pelayanan

puskesmas yang layak

e) Jaminan pelayanan kesehatan harus dimiliki oleh anggota masyarakat

untuk menciptakan pemerataan pemanfaatan pelayanan kesehatan

sehingga mendukung peningkatan status kesehatan


16

f) Memberikan pelayanan yang standar kepada keluarga miskin melalui

program subsidi pemerintah

g) Memprioritaskan kegiatan pada upaya promotif dan preventif (paradigma

sehat) dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif

h) Pengelolaan kesehatan terpadu akan semakin dikembangkan dengan

mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

i) Memberantas, mencegah dan menangani penyakit menular maupun tidak

menular yang menjadi masalah serta menanggulanginya bila terjadi

KLB/wabah agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang lebih lanjut.

j) Melaksanakan perbaikan gizi masyarakat dalam upaya peningkatan status

gizi yang optimal terutama pada balita dan ibu hamil

k) Setiap ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas mendapatkan pelayanan

kesehatan yang adekuat terutama untuk kasus kegawatan obstetri.

l) Penduduk usia lanjut mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan

kondisi kesehatannya dan dengan indikasi tepat akan dirujuk.

m) Pelaksanaan pemantauan tumbuh kembang anak dan kesehatannya mulai

neonatal, bayi, batita, balita hingga usia pra sekolah.

n) Perbaikan lingkungan di setiap pemukiman, tempat-tempat umum, tempat

usaha dan sarana kesehatan melalui penyediaan sanitasi dasar yang

memenuhi syarat kesehatan Tersedianya sumber air bersih yang

memenuhi syarat kesehatan bagi masyarakat


17

o) Sistem informasi kesehatan dikembangkan lebih diarahkan untuk

menciptakan kemampuan menyediakan data dan informasi yang

diperlukan dalam mencapai visi Banjarmasin sehat, mandiri dan

berkeadilan.

F. Letak Puskesmas

Secara geografis wilayah kerja puskesmas kuin raya seperti halnya keadaan

kota Banjarmasin terletak antara 3,15 derajat 3,22 derajat lintang selatan serta

114,32 derajat bujur timur, pada ketinggian 0,16 derajat diatas permukaan air laut

dan kondisi tanahnya sebagian besar dilintasi sungai-sungai kecil dan rawa-rawa.

Vegetasi permukaan tanah ditumbuhi oleh tanaman perdu khas daerah rawa-rawa

Wilayah kelurahan yang masuk dalam wilayah kerja puskesmas kuin raya ada

tiga (3) kelurahan jumlah RT sebanyak 86 dengan keberadaanya masuk dalam

wilayah kerja kecamatan Banjarmasin Barat kota Banjarmasin, dengan luas

wilayah seluas ±4,06 KM 2 yang terdiri dari :

1. Kelurahan Kuin Selatan : 1,72 km 2

2. Kelurahan Kuin Cerucuk : 1,66 km2

3. Kelurahan Belitung Utara : 0,744 km 2

Adapun batas-batas Wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kelurahan Banjar Utara/Kuin Utara

2. Sebelah Barat : Sungai Barito/Kabupaten Barito Kuala

3. Sebelah Selatan : Kelurahan Pelambuan


18

4. Sebelah Timut : Kelurahan Pasar Lama dan Belitung

Selatan

G. Data Penduduk

1. Jumlah Penduduk

Tabel 2.1 Distribusi Penduduk Kelurahan Puskesmas Kuin Raya Menurut

Kelurahan dan Golongan Umur Tahun 2019

Gol. Umur Kel. Kuin Kel. Kuin Kel. Belitung


Jumlah
(Tahun) Cerucuk Selatan Utara
0–9 3750 2315 1299 7364
10 – 19 3095 1794 1205 6094
20 – 29 3704 2335 1407 7406
30 – 39 3543 1865 1154 6562
40 – 49 2827 1698 1108 5633
50 – 59 1581 1131 804 3516
60 – 69 540 445 348 1333
70 – 79 267 175 166 608
Total 19.307 11.758 7.491 38.516
Sumber : Puskesmas Kuin Raya dan Kelurahan Tahun 2019

2. Data Bayi, Balita, Pra Sekolah, Bumil Bulini, Remaja, Wus, Lansia

Tabel 2.2 Distribusi Penduduk per Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas

Kuin Raya Menurut Data Bayi, Balita, Pra Sekolah, dan

Remaja Tahun 2019

Bayi (0-12 Anak Balita (1-


Kelurahan Remaja
bulan) 5 Tahun)
Laki Per. Laki Per. Laki Per.
Belitung Utara 73 72 293 272 302 311
19

