Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL DAN

BASIC LIFE SUPPORT

“KONSEP KEGAWATDARURATAN DAN PENANGANAN AWAL


KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL”

DISUSUN OLEH:

NAMA : CHANDRA AGI SUPENI


NIM : P07224219 1916
KELAS : 2B KEBIDANAN

DOSEN PENGAMPU :

DARWITRI, M.Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TANJUNG PINANG
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat
dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“KONSEP KEGAWATDARURATAN DAN PENANGANAN AWAL
KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL”.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan


dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Harapan penyusun semoga makalah ini
dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk
kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar
menjadi lebih baik lagi. Penyusun menyadari bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini

Tanjungpinang, 29 Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................2

D. Manfaat...........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kegawatdaruratan Maternal Neonatal...................................3

B. Penanganan Awal Kegawatdaruratan Maternal Neonatal.............................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................9

B. Saran..............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih cukup tinggi.
Hal ini merupakan momok terbesar bagi seorang bidan dalam
melaksanakan pelayanan kebidanan. MDGs 2015 telah menetapkan target
untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup serta Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1000
kelahiran hidup. Sebenarnya kematian ibu dan bayi ini dapat dicegah
melalui deteksi dini terjadinya kasus serta rujukan yang cepat dan tepat
untuk setiap kasus kegawatdaruratan pada maternal dan neonatal.
Kegawatdaruratan maternal adalah perdarahan yang mengancam
nyawa selama kehamilan dan dekat cukup bulan meliputi perdarahan
yang terjadi pada minggu awal kehamilan, persalinan, postpartum,
hematoma, dan koagulopati obstetri. Kasus gawat darurat neonatus ialah
kasus bayi baru lahir yang apabila tidak segara ditangani akan berakibat
pada kematian bayi. Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang
membutuhkan evaluasi dan manajemen yang tepat pada bayi baru lahir
yang sakit kritis ( ≤ usia 28 hari) membutuhkan pengetahuan yang dalam
mengenali perubahan psikologis dan kondisi patologis yang mengancam
jiwa yang bisa saja timbul sewaktu-waktu (Sharieff, Brousseau, 2011).
Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat
cukup bulan meliputi perdarahan yang terjadi pada minggu awal
kehamilan (abortus, mola hidatidosa, kista vasikuler, kehamilan
ekstrauteri/ ektopik) dan perdarahan pada minggu akhir kehamilan dan
mendekati cukup bulan (plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri,
perdarahan persalinan per vagina setelah seksio sesarea, retensio
plasentae/ plasenta inkomplet), perdarahan pasca persalinan, hematoma,
dan koagulopati obstetri.

1
Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses
kelahirannya. Ancaman jiwa berupa kamatian tidak dapat diduga secara
pasti walaupun dengan bantuan alat-alat medis modern sekalipun, sering
kali memberikan gambaran berbeda terhadap kondisi bayi saat lahir.
Kemauan dan keterampilan tenaga medis yang menangani
kelahiran bayi mutlak sangat dibutuhkan, tetapi tidak semua tenaga medis
memiliki kemampuan dan keterampilan standar dalam melakukan
resusitasi pada bayi baru lahir yang dapat diandalkan, walaupun mereka
memiliki latar belakang pendidikan sebagai profesional ahli.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah-masalah yang akan dibahas
dapat merumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep dasar dari kegawatdaruratan maternal neonatal?


2. Apa saja penanganan awal dari kegawatdaruratan maternal neonatal?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menambah informasi kepada penulis dan pembaca tentang konsep
dasar kegawatdaruratan maternal neonatal dan penanganan awal pada
kegawatdaruratan maternal neonatal.

