Praktik Bidan Mandiri (PMB) Hj. Dince Safrina, SST merupakan salah satu bidan yang
membuka praktik secara mandiri yang berada di kota Pekanbaru tepatnya berlokasi di jalan
Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru. Dalam menjalankan praktiknya, PMB Hj.
Dince Safrina, SST memberikan pelayanan sesuai standar dan PERMENKES meliputi kesehatan
ibu dan anak ( KIA ). Jenis pelayanan kesehatan ibu tersedia bagi pasien umum dengan biaya
mandiri. PMB Hj. Dince Safrina, SST tidak hanya berfungsi sebagai pelayanan kebidanan
namun juga menjadi salah satu lahan praktik bagi mahasiswa berbagai institusi kesehatan
Di PMB Hj. Dince Safrina, SST terdapat empat orang tenaga kesehatan yang bekerja di tempat
tersebut ditambah dengan pimpinan PMB tersebut yaitu Bidan Hj. Dince Safrina, SST. Fasilitas
yang ada di lingkungan PMB Hj. Dince Safrina, SST ini antara lain : ruang pendaftaran, ruang
periksa, ruang bersalin, ruang rawat ibu nifas, ruang tunggu, ruang persiapan obat, toilet, dan
dapur. Sedangkan pelayanan ibu dan anak yang diberikan oleh PMB Hj. Dince Safrina, SST
(KB), kesehatan anak, dan imunisasi yang dilakukan rutin seperti campak ataupun tidak seperti
vaksin Pentabio dan BCG. Dan kasus yang diambil di PMB Hj. Dince Safrina, SST pada hari
Minggu tanggal 02 November 2019, tepatnya pukul 15.30 WIB sampai pada kunjungan nifas
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama ibu : Ny. J Nama Suami :Tn. D
Umur : 25 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Teluk Leok Alamat : Jl. Teluk Leok
No. Hp :0823xxxx No. Hp : 0823xxxx
2. Riwayat Menstruasi
HPHT :06-04-2020 Perkiraan Partus : 13-01-2020
Siklus : 28 Hari Masalah : Tidak Ada
3. Riwayat Perkawinan
Ini merupakan perkawinan pertama, menikah pada usia 19 tahun, dan
lama perkawinan lebih kurang 6 tahun
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu
Thn Usia Tempa Jenis Anak
N Penolon Nifa Keadaa
Partu Kehamila t Persalina JK/B
o g s n anak
s n Partus n B
Nor P/320
1 2017 Aterm PMB Normal Bidan Hidup
mal 0
2 H A M I L I N I
5. Riwayat Kehamilan saat ini
Pertama kali memeriksakan kehamilan pada usia kehamilan 6 minggu di
PMB Hj. Dince Safrina,SST oleh bidan, dan ini merupakan pemeriksaan
ke delapan ibu ke PMB Hj. Dince Safrina,SST
Masalah yang pernah dialami ibu pada trimester 1 yaitu mual dan pada
trimester II dan III ibu mengatakan sering BAK
Status imunisasi TT lengkap pada saat ibu balita mendapatkan imunisasi
DPT tiga kali, dan pada kelas satu SD satu kali imunisasi, dan pada kelas
dua SD mendapatkan satu kali imunisasi. Pengobatan yang pernah didapat
pada kehamilan ini yaitu Fe, Bundavin, Prokalk, Vitonal-M, Vitonal-F ,
Calc dan Vitamin C
t. Palpasi
Bagian atas teraba bagian bundar, lunak, tidak melenting ,yaitu
bokong janin
Bagian bawah teraba keras, bulat dan melenting yaitu kepala janin dan
belum masuk pintu atas panggul
v. Auskultasi
DJJ : 140 kali/menit, kuat dan teratur
w. Ekstremitas : Tidak ada edema dan varises
x. Akral : Normal
y. Skor KSPR : 2 (Risiko Rendah)
2. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
C. Assesment
Diagnosa ibu :G2P1A0H1 usia kehamilan 30 minggu, keadaan umum
baik
Diagnosa Janin : Janin hidup, tunggal, intrauterin, presentasi kepala, k/u
janin baik
Masalah : Gangguan pola istirahat
D. Planning
1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan
ibu dan janin sehat dengan risiko rendah. Ibu senang mendengarnya.
2. Memberikan kartu skor menghitung gerakan janin. Cara menghitung
gerakan janin yaitu selama 12 jam minimal 12 kali gerakan atau cara
lain dalam waktu 1 jam minimal janin 4 kali bergerak., ibu mengerti
dan akan mengitung gerakan janin selanjutnya.
3. Menginformasikan ibu tentang tanda bahaya kehamilan seperti,
demam tinggi, muntah terus menerus dan tak mau makan, bengkak
kaki, tangan dan wajah, pendarahan, air ketuban keluar sebelum
waktunya, dan gerakan janin berkurang, Ibu mengerti tanda bahaya
kehamilan.
4. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan yang dialami masih normal
karena bayi semakin membesar dan menekan kandung kemih.
5. Memberitahu ibu cara mengurangi keluhan sering BAK pada malam
hari yaitu dengan mengatur jadwal minum air yang lebih banyak pada
siang hari sehingga pola istirahat ibu tidak terganggu.
6. Mengajarkan kepada ibu senam hamil.
7. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe dan memberikan
ibu terapi obat- obatan, dan menjelaskan cara konsumsinya :
1. Fe 1 X 90 mg
2. Vitamin C 1 X 2,5 mg
3. Calcifar 1 X 500 mg
8. Menganjurkan ibu untuk USG dan cek labor pada kunjungan
selanjutnya untuk memastikaan keadaan ibu dan janin. Ibu bersedia.
9. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi tanggal 03
Desember 2019 atau jika ada keluhan, ibu mengerti.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tempat/ Uraian
Tanggal/Jam
1 2
PMB Hj. Dince Subjektif (S)
Safrina,SST 1. BAK sudah tidak mengganggu jam tidur malam.
03 Desember 2019 2. Ibu rutin senam hamil
Pukul 16.00 WIB 3. Ibu ingin USG dan periksa labor
Objektif (S)
A. Keadaan Umum
Keadaan : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosial : Stabil
Tanda Vital
1. Tekanan Darah : 100/70 mmHg
2. Nadi : 80 kali/menit
3. Pernapasan : 20 kali/menit
4. Suhu : 36,6 0C
TB : 152 cm
BB Sebelum Hamil : 45 kg
BB Sekarang : 56 kg
Pertambahan BB : 1 kg
LiLa : 24 cm
Palpasi
- Bagian atas teraba keras, bulat dan melenting yaitu
kepala janin
- Bagian kanan teraba tahanan keras memanjang
yaitu punggung janin
- Bagian kiri teraba tonjolan-tonjolan kecil yaitu
ekstremitas janin
- Bagian bawah teraba bagian bundar, lunak, tidak
melenting ,yaitu bokong janin
- TFU : 4 jari di bawah PX ( 29 cm)
- TBJ (Jhonson Tausac ) :29-13.155 = 2480 gram
Pemeriksaan Penunjang
P S 1. USG
M u JK : Laki- laki
B b TP : 14-01-2020
H j BB janin : 2320 gram
j. e DJJ : 146x/menit
D k 1 2
i ti
n f - Hb : 9,8 gr/dl
c ( - Protein urine : -
e S - HIV :-
S ) - Sifilis :-
a 1. I - Hepatitis :-
fr b -
i u Skor KSPR : 14 (Risiko Tinggi)
n
a, m Assesment (A)
S e Diagnosa Ibu : G2 P1 A0H1, UK 34 mgg 1 hari
S n dengan Anemia Ringan
T g
1 a Diagnosa Janin : Janin hidup, tunggal, intrauterin,
8 t letak sungsang, presentasi bokong, k/u janin baik
D a
e k Planning (P)
s a 1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
e n bahwa ibu dengan risiko tinggi berdasarkan KSPR
m karena mengalami anemia dan janin ibu sungsang.
b s 2. Memberikan KIE tentang pola menu seimbang
e e pada anemia ringan dengan memperbanyak asupan
r r zat besi, asam folat, vitamin dan mineral.