Kuin Cerucuk 197 186 747 708 788 811

Kuin Selatan 121 114 974 426 487 501


Total Jumlah 391 372 1505 1406 1577 1623
Sumber : Puskesmas Kuin Raya dan Kelurahan Tahun 2019

Tabel 2.3 Distribusi Penduduk per Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas

Kuin Raya Menurut Data Caten, Bumil, WUS, dan Lansia

Tahun 2019

Lansia
Kelurahan Caten WUS Bumil Bufas/Bulin
Laki Per.
Belitung - - - - - -

Utara
Kuin - - - - - -

Cerucuk
Kuin - - - - - -

Selatan
Total 39 767 728 681 1245 1416

Jumlah
Sumber : Puskesmas Kuin Raya dan Kelurahan Tahun 2019

H. Sarana/Fasilitas Kesehatan

a. Identitas Puskesmas

1) Nama Puskesmas : Puskesmas Kuin Raya

2) Kode Puskesmas : 0340

3) Alamat : Jl. Kuin Selatan No.32 Rt 07 Banjarmasin

4) Phone : (0511) 3361965


20

5) Kecamatan :Banjarmasin Barat

6) Wilayah Kerja : 3 Kelurahan (Kuin Selatan, Kuin Cerucuk,

Belitung Utara) 86 RT

b. Sarana dan Prasarana dan Inventaris

1) Gedung Puskesmas : 1 buah Gedung puskesmas induk

2) Gedung Puskesmas Pembantu

a. 2 Buah bangunan Milik Pemko Banjarmasin, yaitu :

- Pustu Belitung Utara

- Pustu Kuin Selatan

b. 1 Buah Bangunan Milik Mesjid Mujahidin/Pustu Mujahidin

3) Kendaraan Operasional

- 4 Buah kendaraan roda dua

- 1 mobil pusling

Data UKBM Binaan

Tabel 2.4 Sarana UKBM Binaan Puskesmas Kuin Raya Tahun 2019

NO Nama UKBM Jumlah


1. Posyandu Balita 26 Buah
2. Posyandu Lansia 4 Buah
3. Posbindu 2 Buah
4. Poskesdes 3 Buah
5. Pok UKK 3 Buah
Sumber : Puskesmas Kuin Raya dan Kelurahan Tahun 2019
21

Tabel 2.5 Daftar Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmasn Kuin Raya Tahun

2019

No
Alamat Posyandu
.
Jl. Kuin Selatan RT.5 Mawar
Jl. Simp Kuin Selatan RT. 15 Sari Puspa
Kelurahan Jl.Kuin Selatan RT.9 Cempaka KS
1 Jl. Kuin Selatan Gg.Ami RT.6 Anggrek KS
Kuin Selatan Jl. Kuin Selatan RT.14 Nusa Indah KS
Jl. Kuin Selatan RT.12 Melati 1
Jl. Kuin Selatan RT.20 Melati 2
Jl. Ir.P.H.M.Noor RT. 42 Tulip
Jl.Karya Bhakti RT.40 Tanjung
Jl.Belitung Darat RT.34 Dahlia
Jl.Belitung Darat RT.37 Matahari
Jl. Belitung Darat, Gg Melati RT.28 Melati
Jl. Belitung Darat, Gg 17 Juli RT.22 Flamboyan
Jl. Belitung Darat, RT.11 Anggrek KC
Jl. Manunggal II, RT.32 Manunggal
Jl.Kuin Selatan RT.2 Kenanga
Kelurahan Jl. Belitung Darat, Gg Karya RT.15 Nusa Indah KC
2 Jl. Belitung Darat, Simpang Rahmat
Kuin Crucuk Cempaka 1
RT.18
Jl. Belitung Darat, Simpang Rahmat
Cempaka 2
RT.21
Jl.Pembangunan Ujung RT.39 Lestari
Jl. Belitung Darat, Gang Emas Urai,
Cempaka KC
RT. 25

3. Belitung Utara Jl. Belitung Darat, Gg. Samadi Ilham,


Kesuma Indah
RT.17
Jl. Belitung Darat, Gg Teuku Umar, Permata Ibu

RT.13
22

Jl. Belitung Darat, Gg. Amal Utama,


Citra
RT.14
Jl.S.Parman, Gg. Kalimantan, RT.1 Jambu Air
Jl. Belitung Darat Gg. Sariawan RT.4 Nusa Indah
Sumber : Laporan Data Tahunan Puskesmas Kuin Raya Tahun 2019

Tabel 2.6 Jumlah Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kuin Raya Tahun

2019

NO Kelurahan ∑ Posyandu ∑ Kader ∑ Kader yang aktif


1. Kuin 14 70 70

Cerucuk
2. Kuin 7 35 35

Selatan
3. Belitung 5 25 25

Utara
Total 26 130 130
Sumber : Laporan Analisi data UKBM Puskesmas Kuin Raya Tahun 2019

