Anda di halaman 1dari 40

BAB 4

KAJIAN KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1 Laporan Asuhan Kasus

4.4.1 Gambaran Lokasi

Praktik Bidan Mandiri (PMB) Hj. Dince Safrina, SST merupakan salah satu bidan yang

membuka praktik secara mandiri yang berada di kota Pekanbaru tepatnya berlokasi di jalan

Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru. Dalam menjalankan praktiknya, PMB Hj.

Dince Safrina, SST memberikan pelayanan sesuai standar dan PERMENKES meliputi kesehatan

ibu dan anak ( KIA ). Jenis pelayanan kesehatan ibu tersedia bagi pasien umum dengan biaya

mandiri. PMB Hj. Dince Safrina, SST tidak hanya berfungsi sebagai pelayanan kebidanan

namun juga menjadi salah satu lahan praktik bagi mahasiswa berbagai institusi kesehatan

khususnya jurusan kebidanan di kota Pekanbaru.

Di PMB Hj. Dince Safrina, SST terdapat empat orang tenaga kesehatan yang bekerja di tempat

tersebut ditambah dengan pimpinan PMB tersebut yaitu Bidan Hj. Dince Safrina, SST. Fasilitas

yang ada di lingkungan PMB Hj. Dince Safrina, SST ini antara lain : ruang pendaftaran, ruang

periksa, ruang bersalin, ruang rawat ibu nifas, ruang tunggu, ruang persiapan obat, toilet, dan

dapur. Sedangkan pelayanan ibu dan anak yang diberikan oleh PMB Hj. Dince Safrina, SST

yaitu pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan normal, pelayanan keluarga berencana

(KB), kesehatan anak, dan imunisasi yang dilakukan rutin seperti campak ataupun tidak seperti

vaksin Pentabio dan BCG. Dan kasus yang diambil di PMB Hj. Dince Safrina, SST pada hari

Minggu tanggal 02 November 2019, tepatnya pukul 15.30 WIB sampai pada kunjungan nifas

terakhir yaitu bulan Februari 2020.


4.2 Tinjauan Kasus
Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny “J”
di PMB Dince Safrina Kota Pekanbaru

Nama : Ny. Juharni Waktu : 17 . 00 WIB


Tanggal Pengkajian : 02-11-2019 Tempat : PMB Hj. Dince
Safrina,SST
Hari : Minggu

A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama ibu : Ny. J Nama Suami :Tn. D
Umur : 25 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Teluk Leok Alamat : Jl. Teluk Leok
No. Hp :0823xxxx No. Hp : 0823xxxx

Alasan Kunjungan / Riwayat / Keluhan Utama : ibu ingin memeriksakan


kehamilannya dan mengeluh sering buang air kecil (BAK).

2. Riwayat Menstruasi
HPHT :06-04-2020 Perkiraan Partus : 13-01-2020
Siklus : 28 Hari Masalah : Tidak Ada

3. Riwayat Perkawinan
Ini merupakan perkawinan pertama, menikah pada usia 19 tahun, dan
lama perkawinan lebih kurang 6 tahun
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu
Thn Usia Tempa Jenis Anak
N Penolon Nifa Keadaa
Partu Kehamila t Persalina JK/B
o g s n anak
s n Partus n B
Nor P/320
1 2017 Aterm PMB Normal Bidan Hidup
mal 0
2 H A M I L I N I
5. Riwayat Kehamilan saat ini
Pertama kali memeriksakan kehamilan pada usia kehamilan 6 minggu di
PMB Hj. Dince Safrina,SST oleh bidan, dan ini merupakan pemeriksaan
ke delapan ibu ke PMB Hj. Dince Safrina,SST
Masalah yang pernah dialami ibu pada trimester 1 yaitu mual dan pada
trimester II dan III ibu mengatakan sering BAK
Status imunisasi TT lengkap pada saat ibu balita mendapatkan imunisasi
DPT tiga kali, dan pada kelas satu SD satu kali imunisasi, dan pada kelas
dua SD mendapatkan satu kali imunisasi. Pengobatan yang pernah didapat
pada kehamilan ini yaitu Fe, Bundavin, Prokalk, Vitonal-M, Vitonal-F ,
Calc dan Vitamin C

6. Riwayat Penyakit Keluarga yang pernah menderita sakit


Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan keluarga
seperti Hipertensi, Asma, TBC, dll

7. Riwayat Keluarga Berencana


Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 1 bulan selama kurang
lebih 3 tahun dan ada masalah terhadap reaksi tubuh

8. Pola Makan/ Minum / Eliminasi / Istirahat / Psikososial


a. Makan : 3 kali /hari
Minum : 11-12 gelas/hari
Jenis makanan/ minuman yang sering di konsumsi : nasi, sayur bayam,
sawi, pepaya,apel, roti, air mineral dan jus buah
b. Eliminasi BAK : 9-10 kali/hari
BAB : 2 kali/hari
Masalah : ibu mengatakan sering BAK dimalam hari
c. Istirahat : Tidur Siang : 1 jam/hari
Tidur Malam : 4-5 /hari
Masalah : Tidurnya sering terganggu/ terbangun
d. Psikososial : Penerimaan klien terhadap kehamilan ini : ibu sangat
senang dengan kehamilannya saat ini
e. Sosial Support dari : ibu mendapat support dari suami, orangtua,
mertua, dan anggota keluarga lainnya
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Komposmentis
c. Sikap tubuh : Lordosis
d. BB Sebelum Hami : 45 kg
e. BB Sekarang : 55 kg
f. Kenaikan BB : 10 kg
g. IMT : 45/(1,522) = 19,47 (normal)
h. TB : 152 cm
i. LILA : 22,5 cm
j. TTV :
- TD : 110/70 mmHg
- Suhu : 36.5oC
- P : 20 kali/menit
- N : 85 kali/menit
k. Rambut/kepala : Bersih, tidak rontok dan tidak teraba massa
l. Mata
- Sklera : Tidak ikterik
- Konjungtiva : Tidak pucat
- Penglihatan : Jelas, tidak kabur
- Alat bantu : Tidak ada
m. Muka : Tidak ada edema dan tidak hiperpigmentasi
n. Hidung : Tidak ada polip
o. Mulut
- Gigi : Tidak ada caries
- Lidah : Bersih
- Gusi :
p. Telinga : Tidak ada pengeluaran cairan
q. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
r. Payudara
- Puting susu : Menonjol
- Areola mammae : Bersih, ada hiperpigmentasi
- Pengeluaran ASI: Ada
s. Inspeksi
- Bekas operasi : Tidak ada
- Striae : Nigra
- Linea : Nigra

t. Palpasi
Bagian atas teraba bagian bundar, lunak, tidak melenting ,yaitu
bokong janin

Bagian kanan teraba tahanan keras memanjang yaitu punggung janin

Bagian kiri teraba tonjolan-tonjolan kecil yaitu ekstremitas janin

Bagian bawah teraba keras, bulat dan melenting yaitu kepala janin dan
belum masuk pintu atas panggul

TFU : 4 jari di atas pusat (26 cm)

TBJ (Jhonson Tausac): 26-13.155 = 2015 gram


u. Perkusi
Refleks Patella : Kiri(+) kanan (+), gerakan normal

v. Auskultasi
DJJ : 140 kali/menit, kuat dan teratur
w. Ekstremitas : Tidak ada edema dan varises
x. Akral : Normal
y. Skor KSPR : 2 (Risiko Rendah)

2. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

C. Assesment
Diagnosa ibu :G2P1A0H1 usia kehamilan 30 minggu, keadaan umum
baik
Diagnosa Janin : Janin hidup, tunggal, intrauterin, presentasi kepala, k/u
janin baik
Masalah : Gangguan pola istirahat
D. Planning
1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan
ibu dan janin sehat dengan risiko rendah. Ibu senang mendengarnya.
2. Memberikan kartu skor menghitung gerakan janin. Cara menghitung
gerakan janin yaitu selama 12 jam minimal 12 kali gerakan atau cara
lain dalam waktu 1 jam minimal janin 4 kali bergerak., ibu mengerti
dan akan mengitung gerakan janin selanjutnya.
3. Menginformasikan ibu tentang tanda bahaya kehamilan seperti,
demam tinggi, muntah terus menerus dan tak mau makan, bengkak
kaki, tangan dan wajah, pendarahan, air ketuban keluar sebelum
waktunya, dan gerakan janin berkurang, Ibu mengerti tanda bahaya
kehamilan.
4. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan yang dialami masih normal
karena bayi semakin membesar dan menekan kandung kemih.
5. Memberitahu ibu cara mengurangi keluhan sering BAK pada malam
hari yaitu dengan mengatur jadwal minum air yang lebih banyak pada
siang hari sehingga pola istirahat ibu tidak terganggu.
6. Mengajarkan kepada ibu senam hamil.
7. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe dan memberikan
ibu terapi obat- obatan, dan menjelaskan cara konsumsinya :
1. Fe 1 X 90 mg
2. Vitamin C 1 X 2,5 mg
3. Calcifar 1 X 500 mg
8. Menganjurkan ibu untuk USG dan cek labor pada kunjungan
selanjutnya untuk memastikaan keadaan ibu dan janin. Ibu bersedia.
9. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi tanggal 03
Desember 2019 atau jika ada keluhan, ibu mengerti.

