Anda di halaman 1dari 17

INDUSTRI MINYAK NABATI

Disusun Oleh :
Annisa Cendani Haliman (061940422013)
Aprilia Nanda Utami (061940422014)
Jihan Syahira Syifa Friema (061940422019)
Kerin Aulia Rahma (061940422020)
Meidini Suci Anjarwati (061940420271)
M. Nanda Rizki N (061940422022)
Muhammad Syah Jehan (061940422023)
Nurhamida (061940420272)
RM Arif Abdurrahman (061940422029)

Kelompok : 1
Kelas : 3 KIB
Dosen Pengampu : Indah Purnamasari, S.T., M.Eng.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur tidak henti-hentinya kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat, nikmat, dan anugerah-Nya sehingga makalah
mengenai Industri Minyak Nabati ini dapat terselesaikan dengan baik, meski jauh dari
kata sempurna. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan terlibat dalam proses pembuatan makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami buat dengan sepenuh hati. Kami sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu bagi semua pihak yang membaca.
Tidak lupa kritik dan saran kami harapkan agar kedepannya makalah ini dapat
menjadi lebih baik lagi.

Palembang, 12 Januari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 5
BAB II : PEMBAHASAN
A. Industri Minyak Nabati 6
B. Bahan Baku 7
C. Sifat Fisika dan Kimia 7
D. Data Kuantitatif 8
E. Reaksi Kimia 9
F. Klasifikasi Proses 9
G. Diagram Alir 10
H. Uraian Proses 11
I. Kegunaan Minyak Nabati 14
BAB III : KESIMPULAN 15
DAFTAR PUSTAKA 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak goreng merupakan minyak yang berasal dari bahan nabati yang telah
dimurnikan dan berbentuk cair pada suhu kamar. Minyak goreng berfungsi sebagai
penghantar panas yang baik, memperbaiki tekstur makanan serta menentukan kualitas,
karakteristik, dan flavor produk pangan dalam proses pengolahan. Minyak goreng
berperan sebagai pelengkap sajian pada makanan mayoritas penduduk indonesia,
sehingga menjadikan minyak goreng dalam sembilan bahan pokok (sembako) yang
keberadaannya sangat penting di masyarakat (Winarno, 1997).
Buana (2001) dalam Utama (2013) Minyak goreng atau disebut RBD (Refined,
Bleached, Deodorized) Olein merupakan salah satu hasil olahan kelapa sawit yang
menjadi bahan makanan pokok yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
Minyak goreng dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang status
sosial, ekonomi, dan politik. Menurut surat Keputusan Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan Nomor : 02240/B/SK/VII/1991 tentang pedoman
persyaratan mutu serta label dan periklanan makanan yang dimaksud minyak goreng
(cooking oil) adalah minyak yang diperoleh dari atau dengan cara memurnikan
minyak nabati, dengan tujuan untuk menghilangkan bahan-bahan logam, bau, asam
lemak bebas, dan zat-zat warna.
Minyak goreng secara umum terdiri dari dua kelompok, yakni minyak goreng
hewani dan minyak goreng nabati. Minyak nabati adalah yang paling banyak
digunakan, terutama untuk menggoreng, karena lebih mudah didapatkan. Minyak
goreng nabati ini dapat dibuat dari berbagai sumber seperti kelapa, kelapa sawit, dan
kedelai. Di indonesia minyak goreng nabati yang sering digunakan adalah minyak
goreng bahan baku kelapa sawit. Selain karena indonesia merupakan negara penghasil
kelapa sawit, minyak ini juga cukup ideal dari segi harga dan ketersediaan (Amang,
1996 : 38).
Industri minyak goreng kelapa sawit memiliki prospek yang sangat baik. Hal ini
disebabkan produk minyak goreng termasuk dalam sembilan bahan pokok yang
keberadaannya sangat penting di masyarakat, terutama masyarakat indonesia.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu industri minyak nabati ?
2. Apa saja kegunaan dari minyak nabati ?
3. Bahan baku apa saja yang digunakan untuk membuat minyak nabati ?
4. Bagaimana sifat fisika dan sifat kimia dari masing-masing bahan ?
5. Bagaimana reaksi kimia yang terjadi dalam proses pembuatan minyak
nabati ?
6. Bagaimana pembagian proses pembuatan minyak nabati ?
7. Bagaimana gambar diagram alirnya serta uraian proses yang terjadi di
dalamnya ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu industri minyak nabati.
2. Mengetahui apa saja kegunaan dari minyak nabati.
3. Mengetahui bahan baku apa saja yang digunakan untuk membuat minyak
nabati.
4. Mengetahui apa saja sifat fisika dan sifat kimia dari masing-masing bahan
yang digunakan dalam industri minyak nabati.
5. Mengetahui mekanisme reaksi kimia yang terjadi dalam proses pembuatan
minyak nabati.
6. Mengetahui bagaimana pembagian proses pembuatan minyak nabati.
7. Mengetahui bagaimana gambar diagram alirnya serta uraian proses yang
terjadi di dalamnya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Industri Minyak Nabati