Ketenagaan

Tabel 2.7 Jumlah Tenaga Kesehatan yang ada di Puskesmas Kuin Raya Tahun 2019

No Jenis Kualifikasi/ Jumlah

. Jabatan
1. Dokter Umum 3 Orang
2. Dokter Gigi 2 Orang
3. SKM 2 Orang
4. Bidan 8 Orang
5. Perawat 5 Orang
6. Perawat Gigi 3 Orang
7. Laboratorium 2 Orang
23

8. Apoteker 1 Orang
9. Asisten Apoteker 2 Orang
10. Pekarya 2 Orang
11. Sanitarian 2 Orang
12. Ahli Gizi 3 Orang
13. Verifikator 1 Orang
14. Security 1 Orang
15. Service 1 Orang
Jumlah 37 Orang
Sumber : Laporan Analisi data UKBM Puskesmas Kuin Raya Tahun 2019

Tabel 2.8 Data Ruangan Pelayanan Di Puskesmas Kuin Raya Tahun 2019

No. Jenis Ruangan Jumlah


1Ruangan Kepala Puskesmas 1 Buah
2Ruang Poliklinik Gigi 1 Buah
3Ruang Kesling / Klinik Sanitasi 1 Buah
4Ruang Laboratorium 1 Buah
5Ruang Verivikator 1 Buah
6Ruang Tata Usaha 1 Buah
7Aula Pertemuan 1 Buah
8Ruang Loket/Pendaftaran 1 Buah
9Ruang Poliklinik Umum 1 Buah
10Ruang Poliklinik Anak 1 Buah
11Ruang KIA/KB 1 Buah
12Ruang Tindakan 1 Buah
13Ruang Apotik 1 Buah
14Gudang Obat 1 Buah
15Ruang Gizi 1 Buah
16Ruang Imunisasi 1 Buah
17Kamar Mandi/WC 2 Buah
Jumlah 18 Buah
Sumber : Laporan Data Tahunan Puskesmas Kuin Raya Tahun 2019

I. Program Kesehatan yang dilaksanakan


24

Dalam Pelaksanaan kegiatan, puskesmas Kuin Raya melaksanakan program

kerja puskesmas secara bersama-sama dengan program lain yang terkait yang ada

dipuskesmas.

1. Pelayanan Kesehatan

Kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan meliputi kunjungan

puskesmas, laboratorium dan kesehatan gigi.

2. Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan program kesehatan ibu dan anak meliputi, kunjungan ibu hamil

pada trimester 1, kunjungan ibu pada trimester 3, deteksi bumil resti oleh

Nakes, deteksi bumil oleh masyarakat, persalinan oleh tenaga kesehatan dan

kunjungan neonates.

3. Keluarga Berencana

Kegiatan yang dilaksanakan meliputi peserta KB baru dan peserta KB

aktif.

4. Program Penyuluhan Gizi

Kegiatan program gizi meliputi penimbangan bayi dan balita,

pendistribusian tablet tambah darah dan pendistribusian vitamin A,

penyuluhan gizi, pemantauan status gizi balita, pemberian PMT pada balita

gizi buruk dan ibu hamil KEK. Pemberian Fe 1 dan Fe 3, pemriksaan garam

beryodium, serta pencatatan dan pelaporan.


25

5. Imunisasi

Pemberian pelayanan imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis, Campak,

TT, Ibu hamil dan calon pengantin.

6. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Penyuluhan kesehatan masyarakat dilaksanakan setiap hari senin dan

kamis, penyuluhan kelompok diposyandu, penyuluhan di tingkat puskesmas

melalui VCD, penyuluhan kesling, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

7. Peran Serta Masyarakat

Adapun peran serta masyarakat kegiatannya meliputi (UKBM) upaya

kesehatan berbasis masyarakat dan pembinaan kader posyandu. Mengajak

para masyarakat untuk berpartisipasi dalam meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat.

8. BP Gigi

Kegiatan melalui cakupan pelayanan kesehatan gigi antara lain jumlah

pencabutan gigi, jumlah murid SD yang perlu perawatan kesehatan gigi dan

jaringan periapical, gingivitis dan penyakit periodontal gigi dan jaringan

penyangga lainnya, penyakit rongga mulut, kelenjar ludah, rahang dan

lainnya.

Program BP gigi terbagi 2, yaitu :

1. UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) untuk siswa-siswi di sekolah


26

2. UKGMD (Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa) untuk masyarakat

desa.

9. Pelaksanaan Pusling

Kegiatan pusling yaitu melaksanakan pelayanan puskesmas keliling

dengan menggunakan peralatan dan obat-obatan dari puskesmas dan juga di

tempat yang telah ditentukan.