2 i 3. Mendemonstrasikan ibu posisi knee Chest yaitu
0 n posisi sujud dengan dada menyatu ke lantai sekitar-
1 g 5-10 menit atau sampai ibu merasa cukup,
9 dilakukan sesering mungkin untuk membantu
P m mengubah posisi kepala janin kembali normal.
u e 4. Memberikan tablet Fe 2 x 90 mg dan menjelaskan
k l cara meminum obatnya.
u a 5. Menganjurkan ibu untuk cek hb 2 minggu lagi pada
l k tanggal 18 Desember 2019. Ibu bersedia.
1 u 6. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2
6 k minggu lagi tanggal 17 Desember 2019 atau jika
. a ada keluhan. Ibu mengerti.
0 n
0
W p
I o
B sisi sujud
2. Ibu mengatakan obat sudah habis
Objektif (S)
A. Keadaan Umum
Keadaan : Baik
1 Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosial : Stabil
2
Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 80 kali/menit
c. Pernapasan : 20 kali/menit
d. Suhu : 36,6 0C
TB : 150 cm
BB Sebelum Hamil : 45 kg
BB Sekarang : 58 kg
Pertambahan BB : 2 kg
Lila : 24 cm
Palpasi
- Bagian atas teraba bagian bundar, lunak, tidak
melenting ,yaitu bokong janin
- Bagian kanan teraba tahanan keras memanjang
yaitu punggung janin
- Bagian kiri teraba tonjolan-tonjolan kecil yaitu
ekstremitas janin
- Bagian bawah teraba keras, bulat dan melenting
yaitu kepala janin. Belum masuk PAP.
- TFU: 3 jari di bawah PX ( 30 cm)
- TBJ (Jhonson Tausac ) :30-13.155 = 2635 gram
Assesment (A)
Diagnosa Ibu : G2 P1 A0H1, UK 36 mgg 2 hari, k/u
ibu baik
Diagnosa Janin : Janin hidup, tunggal, intrauterin,
letak memanjang, presentasi kepala, k/u janin baik
Planning (P)
1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
bahwa keadaan ibu dan janin sehat. Ibu senang
mendengarnya.
2. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan
yaitu tempat persalinan, pendamping persalinan,
dan tabungan ibu bersalin, ibu mengatakan akan
melakukan persalinan di PMB Hj. Dince
Safrina,SST dengan bidan dan didampingi oleh
suami.
3. Mengingatkan kembali tentang tanda bahaya
1 kehamilan. Ibu dapat mengulangi.
2
4. Memberikan KIE tentang IMD dan ASI Ekslusif.
5. Memberitahu tentang tanda persalinan yaitu nyeri
perut bagian bawah, keluar lendir bercampur darah,
kontraksi yang sering dan teratur minimal 2X 10
menit X 30 detik. Jika ibu menemukan tanda di
atas segera ke tenaga kesehatan terdekat. Ibu
mengerti mengenai tanda persalinan.
6. Memberikan tablet Fe 1 x 500 mg.
7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1
minggu lagi atau jika ada keluhan. Ibu mengerti.
Objektif (S)
A. Keadaan Umum
Keadaan : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosial : Stabil
Tanda Vital
3. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
4. Nadi : 80 kali/menit
5. Pernapasan : 20 kali/menit
6. Suhu : 36,6 0C
TB : 150 cm
BB Sebelum Hamil : 46 kg
BB Sekarang : 61 kg
Kenaikan BB : 3 kg
Lila : 25 cm
Palpasi
- Bagian atas teraba bagian bundar, lunak, tidak
melenting ,yaitu bokong janin
- Bagian kanan teraba tahanan keras memanjang
yaitu punggung janin
- Bagian kiri teraba tonjolan-tonjolan kecil yaitu
ekstremitas janin
- Bagian bawah teraba keras, bulat dan melenting
yaitu kepala janin. Belum masuk PAP.
- TFU: 3 jari di bawah PX ( 31 cm)
- TBJ (Jhonson Tausac ) :31-12.155 = 2945 gram
Assesment (A)
Diagnosa Ibu : G2 P1 A0H1, UK 38 minggu, k/u
ibu baik
Diagnosa Janin : Janin hidup, tunggal, intrauterin,
letak memanjang, presentasi kepala, k/u janin baik
Planning (P)
1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
bahwa keadaan ibu dan janin sehat. Ibu senang
mendengarnya.
2. Melakukan perawatan payudara untuk persiapan
menyusui.
3. Menganjurkan ibu untuk berjalan pagi.
4. Memberikan ibu obat- obatan, seperti :
Vitamin C 1 X 2,5 mg
Licocalk 1 X 500 mg
5. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang jika ada
keluhan. Ibu mengerti.
Objektif (S)
A. Keadaan Umum
Keadaan : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosial : Stabil
Tanda Vital
1. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
2. Nadi : 80 kali/menit
3. Pernapasan : 20 kali/menit
4. Suhu : 36,6 0C
Palpasi
- HIS : 3x/10 menit, durasi 40”
- Bagian atas teraba bagian bundar, lunak, tidak
melenting ,yaitu bokong janin
- Bagian kanan teraba tahanan keras memanjang
yaitu punggung janin
1 2
Assesment (A)
Inpartu Kala I Fase Aktif
Planning (P)
1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
bahwa semua normal dan ibu sudah memasuki
persalinan Kala I fase aktif pembukaan 7 cm, ibu
mengerti.
2. Memberikan asuhan sayang ibu :
a. Membantu ibu memilih pendamping
persalinan, ibu memilih suami..
b. Memberikan ibu motivasi dan selalu
mendampingi ibu, karena suami belum
pulang kerja dan hanya ada orang tua, ibu
senang didampingi.
c. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
saat kontraksi reda agar ibu memiliki tenaga
untuk meneran saat bersalin nanti, ibu
makan roti dan minum air putih.
d. Mendemonstrasikan penggunaan
aromatherapi lilin serai untuk mengurangi
rasa nyeri persalinan, nyeri ibu berkurang.
1 2
Subjektif (S)
16 Januari 2020 1. Ibu mengatakan sakit bertambah sering dan
Pukul 12.35 WIB semakin kuat
2. Ibu mengatakan ingin meneran
Objektif (S)
A. Keadaan Umum
Keadaan : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosial : Stabil
1. Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 80 kali/menit
c. Pernapasan : 20 kali/menit
d. Suhu : 37,0 0C
2. Kontraksi : 5x/10 menit, durasi 45”
3. Inspeksi : Tampak tanda dan gejala kala II :
a. Perinium menonjol
b. Vulva membuka
c. Tekanan pada anus
4. Palpasi : TFU pertengahan PX - pusat
5. Auskultasi : DJJ : 144x/menit, teratur
6. VT :
a. Portio tidak teraba
b. Pembukaan lengkap (10 cm)
c. Ketuban jernih
d. Presentasi kepala
e. Posisi UUK depan
f. Moulage +1
g. Penurunan Hodge 4
Assesment (A)
Parturient Kala II
1 2
Planning (P)
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa hasil
pemeriksaan normal dan ibu sudah memasuki
persalinan, ibu mengerti.
