Anda di halaman 1dari 16

42

BAB IV

PERMASALAHAN DAN ALTERNATIF PEMECAHAN

A. Kegiatan dalam Gedung

1. Penimbangan di Puskesmas

Penimbangan balita di Puskesmas Teluk Dalam dilaksanakan setiap

hari bagi balita yang memeriksakan diri ke puskesmas. Penimbangan atau

pengukuran berat badan dilakukan menggunakan 2 alat timbangan yaitu

timbangan bayi manual yang diletakkan diatas meja dan timbangan injak

digital untuk anak balita yang sudah dapat berdiri yang diletakkan diatas

lantai. Sedangkan pengukuran tinggi badan juga dilakukan dengan 2 alat

pengukuran yaitu pengukuran panjang badan untuk bayi menggunakan

metlin dan pengukuran tinggi badan untuk anak balita yang sudah dapat

berdiri menggunakan microtoise.

Setelah dilakukan pengukuran antropometri, data hasil berat badan

dan tinggi badan serta karakteristik lainnya ditulis dibuku register dan

buku pasien. Dan dilakukan penilaian status gizi berdasarkan antropometri

diantaranya BB/U, TB/U dan BB/TB.

Untuk mengatasi masalah bayi/balita yang mengamuk/menangis saat

penimbangan alangkah lebih baiknya jika saat penimbangan perhatian

balita dialihkan perhatiannya dengan memberikan mainan agar bayi/balita

tidak fokus kepada timbangannya. Dan bagi bayi/balita yang

menggunakan pakaian yang tebal, sepatu, kaos kaki topi dan popok, ada
baiknya dilepas terlebih dahulu agar tidak mengganggu hasil dari

pengukuran.

2. Terdapat kasus bayi dan balita penderita Kurang Gizi

Hal ini sudah mendapatkan penanganan intensif dari berbagai pihak,

baik dari pihak Puskesmas, Pemerintah, maupun masyarakat sehingga

status gizinya meningkat menjadi normal. Namun, masih ada bayi dan

balita yang menderita kurang gizi. Kurang Gizi disebabkan oleh adanya

penyakit infeksi, asupan makan yang kurang, ekonomi yang rendah, pola

asuh yang kurang tepat, sanitasi yang tidak baik serta tingkat pendidikan

yang rendah.

Untuk mengatasi bayi dan balita yang menderita KEP, hal yang

harus dilakukan adalah melakukan konseling kepada keluarga pasien

penderita KEP, dan pemberian susu formula dan atau makanan

pendamping ASI untuk pasien KEP.

3. Masih terdapat ibu hamil KEK dengan LILA <23,5 cm.

Untuk mengatasi ibu hamil KEK, Dinas Kesehatan Provinsi telah

memberikan bantuan berupa biscuit MP-ASI kepada masing-masing ibu

hamil dengan kategori LILA <23,5 cm. dan juga memberikan penyuluhan

berupa pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil untuk

meminimalisir terjadinya ibu hamil KEK.

4. Masih tingginya angka penderita penyakit degenerative/tidak menular

dimasyarakat, seperti hipertensi dan diabetes mellitus.


Untuk mengatasi tingginya angka penyakit degenerative/tidak

menular dimasyarakat seperti hipertensi dan diabetes mellitus yaitu dengan

cara memberikan penyuluhan dan konseling gizi kepada masyarakat

tentang diet untuk penyakit yang bersangkutan misalnya diet untuk

penyakit hipertensi dan diabetes mellitus.

5. Penyuluhan dalam Gedung

Saat penyuluhan dalam gedung yang dilaksanaan diruang tunggu,

peserta yang diberikan penyuluhan kurang antusias mendengarkan.

Untuk mengatasi masalah tersebut sebaiknya menggunakan media

penyuluhan yang lebih menarik agar masyarakat tertarik untuk

meperhatikan materi yang disampaikan. Selain itu materi yang

disampaikan juga harus komunikatif sehingga peserta juga lebih tertarik

untuk mendengarkan.

B. Kegiatan di Luar Gedung

Kegiatan upaya perbaikan gizi di luar gedung Puskesmas lebih banyak

bersifat promotif dan preventif yaitu meliputi:

1. Penyuluhan di Posyandu

Saat penyuluhan luar gedung yang dilaksanaan Posyandu Delima,

peserta yang diberikan penyuluhan kurang antusias mendengarkan dan

tidak memperhatikan materi yang diberikan dikarenakan sebagian dari ibu

mengurus anaknya dan ada beberapa anak yang rewel.