10. Kesehatan Jiwa

Kegiatan kesehatan jiwa meliputi neorosis, psikosis dan gangguan jiwa

lainnya.

11. Kesehatan Mata

Kegiatan kesehatan mata meliputi katarak, kelainan refraksi dan penyakit

mata lainnya.

12. Perawatan Kesehatan Masyarakat lainnya

Perawatan kesehatan masyarakat meliputi ibu maternal, bayi resti, balita

resti, usila resti, penyakit kronik, tidak lanjut penderita dan jumlah gakin

dapat kartu kesehatan.

13. Laboratorium

Pelayanan yang dilakukan dilaboratorium meliputi jumlah pemeriksaan

terhadap specimen darah, air seni, tinja dan lainnya serta dirujuk ke rumah

sakit.

J. Program Gizi yang dilaksanakan


27

Program perbaikan gizi bertujuan menurunkan angka kurang gizi yang

umumnya banyak diderita oleh masyarakat berpenghasilan rendah, terutama pada

wanita dan anak balita. Tujuan tersebut mendukung upaya penurunan angka

kematian bayi, balita dan kematian serta mendorong makin terwujudnya keluarga

kecil bahagia dan sejahtera. Program gizi ini berusaha memperbaiki keadaan gizi

masyarakat pada umumnya program perbaikan gizi yang dilaksanakan di

Puskesmas Kuin Raya, meliputi :

1. Penimbangan Bayi dan Balita

Penimbangan bayi dan balita dilakukan dalam Gedung (Puskesmas) dan diluar

Gedung (Posyandu). Penimbangan ini dilakukan untuk mengetahui

perkembangan dan pertumbuhan bayi dan balita apakah baik atau tidak baik

2. Pemberian Vitamin A Dosis Tinggi Pada Bayi dan Balita

Pemberian vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita untuk memenuhi

kebutuhan vitamin A pada bayi dan balita, sedangkan pada ibu nifas untuk

menjaga kesehatan tubuh. Pemberian vitamin A pada bayi dan balita

dilakukan pada bulan Februari dan Agustus, sedangkan pada ibu nifas sejak

dilahirkan sampai 40 hari setelah melahirkan sebanyak 2 butir.

3. Pemberian Tablet Besi (Fe) Pada Ibu Hamil


28

Pemberian tablet besi (Fe) pada ibu hamil dilakukan didalam Gedung

maupun diluar gedung puskesmas. Pemberian diberikan khusus pada ibu

hamil maupun ibu menyusui yang mengalami anemia. Pada ibu hamil

diberikan sejak diketahuinya masa hamil sampai masa nifas sebanyak 90

butir.

4. TTD Mandiri

TTD Mandiri adalah suatu program dalam rangka pencegahan anemia

dengan tablet tambah darah yang ditujukan kepada para remaja baik tingkat

SMP maupun tingkat SMA sebanyak 1 tablet perminggu.

5. Pemantauan Status Gizi

Pemantauan status gizi bayi dan balita dilakukan setiap kali ibu membawa

anaknya untuk berobat atau kunjungan posyandu guna endapatkan imunisasi

dan juga pemantauan dilakukan pada anak BGM terutama yang mengalami

gangguan gizi akan dilakukan kunjungan rumah pasien.

6. PMT Balita dan Ibu Hamil KEK

Untuk pemberian PMT pada balita dan ibu hamil KEK dilakukan pada

anak yang mengalami gizi buruk dan ibu hamil dengan status gizi kurus (Ibu

Hamil KEK) ( LILA<23,5 dan Hb <11 gr% ).

7. Penyuluhan Gizi

Penyuluhan gizi dilakukan baik didalam Gedung ataupun diluar Gedung

puseksmas. Tujuan dilakukan penyuluhan ini adalah terjadinya perubahan


29

pengertian, sikap dan pemanfaatan pelayanan gizi yang tersedia di

masyarakat.

8. Posyandu

Posyandu merupakan pelayanan kesehatan yang dekat dengan

masyarakat, lewat posyandu masyarakat dapat memantau pertumbuhan

anaknya melalui penimbangan setiap bulannya, mendapatkan pelayanan

kesehatan melalui pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan kehamilan, KB,

pemberian vitamin A, imunisasi dan pengetahuan kesehatan lainnya.

9. Pemeriksaan Garam Beryodium

Kegiatan ini untuk mendeteksi penggunaan garam beryodium di rumah

tangga dengan mengambil sampel sebanyak 26 di masing-masing kelurahan

yang terdapat di Wilayah Puskesmas Kuin Raya dengan menggunakan

Iodinatest.

