Anda di halaman 1dari 24

HUMAN BEHAVIOUR &

TOOTH WEAR

DE PART M EN T O F FO RE N S I C O DO N TO LO G Y
FA C U LT Y O F D E N TA L M E D I C I N E , U N I V E R S I TA S A I R L A N G G A
DENTAL MICROWEAR
• Studi Keausan mikro (microwear)
meliputi :
– pergerakan rahang (jaw
movements)
– siklus mengunyah (chewing cycle)

dihubungkan dg oklusi gigi

 Dahlberg & Kinsey (1962) : studi


keausan mikro pada bentuk cusp di
antara primate ada hubungan diet
MECHANISM OF WEAR
Ada 3 type mekanisme keausan
 Terjadi karena ada partikel yang lebih keras dari enamel ikut terkunyah

• Sliding wear (Aus geser)


• Abrasive wear (aus gerus)
• Erosion
KEAUSAN GIGI
• Merupakan kehilangan struktur jaringan keras gigi selain
karies dan trauma gigi, terdiri dari:
 Atrisi
 Erosi
 Abrasi
• Berhubungan dengan pola penggunaan gigi (Modifikasi gigi):
 Bruxism
 Pola makan
 Cara mengunyah makanan
ATRISI GIGI
• Keausan yg dihasilkan oleh kontak antara gigi dengan gigi, di
antara gigi tetangga/antagonis  ada bidang terbuka pada
permukaan oklusal/titik kontak diantara gigi (Hillson S, 1999)

• Proses fisiologis: hilangnya struktur oklusal/insisal akibat


gesekan gigi ke gigi yg kronis (Langlais & Miller, 1994)

• Klinis :
– Permukaan gigi yg terpoles halus, mengkilat
– Garis pertemuan dentin-enamel & ruang pulpa yg mengecil
ATRIS
I
ABRASI GIGI
– Keausan yg tidak dihasilkan oleh kontak antara gigi dengan gigi 
hilangnya detail permukaan (labial/buccal)

– Patologis: hilangnya struktur gigi akibat keausan mekanis yg


abnormal

– Klinis :
• Mengkilat, kuning karena dentin yg terbuka

– Komplikasi :
• Kepekaan dentin : terbukanya pulpa/patahnya gigi
• Cacat estetik, hipersensitivitas

SOLUSI  Restorasi/sesuai faktor penyebabnya


TIPE & DISTRIBUSI ABRASI GIGI

Penyebab hilangnya detail permukaan gigi karena :

 Kontak gigi dg partikel abrasive yg terbawa pada pipi, lidah,


makanan (kecuali approximal)
 Deposit calculus pada cervical gigi  dibersihkan 
permukaan gigi menurun (resesi gingiva)
 Penyikatan gigi (gerak kuat & horizontal) dg pasta gigi ( pd
manusia modern )
 Objek yg kontak dg gigi : benda tajam (tusuk gigi, jepit,
kuku), perhiasan, pipa rokok, cengkeram GTL, dll
ABRASI
EROSI GIGI
• Kehilangan jaringan permukaan gigi yg irreversible, ok penurunan pH akibat
gigi kontak dg bahan kimia (proses kronis)  faktor exogen & endogen

• Sering  pada permukaan lingual/occlusal gigi

• Faktor exogen (Baron, 2003):


 Makanan/minuman yg bersifat asam: anggur, jus, minuman
berkarbonisasi (mengandung sitrat & asam fosfat)
 Tablet hisap yg mengandung sitrat
 Paparan klorin dari kolam renang
 Paparan Occupational (agen bersifat korosif), contoh: Industri (batu
baterai, aerosol & pertambangan belerang, dll)
• Faktor endogen

 Gastro Esophageal Reflux Diseases

 Cairan muntah (bulimia/stenosis pylorik, kehamilan, xerostomia

 Gastritis karena alkoholisme

 Minuman berkarbonasi yg diberi pemanis

Terapi:
Erosi dini  perawatan fluor
Erosi yg meluas  restorasi (menutup dentin yg terbuka)
Menghilangkan kebiasaan
EROSI
OCCLUSAL ATTRITION

