0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kebidanan komunitas yang meliputi pengertian, sejarah, ruang lingkup, prinsip, sasaran dan strategi pelayanan kebidanan komunitas. Kebidanan komunitas bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya promotif, preventif, dan partisipatif dengan melibatkan masyarakat sebagai mitra.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kebidanan komunitas yang meliputi pengertian, sejarah, ruang lingkup, prinsip, sasaran dan strategi pelayanan kebidanan komunitas. Kebidanan komunitas bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya promotif, preventif, dan partisipatif dengan melibatkan masyarakat sebagai mitra.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kebidanan komunitas yang meliputi pengertian, sejarah, ruang lingkup, prinsip, sasaran dan strategi pelayanan kebidanan komunitas. Kebidanan komunitas bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya promotif, preventif, dan partisipatif dengan melibatkan masyarakat sebagai mitra.
NIM : P07224219 1916 Kelas : 2B Kebidanan Pengertian Kebidanan Komunitas Pelayanan kebidanan pada komunitas juga merupakan tindak lanjut dari pelayanan kebidanan yang diberikan dalam institusi pelayanan kesehatan (RS, klinik, dll), dalam upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, keluarga dan masyarakat. Bidan dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang bukan hanya bersifat individual namun juga pada kelompok. Bidan diharapkan mampu dan siap dalam menghadapi tantangan serta hambatan dalam mengatasi setiap permasalahan dengan memberikan motivasi dan dukungan sehingga dapat dilahirkannya gerakan masyarakat mandiri yang peduli terhadap derajat kesehatan di lingkungan komunitasnya (Maternity et al., 2017). Kebidanan komunitas adalah suatu pelayanan yang dilakukan oleh bidan dengan menekankan pada aspek aspek psikososial dan budaya yang ada pada suatu masyarakat. (Wahyuni, 2018). Kebidanan komunitas juga dapat diartikan sebagai pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dengan kelompok resiko tinggi, dengan tujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui upaya pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan untuk menjamin keterjangkauan dalam akses kebutuhan pelayanan kesehatan dengan melibatkan masyarakat sebagai mitra penggerak komunitas (Syafrudin & Hamidah. 2009). Sejarah Kebidanan Komunitas Pada tahun 1849 seiring dengan dibukanya pendidikan dokter jawa di Batavia (di rumah sakit militer belanda sekarang RSPAD Gatot Subroto), pada tahun 1851 dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh dokter Belanda (dr. W. Rosch). Fokus peran bidan hanya sebatas pelayanan di rumah sakit (bersifat klinis). Pada tahun 1952, sekolah bidan 4 tahun menitikberatkan pendidikan formal masih pada kualitas pertolongan persalinan di rumah sakit. Pada tahun 1953 di Yogyakarta diadakan kursus tambahan bagi bidan (KTB), yang berfokus pada kesehatan masyarakat. Dengan demikian pemerintah mengakui bahwa peran bidan tidak hanya terbatas pada pelayanan di rumah sakit tetapi juga meluas pada pelayanan masyarakat. Pada tahun 1990-1996 konsep bidan di desa dilaksanakan untuk mengatasi tingginya angka kematian ibu. Pemerintah (BKKBN) menjalankan program pendidikan bidan secara massal (SPK + 1 tahun). SPK merupakan Sekolah Perawat Kesehatan, yaitu dari lulusan SMP ditambah menempuh pendidikan 3 tahun. Bidan di desa (BDD) merupakan staf dari puskesmas yang ditempatkan di desa sebagai penanggung jawab Polindes. Ruang lingkup tugas BDD mencakup peran sebagai penggerak masyarakat, memiliki wilayah kerja, dan narasumber berbagai hal. Ruang Lingkup Kebidanan Komunitas 1. Peningkatan kesehatan (promotif) 2. Pencegahan (preventif) 3. Deteksi dini komplikasi dan pertolongan kegawatdaruratan. 4. Meminimalkan kesakitan dan kecacatan. 5. Pemulihan kesehatan (rehabilitasi). 6. Kemitraan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial, kelompok masyarakat yang melakukan upaya untuk mengembalikan individu ke lingkungan keluarga dan masyarakat. Prinsip Pelayanan Kebidanan Komunitas 1. Kebidanan komunitas sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat, sosial, psikologi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung peran bidan di komunitas. 2. Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat dan martabat kemanusiaan klien. 3. Ciri Kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit analisis. Populasi bisa berupa kelompok sasaran (jumlah perempuan, jumlah Kepala Keluarga (KK), jumlah laki-laki, jumlah neonatus, jumlah balita, jumlah lansia) dalam area yang bisa ditentukan sendiri oleh bidan. Contohnya adalah jumlah perempuan usia subur dalam 1 RT atau 1 kelurahan/ kawasan perumahan/ perkantoran. 4. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya bidan, tetapi hasil kerjasama dengan mitra-mitra seperti PKK, kelompok ibu-ibu pengajian, kader kesehatan, perawat, PLKB, dokter, pekerja social. 5. Sitem pelaporan bidan di komunitas, berbeda dengan kebidanan klinik. Sistem pelaporan kebidanan komunitas berhubungan dengan wilayah kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Sasaran dan Strategi Kebidanan Komunitas
Sasaran kebidanan komunitas adalah :
1. Individu diutamakan pada individu yang ditemukan di klinik, rumah dan tempat lain dengan masalah kesehatan. 2. Keluarga, dengan mengutamakan keluarga dengan risiko tinggi terhadap masalah kesehatan tertentu. 3. Kelompok penduduk, diutamakan pada kelompok penduduk daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil. 4. Masyarakat, yaitu dari satuan masyarakat yang terkecil sampai dengan masayarakat secara keseluruhan. Strategi intervensi kebidanan komunitas yaitu proses kelompok, pendidikan kesehatan, dan kerja sama (kemitraan). Upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kerjasama dengan masyarakat adalah dengan cara sebagai berikut (Azwar, 2001). 1. Mengorganisir masyarakat. 2. Mengajar masyarakat seperti perilaku hidup sehat. 3. Membentuk jaringan kerja. 4. Memberdayakan pihak lain. 5. Membicarakan masalah secara terbuka.