Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Papua adalah propinsi paling timur di Indonesia yang menyimpan kekayaan alam dan
budaya. Dengan luas sekitar empat ratus dua puluh ribu kilometer persegi, Papua menjadi
pulau terbesar kedua di dunia setelah Greenland. Selain luas, Papua juga berlembah,
sebagian rawa- rawa dan hutan lebat.
Transportasi sampai detik ini masih menjadi masalah untuk menghubungkan satu tempat
ke tempat lain, sehingga sungai memegang peranan penting sebagai salah satu sarana
angkutan, seperti Sungai Membramo atau Digul yang merupakan salah satu sungai terbesar.
Bagi sebagian suku, sungai adalah kehidupan. Sungai yang membawa mereka dari satu
ke tempat lain. Dari sungai mereka juga menggantungkan hidup, seperti mencari ikan dan
keperluan lain. Ada beratus – ratus suku yang tersebar di wilayah pegunungan, lembah dan
pantai.
Perbedaan kondisi geografis dan sosial budaya yang hidup dan berkembang di Papua
tersebut menghasilkan beragam bentuk arsitektur tradisional dan pola permukiman. Hal ini
sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut, dengan menggali nilainilai kearifan lokal berbagai
suku yang ada di berbagai penjuru wilayah Papua.
Secara umum, arsitektur rumah tradisional suku-suku yang terdapat di Papua terbagi
menjadi beberapa tipe bentuk hunian, yaitu: 1. Bentuk kotak 2. Segi enam bertingkat 3
(kariwari) 3. Lingkaran (pada honai suku Dani). Ketiga bentuk hunian tersebut merupakan
adaptasi masing-masing suku terhadap kondisi geografis daerah tempat mereka tinggal.

Arsitektur Nusantara Rumah Adat Honai


2

Honai merupakan rumah adat tradisional masyarakat suku di Papua yang tinggal di
daerah pegunungan. Rumah adat dari Papua yang dikenal dengan nama Honai ini adalah
salah satu rumah adat yang menarik untuk dibahas dan dipelajari. Rumah adat provinsi
Papua sebenarnya hanya ada satu jenis saja. Jika terdapat beberapa perbedaan, itu
dikarenakan perbedaan daerahnya saja namun perbedaannya tidak begitu mencolok.
Rumah adat Papua Honai merupakan rumah dengan konstruksi dan arsitektur yang
sederhana. Rumah Honai suku tradisional dengan bentuk kesederhanaan arsitekturnya dapat
ditemukan di lembah-lembah dan pegunungan di tengah pulau Papua, dengan ketinggian
yang 2.500 meter di atas permukaan laut dan iklim yang cukup dingin. Kesederhanaan
inilah yang dijadikan patokan utama bagi suku di Pegunungan Tanah Papua untuk
membangun tempat tinggalnya. Hal ini dikarenakan masyarakat pegunungan di Papua
termasuk jenis suku yang kerap kali berpindah tempat, sehingga kesederhanaan desain dan
bentuk Honai memudahkan mobilitas penghuninya.
Honai dibuat sedemikian rupa oleh warga Papua yang tinggal didaerah pegunungan untuk
melindungi tubuh dari udara dingin. Inti dari rumah ini adalah rumah yang melindungi
orang-orang yang tinggal di dalamnya dari udara dingin, tanpa fungsi rumit lainnya. Inilah
yang membuat rumah ini dirancang pendek, bekerja untuk mengurangi angin dingin dari
pegunungan.
Rumah adat merupakan objek yang menarik untuk dianalisis dari segi konstruksi
bangunan yang menahan beban konstruksi, penggunaan material lokal, dan penggunaan
tenaga manusia untuk membangunnya. Secara keseluruhan ditinjau dari segi aspek
strukturalnya, semua rumah adat mempunyai keunikan dan daya tarik tersendiri untuk
ditelaah dan dipelajari lebih lanjut serta dikembangkan dengan informasi selengkap-
lengkapnya kepada masyarakat dari segi bentuk bangunan dan sistem strukturnya. Pada
penelitian ini, akan membahas tentang struktur konstruksi rumah tradisional Papua, dalam
hal ini suku Dani yang bertempat tinggal di lembah Baliem, Wamena di wilayah
pegunungan tengah Provinsi Papua.
Tujuan penelitian yang menjadi hasil akhir dari kegiatan penelitian ini adalah
diperolehnya unsur dalam sistem struktur dan konstruksi yang digunakan dalam bangunan
honai secara jelas dan reasonable secara struktural.