2. Memimpin persalinan saat ada his dan meminta ibu
untuk mengatur pernafasan, ibu meneran dengan
baik.
3. Memberikan dukungan dan apresiasi saat ibu baik
meneran.
4. Membantu melahirkan bayi dengan melakukan
standhand dan susur sanggah
5. Melakukan penilaian segera BBL:
a. Bayi menangis
b. Ketuban bercampur mekonium
c. Tonus otot aktif
d. Ada 1 lilitan tali pusat, jenis kelamin laki-laki,
6. Melakukan IMD. IMD berhasil pada menit ke-40.
Subjektif (S)
16 Januari 2020 1. Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya.
Pukul 13.05 WIB
Objektif (S)
A. Keadaan Umum
Keadaan : Baik
Kesadaran : Composmentis
TFU : Setinggi pusat
Plasenta : Belum lahir,
tampak tali pusat menjulur
Assesment (A)
Parturient Kala III
Planning (P)
1. Memeriksa janin kedua, tidak ada janin kedua.
2. Melakukan Manajemen Aktif Kala III
a. Inj. Oksitosin 10 IU IM, dalam 1 menit
kelahiran
b. Pemotongan dan pengikatan tali pusat.
c. Melakukan IMD, berhasil dengan waktu 60
menit.
d. Melakukan PTT saat ada kontraksi.
e. Melahirkan plasenta
f. Melakukan masase segera setelah plasenta
lahir, kontraksi baik.
1 2
Subjektif (S)
16 Januari 2020 1. Ibu mengatakan senang plasenta “kakak bayi”
Pukul 13.10 WIB sudah lahir.
2. Ibu mengatakan merasa haus.
Objektif (S)
A. Keadaan Umum
Keadaan : Baik
Kesadaran : Composmentis
1. TTV :
a. TD : 130/80 mmHg
b. Nadi : 85 kali/menit
2. TFU 2 jari di bawah pusat
3. Kontraksi baik
4. Kandung kemih kosong
5. Perngeluaran darah 300 cc
6. Pengeluaran ASI belum ada
Assesment (A)
Parturient Kala IV
Planning (P)
1. Memberikan ibu minum
2. Melakukan pemantauan kala IV yaitu TD,
kontraksi, TFU, kandung kemih, dan jumlah darah,
hasil normal.
3. Membersihkan ibu.
4. Mendekontaminasi alat.
5. Melakuakan asuhan BBL normal, bayi sudah diberi
inj.vit.K.
6. Memberikan bayi kepada ibu untuk menyusu
kembali (rooming in) sambil memberikan selamat
dan apresiasi kepada ibu.
7. Melengkapi pendokumentasian (partograf).
1 2
Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. TTV:
a. TD: 100/80 mmHg
b. N: 80 kali/menit
c. P: 22 kali/menit
d. S: 36,7 oC
3. Payudara : simetris,
puting susu: menonjol,
pengeluaran ASI : belum ada kolostrum
4. TFU: 2 jari dibawah pusat
5. Ano- Genetalia : Pengeluaran darah: 100 cc, Vulva:
Tidak ada Edema dan hematoma, Perineum: Jahitan
perineum bersih, tidak ada kemerahan, tidak
bengkak, tidak ada tanda infeksi, jahitan menyatu,
Lokhia: Rubra, tidak berbau, Hemoroid: Tidak ada.
Assesment
P2A0H2, ibu post partum normal 6 jam , keadaan
umum ibu baik
Planning
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
bahwa kondisi ibu saat ini dalam keadaan baik dan
normal.
2. Mengajarkan ibu menilai kontraksi, ibu mengerti.
3. Memberitahu kepada ibu penyebab keluhan yang
dirasakan ibu adalah hal yang fisiologis rasa mulas
diakibatkan dari kontraksi uterus untuk mencegah
pendarahan, ibu sudah mengetahui keadaanya saat
ini.
1
2
4. Mengajarkan ibu melakukan mobilisasi dini, yaitu
dengan cara bangun dari tempat tidur dan belajar ke
kamar mandi sendiri atau dengan bantuan keluarga,
bila ingin BAK atau BAB. Ibu sudah melakukan
ambulasi dini, yaitu dengan cara pergi ke kamar
mandi dan ibu sudah mandi dan pembalut sudah
diganti.
5. Mengajarkan perawatan luka perineum, ibu mengerti.
6. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI ekslusif. Ibu
mengatakan akan memberikan ASI ekslusif pada
bayinya selama 6 bulan.
7. Mengajarkan pijat marmet untuk melancarkan ASI.
Dilakukan 4 hari berturut-turut.
8. Mengajarkan kepada suami pijat oksitosin.
9. Menjelaskan pada ibu tanda tanda bahaya nifas dini.
18 Januari 2020 Subjektif:
Pukul 07:30 WIB 1. Ibu mengatakan rasa mules diperut sudah tidak
terasa
2. Ibu mengatakan selalu melakukan perawatan luka
pada pereniumnya dan luka sudah mulai mengering,
ibu mengatakan sudah melakukan aktivitas sehari-
hari
3. Ibu mengatakan ASI nya belum keluar lancar
Objektif
1 2
Assesment
P2A0H2, ibu post partum normal 3 hari , keadaan
umum ibu baik
Planning
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan
keluarga bahwa saat ini ibu dalam keadaan umum ibu
baik. Ibu mengetahui keadaanya saat ini
2. Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal
dan mendeteksi adanya perdarahan abnormal. TFU 4
jari dibawah pusat, tidak ada perdarahan abnormal dan
bau.
3. Mengajarkan suami Ny. J pijat oksitosin, suami sudah
bisa melakukan pijat oksitosin yang diajarkan
4. Mengajarkan kepada ibu kembali senam nifas dengan
gerakan berbeda yang tentunya sesuai dengan hari
setelah melahirkan. Ibu senang melakukannya.
5. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI
ekslusif. Ibu mengatakan akan memberikan ASI
ekslusif 6 bulan
6. Memastikan ibu cukup makanan dan cairan serta
mendukung ibu untuk terus menerapkan pola makanan
bergizi.
7. Mengkaji ulang pengetahuan ibu mengenai tanda
bahaya nifas lanjut.
8. Memberitahukan kepada ibu mengunjungi tempat
bidan apabila ada keluhan, ibu mengatakan jika ada
keluhan langsung dibawah ke pelayanan kesehatan.
2
1
Subyektif :
1. Ibu mengatakan keadaanya sudah membaik dengan
diajarkannya senam nifas
2. Ibu mengatakan istirahatnya cukup karena bayinya
tidak rewel
3. Ibu mengatakan bayinya hanya diberi ASI saja
Obyektif
Keadaan umum baik
TD: 120/80 mmHg
N: 80 kali/menit
P:19 kali/menit
S: 36,8oC
BB: 46 kg
Puting susu: menonjol, pengeluaran ASI: ada
Ano- Genetalia:
Perdarahan: tidak ada,
Vulva: Tidak ada edema dan varises,
Perineum: jahitan perineum sudah kering, tidak
bengkak, tidak ada tanda infeksi, jahitan menyatu,
Lokhia: alba, tidak berbau,
Hemorroid: Tidak ada, Fistel: Tidak ada
Assesment
P2A0H2 ibu post partum normal hari ke 28 keadaan
umum ibu baik.
Planning
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa
hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik.
