Anda di halaman 1dari 30

Visi :

Pada tahun 2028, menghasilkan perawat yang unggul dalam


penerapan keterampilan keperawatan lansia berbasis Iptek keperawatan

PENDOKUMENTASIAN

PERAWATAN KHUSUS KELUARGA

Program Studi : Program D III Keperawatan

Mata Kuliah : Dokumentasi Keperawatan

Kelas : 2 Reguler C

Dosen Pembimbing : Nurdiana SKp. MSc.

Nama Mahasiswa : 1. Annisa Rahayu Wijayanti ( P3.73.20.1.19.086)


2. Dita Putri Aulia ( P3.73.20.1.19.092)
3. Irma Yulaicha ( P3.73.20.1.19.100)
4. M.Fakhroji ( P3.73.20.1.19.104)
5. Rahma Laras Dewanti ( P3.73.20.1.19.112)
6. Zahra Nasuha ( P3.73.20.1.19.120)

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

PRODI DIII KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusunan makalah berjudul “PENDOKUMENTASIAN PERAWATAN KHUSUS
KELUARGA” dapat selesai tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah ini bertujuan menyelesaikan tugas mata kuliah Patofisiologi.


Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari dosen
pembimbing, buku referensi, dan teman-teman. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Yuli Mulyanti,SKp. MKes sebagai dosen penanggung jawab mata kuliah Dokumentasi
Keperawatan.
2. Nurdiana SKp. MSc. sebagai dosen pembimbing mata kuliah Dokumentasi Keperawatan
3. Teman – teman mahasiswa kelas 2 reguler C Prodi D III Keperawatan yang telah
membantu dalam penyusuan makalah ini.

Saran dan kritik yang konstruktif sangat penyusun harapkan demi perbaikan makalah
selanjutnya. Penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat.

Jakarta, 16 November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2

C. Tujuan..................................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

A. Konsep Keluarga..................................................................................................................3

B. Konsep Keperawatan Keluarga........................................................................................4

C. Konsep Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)........................................................8

D. Ketuk Pintu Layani Dengan Hati....................................................................................12

BAB III.........................................................................................................................................24

PENUTUP....................................................................................................................................24

A. Simpulan............................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................25

iii
BAB I

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keluarga merupakan salah satu elemen terkecil dari masyarakat. Keberadaan keluarga di
masyarakat akan menentukan perkembangan masyarakat. Keluarga menjadi tempat sentral bagi
pertumbuhan dan perkembangan individu, sehingga keluarga menjadi salah satu aspek
terpenting dari keperawatan. Secara empiris disadari bahwa kesehatan para anggota keluarga
dan kualitas kesehatan keluarga mempunyai hubungan yang erat, akan tetapi hingga saat ini
masih sangat sedikit perhatian yang diberikan pada keluarga sebagai objek dari studi yang
sistematis dalam bidang keperawatan. Keluarga di Indonesia mengalami masalah pada
pertumbuhan dan perkembangan keluarga serta permasalahan keluarga yang beresiko ataupun
rentan terhadap permasalahan kesehatan. Dalam siklus kehidupan keluarga terdapat tahap-tahap
yang dapat diprediksi seperti halnya individu-individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan
perkembangan secara terus-menerus (Susanto, 2012).
Dokumentasi Keperawatan merupakan bagian dari pelaksanaan Asuhan Keperawatan yang
menggunakan proses keperawatan yang memiliki suatu nilai hukum yang sangat penting. Tanpa
dokumentasi keperawatan maka semua implementasi keperawatan yang dilaksanakan oleh
perawat tidak mempunyai makna dalam hal tanggung jawab dan tanggung gugat. Dokumentasi
keperawatan dapat dikatakan sebagai pegangan untuk para perawat dalam mempertanggung
jawabkan dan membuktikan pekerjaannya atau tindakan yang perawat lakukan. oleh sebab itu
ada beberapa kaidah atau aturan yang harus ditaati oleh perawat didalam melakukan
pendokumentasian perawatan ( Setiyarini, 2010 ).
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Secara umum, tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah diingkatkannya
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri (Suprajitpno,
2004)