B. METODOLOGI
1. Metode pengumpulan data
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam kajian ini adalah melalui
penelusuran literatur penelitian-penelitian sebelumnya, baik dari jurnal, buku maupun
artikel-artikel terkait lainnya.
2. Metode Analisis

Arsitektur Nusantara Rumah Adat Honai


3

Metode yang digunakan pada tahapan analisis data adalah metode diskriptif analisis
yaitu dengan cara memaparkan berbagai data yang berkaitan dengan rumah adat Papua
dalam hal ini Honai, kemudian menganalisisnya berdasarkan kesamaan elemen dan aspek-
aspek strukturnya, sehingga dapat dihasilkan suatu kesimpulan akhir tentang struktur Honai
secara keseluruhan.
Lingkup penelitian dibatasi pada kajian tentang struktur atas, struktur tengah, dan struktur
bawah rumah adat Honai. Adapun alasan pembatasan lingkup kajian tersebut dikarenakan
adanya keterbatasan sumber data yang diperoleh, sehingga pada kajian ini tidak dibahas
secara detail material struktur maupun cara pemasangan/pembangunan struktur. Sangat
diharapkan adanya penelitian selanjutnya mengenai struktur rumah tradisional suku-suku
yang lain di Papua, yang dapat melengkapi hasil penelitian ini.

Arsitektur Nusantara Rumah Adat Honai


4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Rumah Adat Honai

Honai merupakan rumah suku-suku pegunungan tengah Papua seperti suku Dani di
lembah BaliemWamena, suku Lani, Yali di pegunungan Toli dan suku-suku lainnya.
Suhu rata-rata di daerah tersebut 190°C dengan ketinggian 2500 meter di atas
permukaaan laut. Rumah Honai mempunyai fungsi antara lain sebagai tempat tinggal,
tempat menyimpan alat-alat perang, tempat mendidik dan menasehati anak-anak lelaki
agar bisa menjadi orang berguna di masa depan, tempat untuk merencanakan atau
mengatur strategi perang agar dapat berhasil dalam pertempuran atau perang, dan tempat
menyimpan alat alat atau simbol dari adat orang Dani yang sudah ditekuni sejak dulu
kala.
Karakteristik bangunan rumah honai (baik honai laki- laki maupun perempuan),
memiliki karakteristik yang merupakan bentuk adaptasi terhadap cuaca dingin dan angin
pegunungan tengah Papua. Fungsi masing masing bangunan berbeda-beda. Honai untuk
pria dan wanita berbeda, untuk wanita pada umumnya berukuran lebih kecil. Honai laki-
laki merupakan tempat tinggal untuk kepala keluarga, kerabat dan keluarga laki-laki,
serta anak laki-laki yang telah berumur lebih dari 5 tahun. Honai laki-laki ini berbentuk
bulat dan terdiri dari dua lantai, dengan sebuah perapian terletak di pusat bangunan.

Arsitektur Nusantara Rumah Adat Honai


5

Pada umumnya rumah adat suku Dani ini biasa ditinggali oleh 5 hingga 10 orang dan
rumah ini biasanya dibagi menjadi 3 bangunan terpisah. Satu bangunan digunakan untuk
tempat beristirahat (tidur). Bangunan kedua untuk tempat makan bersama dimana
biasanya mereka makan beramai-ramai dan bangunan ketiga untuk kandang ternak.

Suku Dani merupakan suku yang hidup secara berkelompok dalam satu kesatuan
kelompok teritorial. Cara hidup suku Dani adalah dengan cara bercocok tanam dan
berpindah tempat.
Lantai satu difungsikan sebagai tempat bersantai dan lantai dua sebagai tempat
beristirahat/tidur. Masyarakat suku Dani tidur dengan pola kepala membujur di bagian
dinding dan kaki mengarah ke pusat honai (perapian). Biasanya pria tidur melingkar di
lantai dasar, dengan kepala di tengah dan kaki di pinggir luarnya, demikian juga cara
tidur para wanita di lantai satu.
Honai wanita berbentuk bulat dan terdiri dari dua lantai, dengan sebuah perapian
terletak di pusat bangunan. Lantai pertama digunakan untuk mendidik para anak-anak
dan remaja agar mengerti dan dapat mengerjakan tugas-tugas kewanitaannya. Selain itu,
juga digunakan sebagai tempat bersantai dan mengobrol, yaitu di sekeliling perapian.
Lantai dua digunakan sebagai tempat beristirahat/tidur bagi para wanita.
Secara garis besar bentuk Honai adalah sebagai berikut:
1. Berbentuk bulat/melingkar
2. Ukurannya sempit (diameter 4m - 6m)
3. Ketinggian sekitar 2.5m – 5 m (2 lantai)
4. Tidak berjendela dan ketinggian pintu sangat rendah (sangat minim bukaan)

