KONTRASEPSI
Pembimbing :
dr. Hera Hermawan, Sp. OG
Disusun Oleh :
Cendy Andestria (2015730020)
Dhiya Andini (2015730030)
Khayrul Fikri (2015730071)
Nadiyah Bayan Hafizah (2015730098)
Jullinar Aulia Hasna (2015730067)
Mutiara Nurul Qalby (2015730095)
TUJUAN KONTRASEPSI
KONTRASEPSI HORMONAL
1. Pil kontrasepsi
Efek samping :
2. Penggunaan Transdermal
3. Penggunaan Transvaginal
4. Penggunaan Intramuskular
Lunelle merupakan injeksi kontrasepsi yang mengandung 25 mg
medroxyprogesterone acetate dan 5 mg estradiol cypionate. Pada tahun 2002,
prefilled Lunelle syringe ditarik oleh pabriknya dari pasaran karena kurangnya
jaminan potensi kontrasepsi penuh. Walaupun masih diizinkan oleh FDA,
metode ini tidak tersedia lagi di Amerika Serikat
5. Kontrasepsi Progestasional
a. Progestin oral : Disebut minipil, merupakan kontrasepsi yang hanya
mengandung progestin yang dikonsumsi setiap hari. Berbeda dengan KOK,
sediaan ini tidak dapat diandalkan untuk menghambat ovulasi. Efektifitasnya
lebih bergantung pada perubahan terhadap mukus serviks dan perngaruh
terhadap endometrium. Karena perubahan mukus tidak bertahan lebih dari
24 jam, mini pil harus diminum pada waktu yang sama setiap hari supaya
efektifitasnya maksimal. Dapat menyebabkan insiden perdarahan ireguler
yang lebih tinggi dan angka kehamilan yang agak sedikit lebih tinggi daripada
KOK.
6. Implan Progestin
Implan Levonorgestrel : Sistem Norplant menyediakan dalam 6 batang
yang ditanam subdermal tetapi penggunaannya merosot di AS setelah
keributan hukum. Jadelle merupakan sistem 2 batang yang mirip
dengan Norplant. Sediaan ini memberikan kontrasepsi yang sama
selama 3 tahun, namun karena hanya terdiri dari dua batang, maka
dapat memperpendek waktu pengangkatan implan impan secara
signifikan
A. Definisi
AKDR adalah pemasangan alat kontrasepsi berbahan plastik yang di
masukkan ke dalam Rahim melalui ksnslis servikalis. Pemasangan AKDR ini
bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan secara efektif dan aman
B. Tipe-tipe AKDR
Saat ini, terdapat dua AKDR yang aktif secara kimiawi yang saat ini
disetujui penggunaannya di AS mencakup alat pelepas progestin (Mirena).
Alat tersebut melepaskan levonorgestrel ke dalam uterus dengan angka yang
relatif konstan yaitu 20 μg/hari, yang menurunkan efek sistemik. Alat tersebut
mempunyai bingkai radiopak berbentuk T, yang batangnya dibungkus dengan
reservoir silinder, terdiri dari campuran polydimethylsiloxane-levonorgestrel.
Terdapat dua benang coklat yang menjuntai dan dilekatkan ke batang. Alat
kedua adalah AKDR T 380A (ParaGard, Duramed). Alat ini adalah sebuah
polyethylene dan barium sulfat, bingkai berbentuk T dengan tembaga. AKDR
terbagi menjadi 2 yaitu, AKDR terbuka linear seperti Lippes Loop, Saf T-
coil,Dalkon shield,Cu-7, spring coil dan Marguiles spiral. Selain itu terdapat
juga AKDR dengan bentuk dasar cincin seperti Ota Ring, Cincin Gravenber,
Antigon F, dll
C. Manfaat
Sistem levonorgestrel intrauterin (LNG-IUS) mempunyai angka
kegagalan sebesar 0.1 % setelah 1 tahun penggunaan. Selain itu, jika
dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya, AKDR memiliki kelebihan
berupa pemsangan AKDR yang hanya satu kali, tidak menimbulkan efek
sistemik, ekonomis dan memiliki efektivitas yang cukup tinggi
D. Cara Kerja
Dahulu, dipercaya bahwa cara kerja AKDR adalah dengan
mengganggu keberhasilan implantasi ovum yang dibuahi, namun sekarang hal
tersebut kurang begitu penting dibandingkan dengan kerjanya dalam mecegah
fertilisasi.