Untuk mengatasi masalah tersebut sebaiknya menggunakan media

penyuluhan yang lebih menarik agar masyarakat tertarik untuk


meperhatikan materi yang disampaikan. Selain itu materi yang

disampaikan juga harus komunikatif sehingga peserta juga lebih tertarik

untuk mendengarkan.

2. Rendahnya indikator SKDN pada tahun 2019

Penimbangan balita di posyandu dilakukan setiap bulan di posyandu

yang ada di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam. Jenis penimbangan

yang dilakukan di Posyandu pada dasarnya sama dengan kegiatan dalam

gedung Puskesmas, namun dalam kegiatan di Posyandu ini dilaksanakan

oleh masyarakat (kader) dengan bimbingan dari petugas Puskesmas (ahli

gizi dan bidan Kelurahan).

Kegiatan posyandu melibatkan semua anggota masyarakat di

wilayah RT/RW yang tergabung dalam kelompok penimbangan

(posyandu) ikut berpartisipasi dalam kegiatan posyandu karena pada

hakikatnya kegiatan posyandu ini dilakukan oleh masyarakat, dari

masyarakat dan untuk masyarakat.

Sasaran utama kegiatan penimbangan yang ada di posyandu adalah

bayi, balita, ibu hamil dan para lansia.

Kegiatan penimbangan balita merupakan salah satu kegiatan yang

ada di posyandu untuk pemantauan pertumbuhan bayi dan balita. Di

wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam memiliki 14 posyandu. Dari hasil

kegiatan pemantauan pertumbuhan balita akan didapat informasi tentang

jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kera posyandu (S), jumlah balita

yang memiliki KMS (K), jumlah balita yang ditimbang (D), dan jumlah
yang naik berat badannya (N). Keberhasilan kegiatan di posyandu

ditentukan oleh tinggi rendahnya peran serta masyarakat, terutama ibu

yang mempunyai balita. Saat mengukur tinggi badan balita sebaiknya

disediakan microtoise agar hasilnya lebih tepat.

Pada penimbangan anak balita (D/S) atau tingkat partisipasi

masyarakat masih dibawah target. Hal ini disebabkan pada anak usia satu

tahun keatas dianggap oleh ibunya telah lengkap imunisasinya sehingga

tidak perlu lagi dibawa ke Posyandu, disamping itu anak sudah mulai ada

rasa takut dan rewel dan tidak mau ditimbang.

Untuk mengatasi masalah SKDN bayi dan balita di wilayah kerja

Puskesmas Teluk Dalam yang belum mencpai target Dinkes perlu upaya

memberikan penyuluhan kepada ibu balita untuk meningkatkan

pentingnya menimbang secara rutin di posyandu maupun puskesmas untuk

mengetahui status gizi anak sehingga terpantau tiap bulannya, selain itu

perlunya mengoptimalkan fungsi kader sebagai motivator dalam kegiatan

tersebut.

C. Intervensi Pelaksanaan Program Intervensi Gizi Di Wilayah kerja

Puskesmas Teluk Dalam

1. Penyuluhan Kolesterol (Intervensi Penanganan Penyakit Tidak Menular)

Kolesterol yang tinggi merupakan penyakit yang sering diderita oleh

pasien yang ada di Puskesmas Teluk Dalam. Oleh sebab itu, untuk

menanggulangi dan mencegah diadakan penyuluhan tentang pengaturan

diet untuk penderita kolesterol. Hal ini perlu ditangani dan dicegah, Kadar
kolesterol tinggi merupakan salah satu problema yang sangat serius karena

merupakan salah satu faktor resiko yang paling utama untuk terjadinya

penyakit jantung pada seseorang masalah lainya ialah pada seseorang

yangtekanan darah tinggi dan perokok (Anwar Bahri, 2003:2).

Penyuluhan gizi dengan topik tentang “Kolesterol” dilaksanakan

pada hari Senin, 06 Januari 2020 dan berlangsung sekitar ± 20 menit di

ruang tunggu Puskesmas Teluk Dalam. Jumlah pengunjung yang berhadir

sebanyak 7 orang.

Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah dan

tanya jawab dengan alat bantu berupa leaflet kolesterol (diet rendah

kolesterol dan lemak). Kegiatan penyuluhan dimulai dengan pembukaan

yaitu salam, perkenalan diri serta penyampaian tujuan diadakannya

penyuluhan tersebut. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pelaksanaan

berupa penyampaian materi seperti definisi kolesterol, penyebab

kolesterol, tanda dan gejala kolesterol, bahaya kolesterol, dan makanan

yang tinggi kolesterol. Selanjutnya yaitu evaluasi dan penutup.