10. Kunjungan Anak BGM

Dilakukan setelah kegiatan posyandu untuk memeberikan penyuluhan

intensif kepada keluarga yang memiliki anak BGM

11. Pembinaan Kader

Pembinaan kader dilakukan satu tahun sekali, guna membina hubungan

silaturahmi antara kader serta peningkatan keterampilan di dalam kegiatan

posyandu.

12. Kegiatan penimbangan dan pemeriksaan kesehatan berkala anak sekolah


30

Kegiatan penimbangan kesehatan anak sekolah dilaksanakan 1 tahun

sekali dengan sasaran siswa baru di SD, SMP dan SMA. Sedangkan

pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan 1 tahun sekali dengan sasaran siawa

kelas 2 SD, SMP dan SMA. Kegiatan yang dilaksanakan berupa penimbangan

berat badan dan pengukuran tinggi badan.

K. Kegiatan Gizi Lintas Sektoral

Kegiatan gizi ada yang dilaksanakan lintas program (kesehatan) dan ada

lintas sectoral yaitu pertanian, DPPKBPMD (Dinas Pengendalian Penduduk,

Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa), agama, Tp-PKK

(Tim Penggerak Ibu-ibu PKK), pedidikan. Kegiatan gizi lintas sectoral adalah

kegiatan yang terdiri dari beberapa pelayanan yang diberikan pada masyarakat

khususnya kesehatan. Kenyataan sekarang kegiatan posyandu yang dilakukan

oleh sebagian sektor saja, yaitu kesehatan Tp-PKK, PLKB (Petugas Lapangan

Keluarga Berencana), sedangkan yang lainnya masih belum.


31

BAB III

PERMASALAHAN DAN ALTERNATIF PEMECAHAN

A. Permasalahan yang ada di Puskesmas

Dari pengkajian data yang dilakukan pada Puskesmas Kuin Raya,

didapatkan beberapa masalah yang masih perlu ditangani lebih lanjut. Beberapa

masalah tersebut sebagai berikut :

a. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu

Kegiatan posyandu di tengah masyarakat sangat berperan dalam

upaya mendukung pencapaian pembangunan kesehatan ibu dan anak.

Beberapa kegiatan gizi yang dilaksanakan di posyandu adalah penimbangan

bayi dan balita, pemberian MP-ASI pada balita, penyuluhan pada ibu hamil,

penyuluhan balita bawah garis merah (BGM).

Pada posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya memiliki

masalah pada tingkat pastisipasi pada beberapa posyandu. Berdasarkan data

Puskesmas Kuin Raya tahun 2019 tingkatan capaian D/S hanya sebesar

79,26% dimana capaian tersebut tidak mencapai target yaitu sebesar 85%,

hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu rumah yang jauh dari posyandu

sehingga kurang adanya kemauan untuk menuju posyandu.

b. Masih ditemukan balita dengan status bawah gari merah (BGM)

Balita dengan status bawah garis merah (BGM) adalah balita yang

ditimbang berat badannya berada pada titik garis merah atau dibawah garis
31

merah pada KMS. Berat badan dibawah garis merah merupakan indikator

pertumbuhan balita yang mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu

perhatian khusus dari petugas puskesmas maupun posyandu.

Berdasarkan data Puskesmas Kuin Raya tahun 2019 tingkatan

capaian untuk balita dengan status bawah garis merah (BGM) masih

besar yaitu 10,16%. Permasalahan masih ditemukannya balita dengan

status bawah garis merah (BGM) merupakan permasalah yang umum

terdapat pada puskesmas di wilayah Kelurahan Kuin Raya. Balita dengan

status BGM yang ditemukan di posyandu sebagian besar memiliki

masalah dengan pola makan baik dari pemilihan bahan makanan maupun

jumlah makanan yang dikonsumsi masih kurang dari yang seharusnya.

Orang tua dengan ekonomi yang rendah, status gizi ibu pada saat hamil

kurang, bayi berat lahir rendah (BBLR) dan infeksi penyakit infeksi

penyakit berulang, serta tidak melaksanakan program ASI eksklusif

dengan baik juga merupakan faktor masih ditemukannya balita dengan

status BGM.

c. Ditemukan Ibu Hamil Dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK) masih

ditemukan baik saat kegiatan posyandu maupun di puskesmas. Dari data

puskesmas tahun 2019 ditemukan ibu hamil yang mengalami KEK

sebanyak 5,34%%. Masih adanya permasalahan ini karena pola makan

ibu hamil yang belum bisa mencukupi kebutuhan harian sehingga


32

mengalami kurang energi pada tingkat kronis yaitu lingkar lengan atas <

23,5 cm.

d. Rendahnya pemanfaatan pelayanan konsultasi gizi

Pemanfaatan pelayanan gizi seperti konsultasi gizi sangat perlu

dilakukan karena selain berobat kepada dokter, masyarakat juga perlu

berkonsultasi gizi karena selain berobat kepada dokter, masyarakat juga

perlu melakukan konsultasi kepada ahli gizi untuk mengubah pola pikir

terhadap makanan sehingga selain mengobati penyakit yang diderita,

juga mencegah munculnya penyakit tersebut dikemudian hari.