2. Memberi apresiasi kepada ibu karena ibu dapat
menerapkan anjuran yang diberikan dan tetap
menganjurkan ibu makan makanan yang bergizi dan
cukup cairan agar ibu bisa tetap memberikan asi
ekslusif kepada anak nya. Ibu mengatakan akan tetap
menerapkan apa yang disampaikan karena ibu ingin
memberikanASI kepada anaknya
3. Menganjurkan ibu ber KB dan menjelaskan jenis-jenis
KB :
a) Kondom, kelebihannya bila digunakan secara tepat
maka kondom dapat digunakan untuk mencegah
kehamilan dan penularan penyakit seksual.
b) Suntik, kelebihannya suntik ada 2. Suntik 1 bulan
dan suntik 3 bulan, suntik 1 bulan tidak dapat
digunakan untuk ibu menyusui karena itu
mempengaruhi ASI. Suntik 3 bulan dapat
digunakan untuk ibu menyusui karena tidak
mempengaruhi ASI.
Implan dan susuk kelebihannya dapat mencegah
terjadinya kehamilan dalam jangka 3-5 tahun.
c) IUD atau spiral kelebihannya kontrasepsi ini sangat
efektif tidak menggunakan hormone dan dapat
digunakan juga dalam jangka waktu 5 tahun
4.3 Asuhan d) Pil, kelebihannya juga bisa digunakan untuk ibu
Kebidanan menyusui tetapi khusus pil laktasi.
Bayi Baru
Ibu telah mengetahui tentang jenis KB, manfaat
Lahir pada
KB, dan Efek samping KB. Ibu memutuskan
By. Ny. J
menggunakan KB suntik 3 bulan.
Nama : By. Ny. J 6. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI
Tangg ekslusif, Ibu mengatakan hanya memberikan ASI saja.
al Wa
Pengk ktu : 14:30 WIB
ajian : Te
16 mp
Januar at : PMB Hj. Dince Safrina, SST
i 2020
Hari : Kamis
A Anamnes
1 a (Data
Subjektif
)
Identitas
Bayi
Nama : By. Ny. J
Tanggal
Lahir : 16
Januari
2019
Jam : 13. 05 WIB
Jenis
Kelamin : Laki-laki
Nama Ibu
: Ny.J
Umur : 25 Tahun
Alamat : Jl. Teluk Leok
2 Riwayat
Kelahiran
Usia
Kehamila
n : Aterm
Lama Persalinan Kala I : 1 Jam
Lama persalinan kala II : 30 Menit
Keadaan air ketuban : Keruh
Persalinan : Normal
Lilitan tali pusat : 1 lilitan
Penolong persalinan : Bidan
Setelah lahir : Menangis kuat
3 Pemberian ASI : Ada dilakukan IMD selama 1 jam, berhasil pada
menit ke 40.
B Data Obyektif
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis
Tanda-tanda vital
- Pernapasan : 35 kali/menit
- Nadi : 135 kali /menit
- Suhu : 36.5⁰C
Berat Badan : 3500 g
Panjang Badan : 51 cm
Lingkar Dada : 34 cm
Lingkar Kepala
Sirkumferensia Suboksipitobreghmatikus : 32 cm
Sirkumferensia Oksipito frontalis : 32 cm
Sirkumferensia Mento Oksipitalis : 33 cm
Kepala
a. Ubun-Ubun Besar : Datar
b. Ubun-Ubun Kecil : Datar
c. Cephal Hematoma : Tidak ada
d. Caput Suksedaneum : Tidak ada
e. Luka : Tidak ada
f. Kelainan/cacat bawaan : Tidak ada
Wajah
a. Simetris : Simetris, tidak ada cacat bawaan
b. Kelainan/cacat bawaan : Tidak ada
Mata
a. Simetris : Ya
b. Kotoran Mata : Tidak ada
c. Stabismus : Tidak ada
d. Pupil mata jernih : Ya
e. Sclera Mata : Tidak ikterik
f. Perdarahan subkonjungtiva/retina : Tidak ada
Hidung
a. Simetris : Ya
b. Lubang Hidung : Ada
c. Cuping hidung simetris : Ya
d. Pernapasan Cuping hidung : Tidak ada
e. Secret : Tidak ada
Mulut
a. Simetris : Ya
b. Palatum : Tidak ada
c. Bintik putih pada lidah : Tidak ada
d. Gusi : Tampak kemerahan
e. Kelainan/cacat bawaan : Tidak ada
Telinga
a. Simetris : Ya
b. Daun telinga : Ada
c. Cairan yang keluar : Tidak Ada
Leher
a. Trauma Flexus Brachialis : Tidak ada
b. Lipatan kulit berlebihan dibelakang leher : Tidak ada
Dada
a. Simetris : Ya
b. Pembesaran buah dada : Tidak Ada
c. Pernafasan retraksi intercostal : Tidak Ada
Abdomen
a. Simetris : Ya
b. Bentuk : Normal
c. Pembesaran : Tidak tampak pembesaran yang berlebihan
d. Tali pusat : Tidak berdarah, tidak ada tanda-tanda infeksi
e. Kelainan / cacat bawaan : Tidak ada
Genetalia
- Laki-laki
a. Panjang penis : normal
b. Lebar penis : normal
c. Rugae kantong skortum : ada
d. Lubang uretra : ada
e. Posisi lubang uretra : normal
f. Penurunan testis : ada
g. Atresia ani : tidak
h. Kelainan lain : tidak
Ekstremitas Atas
a. Panjang lengan : Sama panjang
b. Jumlah jari : Jumlah jari lengkap
c. Fraktur humerus : Tidak tampak humerus
d. Fraktur klavikula : Tidak ada
e. Pergerakan : Aktif
f. Kelainan/cacat bawaan : Tidak ada
Ekstremitas bawah
a. Panjang kaki : Sama panjang
b. Jumlah jari : Jumlah jari lengkap
c. Pergerakan : Aktif
Keadaan neuromuskular
a. Reflex menghisap : Ada
b. Reflex moro : Ada
c. Reflex genggam : Ada
d. Reflex rooting : Ada
Kulit
a. Warna : Tampak kemerahan
b. Bercak/tanda lahir : Tidak da
c. Verniks Keseosa : Ada
d. Lanugo : Ada
C Assasment
Bayi baru lahir normal 6 Jam, cukup bulan dan keadaan umum baik
D Planning
CATATAN PERKEMBANGAN
19 Januari Subjektif
2020 1. Ibu mengatakan sudah bisa memandikan bayinya sendiri,
08.00 WIB tali pusat hampir puput
2. Ibu mengatakan hanya memberi ASI saja
3. Bayi sedikit kuning
Objektif
- Keadaan umum : Baik
- S:36,7℃
- P: 38 kali/menit
1 2
- N: 130 kali/menit
- BB: 3200 gram
- PB: 51 cm
- Tampak kuning pada kepala dan leher bayi
Assesment
Neonatus normal 3 hari, dengan ikterus fisiologis
Planning
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya sehat
walaupun bayi sedikit kuning dan penurunan BB hal normal,
memberitahu adaptasi bayi, ibu mengerti tentang keadaan
bayinya.
2. Memastikan bayi mendapatkan cukup ASI dengan cara
melihat ibu menyusui bayinya, menanyakan berapa kali
sehari bayinya BAB, dan BAK, dan apakah setelah menyusui
payudara ibu menjadi kempes. Ibu mengatakan bayi
menghisap dengan baik dan lahap, ASI ibu keluar banyak.
3. Melakukan dan mengajarkan kepada ibu tentang pijat bayi
dan manfaat pijat bayi untuk dilakukan sebelum memandikan
bayi dan sebelum tidur.
