Suparjo Sujadi'
Abslrak
This article does endeavor to launch many issues in recent agrarian reform
in Indonesia. Many factors become considerations to conduct newly
agrarian reforms and momentously. The prior agrarian reforms outstanding
in the ideal agrarian and land tenure structure that has reflected many land
conflicts needs adequate resolution. That situation coincides to the huge
number of deprived people who living in less in public service such as food,
education, health, living hood that have reflected any social-economic gaps.
All of them ideally are the mostly agrarian concern to be accomplished by
mainly idea to create ideal land tenure and access to land itself Ultimately,
the unfinished on delegation ofpower between central to local government in
post decentralization law since J 999 has been substantial problems.
I Pengajar pada Kelompok Hukum Agraria dan Mata Kuliah Penatagunaan Tanah
dan Landreform Program Sarjana FHUI, Jakarta sej ak 1994.
Masalah Hukllm Aklllal dalam Wael/no Relormasi di Indonesia, Sujadi 91
(, Hin gga saat ini khusllsnya di DKI Jakarta nwsih banyak lerjadi sl! ngkda tallah
berkaitan dengan eks. hnk-hak mas tanah Belandn (ex -eigendom verponding. ex-tanall
partilielir) eontoh lain kasus rcncann pClllbnngullnn bandar udara di alas Tnnah I kbc-Ohce di
Papua dan di daerah Inin yang Icrkait (k ngan kasus-kaslis tanah milik pl.!nduduk yang sccara
alami lllcndiami lokasi tcrtl.!nlu yang akan dijadikan proyek pembangllnan yang bl!rskala
ckonomi besar scperti pcrtamb'lIlgan. pcrkebllnan. wadllk, kehulanan, transmigrasi. (III.
7 Pellgnluran Masyarakal hukulll adal dan I-lak Ulayal dapal dilihal mulai dari UUD
1945 h;nggn pcrn!uran kepala desa. Dua argumen rdim"n,; yang bcrkcmbang illcnjcJang
pcmberiakukan UU nomor 41 ti.lhUll 199<) , yailu: arglll1lcn pcrl 3ma. mClluntut pcngakuiln dan
pcngt:rnhalian hak alas hutan dan pel1lutihan hak yang lelah dirampas sc!ama ini serla
klasilikasi ulan g. Icrhadnp hulan ncgara. Terhadap argulllcn ini Franz von fknda-[3c'ckmann
mcmandangnya st:baga i bukan pengakllall alas hllkum (adal) mcrcka atil U kcmbali ke eara-cara
lama yang tcrutama diinginkan masyarakat. mdainkan pCllgakuan dan pcnghapusan
kctidakadilan historis s\!rtn kt:ku(lsaan yang sah dan diakui (legitimate) untuk mcngatur lIflisan
mercka scndiri: dan arg llmcn kedui1 adalah Illntutan distrihusi ulang. at as akscs tt!rhadap
slI mbl!r daya hUlan dan pl.!ndapalan dari hulan scbagai sa r~lIla untuk ll1l:ngillihkan ckonomi dari
kendali sl!ge lintir elite rnenu,ill jaring.an bisnis hl!rskala kedl dan mCl1l!ngah yang
diorgnnisas ik'lI1 sl!baga i koperasi
akses masyarakat adal dengan sllmber daya alam yang sudah ada ti dak diperhatikan dalam
pengertian tidak mendapat pengaturan yang komperehensi f.
Hal tersebut tampak dari adanya empat dari 11 detinisi istilah yang amat signilikan
dengan pcmbcrdayaan masyarakat adat tidak dijabarkan dalam Pasal-Pasal sc lanjlltnya.
Adapun isti lah yang dimaksud adalah ist il ah lembaga ad at. wilaya h adat. hak adat. hukum
adat.
10-1 Jurnal Huklllll dan Pembangunan Tail/In Ke-37 No. 1 Jal7l1ari-Marel2007
'l Pad a tahun 2004 keoua lIlldang-undang (CrSCb ul tdah dig<lllti dengan UU NomoI'
32 lahull 2004 dan UU Nomor 33 tahlln 2004
10 Kontlik horisontal yang sernpat tel:jadi adulah anll1ra dun knbupalen yang berebut
pcnentu<1n bata s wilayah sepcrli <llltara kabupaten Kutai Timur ckngan Kutai Kertanegara:
antara kccamutan <.kngan kec<ll11atan yang dalum whap pemekaran .
II Yang terlihat kontlik antara pem';!rinlah pusat ckngan propinsi adalah kaslis
Ka,vasan Gdor;:'l SI!!1;:'1yan selama ini dikuasai olch S~tncg-RI (tkn gan Propinsi OKI) yang
Illasih tallS bcrlanjut bt:rkt:naan dcngan otonomi di propinsi DKI Jakarta d~l1gan UU nomor
3-l tnhun 2000 yang Illcmbcrikan pclmlllg kepada pl.:l11crinlnh propinsi OKI untuk Illl.:ngdo\a
lanah di \\'ilayl.lhnya bakailan dcngan kC\\'t!nangan umum pcmcrinlahan propinsi.