Selama pelaksanaan, respon peserta terhadap semua materi yang

disampaikan sudah dapat dikatakan cukup baik. Dapat dilihat dari

beberapa sikap peserta yang menyimak akan tetapi masih ada pengunjung

yang kurang memperhatikan. Karena terfokus menunggu antrian

pelayanan kesehatan lainnya.

Untuk penyuluhan yang dilakukan telah disusun Satuan Acara

Penyuluhan sebagai pedoman dalam kegiatan yang dilakukan (Terlampir).


2. Penyuluhan Isi Piringku

Dulu kita punya slogan 4 Sehat 5 Sempurna, amun dalam


perkembangan ilmu gizi tidak cukup tepat untuk mengakomodir
perkembangan ilmu yang baru. Kalau hanya bicara 4 Sehat 5 Sempurna
tanpa keseimbangan itu tidak cukup.

Isi Piringku adalah iklan layanan masyarakat yang membahas tentu


menu makanan sehat. Isi Piringku bertujuan untuk mengingatkan
masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi makanan sehat. Secara
umum, "Isi Piringku" menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi
dalam satu piring yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur, dan 50
persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein.

Kampanye "Isi Piringku" juga menekankan untuk membatasi gula,


garam, dan lemak dalam konsumsi sehari-hari. Dalam perkembangan ilmu
gizi yang baru, pedoman "4 Sehat 5 Sempurna" berubah menjadi pedoman
gizi seimbang yang terdiri dari 10 pesan tentang menjaga gizi.
Dari 10 pesan tersebut, dikelompokkan lagi menjadi empat pesan
pokok yakni pola makan gizi seimbang, minum air putih yang cukup,
aktivitas fisik minimal 30 menit per hari, dan mengukur tinggi dan berat
badan yang sesuai untuk mengetahui kondisi tubuh.
Selain diagram "Isi Piringku" yang telah disebutkan, kampanye
tersebut juga menekankan empat hal penting lainnya yaitu cuci tangan
sebelum makan, aktivitas fisik yang cukup, minum air putih cukup, dan
memantau tinggi badan dan berat badan
Karena pentingnya diadakan penyuluhan gizi, dengan topik tentang

“Isi Piringku” Penyuluhan ini dilaksanakan pada tanggal Selasa 07 Januari

2020 bertempat di Posyandu Delima dengan peserta yang hadir sebanyak

10 orang.
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah dan

tanya jawab dengan alat bantu berupa leaflet. Selama pelaksanaan kegiatan

penyuluhan respon peserta terhadap materi yang disampaikan cukup baik

namun masih ada kendala karena masih ada beberapa ibu yang tidak

mendengarkan penyuluhan dengan baik dikarenakan anak ibunya rewel .

3. Penyuluhan tentang Stunting

Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh

tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting

(tubuh pendek) adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga

melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan

populasi yang menjadi referensi internasional. Stunting adalah keadaan

dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh

anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya

(MCN, 2009).

Stunted adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (<-2SD),

ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan

kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia

anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan

pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang

untuk gizi kurang pada anak.

Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi

badan menurut umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai


pada pra dan pasca persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka

panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai dan atau kesehatan.

Sekitar 8,8 juta anak Indonesia menderita stunting (tubuh pendek)

karena kurang gizi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013

mencatat angka kejadian stunting nasional mencapai 37,2 persen. Angka

ini meningkat dari 2010 sebesar 35,6 persen (Rizma, 2016). Oleh karena

itu dalam hal ini diperlukan upaya pencegahan stunting salah satunya

dengan penyuluhan bagaimana cara mencegah stunting diberikan pada

orangtua anak.

Karena pentingnya diadakan penyuluhan gizi, dengan topik tentang

“Cegah Stunting” Penyuluhan ini dilaksanakan pada tanggal Selasa 08

Januari 2020 bertempat di Posyandu Delima dengan peserta yang hadir

sebanyak 10 orang.

Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah dan

tanya jawab dengan alat bantu berupa leaflet. Selama pelaksanaan kegiatan

penyuluhan respon peserta terhadap materi yang disampaikan cukup baik

namun masih ada kendala karena masih ada beberapa ibu yang tidak

mendengarkan penyuluhan dengan baik dikarenakan anak ibunya rewel .

4. Konseling Gizi

Konseling gizi dilakukan kepada pasien yang mengonsultasikan

masalah gizi. Tujuan konseling gizi untuk memastikan bahwa dapat

memanfaatkan semua nutrisi yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh.

Mengatur diet kepada pasien.