2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui konsep dasar dari maternal neonatal
b) Untuk mengetahui penangan awal yang bisa diberikan pada
kegawatdaruratan maternal neonatal

D. Manfaat
Penulisan makalah yang dilakukan diharapkan dapat menambah
pengetahuan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama mengikuti
perkuliahan dan Mahasiswa mampu memahami dan memantapkan

2
pengetahuannya tentang konsep kegawatdaruratan maternal neonatal dan
penangan awal kegawatdaruratan maternal neonatal.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kegawatdaruratan Maternal Neonatal


1. Pengertian
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan
kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga
dan membutuhkan tindakan segera guna menyelamatkan jiwa/nyawa
(Campbell S, Lee C, 2010).
a. Pasien Gawat Darurat
Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya dan atau anggota badannya (akan
menjadi cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya.
Biasanya dilambangkan dengan label merah. Misalnya AMI
(Acut Miocart Infac).
b. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan darurat. Biasanya di lambangkan dengan label Biru.
Misalnya pasien dengan Ca stadium akhir.
c. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak
mengancam nyawa dan anggota badannya. Biasanya di
lambangkan dengan label kuning. Misalnya : pasien Vulnus
Lateratum tanpa pendarahan.
d. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Pasien yang tidak mengalami kegawatan dan kedaruratan.
Baisanya di lambangkan dengan label hijau. Misalnya : pasien
batuk, pilek.
e. Pasien Meninggal

4
Label hitam (Pasien sudah meninggal) merupakan prioritas
terakhir.
Kasus gawat darurat obstetri adalah kasus obstetri yang apabila tidak
segera ditangani akan berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus ini
menjadi penyebab utama kematian ibu janin dan bayi baru lahir.
(Saifuddin, 2010). Kasus gawat darurat neonatus ialah kasus bayi baru
lahir yang apabila tidak segara ditangani akan berakibat pada
kematian bayi.
Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan
evaluasi dan manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit
kritis ( ≤ usia 28 hari) membutuhkan pengetahuan yang dalam
mengenali perubahan psikologis dan kondisi patologis yang
mengancam jiwa yang bisa saja timbul sewaktu-waktu (Sharieff,
Brousseau, 2011).
Kegawatdaruratan maternal perdarahan yang mengancam nyawa
selama kehamilan dan dekat cukup bulan meliputi perdarahan yang
terjadi pada minggu awal kehamilan, persalinan, postpartum,
hematoma, dan koagulopati obstetric.
Penderita atau pasien gawat darurat adalah pasien yang perlu
pertolongan tepat, cermat, dan cepat untuk mencegah
kematian/kecacatan. Ukuran keberhasilan dari pertolongan ini adalah
waktu tanggap (respon time) dari penolong. Karena waktu yang
terbatas tersebut, tindakan pertolongan harus dilakukan secara
sistematis dengan menempatkan prioritas pada fungsi vital sesuai
dengan urutan ABC, yaitu :
A (Air Way) : yaitu membersihkan jalan nafas dan menjamin
nafas bebas hambatan
B (Breathing) : yaitu menjamin ventilasi lancer
C (Circulation) : yaitu melakukan pemantauan peredaran darah

5
2. Tanda dan gejala kegawatdaruratan
a. Sianosis sentral
Sianosis adalah warna kebiru-biruan pada kulit dan selaput lendir
yang terjadi akibat peningkatan jumlah absolut Hb tereduksi (Hb
yang tidak berkaitan dengan O2).
b. Apnea
Menurut American Academy of Sleep Medicine, penentuan
periode apnea dikategorikan berdasarkan hasil indeks rata-rata
jumlah henti nafas dalam 1 jam atau Apnea Hypopnea Indeks
(AHI).
c. Kejang
Kejang umum dengan gejala:
1) Gerakan wajah dan ekstremitas yang teratur dan berulang
2) Ekstensi atau fleksi tonik lengan atau tungkai, baik sinkron
maupun tidak sinkron
3) Perubahan status kesadaran (bayi mungkin tidak sadar atau
tetap bangun tetapi responsif/apatis)
Apnea (napas spontan berhenti lebih 20 detik).
d. Spasme dengan gejala :
1) Kontraksi otot tidak terkendali paling tidak beberapa detik
sampai beberapa menit Dipicu oleh sentuhan, suara maupun
cahaya
2) Bayi tetap sadar, sering menangis kesakitan
3) Trismus (rahang kaku, mulut tidak dapat dibuka, bibir
mencucu seperti mulut ikan)
4) Opistotonus
e. Perdarahan
Setiap perdarahan pada neonatus harus segera dirujuk,
perdarahan dapat disebabkan kekurangan faktor pembekuan
darah dan faktor fungsi pembekuan darah atau menurun.
f. Sangat kuning