Masa/aft fillkllm Akflla/ da/am WaCl1na Relormasi £I; Indouesia, Sl!iadi lOS
12
<h ttp://w\Vw.bangyos.comlid_berita-isi.php?cid= l &id=274>, diakses Rabu. 26
Juli 2006.
106 Jurnal Hukum dan Pembangunan Tabun Ke-37 No.1 .!anuari-Maret 2007
1.1 "AINksi S'wJlhagsc! Tunt /II Olollollli Perwllo!wl/" h tlp :/Ikomp<.ls. com/vcr 11
llusanlara/0611 / 1·VI15112.hlm> ui<lk~c :\. Sdnsa 19 Aguslus 2006.
Masalah HukuIII Akllfal dalom Wa cana RelorlllClsi d i Indonesia , Sl~jadi I II 7
17 Ketentuan Pasal 14 ayat (2) UUPA, terlihat adanya pelimpahan kepada daerah
untuk juga membuat politik pertanahan di daerahnya masing-masing sesuai kandisi tiap-tiap
daerah dan adanya keharusan politik pertanahan terseb ut dituangkan dalam bentuk Peraturan
Pemerintah Daerah (PERDA) baik di level propinsi, kabupatenlkota. Ketentuan Pasal 14 ini
memi liki perbedaan dengan Pasal 2 UUPA yang bersifat hubungan vertikal (sub-ordinasi);
namun di dalam Pasal 14 in i ada kewenangan linear pada level pemerintahan masing-masing
(Pemerintah pusat - pemerintah daerah), sekaJipun terkandung sub-ordinasi narnun hanya
pada lingkup substansi politiklkebijakan rencana penggunaan tanah secara normatif.
IV. Penulup
Dari uraian Illengenai Illasa lah-masalah Hktllal dalam rangka refo rmasi
agraria di Indonesia pad a bagian terdahulll , maka dapat di saillpa ikan res ume
seka li gus sebaga i kesimpulan sebaga i berikut:
I. Re formas i agraria di Indones ia sesunggu hnya telah dimu la i sejak
ta hun 1960 secara norm at if namun dalam rea li sas inya me ngalami
keteriambalan, berbagai hambatan id eo logis, politis dan pada
akhirnya pro gra m landreform di Indonesia lermasuk gagal
diba nding kan dengan Jepang dan Taiwan;
2. Adanya isu kebijakan pemerintah untuk me lakukan landreform,
khususnya ll1elakukan redistribusi tanah kepada rakyat miskin
yang me liputi tanah seiuas 8,5 juta ha (60% untuk petan i tuna
ki sma); dan s isanya 40% untuk perumahan dengan jangka wa ktu
hak 100 lahun meme riukan pemikiran dan pe rumusan kembali
terhadap ketentuan hukum positif ya ng berlaku. Hal itu agar
pelaksanaan redistribusi tanah yang digagas pemerintahan SBY
saat ini tidak mengulangi kegagalan pelaksanaan redistribusi yang
te la h te rjadi di dasawarsa 1960-an. Hal 1111 dengan
ll1empertill1bangkan beberapa isu kontemporer mengenai:
a. masa lah mendasar dengan tenls bertambah
me ningkatnya angka kemiskinan di perkotaan dan
perdesaan;
Oaftar Pustaka
Buku
Harsono. Boedi., Hukum Agraria Indones ia, Bagian Pertama , J ilid I, Jakarta:
Pe nerbit Djambata n, Edisi Revis i 1999.
Hutaga lung, Arie S.. ef .01 .. Asas-asas Hukul11 Agraria, bahan kuliah Hukul11
Agraria FHUI , 1997.
Indrawati, Sri Mulyani. Dr., "'Krisis Eko nomi Indonesia dan Langkah
Reformasi", Pidato Ilmiah disampa ikan dalam acara Dies Natalis
Uni versitas Indo nes ia ke-48, Kampus UI Depok, 7 Februa ri 1998.
Kasi m, Ifdhal dan Endang Suhendar, Tanah Se baga i KOl1loditas, Cel.
Perta ma, Jakarta: E LSAM, 1996.
N isar, Said, H. M" Kajian tentang Peillbaruan Agraria dan Pengelolaan SDA
TAP MPR NO: IX / MPRl2001 , paper lepas .
Rajaguguk, Erman dalam di sertasi nya ya ng bej udul , "Hukul1l Agraria, Pola
Pengllasaan Tanah dan Kebutuhan HidllP", Cel. Pertama, Jakarta:
Chandra Pratama, 1995.
Suj ad i, Suparj o."Pel1lbaharuan Hukum dalam Revis i UUPA, Kajian dari
Peranan Hukum dalam Pembangunan Ekono mi ", Majalah Hllkum dan
Pembangunan, Edisi Khusus Dies-Natalis UI, February 2001.
Internet