BAB 2 Tini Suminarti
BAB 2 Tini Suminarti
TINJAUAN PUSTAKA
A. LITERATUR TEORITIS
Menurut Deswani (2011) dokumentasi adalah sesuatu yang ditulis atau dicetak,
kemudian diandalkan sebagai catatan bukti bagi orang yang berwenang, dan
Dokumentasi adalah catatan yang dapat dibuktikan atau dapat menjadi bukti
1998 ).
Dapat disimpulkan bahwa dokumentasi keperawatan adalah :
menyeluruh.
hukum.
yaitu :
waktu sebaik-baiknya.
dokumentasi dapat digunakan sebagai sumber data penelitian. Hal ini sarat
dapat diwujudkan tanpa dokumentasi yang kontinu, akurat, dan rutin baik
dari kedua aspek ini berkaitan erat dengan aspek manajerial, yang disatu sisi
merumuskan hipotesis, atau penjelasan masalah aktual atau potensial resiko dan
kuat untuk mendasari ilmu keperawatan sebelum pola identifikasi sesuai data
sebagai berikut:
a. Brevity
Brevity sendiri adalah ringkas, jadi kita dalam mencatat isi dokumentasi
keperawatan harus ringkas dan tidak perlu memasukan kata-kata atau kalimat
yang tidak penting dan mempunyai makna yang tidak sesuai Misal :
- Intervensi: Berikan cairan infus ringer laktat 4 tetes per menit karena di
sarankan oleh dokter bedah yaitu dr. AA Sp.D. yang jaga shif pagi ( tidak
brevity).
Dengan menuliskan catatatan yang ringkas dan mengenai inti masalah maka
catatan dokumentasi akan mudah dipahami dan tidak memakan ruang dalam
b. Legidibility
keperawatan harus mudah dibaca dan dipahami oleh perawat lain atau profesi
menuliskan catatan yang jelas yang bisa dibaca dan di mengerti oleh perawat
lain, dan tidak menuliskan istilah-istilah yang tidak dipahami oleh orang lain.
Semisal ada istilah baru maka harus segera di diskusikan kesemua tim untuk
c. Accuracy
Accuracy adalah sesuai dengan data yang ada pada klien. Jadi kita harus
dengan data baik identitas, laboratorium dan radiologi pada setiap klien. Ini
adalah aspek yang sangat vital dan tidak boleh salah atau tertukar dengan
klien lain. Misal: Dalam memasukan data pemberian obat perawat harus
teliti dan tidak boleh salah, obat yang resepkan untuk Tn. A tidak boleh di
4. Data pasien harus objektif dan bukan merupakan penafsiran perawat, dalam
hal ini perawat mencatat apa yang dilihat dari respon pasien pada saat
6. Harus dihindari dokumentasi yang baku sebab sifat individu /pasien adalah
7. Hindari penggunaan istilah penulisan yang tidak jelas dari setiap catatan
8. Data harus ditulis secara syah dengan menggunakan tinta dan jangan
9. Untuk merubah atau menutupi kesalahan apabila terjadi salah tulis, coret
11. Wajib membaca setiap tulisan dari anggota lain kesehatan yang lain
yaitu :
c. Akurat, menulis catatan selalu dimulai dengan menulis tanggal, waktu dan
d. Ringkas, singkatan yang biasa digunakan dan dapat diterima, dan dapat
dipakai.
f. Jika terjadi kesalahan pada saat pencatatan, coret satu kali kemudian paraf
g. Tulis nama jelas pada setiap hal yang telah dilakukan dan bubuhi tanda
tangan.
h. Jika pencatatan bersambung pada halaman baru, tanda tangani dan tulis
j. Jelaskan apa yang terlihat, terdengar terasa dan tercium pada saat
pengkajian.
k. Jika klien tidak dapat memberikan informasi saat pengkajian awal, coba
untuk mendapatkan informasi dari anggota keluarga atau teman dekat yang
Dalam buku Standart Akreditasi Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh Komisi
pelayanan selama pasien tinggal di rumah sakit, staf yang bertanggung jawab
pada fase pelayanan tertentu teridentifikasi dengan jelas. Staf yang dimaksud
menyatakan “Semua pasien yang dilayani melalui suatu proses assesmen yang
rawat inap atau rawat jalan, perlu assesmen lengkap untuk menetapkan alasan
kenapa pasien perlu datang ke rumah sakit. Pada tahap ini dibutuhkan
Ketetapan isi minimal dari assesmen yang harus dilaksanakan oleh dokter,
perawat, dan disiplin klinis lainnya. Hanya mereka yang kompeten yang
melaksanakan assesmen”.