Arsitektur Nusantara Rumah Adat Honai


6

Filosofi Honai bentuk bulat dan melingkar dari rumah honai memiliki filosofi yang
dipegang teguh oleh masyarakat Dani, yang mencerminkan nilai-nilai yang diturunkan
dari generasi ke generasi, yaitu sebagai berikut.

1. Kesatuan dan persatuan yang paling tinggi untuk mempertahankan dan


mewariskan budaya, suku, harkat, martabat yang telah dipertahankan oleh nenek
moyang dari dulu hingga saat ini.
2. Bermakna sehati, sepikir dan satu tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Rumah adat Honai Filosofi bangunan Honai, melingkar atau bulat artinya, Honai
merupakan simbol dari kepribadian dan merupakan martabat orang Dani yang
harus dijaga oleh keturunan Dani di masa yang akan datang.
3.

B. Material Honai

Dalam pembuatannya material yang digunakan adalah material yang berasal dari
alam sekitar sana karena itu biaya yang dikeluarkan hanya sedikit, selain itu bangunan
adat ini bersifat ramah lingkungan. Rumah Honai terbuat dari kayu dengan atap
berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang.
Material bahan honai sangat mudah didapatkan. Semua material untuk membuat
honai bisa didapat di alam sekitar. Mulai dari jerami, kayu besi, rotan, dan rerumputan.

Arsitektur Nusantara Rumah Adat Honai


7

Rumah Papua yang disebut Honai terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut yang
terbuat dari jerami atau reeds yang berbentuk seperti jamur.
Rumah Honai sengaja dibangun dengan ruang sempit atau ruangan kecil dan
jendela untuk menahan udara dingin pegunungan Papua. Honai biasanya dibangun
setinggi 2,5 meter dan di tengah-tengah rumah disiapkan tempat untuk membangun api
untuk menghangatkan mereka. Arsitektur rumah tradisional Honai memiliki atap
berbentuk kerucut yang terbuat dari Jerai atau gulma. Rumah Honai ukuran umumnya
kecil, dengan ketinggian sekitar 2,5 meter dan tidak ada jendela. Tujuannya adalah
untuk menahan udara dingin. Di tengah biasanya ada tempat untuk membuat api
unggun.
Bahan penutup atap terbuat dari jerami/rumbia (rumput alang-alang), dengan
pertimbangan bahwa material tersebut ringan, lentur, menyerap goncangangempa, serta
dapat menghangatkan dan melindungi dari hujan dan panas matahari.
Pada rumah honai, dinding terbuat dari bahan papan kayu kasar, dan terdiridari 2 lapis,
dengan tujuan untuk menahan udara dingin dan angin kencangdari luar. Di sekeliling
dinding rumah, terdapat bukaan yang sangat minim,yaitu berupa sebuah pintu masuk
yang sempit dan rendah sehingga penghunirumah harus membungkuk untuk
melewatinya.
Terkadang terdapat sebuah jendela sempit pada honai laki- laki, agar dapat
mengetahui jika ada tamu yang berkunjung atau musuh yang memasuki silimo.
Sedangkan pada honai perempuan, sama sekali tidak terdapat bukaan berupa jendela.
Jadi, suasana didalam honai adalah remang-remang atau bahkan gelap. Pada malam
hari,hanya diterangi oleh nyala api dari perapian yang terdapat di tengah honai.
Tahapan Konstruksi Pada proses pembangunan honai, terdapat beberapa tahapan
konstruksi yaitu sebagai berikut:
1. Tahap pengukuran, pembersihan, pemerataan tanah sebelum mendirikan suatu silimo,
maka dilakukan musyawarah antaraanggota keluarga dan klen untuk menentukan
lokasi yang tepat. Kemudian dilakukan pembersihan dan pemerataan tanah di lokasi
tersebut, dan dilakukan pengukuran. Penentuan diameter honai didasarkan pada
ukuran tinggi badan anggota keluarga yang paling tinggi, dikarenakan masyarakat