Di dalam uterus, tercetus respons inflamasi endometrial lokal yang
hebat, terutama oleh alat yang mengandung tembaga. Komponen seluler dan
humoral inflamasi ini terlihat pada jaringan endometrium dan cairan yang
terdapat pada rongga uterus dan tuba uterina. Ini menyebabkan menurunnya
viabilitas sperma dan sel telur. Jika fertilisasi terjadi, maka terjadi proses
inflamasi yang sama yang ditujukan terhadap blastokista, dan endometrium
diubah menjadi tempat yang tidak mendukung untuk terjadinya implantasi.
Dengan AKDR tembaga, kadar tembaga meningkatkan mukus akseptornya
dan menurunkan motilitas serta viabilitas sperma sehingga hal ini dapat
mencegah terjadinya fertilisasi.
E. Efek Samping
Mencakup perdarahan uterus abnormal, dismenorea, ekspulsi, atau
perforasi uterus. Penggunaan yang lama serta usia yang meningkat,
maka frekuensi kehamilan, ekspulsi, dan komplikasi perdarahan
menurun. Kista ovarium fungsional lebih sering terjadi pada bulan-
bulan awal penggunaan, namun biasanya sembuh secara spontan.
Perforasi Uterus, terlihat secara jelas atau tersembunyi ketika
memasukkan sonde uterus atau sewaktu pemasangan AKDR. Efek
samping yaitu perdarahan belebihan.
• Hilangnya AKDR: Jika benang tidak dapat dilihat, maka alat tersebut
mungkin telah lepas, atau menembus uterus atau terjadi kehamilan.
Lakukan sonografi untuk memastikan alat tersebut berada dalam
uterus, foto polos abdomen dan pelvis dilakukan dengan sonde
dimasukkan ke dalam rongga uterus dapat dilakukan untuk
meyakinkan tidak terlihatnya alat tersebut. CT, MR dan histereskopi
merupakan alternatif lainnya.
G. Kontraindikasi
- Hamil atau curiga hamil
- Kelainan uterus yang menyebabkan distorsi rongga uterus
- Adanya inflamasi akut pada pelvis
- Endometritis pascapartum atau abortus terinfeksi pada 3 bulan
terakhir
- Neoplasia uterus atau serviks
- Adanya perdarahan pada genital yang tidak diketahui etiologinya
- AKDR yang dipasang sebelumnya belum dilepas
- Adanya riwayat kehamilan ektopik
- Alergi tembaga
H. Pemasangan
Pemasangan mendekati akhir menstruasi normal, jika serviks biasanya
lebih lunak dan agak lebih berdilatasi, dapat lebih mudah, dan sekaligus dapat
menyingkirkan kehamilan dini. Rekomendasi telah dibuat untuk menunggu
sekurang-kurangnya 6 sampai 8 minggu setelah pelahiran untuk mengurangi
angka ekspulsi dan menurunkan risiko perforasi. Setelah keguguran atau
abortus dini, AKDR dapat dipasang segera mungkin.
KONTRASEPSI LAKTASI
Metode Amenorea Laktasi (MAL) merupakan salah satu metode kontrasepsi yang
cukup efektif. Syaratnya adalah ibu menyusui secara eksklusif selama 6 bulan
(menyusui > 8 kali sehari dan bayi mendapat asupan yang cukup kuat). Ibu belum
mendapat haid, dan dilakukan dalam 6 bulan pasca persalinan.
Metode kontrasepsi yang langsung dapat digunakan adalah : spermisida, kondom, dan
koitus interuptus.