Minyak kelapa merupakan minyak atau lemak yang diperoleh dari kopra
(daging buah kelapa yang dikeringkan) atau dari perasan santannya. Lemak dan
minyak ini disebut juga lemak tersembunyi. Sedangkan lemak atau minyak yang telah
diekstraksi dari ternak atau bahan nabati dan dimurnikan, biasa disebut lemak atau
minyak biasa (kasat mata) (Winarno, 1992)
Lemak dan minyak dapat berasal dari hewani dan nabati. Lemak hewani, biasa
disebut lemak saja, memiliki sifat antara lain:
(1) mengandung banyak sterol yang biasa disebut sterol saja ;
(2) umumnya pada suhu kamar berbentuk padat seperti lemak susu.
Sedangkan lemak nabati yang biasa disebut minyak memiliki sifat antara lain:
(1) banyak mengandung fitosterol ;
(2) banyak mengandung asam lemak tak jenuh ;
(3) umumnya pada suhu kamar berbentuk cair, adakalanya juga berbentuk padat
dan dikenal juga dengan nama minyak coklat dan merupakan bagian stearin dari
minyak kelapa sawit (Winarno, 1992).

Minyak nabati yang berbentuk cair dapat dibedakan atas tiga golongan (Silalahi
dan Ginting, 2002) yaitu :
(1) drying oil, membentuk lapisan kertas bila mengering di udara ;
(2) semi drying oil, contoh minyak jagung dan minyak bunga matahari ; dan
(3) Non drying oil contoh minyak kelapa dan minyak kacang tanah.

Minyak nabati pada umumnya merupakan sumber asam lemak tidak jenuh
beberapa diantaranya merupakan asam esensial, misalnya asam oleat, linoleat,
linolenat, dan asam arakidonat. Asam-asam lemak esensial ini dapat mencegah
timbulnya gejala arterosklerosis, karena penyempitan pembuluh pembuluh darah
tersebut. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin
vitamin A, D, E, dan K

6
2.2 Bahan Baku
 Kopra menghasilkan :
1. Asam Palmitat
2. Gliserol
 H2O
 NaOH
 Hidrogen
 Nikel

2.3 Sifat Fisika dan Kimia


A. Kopra menghasilkan :
1. Asam Palmitat
Nama kimia : Hexadecanoic acid
Nama lain : Palmintid acid
Rumus kimia: CH3(CH2)14COOH
Berat molekul: 256,42 gr/mol
Berat jenis: 0,853 gr/mL
Titik lebur: 63-64°C
Titik didih: 251°C

2. Gliserol mempunyai sifat-sifat, antara lain


Rumus molekul : C3H5(OH)3
Berat molekul : 92 kg/mol
Titik didih : 290ᵒC
Titik Lebur : 17,9ᵒC
Densitas, (pada 50ᵒC, 1 atm) : 1.014 kg/m3

B. H2O
Berat molekul : 18,0153 gr/mol
Densitas : 0,998 gr/ml
Titik didih : 100ᵒC
Titik beku : 0ᵒC
Bentuk : zat cair, tidak berbau, tidak berwarna tidak berasa

7
C. Natrium Hidroksida
Berat molekul : 39,9971 gr/mol
Densitas : 2,1 gr/ml
Titik leleh : 318ᵒC
Titik didih : 1390ᵒC

D. Hidrogen
Fase : gas
Berat molekul : 2.016 g/mol
Titik didih : -252.6ᵒC
Titik lebur : -259.2ᵒC
Titik kritis : 32,97 K, 1,293 MPa
Kalor peleburan : (H2) 0,117 kJ mol-1
Kapasitas kalor : (25ᵒC) (H2) 28,836 J mol-1 K-1
Densitas : 0,08988 g/cm3