Arsitektur Nusantara Rumah Adat Honai


8

suku Dani tidur dengan tubuh membujur dari dinding dan kaki ke arah perapian
(bagian pusat honai).
2. Tahap pemasangan tiang-tiang utama dan pembagian lantai atas dan bawah
3. Tahap pekerjaan rangka rumah
4. Tahap penyelesaian akhir.
Kebiasaaan dari suku atau orang dani dalam membangun honai yaitu mereka mencari
kayu yang memang kuat dan dapat bertahan dalam waktu yang lama atau bertahun-tahun.
Bahan yang digunakan sebagai berikut:
1. Kayu besi (oopir) digunakan sebagai tiang tengah
2. Kayu buah besar
3. Kayu batu yang paling besar
4. Kayu buah sedang
5. Jagat (mbore/pinde)
6. Tali
7. Alang-alang
8. Rotan
9. Papan yang dikupas
10. Papan las,dll

Arsitektur Nusantara Rumah Adat Honai


9

Bahan atau material utama untuk membangun sebuah Honai adalah kayu, rotan,
alang-alang, dan kulit kayu cemara.
Dalam pemilihan kayu, kayu besi dipilih karena merupakan kayu yang bisa
bertahan lama dan kuat. Rotan dipilih untuk mengikat seluruh bagian rumah honai. Kulit
kayu cemara sebagai dasar untuk menutup bagian atap yang sebelumnya menggunakan
ilalang atau alang - alang. Ilalang atau alang - alang digunakan sebagai penutup dari luar
sekaligus memberikan kehangatan untuk ruangan honai keseluruhan.
C. Konstruksi Honai
Konstruksi Rumah Honai akan dibahas satu per satu dengan detail konstruksi dan
karakteristik dari masing-masing elemen rumah Honai. Honai terdiri dari dua lantai, yaitu
lantai satu yang digunakan sebagai tempat bersantai di sekeliling perapian, serta lantai
panggung yang digunakan sebagai tempat menyimpan barang berharga dan tempat
beristirahat/tidur. Lantai honai dialasi dengan rumput atau jerami yang diganti secara
berkala jika sudah rusak/kotor.
Pada umumnya konstruksi struktur bangunan terdiri dari 3 bagian, yaitu struktur
struktur bawah (sub structure), struktur tengah (middle structure), dan struktur atas (upper
Structure). Struktur bawah yang dimaksud adalah pondasi dan struktur bangunan yang
berada di bawah permukaan tanah. Struktur tengah adalah bagian bangunan yang terletak
diatas permukaan tanah dan di bawah atap. Sedangkan struktur atas adalah bagian
bangunan yang terletak memanjang ke atas untuk menopang atap.
1. Fungsi-fungsi Rumah Honai

Arsitektur Nusantara Rumah Adat Honai


10

Rumah adat Papua ini Fungsi utamanya adalah sebagai tempat tinggal. Fungsi lainnya
dari Rumah Honai seperti:
a. Tempat penyimpanan alat-alat perang dan berburu
b. Tempat mengembleng anak lelaki agar bisa menjadi orang yang kuat waktu
dewasanya nanti dan berguna bagi sukunya.
c. Tempat untuk menyusun strategi perang, jika terjadi peperangan.
d. Tempat menyimpan alat-alat atau simbol dari adat suku yang sudah ditekuni sejak
dulu
2. Struktur Bawah
Secara struktural, rumah ini juga terbagi menjadi bagian atas yaitu atap, bagian
tengah adalah lantai, dan bagian bawah adalah pondasi. Untuk sistem Struktur dan
Konstruksi Bagian Bawah terdisri dari pondasi, susunan Tiang dan Sistem Ikatan, dan
Konstruksi Lantai.
3. Struktur Tengah
Pada struktur tengah, rumah Honai terdiri dari dua lantai. Lantai pertama biasanya
terdiri dari kamarkamar dan digunakan sebagai tempat tidur, dan lantai kedua digunakan
sebagai tempat beraktifitas: ruang santai dan lain-lain. Honai sengaja dibangun sempit
atau kecil dan tidak berjendela yang bertujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan
Papua. Selain itu di tengah-tengah rumah Hanoi ada tempat pembakaran api unggun yang
juga berfungsi sebagai penghangat. Tinggi bangunannya sekitar 2,5 meter. Lantai dasar
dan lantai satu rumah adat Hanoi ini dihubungkan dengan tangga yang terbuat dari
bambu. Para laki-laki tidur pada lantai dasar secara melingkar, sementara para wanita
tidur di lantai satu.
Terdapat 4 pohon muda yang berfungsi sebagai kolom penyangga utama yang
diikat di atas dan vertikal ke bawah menancap ke dalam tanah. Pada lantai 1, ruang yang
terbentuk diantara 4 kolom ini difungsikan sebagai tempat meletakkan perapian untuk
menghangatkan Honai.
Honai hanya mempunyai satu pintu keluar, pintunya pun juga kecil dan pendek.
Dinding rumah adat papua tersebut terbuat dari kayu dengan satu pintu pendek tanpa
jendela. Dinding Rumah Honai mempunyai tinggi 2,5-5 meter dengan diameter 4-6
meter.