d. Standart AP.4 pada maksud dan tujuan menyatakan pasien mungkin menjalani
banyak jenis assesmen diluar dan didalam rumah sakit oleh berbagai unit kerja
dan berbagai pelayanan. Akibatnya terdapat berbagai informasi, hasil test dan
data lain di rekam medis pasien. Manfaat akan besar bagi pasien, apabila staf
yang bertanggung jawab atas pasien bekerja sama menganalisis temuan pada
pelayanan. Staf medis, keperawatan dan staf lain yang bertanggung jawab atas
assesmen pasien.
asuhan yang efisien, penggunaan yang lebih efektif sumber daya manusia dan
sumber daya lain, kemungkinan hasil asuhan yang lebih baik. Jadi para
dan mengkoordinasi lebih baik asuhan pasien (contoh asuhan secara tim,
awal pasien masuk sampai keluar dari rumah sakit, yang diisi oleh berbagai
disiplin ilmu yang terlibat dalam asuhan pelayanan pasien. Form CPPT ditulis
(Objektif), hasil analisa (A), dan Perencanaan (P), bagian Gizi menggunakan
digunakan untuk assesment ulang (reassesment) pasien di rawat jalan dan rawat
antar berbagai disiplin ilmu (Dokter, Perawat, dan staf disiplin klinis lain yang
a. Penulisan CPPT, dilakukan setiap hari atau setiap terjadi perubahan klinis
pasien oleh setiap multidisiplin ilmu. Pemberian instruksi dari DPJP yang
Setiap profesi memberikan tanda tangan dan nama jelas setelah melakukan
atas dasar kondisi dan pengobatan untuk menetapkan respon pasien terhadap
pengobatan. Pasien dengan kriteria khusus akan menerima penilaian
individual yaitu:
mencakup tujuan dan tindakan untuk menghilangkan rasa sakit, kualitas, dan
Dokter DPJP atau yang diberi kewenangan, perawat, ahli gizi, farmasist,
fisioterapi, dll minimal satu kali setiap hari dan bila terjadi perubahan yang
signifikan dilakukan lebih dari satu kali perhari, selanjutnya dibuat rencana
gunakan.
- Aspek legalitas dari segi hukum yaitu adanya tanda tangan yang menjadi
1. Pengkajian
- Mengumpulkan Data
- Validasi data
- Organisasi data
- Mencatat data
2. Diagnosa Keperawatan
- Analisa data
- Identifikasdi masalah
- Formulasi diagnosa
3. Perencanaan / Intervensi
- Prioritas Masalah
- Menentukan tujuan
4. Pelaksanaan / implementasi
5. Evaluasi
Skema 2.1
Input-----------------------proses-------------------------------output
Formula / Kelengkapan Kualitas catatan :
data pasien
Kepatuhan akan SPO kelengkapan ,
Pedoman/ ( provider)
validitas,
SPO/ Juknis Penulisan SOAP kesinambungan
sesuai kaidah informasi,
Training
supervisi oleh ka mutu pelayanan
unit/ case manager
Untuk mengetahui kualitas catatan sebagai dokumentasi berkesinambungan
penulisan
2. Memuat catatan yang dibuat oleh masing masing profesi dengan urutan S O
3. Keterkaitan data, masalah dan target yang saling terintegrasi dari beberapa
profesi kesehatan.
2. Lama tugas
5. Training /Sosialisasi
9. Kolaborasi
dokter di tatanan rumah sakit dapat menulis anjuran bagi klien untuk berjalan
dua kali perhari. Fisioterapi berfokus pada latihan otot untuk pergerakan yang
serta kepercayaan diri dan motivasi. Pekerja sosial mengkin terlibat dalam
Skema 2.2.