CATATAN PERKEMBANGAN

Tempat/ Uraian
Tanggal/Jam
1 2
PMB Hj. Dince Subjektif (S)
Safrina,SST 1. BAK sudah tidak mengganggu jam tidur malam.
03 Desember 2019 2. Ibu rutin senam hamil
Pukul 16.00 WIB 3. Ibu ingin USG dan periksa labor

Objektif (S)
A. Keadaan Umum
Keadaan : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosial : Stabil
Tanda Vital
1. Tekanan Darah : 100/70 mmHg
2. Nadi : 80 kali/menit
3. Pernapasan : 20 kali/menit
4. Suhu : 36,6 0C
TB : 152 cm
BB Sebelum Hamil : 45 kg
BB Sekarang : 56 kg
Pertambahan BB : 1 kg
LiLa : 24 cm

Palpasi
- Bagian atas teraba keras, bulat dan melenting yaitu
kepala janin
- Bagian kanan teraba tahanan keras memanjang
yaitu punggung janin
- Bagian kiri teraba tonjolan-tonjolan kecil yaitu
ekstremitas janin
- Bagian bawah teraba bagian bundar, lunak, tidak
melenting ,yaitu bokong janin
- TFU : 4 jari di bawah PX ( 29 cm)
- TBJ (Jhonson Tausac ) :29-13.155 = 2480 gram

Auskultasi : DJJ : 140x/menit, teratur

Pemeriksaan Penunjang
P S 1. USG
M u JK : Laki- laki
B b TP : 14-01-2020
H j BB janin : 2320 gram
j. e DJJ : 146x/menit
D k 1 2
i ti
n f - Hb : 9,8 gr/dl
c ( - Protein urine : -
e S - HIV :-
S ) - Sifilis :-
a 1. I - Hepatitis :-
fr b -
i u Skor KSPR : 14 (Risiko Tinggi)
n
a, m Assesment (A)
S e Diagnosa Ibu : G2 P1 A0H1, UK 34 mgg 1 hari
S n dengan Anemia Ringan
T g
1 a Diagnosa Janin : Janin hidup, tunggal, intrauterin,
8 t letak sungsang, presentasi bokong, k/u janin baik
D a
e k Planning (P)
s a 1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
e n bahwa ibu dengan risiko tinggi berdasarkan KSPR
m karena mengalami anemia dan janin ibu sungsang.
b s 2. Memberikan KIE tentang pola menu seimbang
e e pada anemia ringan dengan memperbanyak asupan
r r zat besi, asam folat, vitamin dan mineral.
2 i 3. Mendemonstrasikan ibu posisi knee Chest yaitu
0 n posisi sujud dengan dada menyatu ke lantai sekitar-
1 g 5-10 menit atau sampai ibu merasa cukup,
9 dilakukan sesering mungkin untuk membantu
P m mengubah posisi kepala janin kembali normal.
u e 4. Memberikan tablet Fe 2 x 90 mg dan menjelaskan
k l cara meminum obatnya.
u a 5. Menganjurkan ibu untuk cek hb 2 minggu lagi pada
l k tanggal 18 Desember 2019. Ibu bersedia.
1 u 6. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2
6 k minggu lagi tanggal 17 Desember 2019 atau jika
. a ada keluhan. Ibu mengerti.
0 n
0
W p
I o
B sisi sujud
2. Ibu mengatakan obat sudah habis

Objektif (S)
A. Keadaan Umum
Keadaan : Baik
1 Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosial : Stabil
2

Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 80 kali/menit
c. Pernapasan : 20 kali/menit
d. Suhu : 36,6 0C
TB : 150 cm
BB Sebelum Hamil : 45 kg
BB Sekarang : 58 kg
Pertambahan BB : 2 kg
Lila : 24 cm

Palpasi
- Bagian atas teraba bagian bundar, lunak, tidak
melenting ,yaitu bokong janin
- Bagian kanan teraba tahanan keras memanjang
yaitu punggung janin
- Bagian kiri teraba tonjolan-tonjolan kecil yaitu
ekstremitas janin
- Bagian bawah teraba keras, bulat dan melenting
yaitu kepala janin. Belum masuk PAP.
- TFU: 3 jari di bawah PX ( 30 cm)
- TBJ (Jhonson Tausac ) :30-13.155 = 2635 gram

Auskultasi : DJJ : 144x/menit, teratur


Pemeriksaan Penunjang : Hb 12,4 gr/dl

Assesment (A)
Diagnosa Ibu : G2 P1 A0H1, UK 36 mgg 2 hari, k/u
ibu baik
Diagnosa Janin : Janin hidup, tunggal, intrauterin,
letak memanjang, presentasi kepala, k/u janin baik

Planning (P)
1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
bahwa keadaan ibu dan janin sehat. Ibu senang
mendengarnya.
2. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan
yaitu tempat persalinan, pendamping persalinan,
dan tabungan ibu bersalin, ibu mengatakan akan
melakukan persalinan di PMB Hj. Dince
Safrina,SST dengan bidan dan didampingi oleh
suami.
3. Mengingatkan kembali tentang tanda bahaya
1 kehamilan. Ibu dapat mengulangi.
2
4. Memberikan KIE tentang IMD dan ASI Ekslusif.
5. Memberitahu tentang tanda persalinan yaitu nyeri
perut bagian bawah, keluar lendir bercampur darah,
kontraksi yang sering dan teratur minimal 2X 10
menit X 30 detik. Jika ibu menemukan tanda di
atas segera ke tenaga kesehatan terdekat. Ibu
mengerti mengenai tanda persalinan.
6. Memberikan tablet Fe 1 x 500 mg.
7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1
minggu lagi atau jika ada keluhan. Ibu mengerti.

PMB Hj. Dince Subjektif (S)


Safrina, SST 1. Ibu mengatakan ingin memeriksakan
01 Januari 2020 kehamilannya.
Pukul 16.00 WIB 2. Ibu mengatakan obat belum habis

Objektif (S)
A. Keadaan Umum
Keadaan : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosial : Stabil
Tanda Vital
3. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
4. Nadi : 80 kali/menit
5. Pernapasan : 20 kali/menit
6. Suhu : 36,6 0C
TB : 150 cm
BB Sebelum Hamil : 46 kg
BB Sekarang : 61 kg
Kenaikan BB : 3 kg
Lila : 25 cm

Palpasi
- Bagian atas teraba bagian bundar, lunak, tidak
melenting ,yaitu bokong janin
- Bagian kanan teraba tahanan keras memanjang
yaitu punggung janin
- Bagian kiri teraba tonjolan-tonjolan kecil yaitu
ekstremitas janin
- Bagian bawah teraba keras, bulat dan melenting
yaitu kepala janin. Belum masuk PAP.
- TFU: 3 jari di bawah PX ( 31 cm)
- TBJ (Jhonson Tausac ) :31-12.155 = 2945 gram

Auskultasi : DJJ : 144 x/menit, teratur


1 2

Assesment (A)
Diagnosa Ibu : G2 P1 A0H1, UK 38 minggu, k/u
ibu baik
Diagnosa Janin : Janin hidup, tunggal, intrauterin,
letak memanjang, presentasi kepala, k/u janin baik

Planning (P)
1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
bahwa keadaan ibu dan janin sehat. Ibu senang
mendengarnya.
2. Melakukan perawatan payudara untuk persiapan
menyusui.
3. Menganjurkan ibu untuk berjalan pagi.
4. Memberikan ibu obat- obatan, seperti :
Vitamin C 1 X 2,5 mg
Licocalk 1 X 500 mg
5. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang jika ada
keluhan. Ibu mengerti.

CATATAN PERKEMBANGAN PERSALINAN

16 Januari 2020 Subjektif (S)


Pukul 11.00 WIB 1. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah dan
keluar lendir bercampur darah sejak pukul 06.00
WIB.