Arsitektur Nusantara Rumah Adat Honai


11

Rumah honai juga biasanya terbagi menjadi 2 tingkat. Lantai dasar dan lantai satu
di hubungkan dengan tangga yang terbuat dari bambu. Lantai honai dialasi dengan
rumput atau jerami yang diganti secara berkala jika sudah rusak/kotor. Lantai pertama
biasanya terdiri dari kamar-kamar dan digunakan sebagai tempat tidur, dan lantai kedua
digunakan sebagai tempat beraktifitas: ruang santai dan lain-lain. Di tengah ruangan di
lantai pertama terdapat api unggun yang digunakan untuk menghangatkan diri. Lantai
Honai terdiri dari dua lantai, yaitu lantai satu digunakan oleh suku Dani sebagai tempat
bersantai dan mengobrol d sekeliling perapian, serta lantai panggung yg digunakan
mereka sebagai tempat menyimpan barang berharga dan istirahat atau tidur. Lantai rumah
honai ini hanya beralaskan rumput atau jerami yang menggambarkan kesederhanaan,
kemudian ketidakadaannya kursi didalamnya membuat para masyarakat Dani
mempersilahkan tamunya untuk duduk dibawah yang beralaskan jerami. hal ini
menggambarkan kebersamaan masyarakat Dani.
Selain ketiga elemen struktural itu, ada juga elemen non-struktural yaitu dinding.
Honai rumah memiliki satu pintu dan kecil, biasanya tanpa jendela dan ventilasi untuk
aman dari binatang dan menjaga suhu ruangan tetap hangat. Tengah ruangan ada
sebuah tungku yang digunakan untuk memasak dan untuk pemanas ruangan. Selain
sebagai tempat berkumpul bagi keluarga. Honai mempunyai pintu kecil dan jendela-
jendela yang kecil, jendela-jendela ini berfungsi memancarkan sinar ke dalam ruangan
tertutup itu, ada pula Honai yang tidak memiliki jendela, pada umumnya untuk Honai
perempuan.
Tiang rumah honai ini terbuat dari kayu Besi. Tiang adalah sesuatu yang penting
dalam sebuah rumah tradisional, tanpa tiang rumahpun juga akan roboh, tiang juga
diibaratkan seperti kaki pada manusia.
Pada rumah honai dinding terbuat dari bahan papan kayu kasar yang ditata
melingkar sedemikian rupa sehingga melingkar, yang menggambarkan, Kesatuan dan
persatuan yang paling tinggi untuk mempertahankan dan mewariskan budaya suku,
harkat, martabat dan Bermakna sehati, sepikir dan satu tujuan dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan.
Rumah Honai mempunyai tinggi 2,5-5 meter dengan diameter 4-6 meter. Honai
ditinggali oleh 5-10 orang dan rumah ini biasanya dibagi menjadi 3 bangunan terpisah.

