[UNIVERSITAS MATARAM]
JJAATTIISSW
WAAR
RAA]
Arba1
L. Syapruddin.
Diangsa Wagian
Fakultas Hukum Universitas Mataram
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis secara normatif tentang
kewajiban negara/pemerintah untuk melakukan perencanaan penataan ruang dan penata-
gunaan tanah; dan untuk mengkaji dan menganalisis konsepsi hukum tentang perencanaan
penataan ruang dan penatagunaan tanah menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku
di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian hukum
mengkaji asas-asas/prinsip-prinsip hukum, mengkaji norma-norma dan konsep-konsep
hukum, yang mengatur penataan ruang dan penatagunaan tanah. Metode pendekatannya
adalah pendekatan normatif, yaitu pendekatan perundang-undangan (statute approach),
pendekatan konseptual (conceptual approach), dan pendekatan komparatif (compartive
approach). Sumber bahan hukumnya adalah kepustakaan yang terdiri dari bahan hukum
primer, sekunder, dan tertier. Hasil penelitian setelah dianalisis menunjukan bahwa
negara/pemerintah diwajibkan melakukan perencanaan penataan ruang dan penatagunaan
tanah atas dasar landasan filosofis, yuridis, dan empirik. Adapun konsepsi hukum
Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang
yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. Sedangkan konsepsi hukum
penatagunaan tanah adalah pola pengelolaan tata guna tanah yang meliputi penguasaan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah yang berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah melalui
pengaturan kelembagaan yang terkait dengan pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem
untuk kepentingan masyarakat secara adil. Penataan ruang dan penatagunaan tanah
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, karena penatagunaan tanah merupakan bagian
penataan ruang, sehingga landasan hukumnya sama. Untuk itu hendaknya perencanaan
penataan ruang dan penatagunaan tanah harus betul-betul dilakukan untuk mewujudkan
pemanfaatan ruang dan tanah beserta sumber daya alam yang terkandung di dalamnya secara
efektif dan efisien.
Kata kunci: Tata ruang & Tataguna Tanah
ABSTRACT
Pokok Muatan
KAJIAN NORMATIF PERENCANAAN PENATAAN RUANG
DAN PENATAGUNAAN TANAH .......................................................................................... 1
A. PENDAHULUAN............................................................................................................... 3
1. Latar Belakang ............................................................................................................. 3
2. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
B. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................................... 4
1. Fungsi dan Tujuan Hukum........................................................................................... 4
2. Asas-asas hukum.......................................................................................................... 5
3. Kerangka Teoritik dan Konseptual. ............................................................................. 5
C. METODE PENELITIAN.................................................................................................... 6
1. Jenis Penelitian............................................................................................................. 6
2. Metode Pendekatan ...................................................................................................... 7
3. Sumber dan Jenis bahan hukum................................................................................... 7
4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum. .......................................................................... 7
5. Teknik Analisis Bahan hukum..................................................................................... 7
D. HASIL PENELITIAN DAN PEM-BAHASAN ................................................................. 7
1. Kewajiban Negara/Pemerintah Me-lakukan Perencanaan Penataan Ruang dan
Penatagunaan Tanah .................................................................................................... 7
2. Konsepsi Hukum Pengaturan Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah ................. 10
E. PENUTUP......................................................................................................................... 17
1. Kesimpulan ................................................................................................................ 17
2. Saran-saran................................................................................................................. 18
2 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]
[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JJAATTIISSW
WAAR
RAA]
(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perun- Penelitian hukum ini adalah
dang-undangan terdiri atas: penelitian hukum normatif. Ilmu hukum
normatif dipahami sebagai ilmu tentang
a. Undang-Undang Dasar Negara kaidah (norma), merupakan ilmu yang
Republik Indonesia Tahun 1945; menelaah hukum sebagai kaidah atau
b. Ketetapan Majelis Permusyawarat- sistem kaidah-kaidah, dengan dogmatik
an Rakyat; hukum atau sistematik hukum. Mukti Fajar
dan Yulianto Achmad mengatakan18
c. Undang-Undang/Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang- 16
Undang; Van Vollenhoven, dalam Notonegoro,
dikutip dalam Abrar Saleng, Hukum
Pertambangan, UII Pres, Yogyakarta, 2004, hal. 7.