Klien tidak menyusui : kontrasepsi harus dimulai pada waktu atau sebelum
hubungan seskual pertama pasca persalinan. Pemberian kontrasepsi juga harus
mempertimbangkan faktor kesehatan ibu. Misanya : kontrasepsi kombinasi jangan
dimulai sebelum 3 minggu pasca persalinan karena masalah pembekuan darah masih
terdapat pada 2-3 minggu pasca persalinan.
KONTRASEPSI MANTAP
Definisi
Kontrasepsi mantap ialah setiap tindakan pada kedua saluran bibit wanita atau
bibit pria yang mengakibatkan pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapat
keturunan lagi, atas permintaan suami atau istri yang bersangkutan.
Sterilisasi ialah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba Fallopii perempuan
atau kedua
vas deferens laki-laki, yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat hamil atau
tidak menyebabkan kehamilan lagi.
Syarat - syarat
Syarat-syarat untuk menjadi akseptor kontap meliputi syarat sukarela, syarat bahagia,
dan syarat medik.
Syarat sukarela dipenuhi apabila pada konseling telah dibicarakan hal-hal berikut.
1. Pertama, bahwa pada saat ini selain kontap masih ada kontrasepsi lainnya
yang dapat digunakan untuk menjarangkan kehamilan, tetapi mereka tetap
memilih kontap untuk menciptakan keluarga kecil.
2. Kedua, telah dijeiaskan bahwa kontap merupakan tindakan bedah dan setiap
tindakan bedah selalu ada risikonya, walaupun dalam hal ini kecil, tetapi
mereka yakin akan kemampuan dokter yang melaksanakannya, dan faktor
risiko dianggap oleh mereka hanya sebagai faktor kebetulan saja.
3. Ketiga, bahwa kontap adalah kontrasepsi permanen dan tidak dapat
dipulihkan kembali, oleh karena itu mereka sulit untuk mempunyai keturunan
lagi, tetapi mereka dengan sadar memang tidak ingin untuk menambah jumlah
anak lagi untuk selamanya.
4. Keempat, bahwa mereka telah diberi kesempatan untuk mempertimbangkan
maksud pilihan kontrasepsinya, tetapi tetap memilih kontap ini sebagai
kontrasepsi bagi mereka.
Setelah keempat syarat sukarela tersebut dipenuhi belum berarti mereka dapat
segera dilakukan kontap. Nilai ukur untuk dikatakan bahwa keluarga tersebut adalah
keluarga bahagia pun harus dipenuhi pula. Nilai ukur ini dapat diketahui pada saat
konseling dengan wawancara tertentu, antara lain diketahui bahwa suami-istri ini
terikat dalam perkawinan yang sah, harmonis, dan telah mempunyai sekurang-
kurangnya 2 orang anak hidup, dengan umur anak terkecil 2 tahun dan umur istri
sekurang-kurangnya 25 tahun. Ditetapkannya umur anak terkecil disebabkan angka
kematian anak di Indonesia masih tinggi, dan ditetapkannya umur istri disebabkan
pada beberapa daerah tertentu angka perceraian iuga masih tinggi.
Setelah syarat bahagia ini dipenuhi, syarat medik kemudian dipertimbangkan,
termasuk pemeriksaan fisik, ginekologik dan laboratorik. Mengenai hal ini secara
khusus akan dijelaskan pada awal kontap minilap dan kontap laparoskopik.
Sterilisasi
Dahulu sterilisasi dilakukan dengan jalan laparotomi atau pembedahan
vaginal. Sekarang,
dengan alat-alat dan teknik baru, tindakan ini diselenggarakan secara lebih ringan dan
tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.
Akhir-akhir ini sterilisasi telah menjadi bagian yang penting dalam program
keluarga berencana di banyak negara di dunia. Di Indonesia sejak tahun 1974 telah
berdiri perkumpulan yang sekarang bernama Perkumpulan Kontrasepsi Mantap
Indonesia (PKMI), yang membina perkembangan sterilisasi atau kontrasepsi manrap
secara sukarela, tetapi secara resmi sterilisasi tidak termasuk ke dalam program
nasional keluarga berencana di Indonesia.