5. Kunjungan Rumah dan Intervensi Gizi (Menanggulangi Gizi Kurang)

Kunjungan rumah dilakukan terhadap keluarga ibu balita gizi kurang

di wilayah Kelurahan Teluk Dalam. Kunjungan rumah bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap ibu / keluarga balita gizi kurang dalam

upaya kegiatan gizi masyarakat.

Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 2x kunjungan rumah.

Kunjungan pertama untuk menganalisis permasalahan gizi yaitu tentang

status gizi balita, riwayat gizinya, food recall 24 jam dan mengetahui

pengetahuan ibu seputar makanan balita. Kunjungan kedua untuk

memberikan intervensi gizi yaitu menyampaikan permasalahan pada

balita, memberikan penyuluhan, memberikan motivasi untuk membantu

meningkatkan gizi balita serta memberikan contoh menu dan porsi

makanan yang tepat untuk balita serta monitoring dan evaluasi.

D. Evaluasi Pelaksanaan Program Intervensi Gizi

1. Penyuluhan Kolesterol

a) Evaluasi Input

Penyuluhan tentang kolesterol dilaksanakan pada hari Senin, 06

Januari 2020 yang dilakukan oleh Mahasiswa Gizi Polteknik

Kesehatan Banjarmasin. Sasaran pada penyuluhan ini adalah

masyarakat yang berhadir di Puskesmas Teluk Dalam. Tujuan

penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan tentang Kolesterol bagi

masyarakat. Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah

ceramah dan tanya jawab dengan menggunakan alat bantu leaflet.


b) Evaluasi proses

Kegiatan ini pada pelaksanaannya dilakukan selama 20 menit

dengan menyampaikan materi sebagai susunan acara dimulai dari

pembukaan dengan memperkenalkan diri, kemudian penyampaian

materi tentang kolesterol dan pentupan. Peserta penyuluhan

memperhatian materi yang disampaikan oleh penyuluh dengan baik

dan peserta cukup memperhatikan namun masih ada beberapa yang

tidak fokus pada penyuluhan dikarenakan sibuk menunggu panggilan

nomor antrian .

c) Evaluasi Output

Hasil dari penyuluhan gizi ini yaitu masyarakat dapat mengetahui

dan menambah wawasan dan pengetahuan gizi tentang kolesterol.

Peserta penyuluhan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.

d) Evaluasi Outcome

Ada beberapa perubahan perilaku pada sebagian masyarakat

setelah pemberian penyuluhan gizi tentang kolesterol dan sebagian

masyarakat memahami dan dapat menerapkannya dirumah.


2. Penyuluhan Isi Piringku

a) Evaluasi Input

Penyuluhan tentang Isi Piringku dilaksanakan pada hari Selasa,

07 Januari 2020 yang dilakukan oleh Mahasiswa Gizi Polteknik

Kesehatan Banjarmasin. Sasaran pada penyuluhan ini adalah

masyarakat yang berhadir di Puskesmas Teluk Dalam. Tujuan

penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan tentang Kolesterol bagi

masyarakat. Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah

ceramah dan tanya jawab dengan menggunakan alat bantu leaflet.

b) Evaluasi proses

Kegiatan ini pada pelaksanaannya dilakukan selama 20 menit

dengan menyampaikan materi sebagai susunan acara dimulai dari

pembukaan dengan memperkenalkan diri, kemudian penyampaian

materi tentang Isi Piringku dan pentupan. Peserta penyuluhan

memperhatian materi yang disampaikan oleh penyuluh dengan baik

dan peserta cukup memperhatikan namun masih ada beberapa yang

tidak fokus pada penyuluhan.

c) Evaluasi Output

Hasil dari penyuluhan gizi ini yaitu masyarakat dapat mengetahui

dan menambah wawasan dan pengetahuan gizi tentang Isi Piringku.

Peserta penyuluhan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.


d) Evaluasi Outcome

Ada beberapa perubahan perilaku pada sebagian masyarakat

setelah pemberian penyuluhan gizi tentang Isi Piringku dan sebagian

masyarakat memahami dan dapat menerapkannya dirumah.

3. Kunjungan Rumah Balita

a) Evaluasi Input

Kunjungan rumah dilakukan 2x kali yaitu pada tanggal 06 dan 08

Januari 2019 yang dilaksanakan oleh mahasiswa dengan sasaran

adalah rumah yang memiliki balita gizi kurang di Kelurahan Teluk

Dalam. Kunjungan rumah dilakukan oleh Mahasiswa PKL Jurusan

DIII Gizi Poltekkes.