14 Februari Subjektif
2020 1. Tali pusat bayi puput pada hari ke-5
09.00 WIB 2. Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat dan BAK 7 kali/ hari ,
BAB 3-4 kali / hari
3. Bayi mengalami kenaikan BB pada hari ke-10 sebanyak 200
gram
4. Bayi sudah tidak ikterus sejak hari ke 8
5. Ibu rutin melakukan pijat bayi dan menjemurnya setiap pagi
2
1
Objektif
Keadaan umum : Baik
S:36.5°C
P: 45 x/menit
N:130x/menit
BB: 4500 gram
Assesment
Neonatus normal hari ke 25, keadaan umum baik.
Planning
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam
keadaan bayi, Ibu sangat senang mengetahui keadaan
bayinya
2. Memberi dukungan kepada ibu bahwa bayinya sudah
cukup ASI dan menyarankan ibu untuk tetap memberikan
ASI ekslusif pada bayinya, ibu mengatakan akan tetap
memberikan ASI ekslusif kepada bayinya
3. Mengingatkan ibu untuk membawa bayinya imunisasi
sesuai dengan jadwal imunisasi yang telah ditentukan, ibu
mengatakan akan membawa anaknya ke posyandu terdekat
untuk di imunisasi.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan
Pengambilan data dilakukan 4 kali kunjungan pada tanggal 02 November 2019, 03 Desember
2019, 18 Desember 2019, 02 Januari 2020 dengan kunjungan di PMB Hj. Dince Safrina, SST.
Pemeriksaan pertama yang dilakukan saat kunjungan awal yaitu memeriksakan Kartu Skor
Poedji Rochjati yang selanjutkan penilaian akan bertambah seusai dengna usia kehamilan.
Terdapat 3 pembagian kategori deteksi dini KSPR yang ditujukan untuk menentukan tempat
persalinan, pada Ny. J tempat persalinan dan Ny. J mendapatkan skor 14 yaitu 2 skor awal, 4
skor anemia, dan 8 skor letak sungsang, demikian kehamilan ini dapat dikategorikan resiko
tinggi. Berdasarkan kategori tersebut tindakan yang dilakukan bidan adalah kolaborasi dengan
dokter dan ini telah dilakukan setelah pemeriksaan USG, selain itu tempat persalinan yang
diperbolehkan adalah RS atau Klinik yang memiliki kolaborasi dengan dokter spesialis
Hasil anamnesa diperoleh bahwa Ny. J mengeluh sering buang air kecil. Hal ini terdapat dalam
teori yang menyebutkan bahwa pada kehamilan khususnya pada kehamilan trimester III,
peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi saat wanita hamil karena tekanan kepala
janin ke kandung kemih dan penekanan tersebut membuat rongga semakin kecil dan rasa ingin
Pada usia kehamilan 30 minggu penulis memberikan kartu pantau gerak janin untuk antisipasi
dan Ny. J merasa senang. Hal ini menggunakan metode Sardovsky yaitu menghitung minimal 4
kali gerakan dalam 1 jam. Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah usia
kehamilan 28 minggu atau sampai persalinan, maka waspada terhadap kemungkinan gawat janin
atau bahkan kematian janin dalam uterus. Hasil pemantauan menggunakan kartu ini selalu
menunjukan gerakan janin dalam keadaan baik sampai sebelum persalinan yaitu usia kehamilan
Sejak kunjungan pertama juga usia kehamilan 30 minggu, Ny. J sudah diajarkan senam hamil.
Manfaat dari senam hamil ini adalah merelaksasikan otot rahim sehingga mempermudah proses
persalinan pada kala II dan membantu kebugaran tubuh ibu. Kegiatan ini dimulai umur
elastisitas, intervensi berbasis bukti ini sesuai dengan teori untuk meembantu saat proses
persalinan. Hasilnya pada kasus Ny.J, walaupun sudah dilakukan senam hamil dengan frekuens
satu kali seminggu, namun pada saat persalinan ibu tetap mengalami robekan luka perineum
derajat II. Hal ini disebabkan oleh ibu tidak terlalu pandai mengedan saat kala II, walaupun
sudah diajarkan bidan saat kala I. ibu terlihat kurang sabar dan gelisah sehingga memudahkan
Pada usia kehamilan 34 minggu posisi dan letak janin tidak normal yaitu sungsang. Hal ini bisa
disebabkan beberapa faktor, dan diantara kemungkinannnya yaitu multipara, dan pada usia
kehamilan 34 minggu ini berat janin belum terlalu besar berdasarkan taksiran USG adalah 2320
gram, dan janin bergerak aktif. Pada kasus ini dilakukan Knee Chest, menurut teori bahwa
kelainan letak selama kehamilan dapat diatasi dengan demontrasi gerakan Knee Chest atau posisi
sujud yang menggunakan gaya gravitasi untuk mengubah letak janin menjadi normal karena saat
dilakukan gerakan ini juga kepala lebih berat ke bawah dan kepala mulai menyesuaikan dengan
bentuk panggul ibu. Menurut teori gerakan ini dianjurkan 2 kali sehari, saat evaluasi hasilnya
Ny. J melakukan 2 kali sehari juga selesai sholat. Selain itu saat evaluasi taksiran berat
beradasarkan USG yg sebelumnya 2320 gram pada kunjungan selanjutnya yaitu usia kehamilan
36 minggu menjadi 2635 gram dan setelah kepala berputar tidak perlu dilakukan posisi knee
chest lagi karena menunjukan bahwa posisi janin sudah kembali ke letak normal yaitu presentasi
Berdasarkan data objektif ditemukan berat badan sebelum hamil Ny. J 45 kg, berat badan
sekarang 61 kg, dan kenaikan berat badan ibu selama kehamilan yaitu 16 kg, tinggi badan 152
cm, dengan IMT 19,5 Kg/m2. Menurut Marcel (2016) Jika dalam kisaran berat badan ideal pada
awal kehamilan (IMT ≥18,5 sampai < 24,9), pertambahan berat badan harus 11,5 – 16 kg dan
tidak terdapat kesenjangan dengan teori yang ada. Jadi kenaikan berat Ny. J berdasarkan IMT
yang ditemukan telah sesuai. IMT pada ibu mempengaruhi ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA),
didapat LILA pada ibu 25 cm yang berarti status gizi baik, (Saifudin, 2014).
Pada pengukuran TFU ibu menurut Mc Donald yaitu 31 cm dan menurut perabaan jari yaitu 3
jari dibawah px, telah sesuai dengan teori yang ada, serta didapatkan tafsiran berat janin yaitu
2945 gram. Menurut Rukiyah (2010) berat bayi lahir normal antara 2500-4000 gram. Berat
badan bayi Ny. J saat lahir yaitu 3500 gram. Hal ini telah menunjukan bahwa terpenuhinya pola
nutrisi ibu hamil dapat mempengaruhi status gizi dan pertumbuhan pada janin.