B. Rumusan masalah

2
Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalah yaitu antara lain:

1. Apa saja konsep keluarga?


2. Apa konsep keperawatan keluarga saat pendokumentasian?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil beberapa tujuan, diantaranya:
1. Untuk mengetahui Konsep Keluarga.
2. Untuk mengetahui Konsep Keperawatan Keluarga saat pendokumentasian.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
a. Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional,
serta sosial dari tiap anggota keluarga.
b. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup
dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi.
Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
c. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :

a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi.
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
d. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2. Struktur Keluarga
a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
4
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.

3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga


a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.

4. Ciri-Ciri Keluarga Indonesia


a. Suami sebagai pengambil keputusan
b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c. Berbentuk monogram
d. Bertanggung jawab
e. Pengambil keputusan
f. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
g. Ikatan kekeluargaan sangat erat
h. Mempunyai semangat gotong-royong

B. Konsep Keperawatan Keluarga


1. Definisi Keperawatan Keluarga
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan keluarga
dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap
5
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes,
2010). Pengertian lain dari keperawatan keluarga adalah proses pemberian pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan (Depkes RI,
2010).
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan keperawatan
di masyarakat yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan
dan melibatkan anggota keluarga dalam pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi, dengan memobilisasi sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan
sumbersumber dari profesi lain, termasuk pemberi pelayanan kesehatan dan sektor lain di
komunitas (Depkes RI, 2010).

2. Tujuan Keperawatan Keluarga


Tujuan keperawatan keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan
umum dari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Tujuan khusus dari keperawatan keluarga adalah keluarga
mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan mampu menangani
masalah kesehatannya berikut ini.
a. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan seluruh anggota keluarga.
Contohnya, apakah keluarga mengerti tentang pengertian dan gejala kencing manis
yang diderita oleh anggota keluarganya?
b. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan anggota
keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk membawa anggota keluarga
ke pelayanan kesehatan. Contoh, segera memutuskan untuk memeriksakan anggota
keluarga yang sakit kencing manis ke pelayanan kesehatan.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Contoh, keluarga
mampu merawat anggota keluarga yang sakit kencing manis, yaitu memberikan diet
DM, memantau minum obat antidiabetik, mengingatkan untuk senam, dan kontrol ke
pelayanan kesehatan.
6
d. Memodifikasi lingkungan yang kondusif.
Kemampuan keluarga dalam mengatur lingkungan, sehingga mampu mempertahankan
kesehatan dan memelihara pertumbuhan serta perkembangan setiap anggota keluarga.
Contoh, keluarga menjaga kenyamanan lingkungan fisik dan psikologis untuk seluruh
anggota keluarga termasuk anggota keluarga yang sakit.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan perawatan
anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan. Contoh, keluarga
memanfaatkan Puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas pelayanan kesehatan lain untuk
anggota keluarganya yang sakit.

3. Sasaran Keperawatan Keluarga (Depkes RI, 2010)


a. Keluarga sehat
Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak mempunyai
masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi terkait dengan siklus
perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi
keperawatan terutama pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan
Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih anggota keluarga
memerlukan perhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk menyesuaikan diri,
terkait siklus perkembangan anggota keluarga dan keluarga dengan faktor risiko
penurunan status kesehatan.
c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan atau
kesehatan, misalnya klien pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif,
tindakan pembedahan, dan penyakit terminal.