Objektif (S)
A. Keadaan Umum
Keadaan : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosial : Stabil
Tanda Vital
1. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
2. Nadi : 80 kali/menit
3. Pernapasan : 20 kali/menit
4. Suhu : 36,6 0C

Palpasi
- HIS : 3x/10 menit, durasi 40”
- Bagian atas teraba bagian bundar, lunak, tidak
melenting ,yaitu bokong janin
- Bagian kanan teraba tahanan keras memanjang
yaitu punggung janin

1 2

- Bagian kiri teraba tonjolan-tonjolan kecil yaitu


ekstremitas janin
- Bagian bawah teraba keras, bulat dan melenting
yaitu kepala janin. Sudah sebagian masuk PAP
(2/5).
- TFU: 4 jari di bawah PX ( 32 cm)
- TBJ (Jhonson Tausac ) : 32-12.155 = 3100 gram

Auskultasi : DJJ : 140x/menit, teratur

Periksa Dalam (VT) :


1. Portio :
- Tipis
- Searah jalan lahir
- Konsistensi lunak
2. Pembukaan 7 cm
3. Ketuban utuh
4. Persentasi belakang kepala
5. Posisi UUK depan
6. Moulage +1
7. Penurunan Hodge 3

Assesment (A)
Inpartu Kala I Fase Aktif

Planning (P)
1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
bahwa semua normal dan ibu sudah memasuki
persalinan Kala I fase aktif pembukaan 7 cm, ibu
mengerti.
2. Memberikan asuhan sayang ibu :
a. Membantu ibu memilih pendamping
persalinan, ibu memilih suami..
b. Memberikan ibu motivasi dan selalu
mendampingi ibu, karena suami belum
pulang kerja dan hanya ada orang tua, ibu
senang didampingi.
c. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
saat kontraksi reda agar ibu memiliki tenaga
untuk meneran saat bersalin nanti, ibu
makan roti dan minum air putih.
d. Mendemonstrasikan penggunaan
aromatherapi lilin serai untuk mengurangi
rasa nyeri persalinan, nyeri ibu berkurang.

1 2

e. Membantu meredakan nyeri dengan pijat


punggung juga saat kontraksi, ibu senang.
f. Mengingatkan kembali posisi melahirkan,
ibu memilih posisi tidur/ dorsal recumbent.
3. Meminta ibu untuk mengatur pernafasan karena ibu
belum boleh meneran, ibu mengerti.
4. Memberitahu ibu segera memanggil jika kontraksi
semakin sering dan kuat serta jika ada rasa ingin
meneran seperti BAB, ibu mengerti.
5. Mempersiapkan alat persalinan.

Subjektif (S)
16 Januari 2020 1. Ibu mengatakan sakit bertambah sering dan
Pukul 12.35 WIB semakin kuat
2. Ibu mengatakan ingin meneran

Objektif (S)
A. Keadaan Umum
Keadaan : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosial : Stabil
1. Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 80 kali/menit
c. Pernapasan : 20 kali/menit
d. Suhu : 37,0 0C
2. Kontraksi : 5x/10 menit, durasi 45”
3. Inspeksi : Tampak tanda dan gejala kala II :
a. Perinium menonjol
b. Vulva membuka
c. Tekanan pada anus
4. Palpasi : TFU pertengahan PX - pusat
5. Auskultasi : DJJ : 144x/menit, teratur
6. VT :
a. Portio tidak teraba
b. Pembukaan lengkap (10 cm)
c. Ketuban jernih
d. Presentasi kepala
e. Posisi UUK depan
f. Moulage +1
g. Penurunan Hodge 4

Assesment (A)
Parturient Kala II

1 2

Planning (P)
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa hasil
pemeriksaan normal dan ibu sudah memasuki
persalinan, ibu mengerti.
2. Memimpin persalinan saat ada his dan meminta ibu
untuk mengatur pernafasan, ibu meneran dengan
baik.
3. Memberikan dukungan dan apresiasi saat ibu baik
meneran.
4. Membantu melahirkan bayi dengan melakukan
standhand dan susur sanggah
5. Melakukan penilaian segera BBL:
a. Bayi menangis
b. Ketuban bercampur mekonium
c. Tonus otot aktif
d. Ada 1 lilitan tali pusat, jenis kelamin laki-laki,
6. Melakukan IMD. IMD berhasil pada menit ke-40.

Subjektif (S)
16 Januari 2020 1. Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya.
Pukul 13.05 WIB
Objektif (S)
A. Keadaan Umum
Keadaan : Baik
Kesadaran : Composmentis
TFU : Setinggi pusat
Plasenta : Belum lahir,
tampak tali pusat menjulur

Assesment (A)
Parturient Kala III

Planning (P)
1. Memeriksa janin kedua, tidak ada janin kedua.
2. Melakukan Manajemen Aktif Kala III
a. Inj. Oksitosin 10 IU IM, dalam 1 menit
kelahiran
b. Pemotongan dan pengikatan tali pusat.
c. Melakukan IMD, berhasil dengan waktu 60
menit.
d. Melakukan PTT saat ada kontraksi.
e. Melahirkan plasenta
f. Melakukan masase segera setelah plasenta
lahir, kontraksi baik.
1 2

3. Melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta,


plasenta lahir lengkap, insersi tali pusat sentral,
panjang tali pusat 60 cm, diameter maternal 20 cm,
ketebalan maternal 1 cm.
4. Memberikan plasenta pada keluarga.
5. Melakukan pemeriksaan laserasi jalan lahir,
laserasi derajat 2.

Subjektif (S)
16 Januari 2020 1. Ibu mengatakan senang plasenta “kakak bayi”
Pukul 13.10 WIB sudah lahir.
2. Ibu mengatakan merasa haus.

Objektif (S)
A. Keadaan Umum
Keadaan : Baik
Kesadaran : Composmentis

1. TTV :
a. TD : 130/80 mmHg
b. Nadi : 85 kali/menit
2. TFU 2 jari di bawah pusat
3. Kontraksi baik
4. Kandung kemih kosong
5. Perngeluaran darah 300 cc
6. Pengeluaran ASI belum ada

Assesment (A)
Parturient Kala IV

Planning (P)
1. Memberikan ibu minum
2. Melakukan pemantauan kala IV yaitu TD,
kontraksi, TFU, kandung kemih, dan jumlah darah,
hasil normal.
3. Membersihkan ibu.
4. Mendekontaminasi alat.
5. Melakuakan asuhan BBL normal, bayi sudah diberi
inj.vit.K.
6. Memberikan bayi kepada ibu untuk menyusu
kembali (rooming in) sambil memberikan selamat
dan apresiasi kepada ibu.
7. Melengkapi pendokumentasian (partograf).

CATATAN PERKEMBANGAN NIFAS

1 2

16 Januari 2020 Subjektif


Pukul 19.10 WIB Ibu mengatakan perut masih terasa mules, cemas tentang
luka jahitan, dan ibu sudah BAK spontan.

Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. TTV:
a. TD: 100/80 mmHg
b. N: 80 kali/menit
c. P: 22 kali/menit
d. S: 36,7 oC
3. Payudara : simetris,
puting susu: menonjol,
pengeluaran ASI : belum ada kolostrum
4. TFU: 2 jari dibawah pusat
5. Ano- Genetalia : Pengeluaran darah: 100 cc, Vulva:
Tidak ada Edema dan hematoma, Perineum: Jahitan
perineum bersih, tidak ada kemerahan, tidak
bengkak, tidak ada tanda infeksi, jahitan menyatu,
Lokhia: Rubra, tidak berbau, Hemoroid: Tidak ada.

Assesment
P2A0H2, ibu post partum normal 6 jam , keadaan
umum ibu baik

Planning
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
bahwa kondisi ibu saat ini dalam keadaan baik dan
normal.
2. Mengajarkan ibu menilai kontraksi, ibu mengerti.
3. Memberitahu kepada ibu penyebab keluhan yang
dirasakan ibu adalah hal yang fisiologis rasa mulas
diakibatkan dari kontraksi uterus untuk mencegah
pendarahan, ibu sudah mengetahui keadaanya saat
ini.

1
2
4. Mengajarkan ibu melakukan mobilisasi dini, yaitu
dengan cara bangun dari tempat tidur dan belajar ke
kamar mandi sendiri atau dengan bantuan keluarga,
bila ingin BAK atau BAB. Ibu sudah melakukan
ambulasi dini, yaitu dengan cara pergi ke kamar
mandi dan ibu sudah mandi dan pembalut sudah
diganti.
5. Mengajarkan perawatan luka perineum, ibu mengerti.
6. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI ekslusif. Ibu
mengatakan akan memberikan ASI ekslusif pada
bayinya selama 6 bulan.
7. Mengajarkan pijat marmet untuk melancarkan ASI.
Dilakukan 4 hari berturut-turut.
8. Mengajarkan kepada suami pijat oksitosin.
9. Menjelaskan pada ibu tanda tanda bahaya nifas dini.
18 Januari 2020 Subjektif:
Pukul 07:30 WIB 1. Ibu mengatakan rasa mules diperut sudah tidak
terasa
2. Ibu mengatakan selalu melakukan perawatan luka
pada pereniumnya dan luka sudah mulai mengering,
ibu mengatakan sudah melakukan aktivitas sehari-
hari
3. Ibu mengatakan ASI nya belum keluar lancar

Objektif

Keadaan umum baik


TD 130/80 mmHg
N: 88 kali/menit
P: 20 kali/ menit
S: 36,8oC
Payudara : Simetris,
Puting susu : Menonjol ,
Pengeluaran ASI : Ada
BAB : 1 kali/hari
BAK : 5 kali/hari
TFU : 4 jari dibawah pusat,
Lochea : Sanguilenta
Kandung kemih : Tidak penuh

1 2

Luka perineum : Bersih, tidak ada kemerahan,


tidak bengkak, tidak ada tanda infeksi,
dan keadaan vulva baik tidak ada
edema dan hematoma, luka jahitan
menyatu.
Ekstramitas : Tidak ada oedema.