Pada data obyektif berdasarkan kunjungan tanggal 03 Desember 2019 ibu mengatakan ingin
USG dan ini sesuai dengan teori standar 10 T pelayanan selama kehamilan. Tes laboratorium
yang dilakukan pada Ny. J adalah Hepatitis, HIV, Sifilis, dan Hemoglobin, pemeriksaan ini
bertujuan untuk deteksi dini risiko pada ibu hamil dan dapat mempersiapkan rencana persalinan
pada ibu hamil tersebut. Hasil dari pemeriksaan Hepatitis, HIV, Sifilis adalah negatif,
Mandriwati (2013). Sedangkan dilihat dari hasil pemeriksaan Hb ibu 9,8 gr/dL anemia sedang
dan terdapat kesenjangan dengan teori kehamilan yang menyebutkan bahwa kadar normalnya Hb
pada ibu hamil trimester III adalah 11 gr/dl-14 gr/dl, (Jannah, 2012).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada
trimester I dan III, <10,5 gr% pada trimester II. Nilai tersebut dan perbedaannya dengan wanita
tidak hamil terjadi hemodilusi, terutama pada trimester II. Anemia ini disebabkan oleh defisiensi
besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi (Enggar, 2014). Pada
kasus ini saat usia kehamilan Ny. J 34 minggu dan diperiksa memiliki kadar Hb 9,8 gr%.
Penyebab rendahnya kadar darah yang mungkin terjadi adalah kebutuhan zat besi yang tidak
mencukupi. Pola makan ibu dalam hal ini termasuk normal dan seperti biasanya. Kebutuhan zat
besi meningkat hingga 300% selama kehamilan sehingga menyebabkan Hb ibu rendah saat itu.
Bidan memberikan tablet tambah darah dengan dosis 2 kali 90 mg jenis ferosus fumarat,
kebutuhan zat besi untuk wanita hamil adalah 60 mg sedangkan untuk wanita hamil dengan
anemia setiap pemberian preparat 60 mg/hari akan menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/bulan.
Selain itu dilakukan juga kolaborasi dalam membuat menu seimbang selama 5 hari untuk ibu
hamil dengan anemia ringan. Menu yang diberikan seperti roti isi telur, semur daging ayam dan
tahu, ayam goreng, sayur bayam bening, cah kangkung, jus jeruk, jus melon, salad buah, dan
susu. Berdasarkan teori, evaluasi Hb yang efektif adalah 1 bulan, namun pada kasus ini
dilakukan 2 minggu karena kemauan dan melihat kondisi ibu yang lebih sehat dari sebelumnya.
Hasilnya pada evaluasi kadar Hb Ny. J setelah 2 minggu dintervnsi dengan anjuran menu
seimbang tinggi kandungan zat besi pada makanan dan selalu mengingatkan ibu mengkonsumsi
tablet darah dan carac mengkonsumsinya. ibu sudah kembali normal yaitu 12,4 gr/dL, (Saifudin,
2011). Selain itu dalam penelitian telah disebukan bahwa tubuh manusia secara tidak langsung
akan lebih cepat memproses dan mengumpulkan zat yang dirasa kurang di dalam tubuh, maka
berdasarkan kasus penulis dapat menyebutkan bahwa penikngkatan hb yang signifikan juga
dikarenakan pada anemia selama kehamilan tubuh kekurangan zat besi dan lebih mempercepat
Pada kunjungan kehamilan terakhir dilakukan asuhan perawatan payudara bermanfaat untuk
merangsang kelenjar-kelenjar susu, dan mempersiapkan ibu dalam laktasi, (Walyani, 2015).
Menurut penulis keberhasilan asuhan juga didukung oleh Contuinity Of Comunication karena
penulis selain memberikan pendidikan secara langsung juga memberikan asuhan melalui
komunikasi elektronik. Selama masa asuhan kehamilan, penulis sering memberikan pendidikan
Pada data subyektif yang ditemukan yaitu keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir dan
perut terasa sangat mules sejak pukul 06.00 WIB. Berdasarkan keluhan ibu tidak terdapat
kesenjangan antara teori karena keluar lendir bercampur darah dan his semakin adekuat
Pada fase pembukaan ibu merasakan nyeri yang kuat, asuhan yang diberikan yaitu memberikan
dukungan emosional, menghadirkan suami untuk mendampingi ibu serta mengajarkan suami
untuk melakukan masase punggung dengan usapan menyeluruh pada punggung ibu guna
memberikan rasa nyaman serta mengurangi rasa nyeri yang ibu rasakan, (Yulianti, 2011).
Asuhan sayang ibu seperti membantu mengurangi rasa nyeri persalinan, salah satunya usapan
menyeluruh pada punggung, usapan kedua disebut usapan punggung OB, usapan yang dilakukan
dengan memberi tekanan pada suatu titik tertentu pada tulang belakang bagian bawah. Terapi
komplementer ini diberikan pada awal ibu datang ke PMB dan terbukti ibu lebih merasa nyaman,
(Yulianti, 2011).
Selain itu cara selanjutnya pengurangangan nyeri pada saat kala I dengan aromaterapi lilin serai.
Aroma dari cymbopogon citrus atau serai dapat memberikan efek menenangkan fikiran secara
lembut dan menyegarkan. Lilin aromaterapi ini bisa menjadi terapi komplementer sebagai
strategi koping wanita jika digunakan tunggal atau secara bersamaan, hal ini terbukti dari hasil
pengukuran menggunakan skala nyeri. Hasil nyeri ibu sebelumnya menunjukan skor 7 (sangat
nyeri) menjadi 5 (sedikit lebih nyeri), walaupun ini bersifat subyektif Ny. J tetapi terbukti efektif
karena menggunakan skala nyeri ciptaan dari Donna Wong dan Connie Baker dengan skor awal
7 setelah diberikan menjadi skor 5. Ibu juga terlihat lebih santai dan nyaman dalam menghadapi
Pada kasus Ny.J kala I fase aktif yakni pembukaan 7 cm hingga pembukaan lengkap ibu
berlangsung 1 jam 30 menit. Berdasarkan hasil pemeriksaan tidak terdapat kesenjangan antara
teori dimana pada multigravida kala I vulva akan membuka 1 cm/ jam, akan terjadi kecepatan
pembukaan servik lebih dari 1 cm hingga 2 cm dan pada kala II berlangsung 30 menit, (Asrinah,
2010).
Dari pengkajian data objektif kala I didapatkan hasil TTV dalam batas normal, kecuali tekanan
darah ibu yang mengalami peningkatan yaitu 130/90 mmHg. Tekanan darah meningkat selama
kontraksi uterus, sistol meningkat 10-20 mmHg dan diastol meningkat 5-10 mmHg, antara
kontraksi, tekanan darah kembali normal seperti sebelum persalinan. Perubahan posisi ibu dari
telentang menjadi miring dapat mengurangi peningkatan tekanan darah, peningkatan tekanan
darah ini juga dapat disebabkan oleh rasa takut dan khawatir, (Jannah, 2017).
Pada saat kala II pukul 12.35 WIB, Ny. J merasa ingin BAB. Keluhan ibu sesuai dengan teori
dalam Nurasiah (2010), yang menyatakan tanda fisik dini pada persalinan kala II adalah adanya
tekanan pada rektum, sensasi ingin defekasi selama kontraksi. Pada kala II didapatkan hasil
inspeksi yaitu tampak tekanan anus, perineum menonjol, dan vulva membuka. tanda persalinan
kala II dalam tatalaksana asuhan persalinan normal tergabung dalam 60 langkah APN yaitu
tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina, perineum tampak menonjol, vulva
Proses kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi yaitu pada primipara berlangsung
selama 2 jam dan pada multipara 1 jam. Dan plasenta lahir dalam 5 menit dan uterus sudah
berkontraksi pada detik ke 10 setelah plasenta lahir. Masase dilakukan selama 15 detik untuk
Pada kala III didapatkan hasil Ny. J merasa perutnya masih terasa mules. Pada kala III masih
merasakan kontraksi yang kuat akibat pelepasan plasenta dari tempat implantasinya, dan hasilnya
ibu memang mengeluhkan mules sejak plasenta lahir, (Rohani, dkk, 2011).