4. Peran dan Fungsi Perawat Keluarga (Friedman Dkk, 2003)


Peran dan fungsi perawat di keluarga adalah sebagai berikut.
a. Pelaksana

7
Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksana adalah memberikan pelayanan
keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan, mulai pengkajian sampai
evaluasi. Pelayanan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat promotif, preventif,
kuratif, serta rehabilitatif.
b. Pendidik
Peran dan fungsi perawat sebagai pendidik adalah mengidentifikasi kebutuhan,
menentukan tujuan, mengembangkan, merencanakan, dan melaksanakan pendidikan
kesehatan agar keluarga dapat berperilaku sehat secara mandiri.
c. Konselor
Peran dan fungsi perawat sebagai konselor adalah memberikan konseling atau
bimbingan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman
kesehatan dengan pengalaman yang lalu untuk membantu mengatasi masalah
kesehatan keluarga.
d. Kolaborator
Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah melaksanakan kerja sama dengan
berbagai pihak yang terkait dengan penyelesaian masalah kesehatan di keluarga

Selain peran perawat keluarga di atas, ada juga peran perawat keluarga dalam pencegahan
primer, sekunder dan tersier, sebagai berikut.

a. Pencegahan Primer
Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang penting dalam upaya
pencegahan terjadinya penyakit dan memelihara hidup sehat.
b. Pencegahan sekunder
Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini terjadinya penyakit pada
kelompok risiko, diagnosis, dan penanganan segera yang dapat dilakukan oleh
perawat. Penemuan kasus baru merupakan upaya pencegahan sekunder, sehingga
segera dapat dilakukan tindakan. Tujuan dari pencegahan sekunder adalah
mengendalikan perkembangan penyakit dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Peran

8
perawat adalah merujuk semua anggota keluarga untuk skrining, melakukan
pemeriksaan, dan mengkaji riwayat kesehatan.
c. Pencegahan tersier
Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan mengurangi luasnya dan
keparahan masalah kesehatan, sehingga dapat meminimalkan ketidakmampuan dan
memulihkan atau memelihara fungsi tubuh. Fokus utama adalah rehabilitasi.
Rehabilitasi meliputi pemulihan terhadap individu yang cacat akibat penyakit dan
luka, sehingga mereka dapat berguna pada tingkat yang paling tinggi secara fisik,
sosial, emosional.

C. Konsep Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)


1. Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

2. Tujuan Puskesmas
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang:
1. memiliki perilaku sehat, meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat;
2. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
3. hidup dalam lingkungan sehat;
4. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat.

9
3. Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas adalah sebagai berikut.
a. Paradigma sehat
Berdasarkan prinsip paradigma sehat Puskesmas mendorong seluruh pemangku
kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
b. Pertanggungjawaban wilayah
Berdasarkan prinsip pertanggungjawaban, wilayah Puskesmas menggerakkan dan
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
c. Kemandirian masyarakat
Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat Puskesmas mendorong kemandirian hidup
sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
d. Pemerataan
Berdasarkan prinsip pemerataan, Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara
adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
e. Teknologi tepat guna
Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna, Puskesmas menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
f. Keterpaduan dan kesinambungan
Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan, Puskesmas mengintegrasikan dan
mengoordinasikan penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) lintas program dan lintas sektor, serta melaksanakan
sistem rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas.

4. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Puskesmas


Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas, Puskesmas menyelenggarakan fungsi
10
penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya dan penyelenggaraan UKP
tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Dalam menyelenggarakan fungsi UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya Puskesmas
berwenang untuk:
1. melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan
analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
2. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan;
4. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sektor lain terkait;
5. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan
berbasis masyarakat;
6. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
7. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
8. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan
Pelayanan Kesehatan;
9. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan
terhadap sistem kewaspadaan dini dan respons penanggulangan penyakit.

5. Kategori Puskesmas
Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada kebutuhan dan
kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik wilayah kerja
dan kemampuan penyelenggaraan. Berdasarkan karakteristik wilayah kerjanya, Puskesmas
dikategorikan menjadi, Puskesmas kawasan perkotaan, Puskesmas kawasan pedesaan, serta
Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil.
Puskesmas kawasan perkotaan merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi
kawasan yang memenuhi paling sedikit tiga (3) dari empat (4) kriteria kawasan perkotaan
sebagai berikut.

11
a. Aktivitas penduduknya lebih dari 50% pada sektor nonagraris, terutama industri,
perdagangan dan jasa.
b. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah beradius 2,5 km, pasar dengan radius 2
km, memiliki rumah sakit beradius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel.
c. Lebih dari 90% rumah tangga memiliki listrik.
d. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan.