Assesment
P2A0H2, ibu post partum normal 3 hari , keadaan
umum ibu baik

Planning
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan
keluarga bahwa saat ini ibu dalam keadaan umum ibu
baik. Ibu mengetahui keadaanya saat ini
2. Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal
dan mendeteksi adanya perdarahan abnormal. TFU 4
jari dibawah pusat, tidak ada perdarahan abnormal dan
bau.
3. Mengajarkan suami Ny. J pijat oksitosin, suami sudah
bisa melakukan pijat oksitosin yang diajarkan
4. Mengajarkan kepada ibu kembali senam nifas dengan
gerakan berbeda yang tentunya sesuai dengan hari
setelah melahirkan. Ibu senang melakukannya.
5. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI
ekslusif. Ibu mengatakan akan memberikan ASI
ekslusif 6 bulan
6. Memastikan ibu cukup makanan dan cairan serta
mendukung ibu untuk terus menerapkan pola makanan
bergizi.
7. Mengkaji ulang pengetahuan ibu mengenai tanda
bahaya nifas lanjut.
8. Memberitahukan kepada ibu mengunjungi tempat
bidan apabila ada keluhan, ibu mengatakan jika ada
keluhan langsung dibawah ke pelayanan kesehatan.

2
1

Subyektif :
1. Ibu mengatakan keadaanya sudah membaik dengan
diajarkannya senam nifas
2. Ibu mengatakan istirahatnya cukup karena bayinya
tidak rewel
3. Ibu mengatakan bayinya hanya diberi ASI saja

Obyektif
Keadaan umum baik
TD: 120/80 mmHg
N: 80 kali/menit
P:19 kali/menit
S: 36,8oC
BB: 46 kg
Puting susu: menonjol, pengeluaran ASI: ada
Ano- Genetalia:
Perdarahan: tidak ada,
Vulva: Tidak ada edema dan varises,
Perineum: jahitan perineum sudah kering, tidak
bengkak, tidak ada tanda infeksi, jahitan menyatu,
Lokhia: alba, tidak berbau,
Hemorroid: Tidak ada, Fistel: Tidak ada

Assesment
P2A0H2 ibu post partum normal hari ke 28 keadaan
umum ibu baik.

Planning
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa
hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik.
2. Memberi apresiasi kepada ibu karena ibu dapat
menerapkan anjuran yang diberikan dan tetap
menganjurkan ibu makan makanan yang bergizi dan
cukup cairan agar ibu bisa tetap memberikan asi
ekslusif kepada anak nya. Ibu mengatakan akan tetap
menerapkan apa yang disampaikan karena ibu ingin
memberikanASI kepada anaknya
3. Menganjurkan ibu ber KB dan menjelaskan jenis-jenis
KB :
a) Kondom, kelebihannya bila digunakan secara tepat
maka kondom dapat digunakan untuk mencegah
kehamilan dan penularan penyakit seksual.
b) Suntik, kelebihannya suntik ada 2. Suntik 1 bulan
dan suntik 3 bulan, suntik 1 bulan tidak dapat
digunakan untuk ibu menyusui karena itu
mempengaruhi ASI. Suntik 3 bulan dapat
digunakan untuk ibu menyusui karena tidak
mempengaruhi ASI.
Implan dan susuk kelebihannya dapat mencegah
terjadinya kehamilan dalam jangka 3-5 tahun.
c) IUD atau spiral kelebihannya kontrasepsi ini sangat
efektif tidak menggunakan hormone dan dapat
digunakan juga dalam jangka waktu 5 tahun
4.3 Asuhan d) Pil, kelebihannya juga bisa digunakan untuk ibu
Kebidanan menyusui tetapi khusus pil laktasi.
Bayi Baru
Ibu telah mengetahui tentang jenis KB, manfaat
Lahir pada
KB, dan Efek samping KB. Ibu memutuskan
By. Ny. J
menggunakan KB suntik 3 bulan.
Nama : By. Ny. J 6. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI
Tangg ekslusif, Ibu mengatakan hanya memberikan ASI saja.
al Wa
Pengk ktu : 14:30 WIB
ajian : Te
16 mp
Januar at : PMB Hj. Dince Safrina, SST
i 2020
Hari : Kamis
A Anamnes
1 a (Data
Subjektif
)
Identitas
Bayi
Nama : By. Ny. J
Tanggal
Lahir : 16
Januari
2019
Jam : 13. 05 WIB
Jenis
Kelamin : Laki-laki

Nama Ibu
: Ny.J
Umur : 25 Tahun
Alamat : Jl. Teluk Leok
2 Riwayat
Kelahiran
Usia
Kehamila
n : Aterm
Lama Persalinan Kala I : 1 Jam
Lama persalinan kala II : 30 Menit
Keadaan air ketuban : Keruh
Persalinan : Normal
Lilitan tali pusat : 1 lilitan
Penolong persalinan : Bidan
Setelah lahir : Menangis kuat
3 Pemberian ASI : Ada dilakukan IMD selama 1 jam, berhasil pada
menit ke 40.
B Data Obyektif
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis
Tanda-tanda vital
- Pernapasan : 35 kali/menit
- Nadi : 135 kali /menit
- Suhu : 36.5⁰C
Berat Badan : 3500 g
Panjang Badan : 51 cm
Lingkar Dada : 34 cm
Lingkar Kepala
 Sirkumferensia Suboksipitobreghmatikus : 32 cm
 Sirkumferensia Oksipito frontalis : 32 cm
 Sirkumferensia Mento Oksipitalis : 33 cm

Kepala
a. Ubun-Ubun Besar : Datar
b. Ubun-Ubun Kecil : Datar
c. Cephal Hematoma : Tidak ada
d. Caput Suksedaneum : Tidak ada
e. Luka : Tidak ada
f. Kelainan/cacat bawaan : Tidak ada

Wajah
a. Simetris : Simetris, tidak ada cacat bawaan
b. Kelainan/cacat bawaan : Tidak ada

Mata
a. Simetris : Ya
b. Kotoran Mata : Tidak ada
c. Stabismus : Tidak ada
d. Pupil mata jernih : Ya
e. Sclera Mata : Tidak ikterik
f. Perdarahan subkonjungtiva/retina : Tidak ada

Hidung
a. Simetris : Ya
b. Lubang Hidung : Ada
c. Cuping hidung simetris : Ya
d. Pernapasan Cuping hidung : Tidak ada
e. Secret : Tidak ada

Mulut
a. Simetris : Ya
b. Palatum : Tidak ada
c. Bintik putih pada lidah : Tidak ada
d. Gusi : Tampak kemerahan
e. Kelainan/cacat bawaan : Tidak ada

Telinga
a. Simetris : Ya
b. Daun telinga : Ada
c. Cairan yang keluar : Tidak Ada

Leher
a. Trauma Flexus Brachialis : Tidak ada
b. Lipatan kulit berlebihan dibelakang leher : Tidak ada
Dada
a. Simetris : Ya
b. Pembesaran buah dada : Tidak Ada
c. Pernafasan retraksi intercostal : Tidak Ada

Abdomen
a. Simetris : Ya
b. Bentuk : Normal
c. Pembesaran : Tidak tampak pembesaran yang berlebihan
d. Tali pusat : Tidak berdarah, tidak ada tanda-tanda infeksi
e. Kelainan / cacat bawaan : Tidak ada

Genetalia
- Laki-laki
a. Panjang penis : normal
b. Lebar penis : normal
c. Rugae kantong skortum : ada
d. Lubang uretra : ada
e. Posisi lubang uretra : normal
f. Penurunan testis : ada
g. Atresia ani : tidak
h. Kelainan lain : tidak

Ekstremitas Atas
a. Panjang lengan : Sama panjang
b. Jumlah jari : Jumlah jari lengkap
c. Fraktur humerus : Tidak tampak humerus
d. Fraktur klavikula : Tidak ada
e. Pergerakan : Aktif
f. Kelainan/cacat bawaan : Tidak ada

Ekstremitas bawah
a. Panjang kaki : Sama panjang
b. Jumlah jari : Jumlah jari lengkap
c. Pergerakan : Aktif

Keadaan neuromuskular
a. Reflex menghisap : Ada
b. Reflex moro : Ada
c. Reflex genggam : Ada
d. Reflex rooting : Ada

Kulit
a. Warna : Tampak kemerahan
b. Bercak/tanda lahir : Tidak da
c. Verniks Keseosa : Ada
d. Lanugo : Ada
C Assasment
Bayi baru lahir normal 6 Jam, cukup bulan dan keadaan umum baik

D Planning

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayinya baik, ibu


sangat senang bahwa bayinya dalam keadaan baik
2. Memberitahu ibu untuk menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat, Ibu
akan menjaga suhu bayi agar tetap hangat dengan memakaikan bayi
pakaian yang hangat dan kering sekaligus meminta izin untuk diberikan
inj Vit K dan HB0.ibu bersedia anaknya disuntik.