17
Bagir Manan, dikutip dalam Abrar Saleng,
15
Hans Kelsen, Introduction To The Problem of Ibid. hal. 9
18
The Legal Theory, Translated by Bonnie Litschewski .Mukti Fajar ND. dan Yulianto Achmad,
Paulson and Stanlay L Paulson, Clandon Press, Oxford, Dualisme Penelitian Hukum, Normatif dan Empiris,
h. 63-68. (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, Cet. I, 2010), hlm. 34.
6 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]
[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JJAATTIISSW
WAAR
RAA]
yang ada di dalam UUD 1945 termasuk bahwa cita hukum bangsa Indonesia harus
Pancasila. Pancasila itu merupakan cita mencerminkan nilai-nilai Ketuhanan, nilai
hukum. Pancasila dapat merupakan penguji Kemanusiaan, nilai Persatuan, nilai
kebenaran hukum positif sekaligus menjadi Kerakyatan dan Permusyawaratan, serta
arah hukum positif tersebut untuk nilai Keadilan sosial.
dikristalisasikan dalam bentuk norma yang Hans Kelsen dalam teori hirarki
imperatif untuk mencapai tujuan negara. peraturan perundang-undangan mengata-
Dari sini dapat dimengerti bahwa cita kan bahwa peraturan perundang-undangan
hukum harus dibedakan dari konsep tetang yang lebih rendah tidak boleh bertentangan
hukum: yang pertama terletak di dalam ide dengan peraturan perundang-undangan
dan cita, sedangkan yang kedua merupakan yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan
suatu kenyataan yang harus bersumber dari asas hukum (adagium) yang mengatakan
cita tersebut.23 “Lex superior derogat legi inferiori”.
Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Dengan demikian, maka jelas bahwa pem-
filsafat Negara Indonesia pada hakekatnya bentukan Undang-undang Penataan Ruang
merupakan sumber dari hukum dasar harus mencerminkan nilai-nilai funda-
Negara Indonesia. Sebagai sumber hukum mental Pancasila dan UUD 1945 sebagai
dasar, maka Pancasila merupakan suatu norma dasar (grundnorm).
hukum dasar dan cita-cita hukum serta
c. Dasar Sosiologis/empirik penataan
cita-cita moral yang luhur yang oleh
ruang dan penatagunaan tanah.
pendiri negara yang mewakili seluruh
bangsa Indonesia pada tanggal 18 Agustus Konsideran UUPR bagian menim-
1945 dinyatakan secara yuridis formal bang mengatakan bahwa NKRI yang
sebagai dasar Negara, yang selanjutnya merupakan negara kepulauan berciri
ditetapkan lagi di dalam Ketetapan MPR Nusantara, baik sebagai kesatuan wadah
Nomor XX/MPRS/1966. yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang di dalam
Moh. Mahfud MD, Pancasila dengan bumi, maupun sebagai sumber daya, perlu
fungsi konstitutifnya menentukan dasar di-tingkatkan upaya pengelolaannya secara
suatu tatanan hukum yang memberi arti bijaksana, berdaya guna, dan berhasil guna
dan makna bagi hukum itu sendiri dengan berpedoman pada kaidah penataan
sehingga tanpa dasar yang diberikan oleh ruang sehingga kualitas ruang wilayah
Pancasila itu hukum akan kehilangan arti nasional dapat terjaga keberlanjutannya
dan makna sebagai hukum. Sedangkan demi terwujudnya kesejahteraan umum
dengan fungsi regulatifnya Pancasila dan keadilan sosial sesuai dengan landasan
menentukan apakah hukum positif sebagai konstitusional Undang-Undang Dasar
produk itu adil ataukah tidak adil.24 Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dengan demikian rumusan cita Selanjutnya penjelasan umum UUPR
hukum Negara Indonesia yang ber- mengatakan pada dasarnya ruang sebagai
dasarkan Pancasila dan UUD 1945 harus sumber daya tidak mengenal batas
berorientasi pada nilai-nilai luhur yang wilayah. Namun, untuk mewujudkan ruang
tercermin dalam Pancasila dan UUD 1945 wilayah nasional yang aman, nyaman,