 Scoring & measuring occlusal attrition

 Patterns & gradients of occlusal attrition

 The plane of occlusion & wear

 Occlusal attrition & age estimation


SCORING & MEASURING OCCLUSAL ATTRITION
• Diagram of Murphy (1959a)
• Smith (1984)
– Summary diagram of Murphy’s system  estimasi usia
• Molnar’s attrition scoring system (1971)
• Scott’s attrition scoring system for molars (1979a)
• Dreier (1994) 
– Mengembangkan ukuran keausan mahkota gigi molar (Molar Tooth
Crown Wear score/MTCW): berdasarkan experimental grinding
studies
DIAGRAM OF MURPHY (1959A)

• Scoring & measuring occlusal


attrition 

Modal forms : tingkatan 1 – 8 :


tingkat keausan  Diagram standar
yang menunjukkan pola paparan
dentin
MOLNAR’S ATTRITION SCORING SYSTEM
(1971)
• A. Degree of wear for upper &
lower dentition ;
• B. Direction of wear surface ;

1. Natural form
2. Oblique (B-L direction)
3. Oblique (L-B direction)
4. Oblique (M-D direction)
5. Oblique (D-M direction)
6. Horizontal
( perpendicular to the long axis
of the tooth)
MOLNAR’S ATTRITION SCORING SYSTEM (1971)

7. Rounded (B-L direction)


8. Rounded (M-D direction)

• C. Form of wear

1. Natural form
2. Flat surface
3. One-half of surface
cupped
4. Entire surface cupped
5. Notched
6. Rounded
SCOTT (1979A)

• Sistem yg lebih komplek untuk molar


permanen
• Dentin sekunder diabaikan  ok ukuran
ruang pulpa bervariasi diantara individu
• Membagi permukaan oklusal secara
visual dlm 4 kuadran yg sama
• Masing2 dinilai terpisah menggunakan
score 1-10
– Score 1-4 : hilangnya enamel
– Score 5-10 : tahapan paparan dentin
PATTERNS & GRADIENTS OF OCCLUSAL ATTRITION

• Terdapat sedikit perbedaan keausan, antara bagian2 gigi

• Lavelle (1970) : menemukan tingkatan perbedaan keausan antara molar


dalam keanekaragaman populasi
• Lunt (1978) : perbandingan antara populasi dg menggunakan derajat
atrisi dari molar pertama
• Lunt (1978) & Pal (1971) : tidak ada perbedaan yg signifikan antara laki
& wanita, dalam tingkatan/derajat atrisi antar gigi
• Molnar et al (1983b) menemukan :
– Derajat keausan yg > berat pd wanita.
– Derajat atrisi yg bervariasi antar populasi & atrisi gigi anterior
pemburu : petani  pemburu menunjukkkan keausan yg > cepat
OCCLUSAL ATTRITION & AGE ESTIMATION
• Santini et al (1990): tidak ada hubungan antara keausan & umur pada
tengkorak China

• Miller (1991) : ada korelasi yg tinggi antara besar permukaan keausan


dg umur pada suku muda Aboriginal

• Brothwell (1981) : menunjukkan tahapan paparan dentin pada molar


permanen dalam 4 kelompok umur yg berbeda (fig. 11.5)

• Miles (1962) : membuat diagram ( fig. 11.6) yg membandingkan


keausan pada M1, M2, M3 dan mencocokkan dg scala umur pada
kelompok sesuai erupsi molar
– ERUPSI : M1 : 6 th, M2 : 12, M3 : 18 th
– Skala ratio keausan M1 : M2 : M3  6 : 6,5 : 7
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAUSAN GIGI
• CHEWING
– Atrisi/keausan terjadi ok proses mengunyah dg kekuatan yg besar
(Wolpoof, 1970);
 mengunyah hanya bagian kecil kegiatan selama 24 jam

• BRUXISM (Johansen et al, 1992)


– Grinding & tapping of the teeth
– Terjadi : pada saat tidur & tanpa disadari  kekuatan besar

• STRUKTUR TMJ
– Ada hubungan antara besar & bentuk dari condylus madibulae dg
luasnya keausan (Owen et al, 1991); sedang Whitaker et al (1985a) 
taa hubungan
– Ada hubungan antara degenerasi TMJ dan keausan gigi (Richards,
1990)

Anda mungkin juga menyukai