3. Memandikan bayi dengan air hangat sembari mengajari ibu cara


memandikan bayi dengan tidak memberikan sabun, kemudian setelah
selesai memandikan bayi melakukan perawatan tali pusat dengan
membersihkan tali pusat sampai bersih kemudian keringkan, balut
dengan kasa steril kering dengan tidak membubuhi apapun pada tali
pusat serta jaga kehangatan bayi, ibu mengatakan akan mencoba
memandikan bayinya sendiri dan akan melakukan perawatan tali pusat
pada bayinya
4. Memberikan injeksi vitamin K 0,5 ml pada paha kiri 1/3 bagian luar
secara IM untuk mencegah terjadinya perdarahan otak.
5. Memberikan imunisasi HB0 untuk pencegahan infeksi hepatitis.
6. Memberikan bayi kepada ibu (rooming in) dan memberitahu ibu untuk
mengganti popok bayi apabila bayi BAK dan BAB jangan terlalu lama
membiarkan daerah kemaluan dan bokong bayi lembab karena lembab
dapat menyebabkan ruam pada bayi yang lama kelamaan dapat
menyebabkan infeksi, ibu mengatakan akan menganti popok bayi apabila
bayi BAK dan BAB agar tidak terjadi ruam pada bayinya
7. Mengajarkan tekhnik menyusui yang benar yaitu posisi kepala bayi
berada disiku ibu dan bokong bayi disangga oleh tangan ibu dengan
posisi badan bayi lurus, seluruh areola masuk ke dalam mulut bayi, dan
menganjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya (on demand). Ibu bisa
mempraktikkan dengan benar.
8. Menjelaskan kepada ibu tanda bayi cukup mendapatkan ASI yaitu
buang air kecil bayi 6 kali per hati dan BAB berwarna kuning cerah dan
lebih encer dan BAB minimal 1 kali dalam sehari , refleks hisapnya
bagus, payudara ibu melunak, ketika bayi kenyang dia akan tertidur
pulas, bayi mengalami peningkatan berat badan, ibu mengatakan akan
memastikan bayinya cukup mendapatkan ASI.
9. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir.

CATATAN PERKEMBANGAN
19 Januari Subjektif
2020 1. Ibu mengatakan sudah bisa memandikan bayinya sendiri,
08.00 WIB tali pusat hampir puput
2. Ibu mengatakan hanya memberi ASI saja
3. Bayi sedikit kuning

Objektif
- Keadaan umum : Baik
- S:36,7℃
- P: 38 kali/menit
1 2

- N: 130 kali/menit
- BB: 3200 gram
- PB: 51 cm
- Tampak kuning pada kepala dan leher bayi

Assesment
Neonatus normal 3 hari, dengan ikterus fisiologis

Planning
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya sehat
walaupun bayi sedikit kuning dan penurunan BB hal normal,
memberitahu adaptasi bayi, ibu mengerti tentang keadaan
bayinya.
2. Memastikan bayi mendapatkan cukup ASI dengan cara
melihat ibu menyusui bayinya, menanyakan berapa kali
sehari bayinya BAB, dan BAK, dan apakah setelah menyusui
payudara ibu menjadi kempes. Ibu mengatakan bayi
menghisap dengan baik dan lahap, ASI ibu keluar banyak.
3. Melakukan dan mengajarkan kepada ibu tentang pijat bayi
dan manfaat pijat bayi untuk dilakukan sebelum memandikan
bayi dan sebelum tidur.

4. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya pada pagi hari


dibawah jam 8 pagi selama minimal 15 menit.
5. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan tubuh bayi dan
segera mengganti popok bayi jika basah, ibu mengatakan
akan menganti popoknya ketika basah atau setelah BAK
.

14 Februari Subjektif
2020 1. Tali pusat bayi puput pada hari ke-5
09.00 WIB 2. Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat dan BAK 7 kali/ hari ,
BAB 3-4 kali / hari
3. Bayi mengalami kenaikan BB pada hari ke-10 sebanyak 200
gram
4. Bayi sudah tidak ikterus sejak hari ke 8
5. Ibu rutin melakukan pijat bayi dan menjemurnya setiap pagi

2
1
Objektif
Keadaan umum : Baik
S:36.5°C
P: 45 x/menit
N:130x/menit
BB: 4500 gram

Assesment
Neonatus normal hari ke 25, keadaan umum baik.

Planning
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam
keadaan bayi, Ibu sangat senang mengetahui keadaan
bayinya
2. Memberi dukungan kepada ibu bahwa bayinya sudah
cukup ASI dan menyarankan ibu untuk tetap memberikan
ASI ekslusif pada bayinya, ibu mengatakan akan tetap
memberikan ASI ekslusif kepada bayinya
3. Mengingatkan ibu untuk membawa bayinya imunisasi
sesuai dengan jadwal imunisasi yang telah ditentukan, ibu
mengatakan akan membawa anaknya ke posyandu terdekat
untuk di imunisasi.

4.4 Pembahasan
4.4.1 Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan
Pengambilan data dilakukan 4 kali kunjungan pada tanggal 02 November 2019, 03 Desember

2019, 18 Desember 2019, 02 Januari 2020 dengan kunjungan di PMB Hj. Dince Safrina, SST.

Hasil dari kunjungan didapatkan yaitu :

Pemeriksaan pertama yang dilakukan saat kunjungan awal yaitu memeriksakan Kartu Skor

Poedji Rochjati yang selanjutkan penilaian akan bertambah seusai dengna usia kehamilan.

Terdapat 3 pembagian kategori deteksi dini KSPR yang ditujukan untuk menentukan tempat

persalinan, pada Ny. J tempat persalinan dan Ny. J mendapatkan skor 14 yaitu 2 skor awal, 4

skor anemia, dan 8 skor letak sungsang, demikian kehamilan ini dapat dikategorikan resiko

tinggi. Berdasarkan kategori tersebut tindakan yang dilakukan bidan adalah kolaborasi dengan

dokter dan ini telah dilakukan setelah pemeriksaan USG, selain itu tempat persalinan yang

diperbolehkan adalah RS atau Klinik yang memiliki kolaborasi dengan dokter spesialis

kandungan di tempat praktiknya (Prawirohardjo, 2012).

Hasil anamnesa diperoleh bahwa Ny. J mengeluh sering buang air kecil. Hal ini terdapat dalam

teori yang menyebutkan bahwa pada kehamilan khususnya pada kehamilan trimester III,

peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi saat wanita hamil karena tekanan kepala

janin ke kandung kemih dan penekanan tersebut membuat rongga semakin kecil dan rasa ingin

buang air kecil ibu semakin besar, (Saifuddin, 2010).

Pada usia kehamilan 30 minggu penulis memberikan kartu pantau gerak janin untuk antisipasi

dan Ny. J merasa senang. Hal ini menggunakan metode Sardovsky yaitu menghitung minimal 4

kali gerakan dalam 1 jam. Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah usia

kehamilan 28 minggu atau sampai persalinan, maka waspada terhadap kemungkinan gawat janin

atau bahkan kematian janin dalam uterus. Hasil pemantauan menggunakan kartu ini selalu
menunjukan gerakan janin dalam keadaan baik sampai sebelum persalinan yaitu usia kehamilan

Ny. J 40 minggu, (Romauli, 2011).

Sejak kunjungan pertama juga usia kehamilan 30 minggu, Ny. J sudah diajarkan senam hamil.

Manfaat dari senam hamil ini adalah merelaksasikan otot rahim sehingga mempermudah proses

persalinan pada kala II dan membantu kebugaran tubuh ibu. Kegiatan ini dimulai umur

kehamilan 28 – saat menjelang persalinan dengan tujuan memperkuat dan mempertahankan

elastisitas, intervensi berbasis bukti ini sesuai dengan teori untuk meembantu saat proses

persalinan. Hasilnya pada kasus Ny.J, walaupun sudah dilakukan senam hamil dengan frekuens

satu kali seminggu, namun pada saat persalinan ibu tetap mengalami robekan luka perineum

derajat II. Hal ini disebabkan oleh ibu tidak terlalu pandai mengedan saat kala II, walaupun

sudah diajarkan bidan saat kala I. ibu terlihat kurang sabar dan gelisah sehingga memudahkan

terjadi robekan, (Sukarni, 2013).