Metode yang digunakan pada kegiatan kunjungan rumah ini

adalah pengamatan langsung, wawancara, ceramah dan tanya jawab

berupa konseling. Saat dilakukan intervensi gizi dengan media berupa

leaflet dan contoh menu. Adapun materi konseling disesuaikan kasus

gizi kurang yang ditemukan saat intervensi.

b) Evaluasi Proses

Sebelum dilakukan kunjungan rumah, terlebih dahulu mencari

data rumah yang memiliki balita gizi buruk yang mana data didapatkan

dari Ahli Gizi Puskesmas. Setelah data didapatkan, maka dilakukan

kunjungan rumah untuk intervensi dan konseling sesuai kasus gizi

kurang yang ditemukan dan diberikan contoh menu yang sesuai

dengan balita gizi tersebut.


Kunjungan rumah pada pelaksanaannya dilakukan sebanyak 2

kali. Kujungan pertama adalah melakukan identifikasi masalah,

kunjungan kedua melakukan intervensi, konseling gizi, monitoring dan

evaluasi. Pada proses kunjungan rumah, ibu balita maupun wali balita

mau memberikan informasi dan mau mendengarkan intervensi dan

konseling yang disampaikan dengan baik.

c) Evaluasi Output

Rumah balita gizi kurang yang dikunjungi adalah sebanyak 1

balita dimana mahasiswa memiliki tanggung jawab atas balita yang

dintervensi. Semua orang tua atau wali balita mau memberikan

informasi mengenai balitanya dan mau mendengarkan dengan baik

intervensi dan konseling yang disampaikan. Kemudian setelah

dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap balita Gizi Buruk.

d) Evaluasi Outcome

Kesadaran masyarakat terutama keluarga yang balita gizi buruk

meningkat ditandai dengan adanya tanggapan dan pertanyaan untuk

mengatasi masalah-masalah yang terjadi. Selain itu, setelah dilakukan

monitoring dan evaluasi terhadap balita gizi buruk, Ibu/keluarga dapat

memperbaiki status gizi melalui pola asuh gizi terhadap balita.

Sehingga mampu meningkatkan variasi makanan dan tingkat

konsumsinya.
4. Kunjungan Rumah Balita

b) Evaluasi Input

Kunjungan rumah dilakukan 2x kali yaitu pada tanggal 06 dan 08

Januari 2019 yang dilaksanakan oleh mahasiswa dengan sasaran

adalah rumah yang memiliki balita gizi kurang di Kelurahan Teluk

Dalam. Kunjungan rumah dilakukan oleh Mahasiswa PKL Jurusan

DIII Gizi Poltekkes.

Metode yang digunakan pada kegiatan kunjungan rumah ini

adalah pengamatan langsung, wawancara, ceramah dan tanya jawab

berupa konseling. Saat dilakukan intervensi gizi dengan media berupa

leaflet dan contoh menu. Adapun materi konseling disesuaikan kasus

gizi kurang yang ditemukan saat intervensi.

e) Evaluasi Proses

Sebelum dilakukan kunjungan rumah, terlebih dahulu mencari

data rumah yang memiliki balita gizi kurang yang mana data

didapatkan dari Ahli Gizi Puskesmas. Setelah data didapatkan, maka

dilakukan kunjungan rumah untuk intervensi dan konseling sesuai

kasus gizi kurang yang ditemukan dan diberikan contoh menu yang

sesuai dengan balita gizi tersebut.

Kunjungan rumah pada pelaksanaannya dilakukan sebanyak 2

kali. Kujungan pertama adalah melakukan identifikasi masalah,

kunjungan kedua melakukan intervensi, konseling gizi, monitoring dan

evaluasi. Pada proses kunjungan rumah, ibu balita maupun wali balita
mau memberikan informasi dan mau mendengarkan intervensi dan

konseling yang disampaikan dengan baik.

f) Evaluasi Output

Rumah balita gizi kurang yang dikunjungi adalah sebanyak 1

balita dimana mahasiswa memiliki tanggung jawab atas balita yang

dintervensi. Semua orang tua atau wali balita mau memberikan

informasi mengenai balitanya dan mau mendengarkan dengan baik

intervensi dan konseling yang disampaikan. Kemudian setelah

dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap balita Gizi kurang.

g) Evaluasi Outcome

Kesadaran masyarakat terutama keluarga yang balita gizi kurang

meningkat ditandai dengan adanya tanggapan dan pertanyaan untuk

mengatasi masalah-masalah yang terjadi. Selain itu, setelah dilakukan

monitoring dan evaluasi terhadap balita gizi kurang, Ibu/keluarga

dapat memperbaiki status gizi melalui pola asuh gizi terhadap balita.

Sehingga mampu meningkatkan variasi makanan dan tingkat

konsumsinya.

Anda mungkin juga menyukai