Rendahnya pemanfaatan pelayanan konsultasi gizi ini disebabkan

beberapa faktor diantaranya kurangnya rujukan dari ruang umum serta

masih adanya anggapan bahwa yang perlu konsultasi hanya orang yang

sudah sakit.

B. Alternatif Pemecahan Masalah

a. Melakukan Antropometri Pada Pasien

Pasien yang datang dan berobat di Puskesmas Kuin Raya yang

masih tergolong dalam anak-anak akan dilakukan pengukuran

antropometri. Setelah dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat

badan dilakukan penentuan status gizi pasien. Pasien yang tergolong

berisiko masalah gizi diberikan intervensi sesuai kebutuhannya. Pasien

balita dengan gizi kurus atau buruk dan ibu hamil dengan KEK

diberikan intervensi berupa konseling dan Pemberian Makanan

Tambahan (PMT). PMT berupa biskuit diberikan untuk memenuhi


33

asupan gizi responden. Makanan bergizi sangat dibutuhkan untuk

perkembangan fisik dan otak bagi anak balita dan ibu hamil. Asupan gizi

seharusnya sesuai dengan yang dibutuhkan yang dapat dikategorikan

dalam kelompok gizi baik (Adisasmito Wiku, 2008). Sehingga

diharapkan setelah mengonsumsi biskuit, asupan responden terpenuhi

dan berat badan meningkat.

Selain itu, pasien lain dengan keluhan hasil pemeriksaan

laboratorium yang tidak normal akan diberikan intervensi gizi berupa

konsultasi gizi.

b. Penyuluhan Gizi

Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan penambahan

pengetahuan yang diperuntukkan bagi masyarakat melalui penyebaran

pesan-pesan kesehatan. Tujuan kegiatan ini untuk mencapai tujuan hidup

sehat dengan cara mempengaruhi perilaku masyarakat baik itu secara

individu atau kelompok.

Penyuluhan dilakukan sebanyak 2 kali. Penyuluhan dilakukan

pada tanggal 7 Januari 2020 mengenai stunting di posynadu mawar

kelurahan Kuin Selatan dengan media media leaflet kemudian pada hari

yang sama juga dilakukan penyuluhan tentang gizi seimbang di

posyandu sari puspa Tujuan penyuluhan ini agar orang tua atau keluarga

yang memiliki balita mengetahui bahwa stunting mempunyai dampak

yang buruk buat anak, dan gizi seimbang memiliki banyak manfaat bagi

kesehatan bayi/balita.
34

Pada saat pelaksanaan mengenai stunting sangat lancar, ibu-ibu

memperhatikan masalah isi yang dipaparkan karena stunting meruakan

istilah yang asing bagi mereka dan banyaknya pertanyaan sesudah

penyuluhan berlangsung. Namun pada penyuluhuan mengenai gizi

seimbang hanya beberapa orang yang memperhatikan dengan fokus isi

penyuluhan yang disampaikan. Sehingga peserta penyuluhan diketahui

kurang aktif, dibuktikan dengan tidak adanya pertanyaan yang diutarakan

oleh peserta. Namun peserta menyatakan paham tentang apa yang

disampaikan oleh narasumber.

c. Konseling Gizi

Kegiatan konseling secara individu dilakukan hamper setiap hari

di ruang gizi. Kegiatan ini ditujukan bagi pasien yang mendapat rujukan

dari dokter untuk mendapatkan penanganan mengenai diet yang sesuai

dengan penyakit yang diderita. Pelayanan konsultasi gizi bertujuan

meningkatkan mutu pelayanan gizi di puskesmas dalam rangka upaya

perbaikan gizi masyarakat, sebagai pelayanan kesehatan dasar di

puskesmas untuk memperoleh informasi yang akurat tentang status gizi

dan anjuran dietetik yang sesuai dengan masalah gizi yang dihadapi.

Berdasarkan hasil pengamatan pasien yang mendapat konseling

memiliki masalah terkait gizi yaitu kurang energi protein pada balita,

kurang energi kronik pada ibu hamil, diet rendah garam dan kolesterol

yang diderita oleh lansia dan diabetes melitus. Setiap kali melakukan

konseling, media yang digunakan adalah leaflet.


35

d. Melakukan Pemantauan Pertumbuhan Balita di Posyandu

Kegiatan rutin di posyandu adalah melakukan antopometri yaitu

penimbangan berat badan dan pengukuran panjang atau tinggi badan

pada bayi dan balita. Bayi dan balita harus mengetahui berat badan dan

panjang badan atau tinggi badannya sebagai upaya pemantauan tubuh

kembang anak.