E. Nikel
Massa molar : 58,69 gr/mol
Titik lebur : 1455 ᵒC
Titik didih : 2913 ᵒC
Massa jenis : 8,908 gr/cm3
Fase : padat

F. Lemak nabati, mempunyai sifat-sifat antara lain :


Secara fisik, minyak cair pada suhu kamar, dan lemak yang padat. Kimia,
baik lemak dan minyak terdiri dari trigliserida, gliserin dalam struktur
mereka. Meskipun banyak bagian tanaman dapat menghasilkan minyak,
dalam praktek komersial, minyak diekstrak terutama dari biji.

2.4 Data Kuantitatif


Minyak Mentah
Kopra : 100 ton
Untuk hidrogenasi minyak
Basis : 1 ton hardened oil

8
1. Hidrogen : 50 Nm3
2. Nickel : 0,6 kg
3. Steam : 0,5 ton
Plant produksi : 5-30 ton

2.5 Reaksi Kimia


- Reaksi pada Mechanical Empeller Process

- Reaksi pada Purification

- Reaksi Hidrogenasi

2.6 Klasifikasi Proses


Klasifikasi proses yang terjadi adalah :
1. Mechanical
2. Solvent Extraction
3. Purification
4. Hydrogeneration of Oil

9
2.7 Diagram Alir

10
2.8 Uraian Proses
2.8.1 Cara Pres
Cara pres dilakukan terhadap daging buah kelapa kering (kopra). Uraian proses
cara pres ini adalah sebagai berikut :
a. Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk kasar.
b. Serbuk kopra dipanaskan, kemudian dipres sehingga mengeluarkan minyak.
Ampas yang dihasilkan masih mengandung minyak. Ampas digiling sampai
halus, kemudian dipanaskan dan dipres untuk mengeluarkan minyaknya.
c. Minyak yang terkumpul diendapkan dan disaring.
d. Minyak hasil penyaringan diberi perlakuan berikut :
- Penambahan senyawa alkali (KOH atau NaOH) untuk netralisasi
(menghilangkan asam lemak bebas).
- Penambahan bahan penyerap (absorben) warna, biasanya menggunakan
arang aktif dan atau bentonite agar dihasilkan minyak yang jernih dan
bening.
- Pengaliran uap air panas ke dalam minyak untuk menguapkan dan
menghilangkan senyawa-senyawa yang menyebabkan bau yang tidak
dikehendaki.
e. Minyak yang telah bersih, jernih, dan tidak berbau dikemas di dalam kotak
kaleng, botol plastic atau botol kaca.

2.8.2 Cara Ekstraksi Pelarut


Cara ini menggunakan cairan pelarut yang dapat melarutkan minyak. Pelarut
yang digunakan bertitik didih rendah, mudah menguap, tidak berinteraksi secara
kimia dengan minyak, dan residunya tidak beracun.
Uraian proses cara ekstraksi pelarut adalah sebagai berikut :
a. Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk.
b. Serbuk kopra ditempatkan pada ruang ekstraksi, sedangkan pelarut pada ruang
penguapan. Kemudian pelarut dipanaskan sampai menguap. Uap pelarut akan
naik ke ruang kondensasi. Kondensat (uap pelarut yang mencair) akan
mengalir ke ruang ektraksi dan melarutkan lemak serbuk kopra.
Jika ruang ektraksi telah penuh dengan pelarut, pelarut yang mengandung
minyak akan mengalir (jatuh) dengan sendirinya menuju ruang penguapan
semula.

11
c. Di ruang penguapan, pelarut yang mengandung minyak akan menguap,
sedangkan minyak tetap berada di ruang penguapan. Proses ini berlangsung
terus menerus sampai 3 jam.
d. Pelarut yang mengandung minyak diuapkan. Uap yang terkondensasi pada
kondensat tidak dikembalikan lagi ke ruang penguapan, tapi dialirkan ke
tempat penampungan pelarut. Pelarut ini dapat digunakan lagi untuk ekstraksi.
Penguapan ini dilakukan sampai diperkirakan tidak ada lagi residu pelarut
pada minyak.
e. Selanjutnya, minyak dapat diberi perlakuan netralisasi, pemutihan, dan
penghilangan bau.