sebagai dasar konstitusionalnya. Ini berarti produktif, dan berkelanjutan berlandaskan
Wawasan Nusantara dan Ketahanan
23
.Moh. Mahfud MD, Membangun Politik Nasional, serta sejalan dengan kebijakan
Hukum, Menegakkan Konstitusi, (Rajawali Pers, Jakarta,
2011), hlm. 52. otonomi daerah yang nyata, luas, dan
24
. Moh. Mahfud MD, Op. Cit. hlm 54. bertanggungjawab, penataan ruang
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 9
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JJA
ATTIISSW
WAAR
RAA]
menuntut kejelasan pendekatan dalam 6. Mewujudkan keadilan termasuk
proses perencanaannya demi menjaga kesetaraan gender dalam pengusaan
keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan pemilikan, penggunaan, peman-
dan keterpaduan antardaerah, antarpusat faatan, dan pemeliharaan sumber daya
dan daerah, antarsektor, dan antar agraria/sumber daya alam;
pemangku kepentingan. Oleh karena itu 7. Memelihara keberlanjutan yang mem-
penataan ruang didasarkan pada beri manfaatan yang optimal, baik
pendekatan sistem, fungsi utama kawasan, untuk generasi sekarang maupun
wilayah administratif, kegiatan kawasan, generasi yang akan datang;
dan nilai strategis kawasan.
8. Melaksanakan fungsi sosial, keles-
Penataan ruang merupakan kegiatan tarian, dan fungsi ekologis sesuai
yang terstruktur dan sistematis dalam dengan kondisi sosial budaya setempat;
rangka upaya menata dan merencanakan
persediaan, peruntukkan, penggunaan dan 9. Menciptakan keterpaduan dan koordi-
pemanfaatan sumber daya alam. Dengan nasi antar sektor pembangunan dan
adanya penataan ruang, maka persediaan, antara daerah dalam pelaksanaan
peruntukkan, penggunaan dan pemanfaat- pembaharuan agraria dan pengelolaan
an sumber daya alam (darat, laut/air, dan sumber daya alam.
udara, serta kekayaan alam yang ter- 10. Mengakui, menghormati, dan melin-
kandung di dalamnya) dapat direncanakan dungi hak masyarakat hukum adat, dan
dengan baik dan benar. keragaman budaya bangsa atas sumber
Memperhatikan prinsip-prinsip dasar daya agraria/ sumber daya alam;
filsafati, dasar yuridis, dan dasar empiris 11. Mengupayakan keseimbangan hak dan
penataan ruang tersebut di atas tampaknya kewajiban negara, pemerintah (Pusat,
sejalan dengan prinsip-prinsip dasar daerah Provinsi, Kabupaten/Kota, dan
pembaharuan agraria dan pengelolaan Desa atau yang setingkat, berkaitan
sumber daya alam sebagaimana yang dengan alokasi dan pengelolaan sumber
diamanatkan dalam Ketetapan MPR daya agraria/sumber daya alam.
IX/MPR/2001 sebagai berikut: 25
2. Konsepsi Hukum Pengaturan
1. Memelihara dan mempertahankan Penataan Ruang dan Penatagunaan
keutuhan Negara Kesatuan Republik Tanah
Indonesia;
a. Konsepsi-konsepsi Hukum Penataan
2. Menghormati dan menjunjung tinggi Ruang
hak asasi manusia;
Teori Negara Hukum Modern
3. Menghormati supremasi hukum; mengatakan bahwa tugas negara bukan
4. Mensejahterakan rakyat, umum hanya sebagai penjaga keamanan dan
mengenai peningakatan kualitas ketertiban masyarakat semata, akan tetapi
sumber daya manusia Indonesia; berkewajiban mewujudkan kesejahteraan
masyarakat. Sejalan dengan teori tersebut,
5. Mengembangkan demokratis, kepa- Pembukaan UUD 1945 alinea ke IV
tuhan hukum, transparansi, dan mengatakan: ”Negara memajukan kesejah-
optimalisasi partisipasi rakyat; teraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa...” Guna mewujudkan cita-cita
25
.Ketetapan MPR RI Nomor IX/MPR/2001 hukum negara tersebut, maka di dalam
tentang Pembaharuan Agraria dan Pengelolaan Sumber Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 diatur: Bumi,
Daya ALam.