Arsitektur Nusantara Rumah Adat Honai


12

Satu bangunan digunakan untuk tempat beristirahat (tidur). Bangunan kedua untuk
tempat makan bersama dimana biasanya mereka makan beramai-ramai dan bangunan
ketiga untuk kandang ternak. Rumah honai juga biasanya terbagi menjadi 2 tingkat.
Lantai dasar dan lantai satu di hubungkan dengan tangga yang terbuat dari bambu.
Biasanya pria tidur melingkar di lantai dasar , dengan kepala di tengah dan kaki di
pinggir luarnya, demikian juga cara tidur para wanita di lantai satu.
4. Sistem Struktur dan Konstruksi Atas
Rumah adat ini memiliki ciri khas dari bentuk atap yang melengkung atau domb
dengan sistem struktur yang menggunakan material lokal dan tenaga manusia untuk
membangunnya.
Honai memiliki bentuk atap bulat kerucut. Bentuk atap Honai yang bulat tersebut
dirancang untuk menghindari cuaca dingin ataupun karena tiupan angin yang kencang.
Bentuk atap ini berfungsi untuk melindungi seluruh permukaan dinding agar tidak
mengenai dinding ketika hujan turun.
Atap honai terbuat dari susunan lingkaran-lingkaran besar yang terbuat dari kayu
buah sedang yang dibakar di tanah dan diikat menjadi satu di bagian atas sehingga
membentuk dome. Empat pohon muda juga diikat di tingkat paling atas dan vertikal
membentuk persegi kecil untuk perapian. Penutup atap terbuat dari jerami yang diikat di
luar dome. Lapisan jerami yang tebal membentuk atap dome, bertujuan menghangatan
ruangan di malam hari. Jerami cocok digunakan untuk daerah yang beriklim dingin
karena jerami ringan dan lentur memudahkan suku Dani membuat atap serta jerami
mampu menyerap goncangan gempa.
Atap rumah honai berbentuk bulat kerucut dengan lingkaran-lingkaran besar dari
kayu yang dibakar sebagai kerangka atapnya, yang kemudian diikat menjadi satu di
bagian atas (membentuk dome).
Penutup atap terbuat dari jerami yang diikat di luar dome. Lapisan jerami yang
tebal membentuk atap dome, bertujuan menghangatan ruangan di malam hari.
Jerami cocok digunakan untuk daerah yang beriklim dingin. Karena jerami ringan dan
lentur memudahkan suku Dani membuat atap serta jerami mampu menyerap goncangan
gempa.

Arsitektur Nusantara Rumah Adat Honai


13

Karena tidak ada jendela ruangan didalamnya menjadi gelap Karena tidak
memiliki sumur dan sebuah sungai jernih jauh dari tempat tinngal mereka jadi kebutuhan
air bersih sangat minim.
Rumah adat Honai memakai atap ilalang bukan serta merta sebagai penutup atap
melainkan juga mempunyai makna, Meski terlihat lemah, Ilalang juga bisa sangat tajam.
Ini adalah gambaran kekritisan dan akarnya yang dalam serta kuat menghujam bumi
adalah gambaran atas keyakinan hidup yang tidak pernah mati, Sehingga dari sudut
pandang ini, Ilalang bermakna mandiri, kuat, kritis dan dinamis.

Arsitektur Nusantara Rumah Adat Honai


14

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Permukiman masyarakat tradisional Papua dipengaruhi oleh faktor kondisi
geografis dan iklim, serta faktor sosio-kultural yang berkembang di dalam
masyarakat tersebut, yang akan berpengaruh terhadap bentuk geometris, jumlah,
ukuran dan penempatan bukaan, pemilihan material, konstruksi bangunan, serta
pola permukiman yang terbentuk.
2. Bangunan hunian masyarakat tradisional Papua secara garis besar dibedakan
menurut gender, yaitu adanya hunian untuk laki-laki dan hunian untuk
perempuan, serta adanya bangunan untuk binatang ternak (babi, ayam, bebek,
ikan dan sebagainya). Hunian untuk laki-laki terletak di posisi yang strategis
untuk mengawasi dan memantau seluruh kompleks hunian, dan langsung
berhadapa dengan gapura/jalan masuk ke kompleks tersebut. Hal ini dimaksudkan
agar kepala keluarga dapat langsung mengetahui jika ada tamu atau musuh yang
datang, sesuai dengan tugas para lelaki untuk melindungi keluarganya.
3. Permukiman masyarakat tradisional Papua secara garis besar memiliki suatu
bangunan rumah adat yang merupakan bangunan komunal yang digunakan
sebagai tempat bermusyawarah dan berunding, sebagai hunian komunal dan
menyelesaikan berbagai masalah bersama di permukiman tersebut.
4. Permukiman masyarakat tradisional Papua pada umumnya mengelompok
menurut garis keturunan dari pihak ayah (patrilineal), dengan pertimbangan
adanya rasa kebersamaan dan juga dari segi keamanan, mengingat bahwa masih
sering terjadinya peperangan dan perselisihan antar suku di Papua.