Target pencapaian tingkat partisifasi ibu balita ke posyandu yang

ditetapkan Puskesmas Kuin Raya adalah 78%. Namun berdasarkan hasil

pengamatan, tingkat partisifasi masyarakat pada dapat dilihat dari

kunjungan masyarakat ke posyandu pada bulan Februari mengalami

peningkatan dari bulan sebelumnya. Hal ini terjadi karena pada bulan

Februari dilaksanakan pembgia vitamin A.

Cakupan penimbangan balita di Posyandu (D/S) merupakan

indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita,

cakupan pelayanan kesehatan dasar khusunya imunisasi serta prevalensi

gizi kurang. Semakin tinggi cakupan D/S, semakin tinggi cakupan

vitamin A, semakin tinggi cakupan imunisasi dan semakin rendah

prevalensi gizi kurang. Program posyandu akan bermanfaat jika balita

berkunjung ke posyandu secara teratur. Keteraturan berkunjung ke

Posyandu sangat diperlukan partisipasi ibu untuk membawa balitanya

berkunjung ke Posyandu.
36

e. Kunjungan Rumah

1. Kunjungan Rumah Balita Gizi Buruk

Kunjungan ke rumah balita yang memiliki status gizi buruk

berdasarkan indeks BB/TB (<-3 SD) dilakukan pada balita

bernama Slamet. Pada 8 Januari 2020 dilakukan pengukuran berat

badan dan panjang badan. Pada hari selanjutnya wawancara

dilanjutkan dengan menanyakan kebiasaan makan, pola asuh,

riwayat penyakit dan keadaan sosial ekonomi responden.

Berdasarkan hasil pengukuran diketahui berat badan 5,6 kg,

panjang badan 65 cm dan status gizi menurut BB/U tergolong gizi

buruk, status gizi menurut PB/U tergolong sangat pendek, dan

status gizi menurut BB/PB tergolong sangat kurus. Menurut

wawancara diketahui bahwa penyebab masalah gizi sebagai berikut

1. Anak menderita penyakit infeksi yaitu diare. Dan saat lahir

juga tergolong BBLR karena berat badannya hanya 0.8 kg.

Dan anaknya juga lahir pada usia kehamilan 6 bulan dan

sempat dirawat diruang MICU.

2. Pola asuh dan pengetahuan ibu yang kurang. Anak merupakan

anak yang ke % dari 5 bersaudara, anak tersebut pada umur 2

bulan sudah tidak mendapat ASI Ekslusif lagi dikarenakan

anak tidak mau diberikan ASI oleh ibunya dan ibu juga

membiasakan kepada anak untuk memberi susu formula. Dan


37

pada saat penimbangan anak tersebut juga tidak ada kenaikan

berat badan anak.

3. Sosial ekonomi keluarga rendah. Bapak yang hanya seorang

buruh memiliki penghasilan yang rendah. Sehingga kualitas

makanan anak kurang baik. Anak hanya diberikan makanan

yang sama dengan ibunya. Sehingga asupan anak kurang

tercukupi.

Setelah dilakukan konseling dan pemberian contoh

makanan porsi seimbang untuk balita. Ibu mulai mampu

mengikuti walaupun anak masih sulit diajak makan. Sehingga

asupan anak masih kurang dari kebutuhan dan berat badannya

pun masih kurang. Hari berikutnya anak diberikan PMT

berupa biscuit.

2. Kunjungan Rumah Balita Gizi Kurang

Kunjungan ke rumah balita yang memiliki status gizi

kurang indeks BB/TB (-3 SD) dilakukan pada balita bernama

An.AR. Pada 6 januari 2019 dilakukan pengukuran berat badan

dan panjang badan. Pada hari selanjutnya wawancara

dilanjutkan dengan menanyakan kebiasaan makan, pola asuh,

riwayat penyakit dan keadaan sosial ekonomi responden.

Berdasarkan hasil pengukuran diketahui berat badan 6,4

kg, panjang badan 72 cm dan status gizi menurut BB/U

tergolong gizi buruk, status gizi menurut PB/U tergolong


38

normal, dan status gizi menurut BB/PB tergolong kurus.

Menurut wawancara diketahui bahwa penyebab masalah gizi

sebagai berikut

1. Pola asuh dan pengetahuan ibu yang kurang. Karna ibu

mempunyai riwayat penyakit KEK pada saat kehamilan.

2. Sosial ekonomi keluarga rendah. Dalam satu rumah terdiri

dari 3 orang. Ayah yang bekerja sebagai kepala rt dan ibu

hanya ibu rumah tangga.