Pada usia kehamilan 34 minggu posisi dan letak janin tidak normal yaitu sungsang. Hal ini bisa

disebabkan beberapa faktor, dan diantara kemungkinannnya yaitu multipara, dan pada usia

kehamilan 34 minggu ini berat janin belum terlalu besar berdasarkan taksiran USG adalah 2320

gram, dan janin bergerak aktif. Pada kasus ini dilakukan Knee Chest, menurut teori bahwa

kelainan letak selama kehamilan dapat diatasi dengan demontrasi gerakan Knee Chest atau posisi

sujud yang menggunakan gaya gravitasi untuk mengubah letak janin menjadi normal karena saat

dilakukan gerakan ini juga kepala lebih berat ke bawah dan kepala mulai menyesuaikan dengan

bentuk panggul ibu. Menurut teori gerakan ini dianjurkan 2 kali sehari, saat evaluasi hasilnya

Ny. J melakukan 2 kali sehari juga selesai sholat. Selain itu saat evaluasi taksiran berat

beradasarkan USG yg sebelumnya 2320 gram pada kunjungan selanjutnya yaitu usia kehamilan

36 minggu menjadi 2635 gram dan setelah kepala berputar tidak perlu dilakukan posisi knee
chest lagi karena menunjukan bahwa posisi janin sudah kembali ke letak normal yaitu presentasi

kepala, (Fadlun, 2012).

Berdasarkan data objektif ditemukan berat badan sebelum hamil Ny. J 45 kg, berat badan

sekarang 61 kg, dan kenaikan berat badan ibu selama kehamilan yaitu 16 kg, tinggi badan 152

cm, dengan IMT 19,5 Kg/m2. Menurut Marcel (2016) Jika dalam kisaran berat badan ideal pada

awal kehamilan (IMT ≥18,5 sampai < 24,9), pertambahan berat badan harus 11,5 – 16 kg dan

tidak terdapat kesenjangan dengan teori yang ada. Jadi kenaikan berat Ny. J berdasarkan IMT

yang ditemukan telah sesuai. IMT pada ibu mempengaruhi ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA),

didapat LILA pada ibu 25 cm yang berarti status gizi baik, (Saifudin, 2014).

Pada pengukuran TFU ibu menurut Mc Donald yaitu 31 cm dan menurut perabaan jari yaitu 3

jari dibawah px, telah sesuai dengan teori yang ada, serta didapatkan tafsiran berat janin yaitu

2945 gram. Menurut Rukiyah (2010) berat bayi lahir normal antara 2500-4000 gram. Berat

badan bayi Ny. J saat lahir yaitu 3500 gram. Hal ini telah menunjukan bahwa terpenuhinya pola

nutrisi ibu hamil dapat mempengaruhi status gizi dan pertumbuhan pada janin.

Pada data obyektif berdasarkan kunjungan tanggal 03 Desember 2019 ibu mengatakan ingin

USG dan ini sesuai dengan teori standar 10 T pelayanan selama kehamilan. Tes laboratorium

yang dilakukan pada Ny. J adalah Hepatitis, HIV, Sifilis, dan Hemoglobin, pemeriksaan ini

bertujuan untuk deteksi dini risiko pada ibu hamil dan dapat mempersiapkan rencana persalinan

pada ibu hamil tersebut. Hasil dari pemeriksaan Hepatitis, HIV, Sifilis adalah negatif,

Mandriwati (2013). Sedangkan dilihat dari hasil pemeriksaan Hb ibu 9,8 gr/dL anemia sedang

dan terdapat kesenjangan dengan teori kehamilan yang menyebutkan bahwa kadar normalnya Hb

pada ibu hamil trimester III adalah 11 gr/dl-14 gr/dl, (Jannah, 2012).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada

trimester I dan III, <10,5 gr% pada trimester II. Nilai tersebut dan perbedaannya dengan wanita

tidak hamil terjadi hemodilusi, terutama pada trimester II. Anemia ini disebabkan oleh defisiensi

besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi (Enggar, 2014). Pada

kasus ini saat usia kehamilan Ny. J 34 minggu dan diperiksa memiliki kadar Hb 9,8 gr%.

Penyebab rendahnya kadar darah yang mungkin terjadi adalah kebutuhan zat besi yang tidak

mencukupi. Pola makan ibu dalam hal ini termasuk normal dan seperti biasanya. Kebutuhan zat

besi meningkat hingga 300% selama kehamilan sehingga menyebabkan Hb ibu rendah saat itu.

Bidan memberikan tablet tambah darah dengan dosis 2 kali 90 mg jenis ferosus fumarat,

kebutuhan zat besi untuk wanita hamil adalah 60 mg sedangkan untuk wanita hamil dengan

anemia setiap pemberian preparat 60 mg/hari akan menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/bulan.

Selain itu dilakukan juga kolaborasi dalam membuat menu seimbang selama 5 hari untuk ibu

hamil dengan anemia ringan. Menu yang diberikan seperti roti isi telur, semur daging ayam dan

tahu, ayam goreng, sayur bayam bening, cah kangkung, jus jeruk, jus melon, salad buah, dan

susu. Berdasarkan teori, evaluasi Hb yang efektif adalah 1 bulan, namun pada kasus ini

dilakukan 2 minggu karena kemauan dan melihat kondisi ibu yang lebih sehat dari sebelumnya.

Hasilnya pada evaluasi kadar Hb Ny. J setelah 2 minggu dintervnsi dengan anjuran menu

seimbang tinggi kandungan zat besi pada makanan dan selalu mengingatkan ibu mengkonsumsi

tablet darah dan carac mengkonsumsinya. ibu sudah kembali normal yaitu 12,4 gr/dL, (Saifudin,

2011). Selain itu dalam penelitian telah disebukan bahwa tubuh manusia secara tidak langsung

akan lebih cepat memproses dan mengumpulkan zat yang dirasa kurang di dalam tubuh, maka

berdasarkan kasus penulis dapat menyebutkan bahwa penikngkatan hb yang signifikan juga
dikarenakan pada anemia selama kehamilan tubuh kekurangan zat besi dan lebih mempercepat

kembalinya kadar dalam dengan normal, (Penelitian Rini Nuraeni, 2019).

Pada kunjungan kehamilan terakhir dilakukan asuhan perawatan payudara bermanfaat untuk

menjaga kebersihan payudara, mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting susu,

merangsang kelenjar-kelenjar susu, dan mempersiapkan ibu dalam laktasi, (Walyani, 2015).

Menurut penulis keberhasilan asuhan juga didukung oleh Contuinity Of Comunication karena

penulis selain memberikan pendidikan secara langsung juga memberikan asuhan melalui

komunikasi elektronik. Selama masa asuhan kehamilan, penulis sering memberikan pendidikan

kesehatan melalu whatshap.

4.4.2 Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan

Pada data subyektif yang ditemukan yaitu keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir dan

perut terasa sangat mules sejak pukul 06.00 WIB. Berdasarkan keluhan ibu tidak terdapat

kesenjangan antara teori karena keluar lendir bercampur darah dan his semakin adekuat

merupakan salah satu tanda persalinan, (Asrinah, 2010).

Pada fase pembukaan ibu merasakan nyeri yang kuat, asuhan yang diberikan yaitu memberikan

dukungan emosional, menghadirkan suami untuk mendampingi ibu serta mengajarkan suami

untuk melakukan masase punggung dengan usapan menyeluruh pada punggung ibu guna

memberikan rasa nyaman serta mengurangi rasa nyeri yang ibu rasakan, (Yulianti, 2011).

Asuhan sayang ibu seperti membantu mengurangi rasa nyeri persalinan, salah satunya usapan

menyeluruh pada punggung, usapan kedua disebut usapan punggung OB, usapan yang dilakukan

dengan memberi tekanan pada suatu titik tertentu pada tulang belakang bagian bawah. Terapi

komplementer ini diberikan pada awal ibu datang ke PMB dan terbukti ibu lebih merasa nyaman,

(Yulianti, 2011).
Selain itu cara selanjutnya pengurangangan nyeri pada saat kala I dengan aromaterapi lilin serai.

Aroma dari cymbopogon citrus atau serai dapat memberikan efek menenangkan fikiran secara

lembut dan menyegarkan. Lilin aromaterapi ini bisa menjadi terapi komplementer sebagai

strategi koping wanita jika digunakan tunggal atau secara bersamaan, hal ini terbukti dari hasil

pengukuran menggunakan skala nyeri. Hasil nyeri ibu sebelumnya menunjukan skor 7 (sangat

nyeri) menjadi 5 (sedikit lebih nyeri), walaupun ini bersifat subyektif Ny. J tetapi terbukti efektif

karena menggunakan skala nyeri ciptaan dari Donna Wong dan Connie Baker dengan skor awal

7 setelah diberikan menjadi skor 5. Ibu juga terlihat lebih santai dan nyaman dalam menghadapi

nyeri sampai persalinan, (Penelitian Rahmwa Dwi Syukrini, 2016).

Pada kasus Ny.J kala I fase aktif yakni pembukaan 7 cm hingga pembukaan lengkap ibu

berlangsung 1 jam 30 menit. Berdasarkan hasil pemeriksaan tidak terdapat kesenjangan antara

teori dimana pada multigravida kala I vulva akan membuka 1 cm/ jam, akan terjadi kecepatan

pembukaan servik lebih dari 1 cm hingga 2 cm dan pada kala II berlangsung 30 menit, (Asrinah,

2010).