Arsitektur Nusantara Rumah Adat Honai


15

B. Saran
Dari hasil kajian ini maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut untuk perbaikan
dan keberlanjutan arsitektur tradisional Papua:
1. Untuk perbaikan dan pembangunan rumah masyarakat tradisional Papua ke
depannya, maka dibutuhkan kajian mendalam dan menyeluruh tentang sosial budaya
masing-masing suku tersebut. Pembangunan rumah sehat harus mengusung dan
mewadahi kehidupan sosial budaya masyarakat, dengan memperhatikan
kebutuhankebutuhan masing-masing kelompok masyarakat. Dengan demikian, maka
pembangunan perumahan sehat yang biasanya disediakan oleh Pemerintah Daerah,
seharusnya tidak dapat disamakan antar permukiman untuk satu kelompok suku
dengan suku lainnya.
2. Dibutuhkan penelitian-penelitian berikutnya untuk mengidentifikasi dan menggali
kearifan lokal suku-suku lainnya di Papua dalam mendirikan bangunan bangunan
tradisional mereka. Mengingat begitu banyak suku-suku tradisional yang tersebar di
seluruh wilayah Papua, maka sangat dibutuhkan kajian-kajian serupa terhadap suku-
suku lain di Papua untuk melengkapi dan memperkaya informasi mengenai
karakteristik arsitektur tradisional Papua. Hal ini akan sangat bermanfaat terhadap
perbaikan dan keberlanjutan pembangunan rumah masyarakat Papua ke depannya.

Arsitektur Nusantara Rumah Adat Honai


16

DAFTAR PUSTAKA

Agustinus, SAA. (1997). “Pola Permukiman Keluarga Orang Dani Di Lembah Balim Wamena
Kabupaten Jayawijaya. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.

Anonim. (2010). Arsitektur Tradisional Papua.


http://othisarch07.wordpress.com/arsitekturtradisional-papua/ (4 Maret 2011)

Anonim. Honai, Rumah Adat Papua. http://www.wahana-budayaIndonesia.com/index.php?


option=com_content&vi ew=article&id=788:honairumah-
adatpapua&catid=101:arsitekturtradisional&Itemid=77&lang=en (4 Maret 2011)

Anonim. (2010). Tropical Architecture Rumah Adat Papua-Honai.


http://arsitekturberkelanjutan.wordpress.com/2010/ 05/06/tropical-architecture-rumah-adat-
papuahonai/ (4 Maret 2011)

Boissiere, Manuel. (1999). Membangun Homea.


http://www.papuaweb.org/gb/foto/boissiere/homea .html (4 Maret 2011)

Korst, TJ. (2009). tjontheroad.blogspot.com (7 April 2011)

Marhaen, Gerry. Pengertian Pilamo. http://pilamo.wordpress.com/pilamo/ (8April 2011)

Purwoaji, Ayos. (2010). Menemui Ksatria Mabel.


http://aci.detik.com/read/2010/10/25/054540/1473 785/1001/menemui-ksatria-mabel/2 (4 Maret
2011)

Saragi, Rizalina Tama. (2009). Honai House. http://globalwindow.wordpress.com/2009/01/23/ho


nai-house/ (8 April 2011)

Uaga, Ogia Nuel Siep. (2009). Sistematika Pembangunan Honai Suku Dani.
http://linceogiapapualina.blogspot.com/2009/11/sis tematika-pembangunan-honai-suku-
dani.html (4 Maret 2011)

Universitas Bina Nusantara. (2007). Kebudayaan Papua.


epository.binus.ac.id/content/G0542/G054214231. ppt (4 Maret 2011)

Karakteristik arsitektur tradisional papua


https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/5026/SNTT%20A-003%20Nur
%20Fauziah%20UM%20Surabaya.pdf?sequence=1

http://roykogoya.blogspot.com/2018/01/perlengkapan-dan-bahan-pembuat-honai.html

Arsitektur Nusantara Rumah Adat Honai


17

Lampiran Gambar

Arsitektur Nusantara Rumah Adat Honai


18

Arsitektur Nusantara Rumah Adat Honai

Anda mungkin juga menyukai