10 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]
[Jurnal Hukum
[UNIVERSITAS MATARAM]
JJAATTIISSW
WAAR
RAA]
dan air, dan kekayaan alam yang a. Ruang adalah wadah yang meliputi
terkandung di dalamnya dikuasai oleh ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya termasuk ruang di dalam bumi sebagai
kemakmuran rakyat”. Penjelasan Pasal 33 satu kesatuan wilayah, tempat manusia
ayat (3) ini mengatakan: “Bumi dan air dan dan makhluk lain hidup, melakukan
kekayaan alam yang terkandung dalam kegiatan, dan memelihara kelangsungan
bumi adalah pokok-pokok kemakmuran hidupnya.
rakyat”. b. Tata ruang adalah wujud struktur ruang
Untuk mewujudkan konsepsi hukum dan pola ruang.
yang demikian itu, maka pemerintah c. Penataan ruang adalah suatu sistem
membentuk UUPA. Di dalam Pasal 2 proses perencanaan tata ruang,
mengatur dan memberikan kewenangan pemanfaatan ruang, dan pengendalian
kepada negara sebagai organisasi kekuasa- pemanfaatan ruang.
an untuk menguasai, mengatur dan
menyelenggarakan, mengelola dan d. Penyelenggaraan penataan ruang adalah
mengawasi penyediaan, peruntukan, kegiatan yang meliputi pengaturan,
penggunaan, dan pemanfaatan bumi, air, pembinaan, pelaksanaan, dan peng-
ruang angkasa dan kekayaan alam yang awasan penataan ruang.
terkandung di dalamnya untuk sebesar- e. Pembinaan penataan ruang adalah upaya
besarnya kemakmuran rakyat.26 untuk meningkatkan kinerja penataan
Selanjutnya Pasal 14 UUPA yang ruang yang diselenggarakan oleh
mewajibkan kepada pemerintah untuk Pemerintah, pemerintah daerah, dan
melakukan perencanaan penyediaan, masyarakat.
peruntukan, penggunaan, dan pemanfaatan f. Pelaksanaan penataan ruang adalah
bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan upaya pencapaian tujuan penataan ruang
alam yang terkandung di dalamnya, untuk melalui pelaksanaan perencanaan tata
kepentingan bangsa dan negara dan ruang, pemanfaatan ruang, dan
kepentingan masyarakat bangsa Indonesia. pengendalian pemanfaatan ruang.
Atas dasar perintah Pasal 14 UUPA
tersebut maka pemerintah membentuk g. Pengawasan penataan ruang adalah
Undang-Undang Penataan Ruang. upaya agar penyelenggaraan penataan
ruang dapat diwujudkan sesuai dengan
Konsepsi-konsepsi dasar yang ketentuan peraturan perundang-
tertuang di dalam peraturan perundang- undangan.
undangan tersebut selanjutnya dijabarkan
lebih lanjut dengan Undang-undang h. Perencanaan tata ruang adalah suatu
sektoral yang mengatur Penataan Ruang. proses untuk menentukan struktur ruang
Adapun konsepsi-konsepsi hukum yang dan pola ruang yang meliputi
penting dalam Undang-Undang Nomor 26 penyusunan dan penetapan rencana tata
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yang ruang.
diatur di dalam Pasal 1 antara lain sebagai i. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah
berikut: upaya untuk mewujudkan tertib tata
ruang.
26
j. Ruang terbuka hijau adalah area
Baca pula buku tulisan Juniarso Ridwan dan
Achmad Sodik, Hukum Tata Ruang Dalam Konsep
memanjang/jalur dan/atau menge-
Kebijakan Otonomi Daerah, Bandung, Penerbit Nuansa, lompok, yang penggunaannya lebih
2008; hlm. 28.
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 11
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JJA
ATTIISSW
WAAR
RAA]
bersifat terbuka, tempat tumbuh f. Asas kebersamaan dan kemitraan,
tanaman, baik yang tumbuh secara bahwa penataan ruang diselenggarakan
alamiah maupun yang sengaja ditanam. dengan melibatkan seluruh pemangku
Di dalam UUPR terdapat prinsip- kepentingan;
prinsip hukum penting sebagaimana diatur g. Asas perlindungan kepentingan umum,
dalam Pasal 2 dan penjelasannya adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan
sebagai berikut: dengan mengutamakan kepentingan
a. Asas keterpaduan, bahwa dalam masyarakat;
penataan ruang diselenggarakan dengan h. Asas kepastian hukum dan keadilan,
mengintegrasikan berbagai kepentingan bahwa penataan ruang diselenggarakan
yang bersifat sektoral, lintas wilayah dengan melandaskan hukum/ketentuan
dan lintas pemangku kepentingan. peraturan perundang-undangan dan
Pemangku kepentigan antara lain bahwa penataan ruang dilaksanakan
pemerintah, pemerintah daerah dan dengan mempertimbangkan rasa
masyarakat; keadilan masyarakat serta melindungi
b. Asas keserasian, keselarasan dan hak dan kewajiban semua pihak secara
keseimbangan, bahwa penataan ruang adil dengan jaminan kepastian hukum;
diselenggarakan dengan mewujudkan dan
keserasian antara struktur ruang dan i. Asas akuntabilitas, bahwa penyeleng-
pola ruang, keselarasan antara garaan penataan ruang dapat
kehidupan manusia dengan lingkungan- dipertanggungjawabkan baik prosesnya,
nya, keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaannya maupun hasilnya.
dan perkembangan antardaerah dan Prinsip-prinsip dasar tersebut
antar kawasan perekonomian serta antar merupakan nilai-nilai dasar yang
kawasan perkotaan dengan kawasan mengandung makna filsafati yang menjadi
pedesaan; acuan dalam perumusan pasal-pasal dalam
c. Asas keberlanjutan, artinya bahwa peraturan perundang-undangan penataan
penataan ruang diselenggarakan dengan ruang. Prinsip-prinsip hukum, tujuan dan
menjamin kelestarian dan daya dukung klasifikasi penataan ruang tersebut harus
dan daya tampung lingkungan dengan menjadi pedoman utama bagi pemerintah
memperhatikan generasi mendatang; pusat dan daerah dalam rangka menyusun
d. Asas keberdayagunaan dan keber- rencana tata ruang nasional dan tata ruang
hasilgunaan, adalah bahwa penataan daerah.
ruang diselenggarakan dengan meng- Apabila penyusunan suatu rencana
optimalkan manfaat ruang dan sumber tata ruang di daerah-daerah dan pelaksana-
daya yang terkandung di dalamnya serta annya bertentangan dengan asas-asas
menjamin terwujudnya tata ruang yang hukum yang tertuang di dalam Undang-
berkualitas; Undang Penataan Ruang, maka
e. Asas keterbukaan, bahwa penataan mengakibatkan rencana tata ruang tersebut
ruang diselenggarakan dengan mem- batal demi hukum atau dapat dibatalkan.
berikan akses yang seluas-luasnya Asas tersebut menghendaki adanya
kepada masyarakat untuk mendapatkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan
dari berbagai subsistem dalam peren-
informasi yang berkaitan dengan
penataan ruang; canaan, pemanfaatan dan pengelolaan
ruang, sehingga akan dapat meningkatkan
kualitas ruang wilayah yang ada. ini bukan hanya milik kita sekarang saja
Di dalam penjelasan umum angka 5 akan tetapi juga milik anak cucu dan umat
alinea kedua dijelaskan sebagai berikut:27 manusia yang akan datang.
Kamus-Kamus:
Poerwardarminta, W.J.S., 1991, Kamus
Umum Bahasa Indonesia, diolah
kembali oleh Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan RI,
Yakarta, Balai Pustaka.
Yan Pramudya Pulpa, Kamus Hukum,
Penerbit Aneka Ilmu Indonesia.
Peraturan Perundang-Undangan:
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang
telah diamandemen
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Ketentuan Dasar Pokok-
pokok Araria.
Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007
Tentang Penataan Ruang
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan
[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA 19
[Jurnal Hukum
[FAKULTAS HUKUM]
JJA
ATTIISSW
WAAR
RAA]