Pada data objektif dengan hasil tali pusat menjulur di depan vulva, adanya semburan darah, dan
kontraksi uterus yang kuat. Tanda-tanda pelepasan plasenta diantaranya adanya semburan darah,
pemanjangan tali pusat, perubahan bentuk uterus yang disebabkan oleh kontraksi uterus dan
perubahan dalam posisi uterus yaitu uterus naik didalam abdomen, (Rohani, dkk, 2011).
Pada persalinan ibu ditolong oleh bidan dan mahasiswa, persalinan tidak terjadi perdarahan,
karena keberhasilan pada saat melakukan manajemen aktif kala III. Adapun keuntungan
manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga
dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan, mengurangi jumlah kehilangan darah serta
mencegah terjadinya retensio plasenta. dilihat dari keberhasilan IMD, (Lailiyana, 2011).
Proses IMD dilakukan paling kurang 60 menit (1 jam) pertama setelah bayi lahir, dan pada bayi
Ny. J bayi berhasil menemukan puting pada 40 menit. Dengan dilakukannya IMD sangat
bermanfaat bagi ibu dan bayi yaitu meningkatkan bayi untuk mendapatkan kolostrum yang kaya
nutrisi yang membantu mencegah penyakit, mendukung keberhasilan ASI ekslusif, memperkuat
hubungan ibu dan bayi, merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin, meningkatkan
Keberhasilan IMD pada bayi Ny. J karena adanya dukungan dari keluarga, pengetahuan ibu,
adanya persiapan laktasi dari masa kehamilan, dan motivasi bidan pendamping. Hal ini sesuai
dengan teori menyatakan bahwa variabel yang paling berkontribusi dalam keberhasilan IMD
adalah dukungan keluarga, khusunya bidan dalam hal motivasi ibu dalam pelaksanaan IMD.
PMB Hj. Dince Safrina, SST ini sangat mendukung IMD sehingga hampir setiap persalinan
Pada kunjungan nifas pertama ibu mengatakan perutnya mules-mules Hal ini bersifat fisiologis
karena pada saat ini uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya
Ibu juga merasa cemas dengan luka perineum dan mengajarkan cara perawatan luka bekas
jahitan diantaranya yaitu mengganti pembalut setiap kali selesai BAB, BAK dan terasa penuh,
Saat itu penulis melakukan intervensi teknik marmet. Menurut Roesli 2009 teknik ini merupakan
kombinasi cara memerah ASI dan memijat payudara sehingga refleks ASI dapat optimal. Teknik
memerah ASI dengan cara marmet bertujuan untuk mengosongkan ASI dari sinus laktiferus yang
terletak di bawah areola sehingga diharapkan dengan mengosongkan ASI pada sinus laktiferus
dikosongkan dari payudara akan semakin baik produksi ASI di payudara. Untuk mempersiapkan
proses menyusui masa nifas, sejak masa kehamilan sudah dilakukan perawatan payudara, namun
ini tidak cukup karena ibu dan penulis mulai kontak sejak trimester III yang seyogyanya
persiapan menyusui dengan perawatnn payudara dapat dimulai sejak trimester I atau II
kehamilan. Selain itu untuk kelancaran ASI juga dipengaruhi hormon oksitosin, dengan
melakukan pijat oksitosin dan pijat marmet. Pijat marmet dilakuakan 4 hari berturut-turut sejak
hari pertama nifas, sedangkan pijat oksitosin hanya hari pertama saja. Alasan penulis melakukan
kedua pijatan ini agar mengikutsertakan peran suami dalam masa nifas, suami yang melakukan
pijat oksitosin sedangkan pijat marmet dilakukan bidan dan Ny. J. ASI mulai lancar pada hari
kedua, selain karena adanya komplementer tersebut juga karena menurut teori laktogenesis hari
ketiga ASI mulai lancar karena menurunnya hormon persalinan dan meningkatnya hormone
Pada kunjungan nifas kedua tanggal 18 Januari 2020 yang merupakan hari ketiga pasca
melahirkan asuhan yang diberikan adalah mengajarkan pijat oksitosin kepada ibu yang dibantu
oleh suami guna untuk memperlancar ASI dan memberikan kenyaman kepada ibu. Menurut
Susanto 2018 pijat oksitosin atau Rolling massage adalah pemijatan tulang belakang pada costa
ke 5-6 sampai ke scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis dalam merangsang
hipofisis posterior untuk mengeluarkan oksitosin akan memberikan kenyamanan dan membuat
rileks ibu karena massage dapat merangsang pengeluaran hormone endirfin dan menstimulasi
refleks oksitosin. Penelitian yang dilakukan oleh Shanti (2017) efektivitas produksi ASI pada ibu
post partum dengan Rolling massage (punggung) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
bermakna.
Asuhan yang diberikan pada ibu nifas selanjutnya yaitu dianjurkan untuk melakukan senam nifas
satu hari setelah persalinan sampai 10 hari masa nifas. Bidan mengajarkan ibu senam nifas dan
ibu melakukan senam mulai pada hari ke-1 pasca melahirkan, yang sebaiknya senam dilakukan
pada hari pertama pasca melahirkan. Senam yang dimaksud pada 6 jam post partum ini adalah
mobilisasi dini Ny. J dengan gerakan miring kiri, kanan, atau dapat BAK spontan. Tujuan dari
senam nifas sudah tercapai yaitu untuk mempercepat involusi uterus, regangan otot tungkai
dibuktikan dengan TFU, pendarahan, lochea, ekskresi dan penyembuhan luka pada ibu telah
Pada kunjungnan nifas ketiga tanggal 14 Februari 2020 yang merupakan hari ke-28 pasca
melahirkan tetap memberikan motivasi untuk ibu terus memerikan ASI ekslusif. Menurut WHO
(2017), ASI eksklusif diberikan selama 6 bulan pertama tanpa campuran susu formula dan
makanan tambahan apapun, sebab ada banyak manfaat ASI eksklusif yang didapat bayi yaitu
sistem kekebalan tubuh bayi lebih kuat, memperkuat hubungan ibu dan bayi, mengurangi risiko
terjadinya sidrom kematian bayi mendadak, membuat bayi cerdas, kenaikan berat badan ideal,
mudah didapat dan murah serta ASI mudah dicerna oleh bayi. keuntungan memberikan ASI bagi
ibu yaitu isapan bayi memberikan kontraksi sehingga mempercepat pemulihan organ-organ ibu
pasca persalinan. keberhasilan ASI eksklusif tidak lepas karena keberhasilan pada saat IMD.
Pada kasus Ny. J IMD berhasil dilakukan, dengan itu ibu dapat memberikan ASI ekslusif kepada
bayinya dan juga didukung dari asuhan yang telah diberikan dari masa kehamilan yaitu
perawatan payudara sehingga menambah keberhasilan ibu untuk memberikan ASI ekslusif.
Pada kunjungan nifas ini penulis juga memberikan pendidikan kesehatan tentang jenis-jenis,
tujuan dan manfaat pemakaian kontrasepsi pada ibu. Setelah mendapatkan penjelasan, ibu
memilih untuk menggunakan kontrasepsi hormonal (suntik 3 bulan), Ibu sadar akan manfaat
penggunaan KB. Hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus dimana menurut teori
tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan
sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, (Sulistyawati, 2013).