Puskesmas kawasan pedesaan merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi


kawasan yang memenuhi paling sedikit tiga (3) dari empat (4) kriteria kawasan pedesaan
seperti berikut.

a. Aktivitas penduduknya lebih dari 50% (lima puluh persen) pada sektor agraris.
b. Memiliki fasilitas antara lain sekolah beradius lebih dari 2,5 km, pasar dan perkotaan
dengan radius lebih dari 2 km, rumah sakit beradius lebih dari 5 km, serta tidak
memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel.
c. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90%.
d. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas.

Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil merupakan Puskesmas yang wilayah
kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik sebagai berikut.

a. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus pulau,
atau pesisir.
b. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang pergi dari
ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan transportasi yang ada
sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca.
c. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.

6. Upaya Kesehatan
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan dilaksanakan secara terintegrasi
dan berkesinambungan. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya
kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.
12
Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi, pelayanan promosi kesehatan, kesehatan
lingkungan, kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, gizi, serta pencegahan dan
pengendalian penyakit.
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan,
pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care), home care, dan/atau rawat
inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan. Upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur operasional dan
standar pelayanan.
Untuk melaksanakan upaya kesehatan, Puskesmas harus menyelenggarakan, manajemen
Puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat, dan
pelayanan laboratorium.

D. Ketuk Pintu Layani Dengan Hati


1. Pengertian KPLDH
Ketuk Pintu Layani dengan Hati atau dikenal dengan singkatan KPLDH adalah program
kesehatan di Jakarta berbasis jemput bola dan komunitas yang mengutamakan tindakan
preventif (pencegahan) dan promotif (pemeliharaan dan peningkatan), dengan tetap
melakukan tindakan kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif bila diperlukan sebagai
tindakan awal.

2. Sasaran KPLDH
Sasaran dari pelaksanaan Penyelenggaraan Program Ketuk Pintu Layani Dengan Hati
adalah setiap penduduk yang berdomisili di wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta termasuk aspek kesehatan lingkungan disekitar rumahnya.

13
3. Format Pengkajian KPLDH

14
15
16
17
18
4. Perencanaan KPLDH
Perencanaan Kegiatan Ketuk Pintu Layani dengan Hati meliputi
a. Pengumpulan Data

19
a) Melakukan pendataan kesehatan keluarga dengan menggunakan e- formulir;
b) Pendataan dilakukan oleh petugas kesehatan dan dapat dibantu oleh mahasiswa
kesehatan yang didampingi oleh kader kesehatan;
c) Pendataan dilakukan berbasis IT yang menggunakan dukungan software khusus;
d) Sasaran pendataan adalah setiap anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
atau setiap kepala keluarga;
e) Rumah yang sudah dilakukan pendataan diberikan stiker ketuk pintu layani
dengan hati;
b. Pengolahan Data
a) Merekapitulasi data yang sudah terkumpul
b) Melakukan coding terhadap data
c) Melakukan editing terhadap data
d) Melakukan klasifikasi terhadap data
c. Analisa Data
a) Data dianalisa berdasarkan variabel sasaran (kebutuhan dokter dan tenaga
kesehatan lainnya berdasarkan rasio yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan,
jumlah penduduk yang ada, fasilitas, sarana dan sumber daya manusia yang ada di
lingkungan masyarakat, tingkat kesakitan dan angka kunjungan warga ke fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama, besaran dana kapitasi, peta sebaran
masalah, besaran masalah, trend masalah kesehatan dan lain-lain)
b) Menggunakan software SPSS untuk menganalisa variabel secara kuantitatif baik
univariat, bivariat maupun multivariat untuk mencari masalah kesehatan,
hubungan antar variabel dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan.
c) Dapat menggunakan analisa kualitatif baik melalui wawancara individu maupun
Focus Group Discussion (FGD).
d. Perumusan Masalah Kesehatan
Hasil analisa secara kuantitatif dan kualitatif digunakan untuk mendapatkan rumusan
masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjayang terdiri dari prioritas masalah
kesehatan, kemungkinan penyebab masalah kesehatan prioritas dan alternatif
penyelesaian masalah kesehatan.
20
e. Penapisan Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan yang didapatkan dari analisa dapat ditapis lagi dengan pendekatan
individu dan komunitas.
f. Rencana Kerja bersama
Tahap akhir dari perencanaan adalah menentukan plan of action
Penyelenggaran Ketuk Pintu Layani dengan Hati, yaitu:
a) Puskesmas dan dokter serta tenaga kesehatan lainnya menyusun rencana kerja
mengacu pada pedoman / acuan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan
dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat
b) Dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang bertanggungjawab bersama warga
menyepakati jadwal kegiatan.
c) Menyusun rencana kerja bersama untuk menanggulangi masalah kesehatan
masyarakat secara terpadu dan lintas sektoral dalam bentuk plan of action (POA).
d) Menyepakati rencana kerja bersama yang telah disusun.