Contoh kolaborasi tim kesehatan
Perawat Dokter
Klien/keluarga
Pekerja
Terapi fisik
Sosial
Kolaborasi tidak hanya antar profesi sebagai PPA (Profesi Pemberi Asuhan),
namun pasien dan keluarga dilibatkan dalam kerjasama dalam pengembangan,
PCC adalah :
pelayanan kesehatan.
b. Berbagi informasi
- Pasien dan keluarga menerima informasi tepat waktu, lengkap, dan akurat.
c. Partisipasi
Pasien dan keluarga didorong dan didukung untuk berpartisipasi dalam asuhan,
e. Dokter adalah sebagai Clinical Leader, dan tim kesehatan lain merupakan
memadai.
a. Sistem
elemen. Sistem dapat pula diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan
dan saling bergantung satu sama lainnya. Menurut Murdick dan Ross (1993)
maksud yang sama untuk mencapai tujuan, Menurut Scott (1996), sistem
Skema. 2.3
Model Sistem
Menurut Sutanta (2003) karakteristik suatu sistem adalah elemen yang saling
membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu
komponen.
5. Masukkan (input): segala sesuatu (data, bahan baku) yang perlu dimasukkan
kedalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk
komponen pengolahan.
8. Sasaran (objectives) dan tujuan (goal): setiap komponen dalam sistem perlu
dijaga agar saling bekerjasama dengan harapan agar mampu mencapai sasaran
9. Kendali (control): setiap komponen agar tetap terjaga sesuai dengan peran dan
fungsinya, maka perlu ada pengendalian, yang memiliki peran utama menjaga
agar proses dalam sistem dapat berlangsung secara normal sesuai dengan
10. Umpan balik (feed back): mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam
b. Informasi
fakta atau data yang mempunyai arti. Jadi data yang terkumpul saja tidak bisa
disebut informasi apabila belum diolah menjadi sesuatu yang mempunyai arti,
jadi informasi adalah data yang telah diproses dan harus memiliki arti bagi
mentah diproses atau diolah. Nilai sebuah informasi ditentukan dari dua hal
sebagai berikut :
Skema 2.4
Transformasi Data Menjadi Informasi
Data yang diolah tidak cukup dapat dikatakan sebagai suatu informasi, untuk
a. Menambah pengetahuan.
komunikasi (informasi) dan dasar pengobatan bagi dokter, dokter gigi dalam
kesehatan dimulai dari dibuatnya rekam medis secara baik dan benar oleh
Tenaga kesehatan yang bertanggung jawab dalam mengisi rekam medis adalah
dokter umum/spesialis, dokter gigi, tenaga kesehaan lain yang ikut dalam
tahun 2004).
B. TINJAUAN EMPIRIS
Penelitian terkait yang relevan dengan fenomena yang akan diteliti, antara lain:
Hasil penelitian:
Berdasarkan hasil analisis dari 100 berkas rekam medis pasien rawat jalan yang
(CPPT) tidak hanya dari segi kelengkapan saja namun juga dari validitas,
TUGUREJO, SEMARANG
selanjutnya diikuti sedang (35%) dan baik (17%). Hasil wawancara dengan
keperawatan pasien yang akan pulang saja. Evaluasi juga tidak dilakukan oleh
visite dokter, dan malas. Di sisi lain kepala ruang menungungkapkan bahwa
melainkan tanggung jawab pihak rumah sakit pada struktur di atas kepala
Hasil penelitian : Berdasarkan hasil telaah rekam medis tertutup terhadap 100
berkas rekam medis pasien rawat inap yang didalamnya terdapat formulir
standar HPK 6.3 terkait persetujuan umum sebesar 80%, standar HPK 6.4
terkait persetujuan operasi dan tindakan invasif sebesar 92%, standar HPK 6.4
terkait persetujuan transfusi darah dan produk darah sebesar 89%, standar
PAB 7.1 terkait risiko, keuntungan, komplikasi dan alternatif operasi sebesar
kualitatif.
pasien di rawat inap sebagai pola asuhan pasien, sesuai standart KARS
Skema.2.5
Patient care
I Asesmen pasien S
diagnosa/probem/kondisi identifikasi
Implementasi rencana/
pemberian pelayanan
Monitoring
Pada saat pasien masuk rawat inap assesmen awal harus dilengkapi dalam waktu
1x24 jam untuk dapat ditemukan data lengkap, masalah yang aktual dan
Setelah assesment dilakukan maka re-assesmen dibuat minimal 1 (satu) kali shift
atau ada kondisi yang berubah secara signifikan. Planning adalah target
perawatan yang akan dicapai. Perubahan terapi obat dituliskan di catatan
instruksi dokter.