3. Kebiasaan makan yang salah. AR yang berusia 13 bulan

tidak pernah diberi lauk ketika makan dan jarang

mengonsumsi buah dan sayur. Karena anak tidak

dibiasakan makan makanan selain bubur SUN dan juga

susu formula. Asupan makanan AR masih cukup dari

kebutuhan. Namun berat badan tidak mengalami kenaikan.

Setelah dilakukan konseling dan pemberian contoh

makanan porsi seimbang untuk balita. Ibu mulai mampu

mengikuti yaitu dengan membuat bubur nasi dan sayur seperti

waluh dalam makanan anak. Namun bubur masih dibeli

warung. Hari berikutnya anak diberikan PMT berupa berat

badan anak saat ini mengalami kenaikan.

f. Mengadakan Acara yang Menarik Perhatian Ibu-Ibu Menuju Posyandu.

Dalam kegiatan posyandu , partisipasi atau kehadiran masyarakat

sangatlah diharapkan untuk terwujudnya masyarakat yang sehat dan


39

mandiri. Partisipasi dalam kegiatan posyandu merupakan ukuran dalam

berhasilnya program kerja puskesmas. Permasalahan yang muncul pada

kegiatan gizi di puskesmas Kuin Raya yaitu kurangnya partisipasi

masyarakat dalam kegiatan posyandu perlu menerapkan solusi yang

tepat, beberapa solusi yang perlu diterapkan agar meningkatnya

partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu adalah :

- Mengadakan arisan bersama dengan kegiatan posyandu

- Mengadakan posyandu yang bertepatan dengan acara yasinan

keluarga

- Mengadakan demo masak atau lomba masak bersamaan dengan

acara posyandu

g. Pemberian Biskuit Ibu Hamil KEK

Pemberian biskuit kepada ibu hamil yang terdeteksi kekurangan

energi kronik (KEK) dilakukan di Puskesmas Kuin Raya. Saat ibu hamil

memeriksa kandungannya ke ruang KIA dan dilakukan pengukuran

LILA, diketahui LILA ibu tersebut <23,5 cm sehingga ibu tersebut

dinyatakan KEK, maka langsung dirujuk ke ruang Gizi untuk

pengambilan biskuit ibu hamil KEK sekaligus diberikan konsultasi

mengenai gizi ibu hamil.


40

C. Kegiatan tambahan di Puskesmas

1. Rapat Lokmin Bulanan

Rapat lokmin dilakukan setiap bulan guna melakukan evaluasi

kinerja dan kelengkapan berkas yang kiranya masih harus dilengkapi.

Kegiatan lokmin bulanan yang diikuti dalam prakter kerja lapangan bidang

intervensi gizi masyarakat dilaksanakan pada sabtu 4 januari 2020.

Adapun hal-hal yang menjadi pembahasan dalam lokmin bulanan tersebut

adalah

- Pembayaran layanan kesehatan dengan BPJS

- Pembahasan mengenai Reapredtasi di PKM slag UKP

- Perlunya ada pembuatan SK buat beberapa pegawai yang menangani

pengaturan buku rekam medic pada ruang pelayanan

Untuk hasil lebih rincinya bisa dilihat dilampiran.


41

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Mahasiswa sudah mampu memahami peran Puskesmas dalam upaya

perbaikan gizi di Puskesmas Kuin Raya

2. Permasalahan yang di temukan di Puskesmas salah satunya ada ibu hamil

KEK, status gizi balita yang kurang dan lebih berdasarkan indeks BB/PB

atau BB/TB.

3. Pelaksaan evaluasi program gizi di Puskesmas Kuin Raya adalah

memantau kembali apakah program gizi tersebut sudah berjalan lancar

atau belum

4. Sudah melakukan pendidikan dan pelatihan gizi melalui penyuluhan

dengan sasaran ibu yang memiliki balita atau bayi.

5. Sudah melakukan asuhan gizi pada balita yang menderita gizi kurang dan

melakukan asuhan gizi sesuai dengan apa yang dianjurkan

B. Saran

1. Bagi pelaksana program kesehatan, diharapkan petugas kesehatan terkait

dapat meningkatkan kerjasama dengan lintas sektor dan tidak lupa adanya

kerja sama antara pemerintah dan masyarakat agar terwujudnya Indonesia

sehat.

2. Petugas kesehatan terkait diharapkan mampu meningkatkan frekuensi dan

mutu penyuluhan kepada masyarakat baik di dalam gedung maupun luar

gedung dengan menumbuhkan, membina dan melestarikan gerakan


42

keluarga sadar gizi seperti tercermin dari pola konsumsi yang

beranekaragam dan bermutu gizi seimbang sehingga dapat memotivasi

masyarakat untuk mencapai kesehatan yang mandiri.

Anda mungkin juga menyukai