Berdasarkan keputusan ibu memilih metode alami. Ibu memilih MAL dan kondom karena ingin
tetap memberikan ASI pada bayi nya dan juga ibu sebelumnya menggunakan KB hormonal
suntik 1 bulan namun tidak sesaui karena penipisan rahim dan memilih kondom juga untuk
Pada masa nifas ini berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan yang dialami oleh ibu, adapun
ketidaknyamanan serta perubahan fisiologis pada ibu merupakan hal normal yang terjadi pada
ibu setelah melahirkan, dan ibu merasa sangat senang dengan keadaannya saat ini, hal ini
dikarenakan ibu dan keluarga sangat mengharapkan kehadiran bayinya dan ibu didukung penuh
oleh suami, anak dan anggota keluarga lainnya, dukungan yang diberikan merupakan hal yang
sangat penting untuk kesejahteraan ibu dan bayi, pada kasus ini suami Ny. J sangat mendukung
dilihat dari masa kehamilan suami selalu menemani Ny. J untuk periksa ke PMB, pada masa
persalinan, suami berperan mendampingi ibu yaitu dengan memberikan asuhan sayang ibu yang
sudah diajarkan seperti pengurangan rasa nyeri dengan masase punggung, pemenuhan cairan dan
nutrisi pada ibu yaitu dengan memberi makan dan minum, dan memberikan dukungan emosional
dan semangat pada ibu untuk menghadapi persalinan, hal ini berdampak juga saat masa nifas
yang dapat membuat ibu merasa senang dan nyaman. Pada hari ketujuh dilakukan penilaian
EPDS dengan skor 0, sesuai dengan indikator penilaian kemungkinan depresi adalah nilai 10
atau lebih, dan dalam hal ini Ny. J menunjukan hasil yang baik bahwa ibu dapat beradaptasi akan
perubahan nya saat ini dan mencegah terjadinya depresi postpartum serta mendapatkan
dukungan suami yang menjadi salah satu domain dalam kesejahteraan ibu nifas, (Saleha, 2013).
Kunjungan pertama neonatus dilakukan pada saat 6 jam pertama, pada kunjungan ini dilakukan
pemeriksaan fisik, Bayi dibedong dan diberi topi untuk menjaga kehangatan tubuh bayi, bayi
sudah BAB dan BAK, bayi sudah dimandikan dan melakukan perawatan tali pusat, hal ini
telah sesuai dengan teori bahwa untuk mencegah hipotermi, bayi tidak langsung dimandikan,
Kunjungan neonatus kedua ditemukan masalah ikterus pada bayi Ny. J yaitu terlihat pada bagian
kepala dan leher. Ikterus pada bayi baru lahir pada minggu pertama terjadi pada 60% bayi cukup
bulan dan 80% bayi kurang bulan. Hal ini adalah keadaan yang fisiologis, meskipun begitu tidak
semua bayi akan mengalami ikterus. Pada kasus ini By. Ny. J selalu tidur hingga mengganggu
kuantitas menyusu, diajarkan juga cara membangunkan bayi tidur, menambah frekuensi
menyusui, dan menganjurkan jemur bayi di bawah jam 9 dengan minimal waktu 15 menit,
evaluasi nya ikterus bayi mulai menghilang setelah hari ke 7 karena ibu mengikuti semua saran
Selain itu terjadi juga penurunan BB bayi Ny. J dari 3500 gram menjadi 3200 gram. Dalam hal
ini menurut Elizabeth (2014) penurunan BB neonatus termasuk normal selama tidak melebihi
10% BB bayi lahir. Tidak semua bayi akan mengalami penurunan BB, hal ini dapat tergantung
pada nutrisi ibu menyusui/ kualitas ASI dan kuantitas menyusui baik serta adanya pemahaman
yang cukup mengenai pentingnya ASI bagi bayi. Penurunan BB ini pada hari ke-3 yaitu 3200
gram dari berat lahir 3500 gram dan kemudian mulai terjadi kenaikan pada hari ke-10 BB
dengan bertambah 200 gram. Kemungkinan penurunan BB ini terjadi dikarenakan penguapan
cairan dari urin, meconium, keringat bayi, sedangkan asupan asi masih kurang. Diberikan juga
asuhan untuk meningkatkan BB bayi dan kualitas tidur pada bayi yaitu pijat bayi. Touch therapy
atau massage (pemijatan) adalah salah satu tekhnik yang mengkombinasikan manfaat fisik
sentuhan manusia dengan manfaat emosional seperti ikatan batin (bounding). Aktivitas pijat
menimbulkan kontak antara anak dan orang tua, anak akan merasa tentram dan nyaman karena
dampak psikologis dari pemijatan ini adalah menyatakan rasa sayang. Terlebih lagi bila
pemijatan dilakukan dengan memberi penghangat sehingga secara fisik badan anak akan terasa
hangat dan terjadi peningkatan kualitas tidur dan peningkatan berat badan pada bayi. Kegiatan
ini berdampak pada berkurangnya kadar hormon stress kortisol pada tubuh bayi dan
meningkatkan produksi hormon melatonin yakni hormon yang bekerja mengatur tidur dan nafsu
Dari hasil kajian selanjutnya ibu mengatakan bahwa bayi menyusu sangat kuat dan sering serta
produksi ASI yang sudah lancar, juga ibu mengatakan bayi merasa, tidur pulas setelah mendapat
ASI dan ibu merasakan ada perubahan tegangan pada payudara pada saat menyusu bayinya ibu
merasa ASI mengalir deras. Sesudah menyusu tidak memberikan reaksi apabila dirangsang
(disentuh pipinya, bayi tidak mencari arah sentuhan). dan juga dikaji dari ekresi bayi yaitu BAB
3-4 kali/hari dan BAK 7 kali/hari hal ini menunjukkan bayi cukup mendapatkan ASI, (Asrinah,
2010).
Pada pemeriksaan data objektif pemeriksaan pada fisik bayi dalam keadaan umum baik,
didapatkan hasil pemeriksaan tanda – tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik
kemampuan gerakan bayi aktif. Berat badan bayi dari berat lahir 3500 gram berkurang menjadi
3200 gram, dilihat dari berat badan bayi sejak hari ke 3 sudah terjadi penurunan 300 gram. Hal
ini normal terjadi karena adaptasi lingkungan baru pada bayi Ny J, (Elisabeth, 2014).
Semakin sering bayi menyusu sehingga meningkatkan kualitas menyusui dan meningkatkan
produksi ASI. Pada kunjungan terakhir terjadi penambahan berat badan bayi menjadi 3800 gram
dan pada kunjungan neonatus terakhir berat bayi Ny. J adalah 4500 gram. Penambahan BB ini
juga terjadi karena ada peningkatan produksi ASI dan kualitas menyusu bayi yang semakin baik.
Terbukti bahwa ASI yang berkualitas akan meningkatkan kualitas bayi pula. Sampai 6 bulan Ny.
J terus memberikan ASI tanpa makanan pendamping dan membuktikan keberhasilan ASI
ekslusif. ASI yang memiliki manfaat penting bagi bayi akan mempercepat pertumbuhan dan
perkembangan bayi, selain itu juga memiliki manfaat untuk ibu sebagai kontrasepsi alami, dan
keluarga. Mulai usia ini hingga enam bulan juga, tinggi bayi akan bertambah sekitar 2,5 cm per
bulan dan berat badan meningkat 140-200 gram per minggu. Berat badan akan terus bertambah
selama pola dan kebiasaan makan bayi berlangsung baik. Kenaikan berat badan bayi yang baik
ini didukung oleh kualitas menyusui Ny J, baik dan frekuensi menyusui maupun nutrisi ibu,
(Hevrialni, 2011).