5. Implementasi Pelayanan
Kegiatan pada tahap implementasi Penyelenggaraan Program Ketuk Pintu Layani
Dengan Hati terdiri dari 2 (dua) pendekatan yaitu ;
a. Implementasi untuk penanggulangan masalah kesehatan individu/keluarga, terdiri dari;
a) Melakukan pemantauan status kesehatan dan tumbuh kembangsetiap anggota
keluarga secara berkala (skrining) melalui kunjungan rumah (home visit).
b) Memberikan penyuluhan & motivasi agar keluarga selalu menjalankan perilaku
hidup bersih dan sehat dalam bentuk edukasi dan konseling personal (home
education);
c) Merawat anggota keluarga yang sakit (home care) termasuk dengan terapi
komplementer, (pemanfaatan keanekaragaman hayati) oleh petugas yang
terlatih,serta paliatif carebagi keluarga yang membutuhkan dan pemanfaatan
pangan sehat.

21
d) Melakukan pembinaan kesehatan lingkungan termasuk makanan jajanan dan
adanya potensi timbulnya penyakit menular & pengendalian penyakit tidak
menular pada kelompok khusus di masyarakat (home surveilance);
e) Melakukan rujukan kasus sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku serta
tingkat severity termasuk pelayanan kegawatdaruratan.
f) Memberdayakan masyarakat agar cermat menggunakan obat (GEMA CERMAT)
b. Implementasi untuk penanggulangan masalah kesehatan masyarakat terdiri dari:
a) Kemitraan
b) Kerjasama lintas program dan lintas sektora
c) Teknologi tepat guna dan
d) Pemberdayaan

Kegiatan dikoordinasikan oleh Puskesmas Kecamatan dan/atau Puskesmas Kelurahan.

Kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh tim KPLDH antara lain yaitu;

 Skrining status kesehatan secara umum


 ANC
 Pemeriksaan fisik payudara
 Mengajarkan kebutuhan nutrisi secara sederhana
 Mengajarkan tanda-tanda kelainan kehamilan
 Mengajarkan kebutuhan seksualitas selama kehamilan
 Konsultasi per telepon
 Mengajarkan konsumsi obat-obatan yang aman
 Mengajarkan fisiologis kehamilan
 Konseling individual
 Pendampingan ibu hamil berisiko tinggi
 Membina kelompok pendukung ibu (KP Ibu)
 Dukungan antisipasi terhadap risiko kehamilan yang mungkin terjadi
 Mengajarkan persiapan kelahiran yang menyenangkan

