com/pengertian-demokrasi/
http://eviyuliani02.blogspot.com/2017/10/makalah-demokrasi.html?m=1
https://wawasansejarah.com/sejarah-demokrasi/
https://amanahtp.wordpress.com/2013/01/31/ciri-ciri-pemerintahan-demokrasi/amp/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Biogas
https://sinauternak.com/biogas/
Kimia
Pengertian Biogas
Biogas adalah gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh aktifitas anaerob atau fermentasi dari
bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah
tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi
anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metanadan karbon dioksida
Komposisi Biogas
Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas landfill
memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah maju dapat
Komposisi biogas terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2) 25-45%, Nitrogen (N2) 0-
0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%, Oksigen (O2) 0.1-0.5%.
Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter
minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang
ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang
berasal dari fosil.
2.3.3 Cara Pembuatannya
Menyediakan wadah atau bejana untuk mengolah kotoran organik menjadi biogas. Kalau hanya
diperuntukkan secara pribadi, cukup menggunakan bak yang terbuat dari semen yang cukup lebar
atau drum bekas yang masih cukup kuat. Selain itu perlunya kesediaan kotoran hewan (baik sapi
maupun kambing) yang merupakan bahan baku biogas. Kalau sulit mencari kotoran hewan, maka
percuma aja. Untuk itu diperlukan survey terlebih dahulu. Atau kalau mau sedikit niat, septik tank
mencampurkan kotoran organik tersebut dengan air. Biasanya campuran antara kotoran dan air
menggunakan perbandingan 1:1 atau bisa juga menggunakan perbandingan 1:1,5. Air berperan
sangat penting di dalam proses biologis pembuatan biogas. Artinya jangan terlalu banyak
Temperatur selama proses berlangsung, karena ini menyangkut "kesenangan" hidup bakteri
pemroses biogas antara 27 - 28 derajat celcius. Dengan temperatur itu proses pembuatan biogas
akan berjalan sesuai dengan waktunya. Tetapi berbeda kalau nilai temperatur terlalu rendah
Kehadiran jasad pemroses, atau jasad yang mempunyai kemampuan untuk menguraikan bahan-
bahan yang akhirnya membentuk CH4 (gas metan) dan CO2. Dalam kotoran kandang, lumpur
selokan ataupun sampah dan jerami, serta bahan-bahan buangan lainnya, banyak jasad renik, baik
bakteri ataupun jamur pengurai bahan-bahan tersebut didapatkan. Tapi yang menjadi masalah
adalah hasil uraiannya belum tentu menjadi CH4 yang diharapkan serta mempunyai kemampuan
Untuk mendapatkan biogas yang diinginkan, bak penampung (bejana) kotoran organik harus bersifat
anaerobik. Dengan kata lain, tangki itu tak boleh ada oksigen dan udara yang masuk sehingga
sampah-sampah organik yang dimasukkan ke dalam bioreaktor bisa dikonversi mikroba. Keberadaan
udara menyebabkan gas CH4 tidak akan terbentuk. Untuk itu maka bejana pembuat biogas harus
Setelah proses ini selesai, maka selama dalam kurun waktu 1 minggu didiamkan, maka gas metan
sudah terbentuk dan siap dialirkan untuk keperluan memasak. Namun ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam memanfaatkan biogas. Seperti misalnya sifat biogas yang tidak berwarna, tidak
berbau dan sangat cepat menyala. Karenanya kalau lampu atau kompor mempunyai kebocoran,
akan sulit diketahui secepatnya. Berbeda dengan sifat gas lainnya, sepeti elpiji, maka karena berbau
akan cepat dapat diketahui kalau terjadi kebocoran pada alat yang digunakan. Sifat cepat menyala
biogas, juga merupakan masalah tersendiri. Artinya dari segi keselamatan pengguna. Sehingga
tempat pembuatan atau penampungan biogas harus selalu berada jauh dari sumber api yang
1. Hidrolisis.
Pada tahap hidrolisis, bahan organik di enzimatik secara eksternal oleh enzim ekstra
selular (selulose, amilase, protease dan lipase) mikroorganisme. Bakteri memutuskan
rantai panjang karbohidrat komplek, protein dan lipida menjadi senyawa rantai pendek.
Sebagai contoh polisakarida diubah menjadi monosakarida sedangkan protein diubah
menjadi peptida dan asam amino.
2. Pengasaman.
Pada tahap ini bakteri menghasilkan asam, mengubah senyawa rantai pendek hasil
proses pada tahap hidrolisis menjadi asam asetat (CH 3COOH), hidrogen (H2) dan
karbondioksida (CO2). Bakteri tersebut merupakan bakteri anaerobik yang dapat tumbuh
dan berkembang pada keadaan asam. Untuk menghasilkan asam asetat, bakteri
tersebut memerlukan oksigen dan karbon yang diperoleh dari oksigen yang terlarut
dalam larutan.
Pembentukan asam pada kondisi anaerobik tersebut penting untuk pembentuk gas
metana oleh mikroorganisme pada proses selanjutnya. Selain itu, bakteri tersebut juga
mengubah senyawa yang bermolekul rendah menjadi alkohol, asam organik, asam
amino, karbondioksida, H2S, dan sedikit gas metana.
3. Metanogenik.
Pada tahap ini bakteri metanogenik mendekomposisikan senyawa dengan berat molekul
rendah menjadi senyawa dengan berat molekul tinggi. Sebagai contoh bakteri ini
menggunakan hidrogen, CO2 dan asam asetat untuk membentuk metana dan CO2.
Bakteri penghasil asam dan gas metana bekerjasama secara simbiosis. Bakteri
penghasil asam membentuk keadaan atmosfir yang ideal untuk bakteri penghasil
metana. Sedangkan bakteri pembentuk gas metana menggunakan asam yang
dihasilkan bakteri penghasil asam. Tanpa adanya proses simbiotik tersebut, akan
menciptakan kondisi toksik bagi mikroorganisme penghasil asam.
Sebagai ilustrasi dapat dilihat proses pembentukan biogas dari bagan dibawah ini:
5. Temperatur.
Produksi biogas akan menurun secara cepat akibat perubahan temperatur yang
mendadak di dalam instalasi pengolahan biogas. Untuk menstabilkan temperatur kita
dapat membuat instalasi biogas di dalam tanah. Temperatur optimal dalam proses
biogas berkisar 35-38 (Mesofilik) dan 55-57 (Termofilik).
6. Starter.
tarter diperlukan untuk mempercepat proses perombakan bahan organik hingga menjadi
biogas. Starter merupakan mikroorganisme perombak yang telah dijual komersil dapat
juga digunakan lumpur aktif organik atau cairan rumen. (Simamora, 2006).
7. Pengadukan.
Pengadukan dalam proses pembuatan biogas berfungsi untuk mengontrol PH, menjaga
lingkungan agar tetap homogen, pendistribusian larutan starter agar menyebar pada
seluruh digester serta mencegah penumpukan produk metabolisme berkonsentrasi
tinggi yang dapat menghambat bakteri metanogen.
8. Nutrisi.
Nutrisi yang dibutuhkan dalam proses biogas adalah nitrogen, fosfor dan unsur-unsur
lain dalam jumlah mikronutrisi. Nutrisi tersebut berfungsi untuk membangun sel-sel
dalam membentuk mikroorganisme dan menghasilkan biogas. Unsur kimia yang
membentuk mikroorganisme antara lain karbon (50%), Oksigen (20%), Nitrogen (12%),
Hidrogen (8%), Fosfor (2%), Sulfur (1%) dan Kalium (1%). Proses Pembentukan biogas
membutuhkan rasio C:N = 25:1