Dari pengkajian data objektif kala I didapatkan hasil TTV dalam batas normal, kecuali tekanan

darah ibu yang mengalami peningkatan yaitu 130/90 mmHg. Tekanan darah meningkat selama

kontraksi uterus, sistol meningkat 10-20 mmHg dan diastol meningkat 5-10 mmHg, antara

kontraksi, tekanan darah kembali normal seperti sebelum persalinan. Perubahan posisi ibu dari

telentang menjadi miring dapat mengurangi peningkatan tekanan darah, peningkatan tekanan

darah ini juga dapat disebabkan oleh rasa takut dan khawatir, (Jannah, 2017).

Pada saat kala II pukul 12.35 WIB, Ny. J merasa ingin BAB. Keluhan ibu sesuai dengan teori

dalam Nurasiah (2010), yang menyatakan tanda fisik dini pada persalinan kala II adalah adanya

tekanan pada rektum, sensasi ingin defekasi selama kontraksi. Pada kala II didapatkan hasil
inspeksi yaitu tampak tekanan anus, perineum menonjol, dan vulva membuka. tanda persalinan

kala II dalam tatalaksana asuhan persalinan normal tergabung dalam 60 langkah APN yaitu

tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina, perineum tampak menonjol, vulva

dan sfingter ani membuka (Nurasiah, 2016).

Proses kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi yaitu pada primipara berlangsung

selama 2 jam dan pada multipara 1 jam. Dan plasenta lahir dalam 5 menit dan uterus sudah

berkontraksi pada detik ke 10 setelah plasenta lahir. Masase dilakukan selama 15 detik untuk

merangsang uterus berkontraksi baik, (Nurasiah, 2010).

Pada kala III didapatkan hasil Ny. J merasa perutnya masih terasa mules. Pada kala III masih

merasakan kontraksi yang kuat akibat pelepasan plasenta dari tempat implantasinya, dan hasilnya

ibu memang mengeluhkan mules sejak plasenta lahir, (Rohani, dkk, 2011).

Pada data objektif dengan hasil tali pusat menjulur di depan vulva, adanya semburan darah, dan

kontraksi uterus yang kuat. Tanda-tanda pelepasan plasenta diantaranya adanya semburan darah,

pemanjangan tali pusat, perubahan bentuk uterus yang disebabkan oleh kontraksi uterus dan

perubahan dalam posisi uterus yaitu uterus naik didalam abdomen, (Rohani, dkk, 2011).

Pada persalinan ibu ditolong oleh bidan dan mahasiswa, persalinan tidak terjadi perdarahan,

karena keberhasilan pada saat melakukan manajemen aktif kala III. Adapun keuntungan

manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga

dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan, mengurangi jumlah kehilangan darah serta

mencegah terjadinya retensio plasenta. dilihat dari keberhasilan IMD, (Lailiyana, 2011).

Proses IMD dilakukan paling kurang 60 menit (1 jam) pertama setelah bayi lahir, dan pada bayi

Ny. J bayi berhasil menemukan puting pada 40 menit. Dengan dilakukannya IMD sangat

bermanfaat bagi ibu dan bayi yaitu meningkatkan bayi untuk mendapatkan kolostrum yang kaya
nutrisi yang membantu mencegah penyakit, mendukung keberhasilan ASI ekslusif, memperkuat

hubungan ibu dan bayi, merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin, meningkatkan

kesehatan bayi dan mencegah pendarahan persalinan, (Sukarni, 2013).

Keberhasilan IMD pada bayi Ny. J karena adanya dukungan dari keluarga, pengetahuan ibu,

adanya persiapan laktasi dari masa kehamilan, dan motivasi bidan pendamping. Hal ini sesuai

dengan teori menyatakan bahwa variabel yang paling berkontribusi dalam keberhasilan IMD

adalah dukungan keluarga, khusunya bidan dalam hal motivasi ibu dalam pelaksanaan IMD.

PMB Hj. Dince Safrina, SST ini sangat mendukung IMD sehingga hampir setiap persalinan

berhasil melakukan IMD, (Sirajudin, 2013).

4.4.3 Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Pada kunjungan nifas pertama ibu mengatakan perutnya mules-mules Hal ini bersifat fisiologis

karena pada saat ini uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya

kembali seperti sebelum hamil, (Juraida, 2013).

Ibu juga merasa cemas dengan luka perineum dan mengajarkan cara perawatan luka bekas

jahitan diantaranya yaitu mengganti pembalut setiap kali selesai BAB, BAK dan terasa penuh,

serta membersihkan daerah kemaluan/vagina dengan cara berjongkok perlahan-lahan sehingga

daerah vagina dapat bersih secara keseluruhan, (Susanto, 2018).

Saat itu penulis melakukan intervensi teknik marmet. Menurut Roesli 2009 teknik ini merupakan

kombinasi cara memerah ASI dan memijat payudara sehingga refleks ASI dapat optimal. Teknik

memerah ASI dengan cara marmet bertujuan untuk mengosongkan ASI dari sinus laktiferus yang

terletak di bawah areola sehingga diharapkan dengan mengosongkan ASI pada sinus laktiferus

akan merangsang pengeluaran prolaktin. Pengeluaran hormone prolaktin diharapkan akan


merangsang mammary alveoli untuk memproduksi ASI. Semakin banyak ASI dikeluarkan atau

dikosongkan dari payudara akan semakin baik produksi ASI di payudara. Untuk mempersiapkan

proses menyusui masa nifas, sejak masa kehamilan sudah dilakukan perawatan payudara, namun

ini tidak cukup karena ibu dan penulis mulai kontak sejak trimester III yang seyogyanya

persiapan menyusui dengan perawatnn payudara dapat dimulai sejak trimester I atau II

kehamilan. Selain itu untuk kelancaran ASI juga dipengaruhi hormon oksitosin, dengan

melakukan pijat oksitosin dan pijat marmet. Pijat marmet dilakuakan 4 hari berturut-turut sejak

hari pertama nifas, sedangkan pijat oksitosin hanya hari pertama saja. Alasan penulis melakukan

kedua pijatan ini agar mengikutsertakan peran suami dalam masa nifas, suami yang melakukan

pijat oksitosin sedangkan pijat marmet dilakukan bidan dan Ny. J. ASI mulai lancar pada hari

kedua, selain karena adanya komplementer tersebut juga karena menurut teori laktogenesis hari

ketiga ASI mulai lancar karena menurunnya hormon persalinan dan meningkatnya hormone

produksi ASI yaitu oksitosin dan prolaktin, (Widiastutik, 2015).

Pada kunjungan nifas kedua tanggal 18 Januari 2020 yang merupakan hari ketiga pasca

melahirkan asuhan yang diberikan adalah mengajarkan pijat oksitosin kepada ibu yang dibantu

oleh suami guna untuk memperlancar ASI dan memberikan kenyaman kepada ibu. Menurut

Susanto 2018 pijat oksitosin atau Rolling massage adalah pemijatan tulang belakang pada costa

ke 5-6 sampai ke scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis dalam merangsang

hipofisis posterior untuk mengeluarkan oksitosin akan memberikan kenyamanan dan membuat

rileks ibu karena massage dapat merangsang pengeluaran hormone endirfin dan menstimulasi

refleks oksitosin. Penelitian yang dilakukan oleh Shanti (2017) efektivitas produksi ASI pada ibu

post partum dengan Rolling massage (punggung) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang

bermakna.
Asuhan yang diberikan pada ibu nifas selanjutnya yaitu dianjurkan untuk melakukan senam nifas

satu hari setelah persalinan sampai 10 hari masa nifas. Bidan mengajarkan ibu senam nifas dan

ibu melakukan senam mulai pada hari ke-1 pasca melahirkan, yang sebaiknya senam dilakukan

pada hari pertama pasca melahirkan. Senam yang dimaksud pada 6 jam post partum ini adalah

mobilisasi dini Ny. J dengan gerakan miring kiri, kanan, atau dapat BAK spontan. Tujuan dari

senam nifas sudah tercapai yaitu untuk mempercepat involusi uterus, regangan otot tungkai

dibuktikan dengan TFU, pendarahan, lochea, ekskresi dan penyembuhan luka pada ibu telah

sesuai dengan tahapan-tahapan yang ada, (Maryunani, 2013).

Pada kunjungnan nifas ketiga tanggal 14 Februari 2020 yang merupakan hari ke-28 pasca

melahirkan tetap memberikan motivasi untuk ibu terus memerikan ASI ekslusif. Menurut WHO

(2017), ASI eksklusif diberikan selama 6 bulan pertama tanpa campuran susu formula dan

makanan tambahan apapun, sebab ada banyak manfaat ASI eksklusif yang didapat bayi yaitu

sistem kekebalan tubuh bayi lebih kuat, memperkuat hubungan ibu dan bayi, mengurangi risiko

terjadinya sidrom kematian bayi mendadak, membuat bayi cerdas, kenaikan berat badan ideal,

mudah didapat dan murah serta ASI mudah dicerna oleh bayi. keuntungan memberikan ASI bagi

ibu yaitu isapan bayi memberikan kontraksi sehingga mempercepat pemulihan organ-organ ibu

pasca persalinan. keberhasilan ASI eksklusif tidak lepas karena keberhasilan pada saat IMD.