22
 Penyuluhan P4K (program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi)
 Melakukan skrining
 Pemantauan ASI ekslusif
 Deteksi dini kekerasan pada bayi
 Melakukan pijat bayi
 Menilai status gizi
 Memeriksa tanda kelainan tumbuh kembang
 Menilai status cairan dan elektrolit
 Menilai pemenuhan status nutrisi
 Mengobservasi status respirasi
 Caregiver support
 Perawatan mata
 Mengajarkan orang tua bayi tentang pemenuhan makanan dan minum
 Mengajarkan orang tua bayi cara perawatan bayi dirumah
 Mengajarkan orang tua bayi cara pencegahan infeksi
 Mengajarkan orang tua bayi cara attachment promotion
 Kanggoro care
 Mengajarkan orang tua bayi cara mengatasi bayi tersedak
 Mengajarkan orang tua bayi cara memandikan bayi
 Mengajarkan orang tua bayi cara perawatan tali pusat
 Mengajarkan orang tua bayi tanda-tanda infeksi
 Mengajarkan orang tua bayi cara pemberian obat (bila
mendapatkan program pengobatan)
 Konseling laktasi
 Breast care
 Penyuluhan kelompok ibu yang memiliki bayi
 Pemberian immunisasi
 Pendampingan kelompok pendukung ibu (KP ibu)

23
 Penyuluhan tentang immunisasi
 Mengajarkan tentang Vulva hygine
 Mengajarkan tentang Breast care
 Pemantauan KB pasca persalinan
 Perawatan luka post partum
 Kunjungan rumah untuk pemantauan status kesehatannya
 Penyuluhan tugas keluarga sesuai tahap perkembangan keluarganya
 Konseling kebutuhan KB
 Emosional support
 Parenting promotion
 Vehicle safety promotion
 Pencegahan post partum blues (depresi post partum)
 Penyuluhan perlindungan dan dukungan dari kekerasan pada anak
 Mendengar aktif
 Pemberian obat
 Reduksi kecemasan
 Penanganan asma pada anak
 Mengajarkan mekanisme koping yang adaptif
 Mengajarkan P3K
 Pencegahan jatuh dan kecelakaan

6. Evaluasi
a. Evaluasi Penyelenggaraan Program Ketuk Pintu Layani Dengan Hati dilakukan oleh
masing-masing sektor penyelenggara.
b. Evaluasi dilakukan terhadap keseluruhan proses penilaian dalam rangka pencapaian
tujuan penyelenggaraan untuk mengetahui perkembangan dan hambatan dalam
pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan Penyelenggaraan Program Ketuk
Pintu Layani Dengan Hati.
c. Evaluasi pelaksanaan kebijakan, program, serta kegiatan Penyelenggaraan Program
Ketuk Pintu Layani Dengan Hati dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali.
24
d. Hasil evaluasi pelaksanaan kebijakan, program, serta kegiatan Penyelenggaraan
Program Ketuk Pintu Layani Dengan Hati digunakan sebagai bahan masukanbagi
penyusunan kebijakan, program, serta kegiatan untuk tahun berikutnya.

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang


ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat
sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur. Untuk dapat mencapai tujuan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan
para anggotanya dan saling memelihara.

Proses keperawatan keluarga terdiri pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,


pelaksanaan, dan evaluasi yang selalu terdokumentasi.

25
DAFTAR PUSTAKA

Widagdo,Wahyu.2016. Keperawatan Keluarga dan Komunitas, diakses dari


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-Keluarga-
dan-Komunitas-Komprehensif.pdf , pada 16 November 2020

M.P, Budhi. 2017 . Pedoman KPLDH 2 , diakses dari https://kupdf.net/queue/pedoman-kpldh-


2_5962d599dc0d6096362be319_pdf?
queue_id=1&x=1605603844&z=MTE4Ljk5LjExMC45Nw== , pada 17 November 2020

Nursalam. 2001. Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep & Praktik. Jakarta : Salemba
Medika.

Tarwoto danWartonah. 2005. Kebutuhan dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika

Notoatmodjo,Sukidjo.2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo,Sukidjo.2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta: Rineka Cipta.

W.H.O. 1990. Evaluasi Program Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Depkes RI.

Friedman, M.M, Bowden, V.R. & Jones, E.G. 2003. Family nursing: Research, Theory &

Practice. (5th ed.), New Jersey: Prentice Hall.

Departemen Kesehatan RI. 2003. Kemitraan menuju Indonesia sehat 2010. Jakarta:

Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan RI.

26
27

Anda mungkin juga menyukai