PERKEMBANGAN PBI Pembelajaran bahasa Indonesia (PBI) bagi bangsa Indonesia melalui pendidikan formal secara yuridis tidak pernah berubah statusnya karena terikat oleh UUD 1945. Meskipun demikian, PBI pernah dimarginalkan oleh program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) maupun Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). RSBI maupun SBI berusaha mensubordinasi PBI dari pembelajaran bahasa Inggris.
Untung, sejak 8 Januari 2013 Mahkamah
konstitusi (MK) membatalkan RSBI dan SBI. Jika RSBI dan SBI berlarut-larut dan tidak dibatalkan, kedudukan PBI di sekolah lama- kelamaan akan ditinggalkan oleh bangsa Indonesia hanya demi alasan internasionalisasi. DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PEMBELAJARAN BI
Bahasa Indonesia (BI) secara politis memang milik bangsa
Indonesia dan secara fungsional milik seluruh warga negara dunia yang mau menaruh perhatian terhadap BI. Suatu bangsa yang ingin mempertahankan diri sebagai bangsa yang mandiri dan beradab tidak ada cara lain kecuali harus mempertahankan nilai-nilai luhur yang berkembang dan dipelihara oleh bangsa itu agar tidak tergerus arus globalisasi. Setiap orang dalam menghadapi era globalisasi harus berpikir futuratif, jernih, dan mengambil sikap arif agar dapat memilih alternatif kehidupan yang tepat. Di tengah- tengah derasnya globalisasi, manusia pasti rindu pada yang kecil, khas, unik, tradisional, tetapi memiliki jati diri. Peringatan Toffler itulah yang seharusnya dijadikan pegangan oleh bangsa Indonesia untuk tetap mempertahankan PBI di sekolah sebagai bahasa pengantar pendidikan. PERMASALAHAN BI
Bahasa Indonesia dilahirkan pada tanggal 28 Oktober
1928, tepatnya ketika para pemuda Indonesia berikrar atau yang lebih kita kenal dengan sebutan sumpah pemuda. Sebagian besar masyarakat masih berkomunikasi menggunakan bahasa daerah. Hadirnya bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi yang paling mungkin untuk dapat menghubungkan antara etnis satu dengan etnis yang lain di kawasan nusantara. Pasang surutnya ketertarikan bangsa lain untuk mempelajari dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi internasional berkaitan erat dengan masalah politik, ekonomi, keamanan, dan kebudayaan. PERMASALAHAN PBI
Siapa yang belajar BI?
Pembelajar BI menyangkut dua pihak, yaitu
warga negara Indonesia dan warga negara asing. Warga negara Indonesia yang mempelajari BI sudah disiapkan dan ditata melalui kurikulum pendidikan formal di sekolah. Tidak sedikit warga negara asing yang ingin menguasai BI. Mereka ada yang belajar BI di negerinya sendiri melalui lembaga pendidikan formal maupun lembaga kursus, dan ada pula yang secara langsung datang ke Indonesia untuk belajar di lembaga-lembaga kursus untuk mengikuti pembelajaran di sekolah atau bahkan di universitas. Bagaimana mengajarkan BI?
Pendekatan psikologis
Pendekatan pembelajaran
Pendekatan linguistik
Sejalan dengan Pendekatan linguistik yang
perkembangan ilmu digunakan dalam pembelajaran BI psikologi, pembelajaran adalah pendekatan komunikatif. BI dewasa ini Pendekatan komunikatif sebenarnya memanfaatkan pendekatan berakar pada teori pragmatik dalam psikologi konstruktivisme arti bahasa yang harus dipelajari yang berasumsi bahwa oleh pembelajar adalah bahasa yang setiap anak mampu berguna atau bermanfaat. Bahasa mengonstruksi kebenaran yang berguna atau bermanfaat berdasarkan perkembangan adalah bahasa yang benar-benar pikirannya sendiri. digunakan untuk berkomunikasi. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dapat diambil dari
berita di surat kabar, label yang menempel pada botol obat, label yang menempel pada bungkus makanan atau minuman, tabel-tabel, diagram, rekaman wawancara di TV, artikel di media massa, dan sebagainya. Semua itu dapat dijadikan materi pembelajaran. Namun, harus dipikirkan materi seperti itu cocok untuk pembelajar jenjang mana. Setelah materi pembelajaran dipilih, guru harus melakukan perjenjangan (grading) materi. Materi pembelajaran manakah yang cocok untuk pembelajar pemula (elementary), pembelajar menengah (intermediate), dan pembelajar advance (lanjut). Metode Pembelajaran BI
Pembelajaran BI sudah menerapkan metode
belajar kreatif. Artinya, pembelajar diberi kesempatan seluas-luasnya agar dapat berkreasi dalam belajar. Pada tahap awal untuk pembelajar kelas pemula, guru perlu memberikan model pembelajaran, misalnya, model belajar menulis berita. Pada mulanya guru memberi contoh tulisan berita sederhana. Tulisan berita sederhana tersebut dibahas bersama dengan pembelajar untuk mengetahui unsur-unsur yang ada dalam berita. Setelah itu, pembelajar diberi topik dan unsur- unsur berita yang jelas agar belajar merangkai secara tertulis menjadi berita yang benar. Media Pembelajaran BI
Dengan adanya media informasi, pembelajaran
BI dapat memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran. Pembelajaran menggunakan multimedia bagi pembelajar sangat menyenangkan dan tidak membuat tertekan. Pembelajar belajar tetapi secara rekreasi atau bermain. Bagi guru yang belum mampu merancang dan menciptakan media yang bersifat audiovisual, mereka dapat memanfaatkan rekaman dari TV atau mengunduh dari internet. Meskipun demikian, secara perlahan-lahan, guru harus tetap belajar untuk merancang dan memproduksi media pembelajaran menggunakan multimedia. Tanya-Jawab 1. Apabila bangsa Indonesia sudah mencitai, menghormati, dan bangga ber-BI. Apakah menurut Anda itu sudah membina BI dengan baik. Jika belum/kurang dapatkah Anda menjelaskan?
2. Menurut peran BI di era globalisasi
3. Tujuan utama dari pembelajar BI di Indonesia
4. Kenapa sudah SMA tapi masih belum fasih ber-BI?