Pada kasus Ny. J IMD berhasil dilakukan, dengan itu ibu dapat memberikan ASI ekslusif kepada

bayinya dan juga didukung dari asuhan yang telah diberikan dari masa kehamilan yaitu

perawatan payudara sehingga menambah keberhasilan ibu untuk memberikan ASI ekslusif.

Pada kunjungan nifas ini penulis juga memberikan pendidikan kesehatan tentang jenis-jenis,

tujuan dan manfaat pemakaian kontrasepsi pada ibu. Setelah mendapatkan penjelasan, ibu

memilih untuk menggunakan kontrasepsi hormonal (suntik 3 bulan), Ibu sadar akan manfaat
penggunaan KB. Hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus dimana menurut teori

tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan

sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu

keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, (Sulistyawati, 2013).

Berdasarkan keputusan ibu memilih metode alami. Ibu memilih MAL dan kondom karena ingin

tetap memberikan ASI pada bayi nya dan juga ibu sebelumnya menggunakan KB hormonal

suntik 1 bulan namun tidak sesaui karena penipisan rahim dan memilih kondom juga untuk

meningkatkan kewaspadaan agar tidak terjadi kehamilan selanjutnya.

Pada masa nifas ini berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan yang dialami oleh ibu, adapun

ketidaknyamanan serta perubahan fisiologis pada ibu merupakan hal normal yang terjadi pada

ibu setelah melahirkan, dan ibu merasa sangat senang dengan keadaannya saat ini, hal ini

dikarenakan ibu dan keluarga sangat mengharapkan kehadiran bayinya dan ibu didukung penuh

oleh suami, anak dan anggota keluarga lainnya, dukungan yang diberikan merupakan hal yang

sangat penting untuk kesejahteraan ibu dan bayi, pada kasus ini suami Ny. J sangat mendukung

dilihat dari masa kehamilan suami selalu menemani Ny. J untuk periksa ke PMB, pada masa

persalinan, suami berperan mendampingi ibu yaitu dengan memberikan asuhan sayang ibu yang

sudah diajarkan seperti pengurangan rasa nyeri dengan masase punggung, pemenuhan cairan dan

nutrisi pada ibu yaitu dengan memberi makan dan minum, dan memberikan dukungan emosional

dan semangat pada ibu untuk menghadapi persalinan, hal ini berdampak juga saat masa nifas

yang dapat membuat ibu merasa senang dan nyaman. Pada hari ketujuh dilakukan penilaian

EPDS dengan skor 0, sesuai dengan indikator penilaian kemungkinan depresi adalah nilai 10

atau lebih, dan dalam hal ini Ny. J menunjukan hasil yang baik bahwa ibu dapat beradaptasi akan
perubahan nya saat ini dan mencegah terjadinya depresi postpartum serta mendapatkan

dukungan suami yang menjadi salah satu domain dalam kesejahteraan ibu nifas, (Saleha, 2013).

4.4.4 Asuhan Kebidanan Pada Masa Neonatus

Kunjungan pertama neonatus dilakukan pada saat 6 jam pertama, pada kunjungan ini dilakukan

pemeriksaan fisik, Bayi dibedong dan diberi topi untuk menjaga kehangatan tubuh bayi, bayi

sudah BAB dan BAK, bayi sudah dimandikan dan melakukan perawatan tali pusat, hal ini

telah sesuai dengan teori bahwa untuk mencegah hipotermi, bayi tidak langsung dimandikan,

bayi dimandikan 6 jam setelah bayi lahir, (Desidel, dkk, 2012).

Kunjungan neonatus kedua ditemukan masalah ikterus pada bayi Ny. J yaitu terlihat pada bagian

kepala dan leher. Ikterus pada bayi baru lahir pada minggu pertama terjadi pada 60% bayi cukup

bulan dan 80% bayi kurang bulan. Hal ini adalah keadaan yang fisiologis, meskipun begitu tidak

semua bayi akan mengalami ikterus. Pada kasus ini By. Ny. J selalu tidur hingga mengganggu

kuantitas menyusu, diajarkan juga cara membangunkan bayi tidur, menambah frekuensi

menyusui, dan menganjurkan jemur bayi di bawah jam 9 dengan minimal waktu 15 menit,

evaluasi nya ikterus bayi mulai menghilang setelah hari ke 7 karena ibu mengikuti semua saran

yang diberikan bidan, (Hevrialni, 2013).

Selain itu terjadi juga penurunan BB bayi Ny. J dari 3500 gram menjadi 3200 gram. Dalam hal

ini menurut Elizabeth (2014) penurunan BB neonatus termasuk normal selama tidak melebihi

10% BB bayi lahir. Tidak semua bayi akan mengalami penurunan BB, hal ini dapat tergantung

pada nutrisi ibu menyusui/ kualitas ASI dan kuantitas menyusui baik serta adanya pemahaman

yang cukup mengenai pentingnya ASI bagi bayi. Penurunan BB ini pada hari ke-3 yaitu 3200

gram dari berat lahir 3500 gram dan kemudian mulai terjadi kenaikan pada hari ke-10 BB
dengan bertambah 200 gram. Kemungkinan penurunan BB ini terjadi dikarenakan penguapan

cairan dari urin, meconium, keringat bayi, sedangkan asupan asi masih kurang. Diberikan juga

asuhan untuk meningkatkan BB bayi dan kualitas tidur pada bayi yaitu pijat bayi. Touch therapy

atau massage (pemijatan) adalah salah satu tekhnik yang mengkombinasikan manfaat fisik

sentuhan manusia dengan manfaat emosional seperti ikatan batin (bounding). Aktivitas pijat

menimbulkan kontak antara anak dan orang tua, anak akan merasa tentram dan nyaman karena

dampak psikologis dari pemijatan ini adalah menyatakan rasa sayang. Terlebih lagi bila

pemijatan dilakukan dengan memberi penghangat sehingga secara fisik badan anak akan terasa

hangat dan terjadi peningkatan kualitas tidur dan peningkatan berat badan pada bayi. Kegiatan

ini berdampak pada berkurangnya kadar hormon stress kortisol pada tubuh bayi dan

meningkatkan produksi hormon melatonin yakni hormon yang bekerja mengatur tidur dan nafsu

makan bayi (Riksani, 2012).

Dari hasil kajian selanjutnya ibu mengatakan bahwa bayi menyusu sangat kuat dan sering serta

produksi ASI yang sudah lancar, juga ibu mengatakan bayi merasa, tidur pulas setelah mendapat

ASI dan ibu merasakan ada perubahan tegangan pada payudara pada saat menyusu bayinya ibu

merasa ASI mengalir deras. Sesudah menyusu tidak memberikan reaksi apabila dirangsang

(disentuh pipinya, bayi tidak mencari arah sentuhan). dan juga dikaji dari ekresi bayi yaitu BAB

3-4 kali/hari dan BAK 7 kali/hari hal ini menunjukkan bayi cukup mendapatkan ASI, (Asrinah,

2010).

Pada pemeriksaan data objektif pemeriksaan pada fisik bayi dalam keadaan umum baik,

didapatkan hasil pemeriksaan tanda – tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik

kemampuan gerakan bayi aktif. Berat badan bayi dari berat lahir 3500 gram berkurang menjadi
3200 gram, dilihat dari berat badan bayi sejak hari ke 3 sudah terjadi penurunan 300 gram. Hal

ini normal terjadi karena adaptasi lingkungan baru pada bayi Ny J, (Elisabeth, 2014).

Semakin sering bayi menyusu sehingga meningkatkan kualitas menyusui dan meningkatkan

produksi ASI. Pada kunjungan terakhir terjadi penambahan berat badan bayi menjadi 3800 gram

dan pada kunjungan neonatus terakhir berat bayi Ny. J adalah 4500 gram. Penambahan BB ini

juga terjadi karena ada peningkatan produksi ASI dan kualitas menyusu bayi yang semakin baik.

Terbukti bahwa ASI yang berkualitas akan meningkatkan kualitas bayi pula. Sampai 6 bulan Ny.

J terus memberikan ASI tanpa makanan pendamping dan membuktikan keberhasilan ASI

ekslusif. ASI yang memiliki manfaat penting bagi bayi akan mempercepat pertumbuhan dan

perkembangan bayi, selain itu juga memiliki manfaat untuk ibu sebagai kontrasepsi alami, dan

keluarga. Mulai usia ini hingga enam bulan juga, tinggi bayi akan bertambah sekitar 2,5 cm per

bulan dan berat badan meningkat 140-200 gram per minggu. Berat badan akan terus bertambah

selama pola dan kebiasaan makan bayi berlangsung baik. Kenaikan berat badan bayi yang baik

ini didukung oleh kualitas menyusui Ny J, baik dan frekuensi menyusui maupun nutrisi ibu,

(Hevrialni, 2011).

Anda mungkin juga menyukai