Para pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa sebagai “suatu sistem
lambang bunyi yang bersifat arbitrer” yang kemudian lazim ditambah dengan “lazimnya
digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi dan mengidentifikasikan
diri (Abdul Chaer 2009 : 30). Bagian utama dari definisi di atas menyatakan hakikat bahasa itu
dan bagian tambahan apa fungsi bahasa itu.
Hakikat bahasa adalah yang membahas dan mengulas bahasa secara mendetail baik
menurut pakar-pakar bahasa maupun menurut masyarakat bahasa (Abdul Chaer 2007 : 33).
Dalam hakikat bahasa ini sejalan dengan definisi mengenai bahasa dari beberapa pakar, jika
dibutiri akan ditemukan beberapa ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa.
Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu
masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Abdul chaer
2006 : 1). Sebagai sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah atau pola-
pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat. Bila aturan,
kaidah, atau pola ini dilanggar, maka komunikasi dapat terganggu. Lambang yang digunakan
dalam sistem bahasa adalah berupa bunyi, yaitu yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Karena
lambang yang digunakan berupa bunyi, maka yang dianggap primer didalam bahasa adalah
bahasa yang diucapkan atau yang sering disebut bahasa lisan. Karena itu pula, bahasa tulisan
yang walaupun dalam dunia modern sangat penting, hanyalah bersifat sekunder. Bahasa tulisan
sesungguhnya tidak lain adalah rekaman visual dalam bentuk huruf-huruf dan tanda-tanda baca
dari bahasa lain.
Bahasa adalah fenomena yang menghubungkan dunia makna dengan dunia bunyi (Abdul
Chaer 2009 : 1). Dunia makna artinya adalah dimana setiap bahasa yang kita gunakan akan
menghasilkan sebuah pengertian baik dari pengertian pendengar maupun pembaca dan diri
sendiri, jika dunia makna dihubungkan dengan dunia bunyi akan lebih menghasilkan pengertian
yang khas.
Bahasa adalah satu sistem, sama dengan sistem-sistem lain yang sekaligus bersifat
sistematis dan bersifat sistemis (Abdul Chaer 2009 : 30). Bahasa itu bukan merupakan satu
sistem tunggal melainkan dibangun oleh sejumlah subsistem (subsistem fonologi, sintaksis, dan
leksikon). Sistem bahasa ini merupakan sistem lambang, sama dengan sistem lambang lalu lintas
atau sistem lambang lainnya. Hanya sistem lambang bahasa ini berupa bunyi, bukan gambar atau
tanda lain, dan bunyi itu adalah bunyi bahasa yang dilahirkan alat ucap manusia.
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan sesama manusia dalam berinteraksi melalui
pertukaran simbol-simbol linguistik baik verbal maupun nonverbal (Y. Khairul Amri 2015 : 2).
Bahasa sebagai media komunikasi agar lebih mudah dipahami oleh pihak lain karena dapat
mentransmisikan informasi dengan menggunakan simbol-simbol bahasa.
Sosok bahasa sering disebut sebagai penanda (Prevoir), bahasa juga sering disebut sebagai
cermin masyarakat. Jadi selain prevoir atau penanda keberadaan bagi budaya, bahasa juga
merupakan cermin bagi keberadaan masyarakatnya atau bahasa hampir pasti menunjukkan
bangsanya. Pada umumnya, bahasa dalam masyarakat sering banyak dipahami sebagai sistem
lambang atau simbol yang memiliki makna atau arti. Bahasa juga memiliki ciri
produktif (Kunjana Rahardi 2009 : 1-3). Dikatakan seperti itu karena dari bentuk kebahasaan
tertentu yang sudah ada pada bahasa itu hampir selalu dapat dilahirkan bentuk-bentuk
kebahasaan lainnya.
Secara umum, ada tiga fungsi utama bahasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mengacu pada pengertian bahasa, berikut ini adalah beberapa fungsi bahasa tersebut:
Selain itu, masih ada beberapa fungsi lain dari bahasa, yaitu: