Anda di halaman 1dari 3

1.

Pemeriksaan awal
Refleks kornea (+) = menutupnya palpebral saat pengusapan dengan kapas
Refleks Cahaya (+) = mengecilnya pupil saat pemberian rangsangan cahaya senter
Lebar pupil = normal (tanpa rangsangan)
Pembuluh darah konjungtiva = normal berwarna merah

Setelah pemberian prokain


Dimulainya pelebaran pupil membutuhkan waktu yang lebih lama dari lidokain

Penjelasan
Anestetik lokal mencegah pembentukan dari konduksi impuls saraf. Tempat kerjanya terutama
di membran sel, efeknya pada aksoplasma hanya sedikit saja. Potensial aksi saraf terjadi karena
adanya peningkatan sesaat permeabilitas membrane terhadap ion Na+ akibat depolarisasi
ringan pada membrane. Proses fundamental inilah yang dihambat oleh anestetik lokal hal ini
terjadi akibat adanya interaksi langsung antara zat anestetik lokal dengan kanal Na+ yang peka
terhadap adanya perubahan voltase muatan listrik. Dengan semakin bertambahnya efek
anestesi lokal di dalam saraf, maka ambang rangsang membran akan meningkat secara
bertahap, kecepatan peningkatan potensial aksi menurun, konduksi impuls melambat dan faktor
pengaman konduksi saraf juga berkurang. Faktorfaktor ini akan mengakibatkan penuruan
menjalarnya potensial aksi dan dengan demikian mengakibatkan kegagalan saraf
(Katzung,1997). Anestetik lokal juga menghambat permeabilitas membran bagi K + dan Na+
dalan keadaan istirahat, sehingga hambatan hantaran tidak disertai banyak perubahan pada
potensial istirahat. Hasil penelitian membuktikan bahwa anestesi lokal menghambat hantaran
saraf tanpa menimbulkan depolarisasi saraf, bahkan ditemukan hiperpolarisasi ringan.
Pengurangan permeabilitas membran dan anesetik lokal juga timbul pada otot rangka, baik
waktu istirahat maupun waktu terjadinya potensial aksi (Katzung,1997). 16 Potensial berbagai
zat anestetik lokal sejajar dengan kemampuannya untuk meninggikan tegangan permukaan
selaput lipid monomolecular. Mungkin sekali anestetik lokal meninggikan tegangan permukaan
lapisan lipid yang merupakan membran sel saraf, dengan demikian menutup pori dalam
membran sehingga menghambat gerak ion melalui membran. Hal ini menyebabkan penuruan
permeabilitas membran dalam keadaan istirahat sehingga akan membatasi peningkatan
permeabilitas Na+ . Dapat dikatakan bahwa cara kerja utama obat anestetik lokal ialah
bergabung dengan reseptor spesifik yang terdapat pada kanal Na+ , sehingga mengakibatkan
terjadinya blokade pada kanal tersebut, dan hal ini akan mengakibatkan hambatan gerakan ion
melalui membrane (Katzung,1997).

Kesimpulan :

- Mula kerja : Lambat


Dalam bentuk basa bebas, anesthesia local hanya sedikit larut dan tidak stabil dalam
larutan. Maka dari itu, biasanya diperdagangkan dalam bentuk garam yang mudah larut
dalam air, biasanya garan hidroklorid. Anestesik local termasuk basa lemah dan garam
bersifat sedikit asam, hal ini dapat menjaga kestabilan anestesik local. Dalam jaringan,
garam asam ini harus dinetralkan terlebih dahulu, dan dilepaskannya basa bebas ( obat
anestesik local sehingga memberikan efek. Anestesi local biasanya mengandung atom N
sekunder atau tersier, oleh karena itu tergantung pKa dan pH larutan akan terbentuk amin
sekunder atau tersier yang tidak bermuatan atau terbentuk kation ammonium.

Prokain dapat membentuk garam atau konjugat dengan obat lain sehingga memperpanjang
masa kerja obat tersebut. Misalnya garam prokain penisilin dah prokain heparin. Prokain
HClmerupakan kristal putih yang mudah larut dalam air

- Durasi kerja : Pendek

Prokain merupakan senyawa ester, absorpsi berlangsung cepat dan untuk memperlambat
absorpsi perlu ditambahkan vasokonstriktor. Sesudah diabsorpsi, prokain cepat dihidrolisis
oleh esterase dalam plasma menjadi PABA dan dietilaminoetanol. PABA diekskresi dalam
urin, kira-kira 80% dalam bentuk utuh dan bentuk konjugasi. Tiga puluh persen
dietilaminoetanol ditemukan dalam urin, dan selebihnya mengalami degradasi lebih lanjut.
Hasil hidrolisis prokain tidak toksik. Dietilaminoetanol ini juga bersifat analgesik, antiaritmia,
berelek anestetik lokal, dan antispasmodik yang lebih lemah daripada prokain.

- Antagonisme prokain - sulfonamid. Prokain dan beberapa anestetik lokal lain dalam badan
dihidrolisis menjadi PABA (Para Amino Benzoic Acid), yang dapat menghambat daya kerja
sulfonamid. Oleh karena itu sebaiknya prokain dan anestetik lokal derivat PABA lain tidak
diberikan bersamaan dengan terapi sulfonamid. Anestetik lokal bukan derivat PABA tidak
menghambat kerja sulfonamid.

Refleks kornea (+) = menutupnya palpebral saat pengusapan dengan kapas


Refleks Cahaya (+) = mengecilnya pupil saat pemberian rangsangan cahaya senter
Lebar pupil = normal (tanpa rangsangan)
Pembuluh darah konjungtiva = normal berwarna merah

Setelah pemberian lidokain


Dimulainya pelebaran pupil membutuhkan waktu yang lebih cepat dari prokain

Lidokain (xilokain) adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara luas dengan pemberian topikal dan
suntikan. Anestesia terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih lama dan lebih ekstensif daripada yang
ditimbulkan oleh prokain. Lidokain merupakan aminoetilamid. Pada larutan 0,5 % toksisitasnya sama,
tetapi pada larutan 2 % lebih toksik daripada prokain. Larutan lidokain 0,5% digunakah untuk anestesia
inliltrasi, sedangkan larutan 1,O-2 % untuk anestesia blok dan topikal. Anestetik ini efektif bila digunakan
tanpa vasokonstriktor, tetapi kecepatan absorpsi dan toksisitasnya bertambah, dan masa kerjanya lebih
pendek. Lidokain merupakan obat terpilih bagi mereka yang hipersensitif terhadap prokain dan juga
epinefrin. Lidokain dapat menimbulkan kantuk. Sediaan berupa larutan 0,5-5 % dengan atau tanpa
epinefrin. (1 : 50.000 sampai 1 : 200,000).

Lidokain mudah diserap dari tempat suntikan, dan dapat melewati sawar darah otak. Kadarnya dalam
plasma letus dapat mencapai 60 % kadar dalam darah ibu. Di dalam hati, lidokain mengalami dealkilasi
oleh enzim oksidase fungsi ganda (mixed-function oxidases) membentuk monoetilglisin xilidid dan glisin
xilidid, yang kemudian dapat dimetabolisme lebih lanjut menjadi monoetilglisin dan xilidid. Kedua
metabolit monoetilglisin xilidid maupun glisin xilidid ternyata masih memiliki efek anestetik lokal. Pada
manusia,75 % dari xilidid akan diekskresi bersama urin dalam bentuk metabolit akhir, 4 hidroksi-2-6
dimetil-anilin.

Elek samping lidokain biasanya berkaitan dengan efeknya terhadap SSP, misalnya mengantuk, pusing,
parestesia, gangguan mental, koma, dan se2ures. Mungkin sekali metabolit lidokain yaitu monoetilglisin
xilidid dan glisin xilidid ikut berperan dalam timbulnya elek samping ini. Lidokain dosis bedebihan dapat
menyebabkan kematian akibat fibrilasi ventrikel, atau oleh henti jantung.

Lidokain sering digunakan secara suntikan untuk anestesia inliltrasi, blokade saraf , anestesia epidural
ataupun anestesia kaudal, dan secara setempat untuk anestesia selaput lendir. Pada anestesia inliltrasi
biasanya digunakan larutan 0,25 - 0,50 % dengan atau tanpa adrenalin. Tanpa adrenalin dosis total tidak
boleh melebihi 200 mg dalam waktu 24 jam, dan dengan adrenalin tidak boleh melebihi 500 mg untuk
jangfa waktu yang sama. Dalam bidang kedokteran gigi, biasanya digunakan larutan 1- 2 0/o dengan
adrenalin; untuk anestesia inliltrasi dengan mula kerja 5 menit dan masa kerja kira-kira satu jam
dibutuhkan dosis 0,5 - 1,0 ml. Untuk blokade saral digunakan 1 - 2 ml. Lidokain dapat pula digunakan
untuk anestesia permukaan. Untuk anestesia rongga mulut, kerongkongan dan saluran cerna bagian
atas digunakan larutan 1-4 % dengan dosis maksimal 1 gram sehari dibagi dalam beberapa dosis.
Pruritus di daerah anogenital atau rasa sakit yang menyertai wasir dapat dihilangkan dengan supositoria
atau bentuk salep dan krem 5 %. Untuk anestesia sebelum dilakukan tindakan sistoskopi atau
kateterisasi uretra digunakan lidokain gel2% dan sebelum dilakukan bronkoskopi atau pemasangan pipa
endotrakeal biasanya digunakan semprotan dengan kadar 2-4 % iantung. Lidokain juga dapat
menurunkan iritabilitas jantung, karena itu juga digunakan sebagai antiaritmia

Anda mungkin juga menyukai