2.8.3 Uraian Proses Hydrogenation of Vegetable Oil


Pada tahap hydrogenation of vegetable oil ini merupakan reaksi hidrogen
dengan senyawa organik. Reaksi ini terjadi dengan penambahan hidrogen secara
langsung pada ikatan rangkap dari molekul yang tidak jenuh sehingga dihasilkan
suatu produk yang jenuh. Proses hidrogenasi merupakan salah satu proses yang
penting dan banyak digunakan dalam pembuatan bermacam-macam senyawa organik.
Industri yang menggunakan proses hidrogenasi antara lain adalah industri sorbitol
methanol, margarine, ammonia, dan lain-lainnya. Pada tahap awal dilakukannya
proses pembuatan katalis. Bahan baku pada proses pembuatan katalis ini yaitu nikel,
dimana nikel merupakan sejenis katalis padat yang terdiri dari butiran halus aloi
nikel-alumunium yang digunakan dalam berbagai proses industri. Nikel digunakan
sebagai katalis alternatif untuk hidrogenasi minyak nabati pada berbagai proses
industri. Pada proses pembuatan katalis, saat ditambahkannya nikel dan oil pada
tangki berpengaduk terjadinya proses sedimentasi dimana campuran tersebut akan
mengendap dan pada bagian bottom alat dengan bantuan pompa akan dikeluarkannya
berupa slurry oil. Oil slurry ini akan dipompakan ke bagian awal masukan bersamaan
dengan masuknya minyak kedalam hydrogenator. Oil slurry ini digunakan sebagai
katalis. Dan proses ini terjadi secara continuous. Selanjutnya yaitu oil yang masih
mengandung nikel dan air dimasukkan ke dalam hydrogenator dimana disuntikkannya
/ ditambahkannya H₂ di dalam hydrogenator. Didalam alat ini terdapat agitator yang
berfungsi untuk mengaduk agar dapat menghomogenkan campuran dengsn kecepatan
tertentu.

12
Didalam alat ini juga terdapat steam or water. Reaksi yang terjadi di
hydrogenerator ini adalah

Selanjutnya produk dilanjutkan dimasukkan kedalam separator. Dimana pada


separator ini terdapat 2 aliran yaitu aliran pertama digunakan sebagai recycle catalyst
produk hasil dari hydrogenerator tersebut. Aliran kedua yaitu langsung menuju ke
hydrogenerator dan masuk ke dalam vacuum steam deodorizer. Pada alat ini minyak
yang masih mengandung air terhidrogenasi. Dimana air tadi menguap menjadi uap air
karena pada alat vacuum steam deodorizer mempunyai suhu yang tinggi. Uap air
tersebut divacuumkan setelah itu masuk ke dalam conditioner. Dimana pada
kondensor ini terjadinya perubahan fase uap menjadi fase cair sehingga keluar berupa
H₂O. Disini terdapat barometric legg pada dasarnya adalah pembuangan kondesat.
Dalam sistem vakum yang digunakan untuk memadatkan uap dan uap
condensible melalui penukar panas atau kondensor, kondensat biasanya jatuh ke
dalam tangki penerima yang sering dibuang ke atmosfir atau system ventilasi tekanan
rendah. Sedangkan minyak terhidrogenasi yang berikutnya deodorized dalam
downtherm dipanakan, menara sparging uap vakum yang beroperasi terus menerus.
Minyak tersebut keluar pada bagian bottom alat dan diterukan ke dalam decolorzation.
Dimana pada alat ini dilengkapi dengan agitator. Minyak yang belum murni dan
masih mengandung zat lain tadi ditambahkan carbon di dalam alat ini dan diaduk.
Karena tidak semua minyak bereaksi dan terpisah dengan sempurna. Tujuan
ditambahkannya carbon di alat ini yaitu untuk menyerap warna, bau serta zat yang
lain sehingga didapatkan minyak yang murni. Setelah itu diumpankan ke dalam suatu
alat yaitu filter dimana pada alat ini terdapat saringan sehingga limbah padat
tertampung / tersaring di saringan. Sedangkan produk (oil) keluar pada bagian bottom
alat ini dan didapatkannya minyak yang murni. Produk (oil) ini digunakan unuk
vanaspati sebagai produk olahan minyak kelapa sawit. Dimana vanaspati merupakan
lemak yang digunakan secara luas untuk berbagai keperluan (al purpose fat) di
beberapa negara timur tengah dan Indo-Pakistan subkontinen. Biasanya
produk-produk hidrogenasi merupakan minyak yang sesuai untuk keperluan industri