Keuntungan sterilisasi ialah
Motivasi hanya dilakukan satu kali saja, sehingga tidak diperlukan motivasi yang
berulang- ulang
Efektivitas hampir 100%
Tidak mempengamhi libido seksualis
Tidak adanya kegagalan dari pihak pasien (patient's failure)
Cara Madlener
Bagian tengah tuba diangkat dengan cunam pean, sehingga terbentuk suatu
lipatan terbuka. Kemudian, dasar dari lipatan tersebut dijepit dengan cunam kuat-kuat
dan selanjutnya dasar itu diikat dengan benang yang tidak diserap. Tidak dilakukan
pemotongan tuba.
Cara Pomeroy
Cara Pomeroy banyak dilakukan. Cara ini dilakukan dengan mengangkat
bagian tengah tuba sehingga membentuk suatu lipatan terbuka, kemudian dasarnya
diikat dengan benang yang dapat diserap, tuba di atas dasar itu dipotong. Setelah
benang pengikat diserap, maka ujung-ujung tuba akhirnya terpisah satu sama lain.
Angka kegagalan berkisar antara 0 - 0,4%.
Cara Irving
Pada cara ini tuba dipotong antara dua ikatan benang yang dapat diserap;
ujung proksimal tuba ditanamkan ke dalam miometrium, sedangkan ujung distal
ditanamkan ke dalam ligamentum latum.
Cara Aldridge
Peritoneum dari ligamentum latum dibuka dan kemudian tuba bagian distal
bersamasama dengan fimbria ditanam ke dalam ligamentum latum.
Cara Uchida
Pada cara ini tuba ditarik ke luar abdomen melalui suatu insisi kecil
(minilaparotomi) di atas simfisis pubis. Kemudian dilakukan suntikan di daerah
ampulla tuba dengan larutan adrenalin dalam air garam di bawah serosa tuba. Akibat
suntikan ini, mesosalping di daerah tersebut mengembung. Lalu, dibuat sayatan kecil
di daerah yang kembung tersebut. Serosa dibebaskan dari tuba sepanjang kira-kira 4 -
5 cm; tuba dicari dan serelah ditemukan dijepit, diikat, lalu digunting. ujung tuba
yang proksimal akan terranam dengan sendirinya di bawah serosa, sedangkan ujung
tuba yang distal dibiarkan berada di luar serosa. Luka sayatan dijahit secara kantong
tembakau. Angka kegagalan dari cara ini adalah 0.
Cara Kroener
Bagian fimbria dari tuba dikeluarkan dari lubang operasi. Suatu ikatan dengan
benang sutera dibuat melalui bagian dari mesosalping di bawah fimbria. Jahitan ini
diikat dua kali, satu mengelilingi tuba dan yan glain mengelilingi tuba sebelah
proksimal dari jahitan sebelumnya. Seluruh fimbria dipotong. Setelah pasti tidak ada
perdarahan, maka tuba dikembalikan ke dalam rongga perut.
Teknik ini banyak digunakan. Keuntungan dari caraini antara lain ialah sangat
kecilnya
kemungkinan kesalahan mengikat ligamentum rotundum. Angka kegagalan 0,19%
VASEKTOMI
Keuntungan vasektomi :
Pada sterilisasi pria untuk kepentingan keluarga berencana (KB), duktus deferens
diikat lalu dipotong untuk mencegah spermatozoa keluar dari testis dan epididimis
menuju duktus ejakulatoris dan kemudian uretra.
Setelah kulit dijahit, tindakan diulang pada bagian sebelahnya. Setelah operasi,
peserta vasektomi baru boleh melakukan hubungan intim dengan pasangannya
setelah enam hari. Itupun harus wajib menggunakan kondom selama 12 kali hubungan
demi pengamanan.
Komplikasi vasektomi dapat berupa infeksi pada sayatan, rasa nyeri/sakit,
terjadinya hematom oleh karena perdarahan kapiler, epididimitis, terbentuknya
granuloma. Kegagalan dapat terjadi karena: terjadi rekanalisasi spontan, gagal
mengenal dan memotong vas deferens, tidak diketahui adanya anomali vas deferens,
koitus dilakukan sebelum kantong seminalnya betul-betul kosong.
DAFTAR PUSTAKA