6
g. Berat badan < 1500 gram.
3. Prinsip Penanganan Kegawatdaruratan Maternal
a. Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat
cukup bulan meliputi perdarahan yang terjadi pada minggu awal
kehamilan dan perdarahan pada minggu akhir kehamilan dan
mendekati cukup bulan.
b. Prinsip penanganan kegawat daruratan memiliki beberapa unsur
yaitu Prinsip dasar, Penilaian awal, dan penilaian klinik.
4. Prinsip Penanganan Kegawatdaruratan Neonatal
Sama halnya dengan prinsip penanganan kegawatdaruratan Maternal,
prinsip penanganan kegawatdaruratan neonatal juga memiliki
beberapa unsur yaitu:
a. Prinsip dasar
Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi di
lahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang di berikan kepada ibu
hamil
b. Penilaian awal
1) Kehamilan cukup bulan atau tidak.
2) Air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium atau tidak.
3) Segera setelah lahir
4) Bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap atau tidak.
5) Tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif atau tidak.
c. Penilaian klinik awal
1) Tujuan dari penilaian klinik adalah mengetahui derajat vitalis
dan mengukur reaksi bayi terhadap tindakan resusitasi.
2) Pada saat kelahiran, apabila bayi gagal menunjukkan reaksi
vital, maka akan terjadi penurunan denyut jantung secara
cepat, tubuh menjadi biru atau pucat dan refleks-refleks
melemah sampai menghilang.

7
B. Penanganan Awal Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Dalam menatalaksanakan kegawatdaruratan :
1. Tetap tenang, berpikir secara logis dan fokuskan pada kebutuhan ibu
2. Jangan meninggalkan ibu sendirian
3. Laksanakan tanggung jawab hindari kebingungan dengan menunjuk
orang lain untuk bertanggung jawab.
4. Berteriak minta bantuan. Minta satu orang untuk mencari bantuan
dan satu orang lainnya untuk mendapatkan peralatan dan kesediaan
barang kegawatdaruratan (misal:tabung oksigen, dan alat
kegawatdaruratan lainnya)
5. Jika ibu tidak sadar. Kaji jalan napas, pernapasan dan sirkulasinya.
6. Jika dicurigai terjadi syok, segera mulai terapi walaupun tidak ada
tanda syok, tetap kirkan tentang syok saat mengevaluasi ibu lebih
lanjut karna statusnya dapat memburuk dengan cepat.
7. Atur posisi ibu berbaring miring kiri dengan meninggikan kakinya.
Longgarkan pakaian yang ketat.
8. Bicara pada ibu dan bantu agar tetap tenang. Tanyakan tentang apa
yang terjadi dan gejala yang dialami.
9. Lakukan pemeriksaan dengan cepat yang meliputi pemeriksaan TTV
dan warna kulit.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Gawat adalah kondisi pasien dengan ancaman kematian, sedangkan
darurat adalah kondisi penderita yang memerlukan pertolongan segera.
Maka gawatdarurat adalah keadaan yang menimpa seseorang dengan
tiba-tiba dapat membahayakan jiwa, memerlukan tindakan medis segera
dan tepat.
Penderita atau pasien gawat darurat adalah pasien yang perlu pertolongan
tepat, cermat, cepat untuk mencegah kematian/kecacatan. Ukuran
keberhasilan dari pertolongan ini adalah waktu tanggap (respon time) dari
penolong. Karena waktu yang terbatas tersebut, tindakan pertolongan
harus dilakukan secara sistematis dengan menempatkan prioritas pada
fungsi vital.
B. Saran
Mengingat tingginya AKI dan AKB di Indonesia, maka kegawatdaruratan
maternal dan neonatal haruslah ditangani dengan cepat dan tepat.
Penanganan yang tepat dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga di
Indonesia. Maka, dengan mempelajari dan memahami kegawatdaruratan
maternal dan neonatal, diharapkan bidan dapat memberikan penanganan
yang maksimal dan sesuai standar demi kesehatan ibu dan anak.

9
DAFTAR PUSTAKA

Lisnawati, Lilis. 2013. Asuhan Kebidanan Terkini Kegawatdaruratan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : TIM.

Maryunani, Anik. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.


Jakarta : Trans Info Media.

10

Anda mungkin juga menyukai