13
vanaspati. Vanaspati umumnya memiliki titik leleh 37-39˚C, hampir sama dengan
titik leleh minyak kelapa sawit. Vanaspati dapat dibuat dengan teknologi
pencampuran antara hydrogenated palm olein (HPO) dan minyak kelapa sawit atau
palm stearin dan minyak kelapa sawit.

2.9 Kegunaan Minyak Nabati


Manfaat dari proses industri minyak kelapa sawit antara lain:
a. Sebagai bahan bakar alternatif biodiesel
b. Sebagai nutrisi pakan ternak (cangkang hasil pengolahan)
c. Sebagai bahan pupuk kompos (cangkang hasil pengolahan)
d. Sebagai bahan dasar industri lainnya ( industri sabun, kosmetik, dan
makanan)
e. Sebagai obat karena kandungan minyak nabati berprospek tinggi
f. Sebagai bahan pembuat partikel board (batang dan pelepah)
g. Sebagai sumber energy
h. Pembawa vitamin A, D, E, dan K.

14
BAB III
KESIMPULAN

1. Minyak nabati adalah minyak yang disaring atau diekstrak dari berbagai bahan
tumbuhan. Minyak ini digunakan sebagai makanan, menggoreng, pelumas, bahan
bakar, bahan pewangi (parfum), pengobatan, dan berbagai penggunaan industri
lainnya.
2. Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti,
 Pertama, benar-benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain.
 Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu
diukur berdasarkan :
- Kadar ALB
- Air
- Kotoran
- Logam besi
- Logam tembaga
- Peroksida
- Ukuran pemucatan
3. Minyak nabati yang berbentuk cair dapat dibedakan atas tiga golongan (silalahi
dan ginting, 2002) yaitu :
 Drying oil, membentuk lapisan kertas bila mengering di udara ;
 Semi drying oil, contoh minyak jagung dan minyak bunga matahari ; dan
 Non-drying oil, contoh minyak kelapa dan minyak kacang tanah.
4. Reaksi kimia yang terjadi :
 Reaksi pada Mechanical Empeller Process
 Reaksi pada Purification
5. Klasifikasi proses yang tejadi :
 Mechanical
 Solvent Extraction
 Purification
 Hydrogeneration of Oil
6. Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor.
Faktor-faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan
pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan.

15
7. Minyak kelapa sawit dan inti minyak kelapa sawit merupakan susunan dari fatty
acids, esteriied, serta glycerol yang masih banyak lemaknya.
8. Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi CPO
secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang diikuti dengan proses
pemurnian.
9. Tahapan proses yang terjadi selama pengolahan kelapa sawit menjadi CPO yaitu :
 Perebusan (sterilisasi)
 Penebahan / perontokan buah
 Pengepresan / pengempaan
 Pemurnian minyak
10. Manfaat lain dari proses industri minyak kelapa sawit antara lain :
 Sebagai bahan bakar alternatif biodiesel
 Sebagai nutrisi pakan ternak (cangkang hasil pengolahan)
 Sebagai bahan pupuk kompos (cangkang hasil pengolahan)
 Sebagai bahan dasar industri lainnya (industri sabun, industri kosmetik,
industri makanan)
 Sebagai obat karena kandungan minyak nabati berprospek tinggi
 Sebagai bahan pembuat particle board (batang dan pelepah)

16
DAFTAR PUSTAKA

Purnamasari, Indah, dkk. 2019. Modul Kuliah Proses Industri Kimia 1. Politeknik
Negeri Sriwijaya : Palembang

Wongso, RS. 2014. Bab I : Pendahuluan. Internet. [diakses pada 12 januari 2021].
tersedia di http://repository.wima.ac.id

Shinta, R. 2016. Bab I : Pendahuluan. Internet. [diakses pada 12 januari 2021].


tersedia di http://scholar.unand.ac.id

17

Anda mungkin juga menyukai